Strategi Pemasaran Kacang Asin Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung.

(1)

STRATEGI PEMASARAN KACANG ASIN

KELOMPOK WANITA TANI SINAR REJEKI DESA

JUMPAI, KECAMATAN KLUNGKUNG,

KABUPATEN KLUNGKUNG

SKRIPSI

Oleh :

NI MADE HENY SUANDANI

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

i

STRATEGI PEMASARAN KACANG ASIN

KELOMPOK WANITA TANI SINAR REJEKI DESA

JUMPAI, KECAMATAN KLUNGKUNG,

KABUPATEN KLUNGKUNG

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan untuk Penyelesaian Studi pada Fakultas Pertanian Universita Udayana

Oleh :

NI MADE HENY SUANDANI NIM. 1205315099

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sangsi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, Juni 2016 Yang menyatakan,

Ni Made Heny Suandani NIM. 1205315099


(4)

iii

ABSTRACT

Ni Made Henny Suandani. NIM 1205315099. Marketing Strategy Salted Peanut Women Farmers Group Sinar Rejeki the village of Meet, District Klungkung, Klungkung. Supervised by: Prof. Dr. Ir.Dwi P. Darmawan, MP. and Ida Ayu Dewi Listia, SP, M.Agb.

The marketing strategy is a fundamental statement about the impact expected to be achieved in terms of demand on the specified target market. Oriented marketing strategy to create added value for customers and establish cooperative relationships with customers. The marketing strategy has a broad scope in the field of marketing include the strategy in the face of competitors, pricing strategy, product strategy, and so on. This study aims to determine the strengths, weaknesses, opportunities, threats, and strategies that must be done by the Women Farmers Group SinarRejeki in the village of Meet, District Klungkung, Klungkung on the marketing of salted peanuts.

This research was conducted in November to June 2016 held at the Women Farmers Group SinarRejeki in the village of Meet, District Klungkung, Klungkung. Source of research data from primary and secondary data. The key informants of this study classified a key informant for the weights (KWT board SinarRejeki and Agriculture, Plantation and Forestry Klungkung) and key informants for the rating (customers and competitors) .This method of analysis used in this research is the analysis of the enterprise environment consisting from IFAS matrix (Internal Strategy factors) and matrix analysis EFAS (External Strategic factors), and SWOT matrix.

The analysis showed that the matrix IFAs earn a score of 2.9 and EFAS matrix given a score of 3.55 this position illustrates that factors external strategy gives a great influence on marketing in Women Farmers Group SinarRejeki in the village encountered. SWOT analysis resulted in several alternative strategies contained in columns such strategies SO strategies produce four alternative strategy, ST generate two alternative strategy, WO produce two alternative strategies and strategies WT produce two alternative strategies.


(5)

iv

ABSTRAK

Ni Made Heny Suandani. NIM 1205315099. Strategi Pemasaran Kacang Asin Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir Dwi P. Darmawan,MP. dan Ida Ayu Listia Dewi, SP,M.Agb.

Strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Strategi pemasaran berorientasi menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan membangun hubungan kerjasama dengan pelanggan. Strategi pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas dalam bidang pemasaran diantaranya adalah strategi dalam menghadapi pesaing, strategi harga, strategi produk dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, dan strategi yang harus dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung pada pemasaran kacang asin.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November s.d Juni 2016 bertempat di Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Sumber data penelitian ini dari data primer dan sekunder. Informan kunci penelitian ini digolongkan menjadi informan kunci untuk bobot (pengurus KWT Sinar Rejeki dan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutan Kabupaten Klungkung) dan informan kunci untuk rating (konsumen dan pesaing).Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan perusahaan yang terdiri dari matriks IFAS (Faktor Strategi Internal) dan analisis matriks EFAS (Faktor Strategi Eksternal), dan matriks SWOT.

Hasil analisis menunjukkan bahwa matriks IFAS memperoleh nilai skor sebesar 2,9 dan matriks EFAS memperoleh skor sebesar 3,55 posisi ini menggambarkan bahwa faktor strategi eksternal memberi pengaruh yang besar terhadap pemasaran di Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa jumpai. Analisis SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi yang terdapat dalam kolom strategi diantaranya strategi SO menghasilkan empat alternatif strategi, strategi ST menghasilkan dua alternatif strategi, strategi WO menghasilkan dua alternatif strategi dan strategi WT menghasilkan dua alternatif strategi.


(6)

v

RINGKASAN

Kacang adalah camilan favorit semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua. Cita rasanya yang bervariasi serta banyak jenisnya turut mempengaruhi daya beli masyarakat. Selain itu kacang juga multiguna yang mana bisa dipergunakan sebagai camilan hari raya, arisan, acara keluarga, makanan ringan dalam perjalanan hingga suvenir. Klungkung khususnya di Desa Jumpai merupakan salah satu daerah pengolahan kacang tanah menjadi kacang asin, salah satunya adalah KWT Sinar Rejeki. KWT Sinar Rejeki menjalankan usaha pengolahan kacang tanah menjadi kacang asin dengan maksud dapat memenuhi permintaan konsumen dan juga dapat menembus pasar ekspor. Bukan hanya itu perkembangan kacang asin dapat dilihat dari segi pemasarannya. Pengembangan kacang asin salah satunya dapat dilihat dari segi pemasarannya, dimana memerlukan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan kacang asin tersebut.

Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki berdiri tanggal 12 Juni 2005, KWT yang kegiatannya berbasis pada usaha pemasaran dan pengolahan kacang asin ini bertempat di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Berdasarkan Keputusan Bupati Klungkung Nomor 297 tahun 2003 tanggal 20 Agustus 2003 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian (UP3HP) Kabupaten Klungkung, semenjak berdiri telah dilaksanakan pembinaan secara intensif baik menyangkut kelembagaan kelompok maupun kegiatan usaha kelompok. Salah satu tujuan KWT Sinar Rejeki


(7)

vi

adalah agar olahan kacang asin yang dipasarkan tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya yang merusak kesehatan konsumennya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan, peluang, kelemahan, ancaman dan strategi pemasaran seperti apa yang relevan digunakan oleh Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung.

Penelitian ini menggunakan dua tahapan yaitu tahap pertama mengetahui Strategi umum pemasaran kacang asin pada Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung dengan menggunakan analisis matriks IFAS analisis matriks EFAS. Analisis matriks IFAS dengan skor total 2,9 analisis matriks EFAS dengan skor total 3,55. Tahap kedua untuk mengetahui strategi alternatif pemasaran kacang asin pada Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung menggunakan analisis Matriks SWOT yang dihasilkan dari kombinasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Analisis matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi yang terdapat dalam kolom strategi diantaranya strategi SO (Strengths Opportunities) meenghasilkan empat alternatif strategi, strategi ST (Strengths Threaths) menghasilkan dua alternatif strategi, strategi WO (Weaknesses Opportunities)

menghasilkan dua alternatif strategi dan strategi WT (Weaknesses Opportunities) menghasilkan dua alternatif strategi.


(8)

vii

Berdasarkan hasil analisis strategi pemasaran KWT Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung sebagai produsen kacang asin bisa mempertahankan dan lebih mengembangkan usahanya agar bisa mempertahankan gelar pelopor kacang asin di Kabupaten Klungkung dengan harapan menghasilkan produk-produk olahan pertanian yang sehat untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.


(9)

viii

STRATEGI PEMASARAN KACANG ASIN

KELOMPOK WANITA TANI SINAR REJEKI DESA

JUMPAI, KECAMATAN KLUNGKUNG,

KABUPATEN KLUNGKUNG

Ni Made Heny Suandani NIM. 1205315099

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.Ir Dwi Putra Darmawan,MP Ida Ayu Listia Dewi,SP.M.Agb NIP. 19621116 198702 1 001 NIP. 19801009 200501 2 003

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof.Dr.Ir.I Nyoman Rai,M.S. NIP. 1963051519881001


(10)

ix

STRATEGI PEMASARAN KACANG ASIN

KELOMPOK WANITA TANI SINAR REJEKI DESA

JUMPAI, KECAMATAN KLUNGKUNG,

KABUPATEN KLUNGKUNG

Dipersiapkan dan diajukan oleh

Ni Made Heny Suandani NIM. 1205315099

Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji Pada tanggal 21 Juni 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No: 115/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal: 21 Juni 2016 Tim Penguji Skripsi adalah:

Ketua: Prof.Dr.Ir. I Made Narka Tenaya,MS Anggota:

1. Putu Udayani Wijayanti,SP.,M.Agb 2. Ir. IGA. Oka Suryawardani,M.Mgt 3. Ida Ayu Listia Dewi,SP.,M.Agb 4. Prof.Dr.Ir. Dwi Putra Darmawan,MP


(11)

x

RIWAYAT HIDUP

Ni Made Heny Suandani lahir di Denpasar pada tanggal 01 Juni 1994. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Drs. I Ketut Rantau, Msi dan Ni Wayan Suanti.

Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-Kanak Dharma Putra (1999-2000). Pendidikan dasar ditempuh di SD 9 Sumerta (2000-2006). Kemudian penulis melanjutkan ke SMP PGRI 2 Denpasar (2006-2009). Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA (SLUA) SARASWATI 1 Denpasar (2009-2012). Penulis kemudian diterima melalui Jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) Tahun 2012 pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Pada saat pemilihan konsentrasi, penulis memilih Konsentrasi Pengembangan Bisnis.

Selama masa kuliah, penulis aktif dalam organisasi yaitu sebagai anggota dari Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI). Penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan kepanitiaan kampus, diantaranya adalah mengikuti kegiatan Dies Natalis Universitas Udayana sebagai peserta kontemporer mewakili Fakultas Pertanian, sebagai panitia Sosialisasi Jurusan Fakultas Pertanian, panitia GEMA (Gelar Ekspresi Mahasiswa Agribisnis) Fakultas Pertanian, dan berbagai kegiatan kampus lainnya. Penulis merupakan salah satu mahasiswa berprestasi dengan berhasil meraih beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik).


(12)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Kacang Asin Kelompok

Wanita Tani Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung” merupakan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi umum pemasaran kacang asin ditinjau dari lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman).

Penelitian ini dilakukan sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi imi, anatara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas segala fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama pembuatan skripsi.

2. Bapak Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi,. MSi., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana telah mendidik penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP., selaku Dosen pembimbing I dan Ibu Ida Ayu Listia Dewi,SP, M.Agb., selaku Dosen Pembimbing II telah memberikan banyak pengarahan, motivasi, dan bimbingan selama penyelesaian skripsi ini.


(13)

xii

4. I Dewa Ayu Sri Yudhari, SP.,MSi., selaku Pembimbing Akademi yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama perkuliahaan.

5. Bapak dan Ibu Pegawai Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah mengajar dan mendididk penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Ni Nengah Mudriawati (Ketua KWT Sinar Rejeki), Ibu Ni Nyoman Murniawati (Sekretaris KWT Sinar Rejeki), Ibu Ni Wayan Rumiari (Bendahara KWT Sinar Rejeki), dan anggota KWT Sinar Rejeki yang telah memberikan kesempatan dan ijin untuk mengadakan penelitian di KWT ini, serta memberikan banyak informasi terkait penelitian ini.

7. Ir. I Wayan Durma, MP (Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Klungkung), Ibu Ni Made Artini (Kepala Bidang Sarana dan Prasarana), Ibu Dra. Ni Wayan Kariadi (Kepala Bidang Pasca Panen dan Pengolahan Hasil), Bapak I Made Suparsa (Kasi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil) yang telah membantu proses penelitian serta memberikan banyak informasi terkait dengan penelitian penulis.

8. Orang tua, Bapak (Drs. I Ketut Rantau, MSi), Ibu (Ni Wayan Suanti), Kakak (Ni Putu Sri Wulan Handayani, SP) Adik Pertama (Ni Nyoman Desy Mas Endrawati), Adik Kedua (I Ketut Krisnanda Pratama Yoga) yang telah mendukung baik moral maupun material yang sanagat besar, agar dapat menyelesaikan perkuliahaan dan skripsi ini dalam rangka mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.

9. Orang-orang terdekat yang tersayang Anom Maha Adi, Wulan, Mirah, Riski, Sugiharta, Angga Dipartha, Arta Sudewa, Teguh, Nova, Raka, Indra, Yoga, Angga Dian, Ratna, Brenda, Nindya, Cahya, Junita Esty, Wipradnya Dewi,


(14)

xiii

dan teman-teman agribisnis angkatan 2012 lainnya dan keluarga besar KKN Penglumbaran periode X, terimaksih atas segala semanagat, kerja keras, keceriaan, kekeluargaan, dan segala motivasi yang telah diberikan.

10.Terakhir tidak lupa penulis ucapkan terima kasih untuk segenap keluarga besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu juga penulis ucapkan terima kasih.

Sebagai akhir kata, dengan kerendahan hati penulis akan selalau menghormati dan menerima segala kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya di bidang pertanian serta dapat menjadi bahan kajian yang berarti nantinya.

Denpasar, Juni 2016


(15)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM .………... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .……… ii

ABSTRACT .………... iii

ABSTRAK .………... iv

RINGKASAN .………... v

HALAMAN PERSETUJUAN .………... ix

TIM PENGUJI .………... x

RIWAYAT HIDUP ………... xi

KATA PENGANTAR ………... xii

DAFTAR ISI .………... xiv

DAFTAR TABEL .………... xvii

DAFTAR GAMBAR ………... xviii

I. PENDAHULUAN ………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Rumusan Masalah ………... 7

1.3. Tujuan Penelitian ………... 7

1.4. Manfaat Penelitian ………... 7

1.5. Ruang Lingkup ………... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 9

2.1 Konsep Strategi ………... 9

2.2 Konsep Pemasaran ………... 10

2.3 Strategi Pemasaran ………... 12


(16)

xv

2.4.1 Pengertian kelompok ………... 13

2.4.2 Peran wanita ………... 15

2.4.3 Kelompok wanita tani ………... 16

2.5 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal …….... 17

2.6 Analisis SWOT (Stregth Weaknesses Opportunities Treats). 18 2.7 Kacang Tanah ………... 20

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu …………... 21

2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian …………... 24

III. METODE PENELITIAN …………... 27

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian... 27

3.2.1 Jenis data ... 27

3.2.2 Sumber data ... 28

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.4 Responden ... 30

3.5 Variabel Penelitian dan Pengukuran Indikator ... 31

3.6 Batasan Operasional ... 32

3.7 Metode Analisis Data ... 33

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 38

4.1 Sejarah Berdirinya Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki. 38 4.2 Struktur Organisasi ... ... 38

4.3 Pembagian Tugas ... ... 41

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

5.1 Karakteristik Responden ... 42

5.1.1 Umur Responden... .... 42

5.1.2 Tanggungan Responden... 42

5.1.3 Pendidikan Responden... 43

5.2 Kekuatan dan Kelemahan (Faktor Internal) dalam Pemasaran Kacang Asin KWT Sinar Rejeki ... 43

5.2.1 Parameter kekuatan pada KWT Sinar Rejeki ... 44

5.2.2 Parameter kelemahan pada KWT Sinar Rejeki ... 46


(17)

xvi

5.3 Ancaman dan Peluang (Faktor Eksternal) dalam Pemasaran

Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki ... 52

5.3.1 Parameter peluang pada KWT Sinar Rejeki ... 53

5.3.2 Parameter ancaman pada KWT Sinar Rejeki ... 55

5.3.3 Analisis matriks faktor strategi eksternal (EFAS).... 57

5.4 Strategi yang Harus Dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Dessa Jumpai pada Pemasaran Kacang Asin .. 59

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... ... 62

6.1 Simpulan ... ... 62

6.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... . 64


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.6 Tabel Matriks SWOT... 19

3.5 Tabel Variabel dan Pengukuran ……….... 31

3.7 Tabel Matriks IFAS (Internal Strategi Factors Analisis Summary).. 33

3.8 Tabel Matriks EFAS (Eksternal Strategi Factors Analisis Summary). 35

3.9 Tabel Matriks SWOT... 36

4.3 Tabel Tugas Karyawan Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung... 41

5.1.1 Tabel Umur Responden...………... 42

5.1.2 Tabel Tanggungan Responden...………... 43

5.1.3 Tabel Pendidikan Responden...………... 43

5.2 Tabel Analisis Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) …... 51

5.3 Tabel Analisis Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ... 58

5.4 Tabel Skema Diagram Matriks SWOT Kacang Asin KWT Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung... 60


(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.9 Gambar Kerangka Pemikiran KWT Sinar Rejeki Desa Jumpai,

Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung ……... 26 4.2 Gambar Struktur Organisasi Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Kuisioner Penelitian ...………... 67

2. Perhitungan Nilai Bobot ………... 77

3. Perhitungan Nilai Rating ...……... 81


(21)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto yaitu 19,41%., penyerapan tenaga kerja dan devisa negara. Sub sektor pertanian tanaman pangan selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan produksi pangan, penyiapan bahan baku industri, Pertanian, dan Perdagangan pada tahun 1999 sebesar 25,78%., 19,41%., dan 16,51% (Gumbira, 2001).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kontribusi sub sektor pertanian tanaman pangan ini adalah dengan mengembangkan produksi hortikultura (Adji 1995). Menurut Setiajie dan Adiyoga (1997), kondisi mutu, produksi serta pemasaran merupakan bagian dari permasalahan yang kerap kali dihadapi sektor pertanian. Di samping itu, juga terkait dengan beberapa sifat produk pertanian, termasuk beberapa faktor yang mungkin jadi kendala dalam kegiatan produksi dan penanganan hasil ke konsumen.

Memperhatikan fenomena yang terjadi selama ini, pemerintah telah

menetapkan kebijakan baru yaitu kebijakan program “revitalisasi pertanian”

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004 sd 2009 (Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005, dalam Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2005). Melalui program ini dicanangkan sasaran pertumbuhan pertanian, perikanan, dan kehutanan adalah 3,50% per tahun.


(22)

2

Oleh sebab itu, di dalam kebijakan ini mengharuskan pertanian menjadi fokus sentral dalam usaha mencapai berbagai sasaran pembangunan nasional Indonesia. Kehidupan agraris juga masih terlihat di Bali sekalipun adanya pergeseran orientasi profesi dari sektor pertanian ke arah sektor jasa (pariwisata), Bali masih memiliki jumlah lahan yang cukup besar di sektor pertanian. Dari keseluruhan

luas pulau Bali yaitu 5.632,86 km2, terdapat 52,40% areal sawah dan perkebunan

(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bali, 2001). Sebagaimana diketahui bahwa dalam menjalankan pembangunan pertanian tidak terlepas dari beberapa faktor yang merupakan modal pembangunan pertanian seperti, lahan, air, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, iptek, dan permodalan. Sementara itu, Suparta (2005) mengatakan bahwa sumber daya manusia adalah modal utama pembangunan, tanpa SDM yang memadai maka laju pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa sebagaimana yang diharapkan.

Perempuan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, perlu

diperhitungkan keikutsertaannnya sebagai sumberdaya pembangunan,

sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional, telah memasukkan program-program pemberdayaan perempuan. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari memiliki peran ganda, perempuan di Indonesia umumnya masih memiliki potensi untuk ikut serta dalam pembangunan perekonomian. Situasi ini lebih nampak di pedesaan, karena sejak kecil mereka telah dididik oleh orang tua mereka untuk dapat melakukan segala pekerjaan baik pekerjaan rumah tangga maupun pekerjaan lain di luar rumah tangga untuk mendukung keluarga. Keadaan ini juga tampak di Bali, di mana wanita Bali umumnya pekerja keras dan tekun, sebagaimana diungkapkan oleh


(23)

3

Astiti (2006), bahwa perempuan Bali selain aktif dalam kegiatan rumah tangga, perempuan pedesaan juga berperan dalam kegiatan usahatani.

Wanita Bali di pedesaan sebenarnya memiliki potensi untuk diberdayakan melalui sektor pertanian, walaupun bagi usaha pertanian rakyat yang mereka miliki masih menghadapi kendala permodalan. Menurut Anoraga (2004), ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pembiayaan sebagai modal dasar untuk langkah-langkah pengembangan usaha agribisnis. Alternatif tersebut yaitu melalui kredit perbankan KKP, pinjaman lembaga keuangan bukan bank, modal ventura, pinjaman dari dana penyisihan sebagian laba BUMN, dan pembiayaan lainnya. Namun demikian, kenyataannya bagi wanita tani juga masih mendapatkan kesulitan dalam mengakses pinjaman kredit melalui lembaga keuangan tersebut, dan lebih memprihatinkan banyak wanita yang terjebak oleh tawaran para rentenir yang justru menimbulkan masalah baru. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya informasi atau juga karena tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh lembaga keuangan tersebut.

Kebijakan pengembangan agroindustri menuju: (1) Peningkatan nilai tambah diprioritaskan kepada kelompok pedesaan yang berpendapatan rendah (petani, pengusaha, industri kecil dan lainnya), (2) Pemilihan agroindustri yang dikembangkan lebih mengutamakan bidang usaha yang dapat menciptakan lapangan usaha baru yang padat karya, dan (3) Lebih mendorong tersebarnya agroindustri ke pusat-pusat produksi pertanian di pedesaan, yang didasarkan atas:

(1) Prinsip keuntungan komparatif (comparative advantage), (2) Tingkat

keterampilan masyarakat setempat atau memanfaatkan jenis industri pengolahan yang telah dikenal oleh masyarakat, (3) Tersedianya bahan baku yang


(24)

4

berkesinambungan, dan (4) Lebih mendorong perubahan struktur ekspor dari komoditi pertanian ke komoditi olahan. Keberhasilan industri pengolahan yang menggunakan bahan baku produk pertanian sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.

Bahan baku pada kegiatan agroindustri perlu penanganan secara tepat karena produk pertanian memiliki sifat musiman, menyita banyak ruang penyimpanan, dan mudah rusak (Antara, 2005). Memproduksi kacang asin selain memerlukan bahan baku kacang tanah, garam, dan bahan-bahan lainnya sebagai bahan penunjang seperti bumbu (bawang putih, dan penyedap), atau barang penolong yang dipergunakan dalam proses penyangraian supaya kacang matang dengan rata.

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor, 1981) Kacang asin merupakan makanan ringan dengan bahan baku kacang tanah yang diawetkan dengan garam. Untuk mengolah kacang tanah ini menjadi kacang asin tidak


(25)

5

terlalu sulit karena bahan-bahan dan alat yang digunakan mudah didapatkan di warung-warung atau pasar tradisional terdekat.

Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai Kabupaten Klungkung berdiri tanggal 12 Juni 2005 dengan jumlah anggota sebanyak tujuh orang dan pada tahun 2009 jumlah anggota meningkat menjadi sepuluh orang. Berdasarkan Keputusan Bupati Klungkung Nomor 297 tahun 2003 tanggal 20 Agustus 2003 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian (UP3HP) Kabupaten Klungkung, semenjak berdiri telah dilaksanakan pembinaan secara intensif baik menyangkut kelembagaan kelompok maupun kegiatan usaha kelompok. Modal awal kelompok sebesar Rp 1.200.000,00 yang bersumber dari iuran anggota. Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki mendapat bantuan dari pihak Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Klungkung pada tahun 2008 memberikan bantuan peralatan berupa kompor gas satu paket dan molen satu paket yang bersumber dari dana APBN. Mengingat terbatasnya modal usaha sebelumnya, maka diupayakan untuk bisa mengakses bantuan modal. Harapan ini terwujud pada tahun 2006 telah dibantu dana sebesar Rp 16.700.000,00 yang bersumber dari dana Dekonsentrasi Pusat berupa Bantuan Langsung Masyarakat dan pada tahun 2007 kelompok ini lagi menerima dana BLM-UP3HP sebesar Rp 10.000.000,00. Dana tersebut telah dimanfaatkan dengan baik sehingga perkembangan usaha kelompok semakin berkembang.

Kelompok wanita tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai Kabupaten Klungkung termasuk salah satu pelopor di dalam usaha pemasaran Kacang Asin di Kecamatan Klungkung yang mempunyai pengalaman yang cukup di dalam mempertahankan pelanggan, harus bergerilya melawan harga, serta terus berusaha


(26)

6

meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Namun saat KWT Sinar Rejeki berhasil memasuki pasar dengan harga yang stabil, muncul kelompok-kelompok wanita tani (KWT) yang bergerak di bidang usaha yang sama seperti KWT Tunas Mekar dan KWT Laksmi Devi dengan harga yang berfluktuasi, sehingga KWT Sinar Rejeki perlu lebih memperhatikan strategi bisnis yang sudah dilakukan dengan mempertahankan produknya di pasaran dan dapat mencapai target penjualan. Konsep yang ingin diterapkan oleh KWT Sinar Rejeki ini berfokus pada produk atau komoditi yang sesuai dengan selera konsumen, serta untuk memperoleh penjualan yang mampu mendatangkan laba agar masyarakat di Desa Jumpai lebih mengenal produk kacang asin ini.

Banyaknya pesaing yang bermunculan membuat KWT Sinar Rejeki berstrategi agar kacang asin yang mereka pasarkan tidak kalah saing dengan KWT-KWT yang lain. Walaupun dari segi kualitas kacang asin yang dipasarkan KWT Sinar Rejeki lebih baik dibandingkan KWT yang lain, serta dari kemasan yang dipasarkan lebih bervarian dari kemasan satu kilogram, lima kilogram, dan sepuluh kilogram dan sudah memiliki merek yang jelas dibandingkan KWT-KWT yang lain. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka di perlukan penelitian tentang strategi pemasaran kacang asin pada KWT Sinar Rejeki.


(27)

7

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dalam pemasaran

kacang asin di KWT Sinar Rejeki?

2. Bagaimana peluang dan ancaman (faktor eksternal) yang dihadapi oleh KWT

Sinar Rejeki dalam pemasaran kacang asin?

3. Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh KWT Sinar Rejeki dalam

pemasaran kacang asin? 1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.

1. Kekuatan dan kelemahan dalam pemasaran kacang asin di KWT Sinar

Rejeki.

2. Peluang dan ancaman yang dihadapi oleh KWT Sinar Rejeki dalam

pemasaran kacang asin.

3. Strategi yang harus dilakukan oleh KWT Sinar Rejeki dalam pemasaran

kacang asin.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu dan sebagai

informasi awal dalam memahami permasalahan diatas.

2. Bagi KWT Sinar Rejeki, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam


(28)

8

3. Bagi pemerintah, diharapkan agar dapat mengambil kebijakan untuk memberi

ijin usaha dan permodalan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ”Strategi Pemasaran Kacang Asin Kelompok Wanita Tani Sinar

Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung” dengan

mengkaji: (1) kekuatan dan kelemahan yang dimiliki KWT Sinar Rejeki misalnya bentuk kacang lebih besar dari pada kacang lainnya, sarana dan prasarana menunjang, dan kerjasama yang baik dengan konsumen, sedangkan kelemahannya meliputi kurangnya tenaga pemasaran produk tersebut, kurangnya kegiatan promosi, letak perusahaan kurang strategis, dan kurangnya modal usaha, (2) peluang dan ancaman dari lingkungan luar ancaman yang dihadapi pada KWT Sinar Rejeki ini misalnya kemajuan teknologi pengolahan makanan dan produk mudah ditiru oleh pesaing, dan (3) alternatif strategi yang bisa diterapkan oleh KWT Sinar Rejeki untuk memenangkan persaingan dengan meningkatkan kualitas serta kuantitas dari kacang asin ini agar tidak kalah oleh pesaing-pesaing lainnya.


(29)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Strategi

Menurut Craig dan Grant (1996) pengertian strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and objectives). Proses penyusunan strategi lebih banyak menggunakan proses analisis.

Oxford (2002 dalam Craig dan Robert 2002) mengungkapkan strategi adalah seni perang khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya. Strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan.

Menurut Siagian (2004) menyatakan bahwa pengertian strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Johnson dan Scholes (2002) mengatakan, bahwa pengertian strategi adalah arah dan ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka panjang: yang mencapai keuntungan bagi organisasi melalui konfigurasi sumber daya dalam lingkungan yang menantang, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pemangku kepentingan. Jadi,


(30)

10

strategis lebih terfokus pada bagimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan jangka panjang

Ohmae (2002 dalam Craig dan Robert 2002) strategi bisnis itu adalah, dalam satu kata keunggulan bersaing satu-satunya maksud perencanaan strategi adalah untuk menunjukkan suatu perusahaan memperoleh seefisien mungkin, kedudukan paling akhir yang dapat dipertahankan dalam menghadapi pesaing-pesaingnya jadi strategi perusahan merupakan upaya mengubah kekuatan perencanaan yang sebanding dengan kekuatan pesaing-pesaing dengan cara yang paling efisien.

2.2 Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (1986) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran, untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran meliputi mengatur permintaan, yang selanjutnya mencakup mengatur hubungan dengan pelanggan.

Chandra (2002) mendefinisikan pemasaran mencangkup proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran barang dan jasa yang bernilai satu sama lain. Pemasaran dapat diartikan sebagai proses perencanaan dan pelaksanaaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan barang dan jasa dalam rangka memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Fullbrook (2001 dalam Amir, 2000) mengemukakan bahwa pemasaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pengusaha dalam menyampaikan suatu komoditi


(31)

11

maupun jasa dari produsen kepada konsumen. Dengan bertitik tolak dari definisi pemasaran tersebut, dapat diambil kesimpulan adanya tiga fungsi atau tugas yang perlu dilakukan dalam kegiatan pemasaran, yaitu pengadaan (procurement), transportasi, dan penentuan konsumen atau pasar sasaran.

1. Fungsi pengadaan

Yang termasuk dalam fungsi pengadaan diantaranya menyangkut penentuan jenis, kuantum komoditi yang akan diproduksi yang sesuai dengan perkiraan selera konsumen, dan mencari sumber dimana komoditi dapat dibeli bila kita sendiri tidak menjadi produsen dari komoditi itu.

2. Fungsi transportasi

Yang termasuk dalam fungsi transportasi diantaranya adalah pemilihan alat angkut yang cocok dengan sifat komoditi, dan tersedianya alat angkut yang sesuai dengan kubutuhan konsumen. Sementara tanggung jawab transportasi adalah menyediakan komoditi tepat sesuai keinginan konsumen. Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan oleh transportasi antara lain: (1) jarak yang akan ditempuh antara produsen dengan konsumen, (2) nilai komoditi, (3) tingkat kemungkinan rusaknya komoditi selama perjalanan, (4) daya tahan komoditi dalam perjalanan, dan (5) daya tahan dalam muat bongkar.

3. Fungsi menentukan konsumen atau pasar sasaran

Menentukan konsumen atau pasar sasaran ekspor merupakan tugas utama pemasaran ekspor. Tugas itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun demikian, tugas itu dapat dilakukan dengan baik bila kita melakukan pendekatan dengan sistematis. Pendekatan sistemtis dalam hal ini adalah menetapkan langkah-langkah dan kegiatan


(32)

12

yang perlu dilakukan sehingga komoditi yang kita tawarkan untuk di ekspot sampai ke tangan konsumen.

Pudjosumarto (1998) mengatakan pemasaran juga dapat berarti seluruh kegiatan yang diarahkan pada usaha-usaha untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk merumuskan keinginan dan kebutuhan kedua belah pihak. Kemunculan konsep pemasaran dan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan konsumen membuat tenaga-tenaga pemasaran berpikir dari segi pasar sasarann kelompok orang-orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang sama. Menyeleksi langkah pasar sasaran merupakan langkah awal strategi pemasaran.

2.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran menurut Kotler (2004) strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.

Menurut Husnan (2000) strategi pemasaran merupakan sebagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya. Dalam hal ini perlu dibedakan antara usaha pemasaran yang dilakukan ketika pertama kali memasuki pasar dan usaha pemasaran lanjutan sesuai dengan kedudukan produk pada siklus usia produk.

Tjiptono (2002) mengatakan strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani sasaran pasar tesebut. Dalam hal ini perusahaan perlu


(33)

13

berupaya membentuk suatu rintangan pengalihan, sehingga pelanggan merasa enggan, rugi, atau mahal untuk berganti pemasok (vendor, took, dan lain-lain). Rintangan pengalihan ini dapat berupa biaya pencarian, biaya transaksi, biaya pemahaman, potongan harga khusus bagi pelanggan yang loyal.

Suatu strategi pemasaran merupakan suatu perangkat asas-asas yang konsekuen, tepat dan layak, yang oleh suatu perusahaan tertentu diharapkan akan memungkinkannya untuk mencapai tujuan sasarannya dalam hal pelanggan dan penghasilan laba dalam suatu lingkunagan persaingan tertentu.

2.4 Kelompok Wanita Tani

2.4.1 Pengertian kelompok

Kelompok mempunyai peranan penting sebagai tempat berkomunikasi antar anggota. Dengan bekerjasama dalam kelompok maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih ringan. Pertemuan-pertemuan rutin dalam kelompok akan memberikan semangat bagi individu-individu dalam akibat mendapat informasi-informasi dalam pertemuan tersebut. Dengan demikian, kelompok tani mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: (1) Merupakan kumpulan petani yang berorientasi dan berperan sebagai pengelola usaha tani, baik pria/wanita dewasa maupun pria/wanita muda, (2) Kelompok dibentuk oleh, dari dan untuk petani, (3) Bersifat non formal dalam arti tidak berbadan hukum, akan tetapi mempunyai pembagian tugas dan tanggung jawab atas dasar kesepakatan bersama, baik tertulis maupun tidak, (4) Mempunyai pengurus yang dipilih dari anggota secara demokratis, terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan pengurus lainnya sesuai kebutuhan, (5) Mempunyai kepentingan yang sama dalam berusaha tani, (6) Sesama anggota saling akrab dan


(34)

14

percaya mempercayai, dan (7) Kelompok tani bergerak dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan. Anoraga (2004)

Di Bali kelompok-kelompok yang terkenal adalah kelompok tradisional. Kelompok tradisional yaitu kelompok masyarakat yang hidup dan berkembang menurut aturan-aturan yang telah diikuti secara turun-temurun. Kelompok tersebut mempunyai corak yang khas menurut ketentuan hukum yang diciptakannya dan sekaligus melandasinya. Kekhasan kelompok tersebut ialah adanya pandangan magis religius yang melandasi kelompok tersebut, serta individu-individu sebagai anggota merasakan kedudukan dalam kelompoknya sebagai hal yang wajar (Suyatna dan Soewardi, 1982) menyatakan bahwa kelompok tradisional di Bali merupakan kelompok yang sifatnya mandiri beranggotakan jelas dan permanen serta mempunyai otonomi terutama dalam penyelenggaraan adat. Kelompok tradisional ini hidup dan berkembang menurut aturan yang telah diikuti secara turun-temurun dan mempunyai faktor pengikat keagamaan yang kuat, berbeda dengan kelompok-kelompok bentukan baru.

2.4.2 Peran wanita

Wanita Indonesia di pedesaan mempunyai peran ganda, pertama peran sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga yang mengharuskan mereka melakukan pekerjaan rumah tangga. Kedua peran sebagai pencari nafkah yang menghasilkan pendapatan untuk keluarganya. Dengan melihat lamanya waktu kerja mereka, secara empiris dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan pedesaan bekerja rata-rata lebih dari 11 jam setiap hari, dibandingkan dengan laki-laki yang bekerja rata-rata hanya 8,7 jam per hari (Hadinoto, 2005). Namun demikian menurut Sutrisno (1997) peran ganda perempuan Indonesia, khususnya yang tergolong miskin, bukanlah menjadi problematik lagi. Problimatik bagi mereka adalah justru bagaimana mereka dapat


(35)

15

melestarikan kesempatan mereka untuk tetap dapat berperan ganda namun mendapat pengakuan yang sama. Keadaan ini juga terjadi di Bali dimana menurut hasil penelitian menunjukkan, bahwa curahan tenaga kerja perempuan adalah 84,75 jam (60,96%) dari total curahan tenaga kerja pada usaha tani padi satu musim tanam (139,04 jam) dengan rata-rata luas lahan 0,38 ha (Astiti, 2006).

Di samping potensi yang dimiliki oleh wanita, ada satu kendala yang dihadapi oleh wanita khususnya wanita tani di Bali sebagaimana yang dilaporkan bahwa laki-laki adalah yang mengambil keputusan dominan dalam berusahatani, sedangkan perempuan (istri) hanya bersifat membantu (Pemerintah Provinsi Bali, 2003). Di samping itu, wanita tani amat terbatas untuk dapat mengembangkan usahanya karena keterbatasan modal yang mereka miliki. Pernyataan ini dihubungkan dengan apa yang diungkapkan oleh Windia (2006), sedikitnya ada dua hal yang menarik perhatian kalangan pemerhati perempuan terkait dengan keberadaan perempuan Bali yaitu semangat kerja dan hak perempuan Bali atas harta warisan. Tingginya semangat kerja wanita Bali tidak didukung oleh penguasaan harta (control) dan ini berkaitan dengan jaminan dalam mengakses ke pihak perbankan.

2.4.3 Kelompok wanita tani

Wanita tani sebagai bagian komponen masyarakat memiliki peran dan fungsi strategis karena merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembangunan pertanian. Mempercepat pelaksanaan pembangunan pertanian maka menurut Saragih (1996) akan lebih efektif apabila dibentuk kelompok-kelompok tani. Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang terbentuk berdasarkan keakraban dan keserasian serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian, untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kelompok wanita tani merupakan suatu


(36)

16

wadah bagi wanita tani dalam arti luas untuk mengembangkan usahataninya sebagai upaya pemberdayaan perempuan yang menekankan pada upaya-upaya peningkatan peranan wanita tani yang bermuara pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2004). Menurut Sutrisno (1997) ada suatu persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh tiap strategi pengembangan kelompok wanita apabila program-program pengembangan kualitas hidup kelompok wanita ingin berhasil, persyaratan tersebut harus didasarkan pada dua hal yakni perbaikan ekonomi dan perbaikan strategi para wanita dalam perbaikan status para perempuan (hak perempuan).

1.5 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

Menurut Swastha (1996) lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

1. Lingkungan internal

Lingkungan internal adalah lingkungan dalam perusahaan yang dapat dikendalikan oleh pihak manajemen. Perusahaan mempunyai tujuan untuk mencapai pasar yang dituju dan memuaskan konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen dapat menggunakan kelompok faktor internal, yaitu:

(a) sumber-sumber bukan pemasaran (non marketing) seperti kemampuan produksi, keuangan, personalia, lingkungan perusahaan, dan lain-lain dan (b) komponen bauran pemasaran, yaitu produksi, harga, promosi, dan tempat. Salah satu cara yang paling sederhana untuk memahami dan menganalisis lingkungan organisasi, khususnya lingkungan internal adalah melalui analisis fungsional yang meliputi fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi sumber daya manusia, dan fungsi R&D (research and development).


(37)

17

2. Lingkungan eksternal

Lingkungan eksternal dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro adalah lingkungan diluar yang berkaitan dan berpengaruh erat dengan kegiatan perusahaan. Faktor-faktor lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktor kependudukan, ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial budaya, dan fisik alamiah. Terdapat tiga cara dalam melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan yaitu: (1) Pengumpulan informasi verbal dan tertulis dari berbagai sumber, (2) Merancang sistem informasi manajemen dalam organisasi, dan (3) Melakukan Perkiraan Secara Formal, proses diagnosis lingkungan eksternal pada prinsipnya merupakan kelanjutan dari proses analisis. Dalam arti luas proses diagnosis memberi penilaian yang signifikan terhadap berbagai kesempatan dan ancaman yang ditemukan selama proses analisis lingkungan. Elemen kunci diagnosis adalah kemampuan manager puncak untuk menentukan informasi yang dapat diabaikan kemudian mengevaluasi jenis informasi yang dipandang relevan dengan kepentingan organisasi. Hanya saja yang diperlukan dalam proses diagnosis saat ini adalah pemahaman atas berbagai faktor penentu hasil diagnosis lingkungan yang diantaranya adalah karakteristik individu dari seorang strategi manager, pengaruh pekerjaan, dinamika kelompok, dan faktor lingkungan fisik lain yang mempengaruhi keputusan managerial.

1.6 Analisis SWOT (Stregth Weaknesses Opportunities Threats)

Menurut Start dan Ingie (2007), analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini


(38)

18

menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

Rangkuti (2001) menungkapkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Alat yang diapakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaiman peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.

Tabel 2.6 Matriks SWOT IFAS

EFAS

STRENGTHS (S) (Tentukan faktor kekuatan internal)

WEAKNESSES (W) (Tentukan faktor kelemahan internal)

OPPORTUNITIES (O) (Tentukan faktor peluang eksternal)

STRATEGI SO ( Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang) STRATEGI WO (Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang)

THREATS (T) (Tentukan faktor ancaman eksternal) STRATEGI ST (Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman) STRATEGI WT (Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman)


(39)

19

Sumber: Rangkuti (2001)

Keterangan:

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran KWT, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebersar-besarnya. 2. Strategi ST

Strategi ST merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki KWT untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO

Strategi WO dibuat berdasarkan untuk meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahaan yang ada serta menghindari ancaman.

2.7 Kacang Tanah

Kacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis hypogaea L, merupakan tumbuhan yang dimasukkan dalam daftar kekerabatan polong-polongan atau

Fabaceae. Kacang tanah pada permulaannya ditanam secara luas oleh suku Indian. Kacang tanah telah dibudidayakan hampir di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Menurut statistik jumlah, pemasok kacang tanah terbesar saat ini adalah Brasil. Kacang tanah memiliki rasa serta aroma yang khas, karena itu tak heran jika banyak yang menggemarinya. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kacang tanah cukup kompleks. Meski secara awam kita menandai kacang tanah tak lebih dari satu jenis, namun pada faktanya, kacang dengan cangkang unik ini dibagi lagi ke dalam beberapa varians. (Suryana, 2006)


(40)

20

Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. (Suryana, 2006)

Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut (Suryana, 2006).

Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur aflatoksin

sehingga mudah menjadi layu dan busuk, mengatasi masalah ini bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai (PPPTP IPB, 1981) Kacang asin merupakan makanan ringan dengan bahan baku kacang tanah yang diawetkan dengan garam. Mengolah kacang tanah ini menjadi kacang asin memerlukan bahan baku kacang tanah, garam, dan bahan-bahan lainnya sebagai bahan penunjang seperti bumbu (bawang putih, dan penyedap), atau barang penolong yang dipergunakan dalam proses penyangraian supaya kacang matang dengan rata dan untuk pemasaran biasanyanya di pasarkan pada warung-warung atau pasar tradisional di Klungkung dan Gianyar.


(41)

21

Pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya sangat perlu dilakukan mengingat pentingnya bagi peneliti untuk menelaah masalah yang dihadapi peneliti untuk penelitiannya. Adapun penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu sebagai berikut.

Setiawan (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pemasaran Beras pada Unit Usaha Bulogmart di Perum Bulog Divisi Regional Bali menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui matriks faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS). Hasil penelitian menunjukkan identifikasi dan analisis faktor internal pada variabel kekuatan yang dimiliki nilai terbesar adalah harga lebih murah jumlah skor 1,15., sedangkan pada variabel kelemahan yang memiliki nilai terbesar adalah tenaga pemasaran terbatas dengan jumlah skor 0,76., Identifikasi dan analisis faktor eksternal pada variabel peluang yang memiliki nilai terbesar adalah ekspansi dengan jumlah skor 0,76., sedangkan pada variabel ancaman yang memiliki nilai tebesar adalah persaingan dengan jumlah skor 0,76.

Rahayuningsih (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Buah Segar Di UD Wika Mitra di Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabuapaten Badung, Provinsi Bali” menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui lingkungan internal perusahan dengan kajian IFE (internal faktor evaluasi), lingkungan eksternal perusahaan dengan kajian EFE (eksternal faktor evaluasi), dan pertumbuhan pasar dengan kajian boston consulting group (BCG). Hasil penelitian menunjukkan faktor internal dari perusahaan UD Wika Mitra yang dapat diidentifikasi merupakan kekuatan dan kelemahaan perusahaan. Kekuatan perusahaan adalah citra perusahaan yang dimiliki baik, letak yang strategis, memiliki pelanggan tetap, kualitas produk yang ditawarkan baik, sarana dan prasarana memadai, dan kerjasama yang baik dengan


(42)

22

distributor. Kelemahan yang dimiliki kegiatan promosi yang dilakukan kurang, jaringan pemasaran yang terbatas, manajemen masih fokus pimpinan, dan tingkat pendidikan SDM. Peluang perusahaan adalah tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah wisatawan yang berkunjung, dan pertumbuhan ekonomi bali baik. Adapun ancamannya adalah perusahaan pesaing, kenaikan harga BBM dan tarif listrik, dan harga bahan baku meningkat.

Pambudi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Jamur Kancing (Agaricus sp) PT Adib Food Suplies Denpasar Selatan” menggunakan metode analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan menggunakan matriks faktor strategi internal (IFAS), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman menggunakan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), analisis matriks internal eksternal, dan analisis matriks profit kompetitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan faktor internal dari PT Adib food suplies maka dapat dijelaskan mengenai kekuatan dan kelemahaan yang dimiliki oleh PT Adib food suplies kualitas produknya, sistem penyimpanan yang telah memenuhi standart, dan pengalaman perusahaan sedangkan kelemahan yang dimilki oleh perusahaan adalah posisi perusahaan dalam bisnis jamur yang masih kurang, sifat dari produk jamur, dan harga yang relatif tinggi kurangnya melakukan kegiatan promosi. Berdasarkan pada analisis faktor eksternal dari PT Adib food suplies maka dapat diidentifikasi mengenai peluang dan ancaman bagi PT Adib food suplies. Peluang yang dimiliki adalah meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata, pola pikir masyarakat yang makin maju, dan lancarnya jalur transportasi. Adapun ancaman bagi PT Adib food suplies yaitu perusahaan pesaing, peraturan pemerintah, dan kenaikan bahan bakar minyak.


(43)

23

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian pertama juga menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui matriks faktor strategi internal (IFAS), dan dengan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), pada penelitian yang kedua menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui lingkungan internal perusahaan dengan kajian IFE (internal faktor evaluasi), dengan kajian EFE (

eksternal faktor evaluasi), dan pertumbuhan pasar dengan kajian boston consulting group (BCG), pada penelitian ketiga mempergunakan analisis matriks profit kompetitif. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian pertama, kedua, dan ketiga terletak pada lokasi dan komoditi yang diambil. Pada penelitian pertama mengenai

“Strategi Pemasaran Beras Pada Unit Usaha Bulogmart Di Perum Bulog Divisi Regional Bali”, pada penelitian kedua mengenai “Strategi Pemasaran Buah Segar Di UD Wika Mitra desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Provinsi Bali”, dan penelitain ketiga mengenai “Strategi Pemasaran Jamur Kancing (agaricus sp) PT. Adib food suplies Denpasar Selatan”.

2.9 Kerangka Pemikiran

Kabupaten Klungkung khususnya, di Desa Jumpai merupakan salah satu daerah yang sangat berpotensi untuk membudidayakan tanaman kacang tanah. Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Rejeki adalah salah satu KWT di Desa Jumpai yang bergerak di bidang agribisnis dan memanfaatkan tanaman kacang tanah yaitu dengan melakukan pengolahan kacang tanah menjadi kacang asin. Kacang asin yang di produksi oleh KWT tersebut untuk saat ini hanya di pasarkan warung-warung atau pasar tradisional di Klungkung dan Gianyar berdasarkan pesanan dari pelanggannya. Selain KWT tersebut, masih ada pesaing-pesaing lainnya seperti KWT Tunas Mekar dan KWT Laksmi Devi yang juga memasarkan kacang asin dengan menawarkan harga yang tidak jauh berbeda


(44)

24

dengan yang ditawarkan pada KWT Sinar Rejeki serta ukuran dan rasanya sangat enak. Oleh karena adanya perusahan lain yang juga bergerak dibidang yang sama, kegiatan pemasaran yang belum begitu luas dan menjangkau semua wilayah maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Untuk mengetahui ketepatan strategi yang digunakan pada KWT Sinar Rejeki, maka diidentifikasi terlebih dahulu faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Dari faktor lingkungan internal dan eksternal pada KWT Sinar Rejeki tersebut, akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS, kemudian dilakukan analisis lagi dengan menggunakan matriks SWOT yang pada akhirnya akan didapatkan alternatif strategi pemasaran.

Semua formulasi matriks ini menghasilkan rekomendasi yang diharapkan mampu mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal dengan menetapkan strategi yang tepat. Rekomendasi ini akan menjadi acuan untuk KWT Sinar Rejeki dalam mengolah dan memasarkan kacang asin.


(45)

25

Gambar 2.9

Kerangka Pemikiran Penelitian tentang Strategi Pemasaran Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung

Kabupaten Klungkung Pengolahan Kacang Tanah menjadi

Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kabupaten Klungkung

Pesaing

Strategi Pemasaran

Matriks EFAS Matriks IFAS

Lingkungan Eksternal (Peluang dan

ancaman) Lingkungan Internal

(Kekuatan dan kelemahan)

Matriks SWOT


(1)

Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. (Suryana, 2006)

Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut (Suryana, 2006).

Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur aflatoksin sehingga mudah menjadi layu dan busuk, mengatasi masalah ini bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai (PPPTP IPB, 1981) Kacang asin merupakan makanan ringan dengan bahan baku kacang tanah yang diawetkan dengan garam. Mengolah kacang tanah ini menjadi kacang asin memerlukan bahan baku kacang tanah, garam, dan bahan-bahan lainnya sebagai bahan penunjang seperti bumbu (bawang putih, dan penyedap), atau barang penolong yang dipergunakan dalam proses penyangraian supaya kacang matang dengan rata dan untuk pemasaran biasanyanya di pasarkan pada warung-warung atau pasar tradisional di Klungkung dan Gianyar.


(2)

Pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya sangat perlu dilakukan mengingat pentingnya bagi peneliti untuk menelaah masalah yang dihadapi peneliti untuk penelitiannya. Adapun penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu sebagai berikut.

Setiawan (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pemasaran Beras pada Unit Usaha Bulogmart di Perum Bulog Divisi Regional Bali menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui matriks faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS). Hasil penelitian menunjukkan identifikasi dan analisis faktor internal pada variabel kekuatan yang dimiliki nilai terbesar adalah harga lebih murah jumlah skor 1,15., sedangkan pada variabel kelemahan yang memiliki nilai terbesar adalah tenaga pemasaran terbatas dengan jumlah skor 0,76., Identifikasi dan analisis faktor eksternal pada variabel peluang yang memiliki nilai terbesar adalah ekspansi dengan jumlah skor 0,76., sedangkan pada variabel ancaman yang memiliki nilai tebesar adalah persaingan dengan jumlah skor 0,76.

Rahayuningsih (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Buah Segar Di UD Wika Mitra di Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabuapaten Badung, Provinsi Bali” menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui lingkungan internal perusahan dengan kajian IFE (internal faktor evaluasi), lingkungan eksternal perusahaan dengan kajian EFE (eksternal faktor evaluasi), dan pertumbuhan pasar dengan kajian boston consulting group (BCG). Hasil penelitian menunjukkan faktor internal dari perusahaan UD Wika Mitra yang dapat diidentifikasi merupakan kekuatan dan kelemahaan perusahaan. Kekuatan perusahaan adalah citra perusahaan yang dimiliki baik, letak yang strategis, memiliki pelanggan tetap, kualitas produk yang ditawarkan baik, sarana dan prasarana memadai, dan kerjasama yang baik dengan


(3)

distributor. Kelemahan yang dimiliki kegiatan promosi yang dilakukan kurang, jaringan pemasaran yang terbatas, manajemen masih fokus pimpinan, dan tingkat pendidikan SDM. Peluang perusahaan adalah tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah wisatawan yang berkunjung, dan pertumbuhan ekonomi bali baik. Adapun ancamannya adalah perusahaan pesaing, kenaikan harga BBM dan tarif listrik, dan harga bahan baku meningkat.

Pambudi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Jamur Kancing (Agaricus sp) PT Adib Food Suplies Denpasar Selatan” menggunakan metode analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan menggunakan matriks faktor strategi internal (IFAS), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman menggunakan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), analisis matriks internal eksternal, dan analisis matriks profit kompetitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan faktor internal dari PT Adib food suplies maka dapat dijelaskan mengenai kekuatan dan kelemahaan yang dimiliki oleh PT Adib food suplies kualitas produknya, sistem penyimpanan yang telah memenuhi standart, dan pengalaman perusahaan sedangkan kelemahan yang dimilki oleh perusahaan adalah posisi perusahaan dalam bisnis jamur yang masih kurang, sifat dari produk jamur, dan harga yang relatif tinggi kurangnya melakukan kegiatan promosi. Berdasarkan pada analisis faktor eksternal dari PT Adib food suplies maka dapat diidentifikasi mengenai peluang dan ancaman bagi PT Adib food suplies. Peluang yang dimiliki adalah meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata, pola pikir masyarakat yang makin maju, dan lancarnya jalur transportasi. Adapun ancaman bagi PT Adib food suplies yaitu perusahaan pesaing, peraturan pemerintah, dan kenaikan bahan bakar minyak.


(4)

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian pertama juga menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui matriks faktor strategi internal (IFAS), dan dengan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), pada penelitian yang kedua menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui lingkungan internal perusahaan dengan kajian IFE (internal faktor evaluasi), dengan kajian EFE ( eksternal faktor evaluasi), dan pertumbuhan pasar dengan kajian boston consulting group (BCG), pada penelitian ketiga mempergunakan analisis matriks profit kompetitif. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian pertama, kedua, dan ketiga terletak pada lokasi dan komoditi yang diambil. Pada penelitian pertama mengenai “Strategi Pemasaran Beras Pada Unit Usaha Bulogmart Di Perum Bulog Divisi Regional Bali”, pada penelitian kedua mengenai “Strategi Pemasaran Buah Segar Di UD Wika Mitra desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Provinsi Bali”, dan penelitain ketiga mengenai “Strategi Pemasaran Jamur Kancing (agaricus sp) PT. Adib food suplies Denpasar Selatan”.

2.9 Kerangka Pemikiran

Kabupaten Klungkung khususnya, di Desa Jumpai merupakan salah satu daerah yang sangat berpotensi untuk membudidayakan tanaman kacang tanah. Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Rejeki adalah salah satu KWT di Desa Jumpai yang bergerak di bidang agribisnis dan memanfaatkan tanaman kacang tanah yaitu dengan melakukan pengolahan kacang tanah menjadi kacang asin. Kacang asin yang di produksi oleh KWT tersebut untuk saat ini hanya di pasarkan warung-warung atau pasar tradisional di Klungkung dan Gianyar berdasarkan pesanan dari pelanggannya. Selain KWT tersebut, masih ada pesaing-pesaing lainnya seperti KWT Tunas Mekar dan KWT Laksmi Devi yang juga memasarkan kacang asin dengan menawarkan harga yang tidak jauh berbeda


(5)

dengan yang ditawarkan pada KWT Sinar Rejeki serta ukuran dan rasanya sangat enak. Oleh karena adanya perusahan lain yang juga bergerak dibidang yang sama, kegiatan pemasaran yang belum begitu luas dan menjangkau semua wilayah maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Untuk mengetahui ketepatan strategi yang digunakan pada KWT Sinar Rejeki, maka diidentifikasi terlebih dahulu faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Dari faktor lingkungan internal dan eksternal pada KWT Sinar Rejeki tersebut, akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS, kemudian dilakukan analisis lagi dengan menggunakan matriks SWOT yang pada akhirnya akan didapatkan alternatif strategi pemasaran.

Semua formulasi matriks ini menghasilkan rekomendasi yang diharapkan mampu mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal dengan menetapkan strategi yang tepat. Rekomendasi ini akan menjadi acuan untuk KWT Sinar Rejeki dalam mengolah dan memasarkan kacang asin.


(6)

Gambar 2.9

Kerangka Pemikiran Penelitian tentang Strategi Pemasaran Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung

Kabupaten Klungkung Pengolahan Kacang Tanah menjadi

Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kabupaten Klungkung

Pesaing

Strategi Pemasaran

Matriks EFAS Matriks IFAS

Lingkungan Eksternal (Peluang dan

ancaman) Lingkungan Internal

(Kekuatan dan kelemahan)

Matriks SWOT