Latar Belakang Masalah Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Ngatman S851102026

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Pendidikan mengandung makna yang esensial sebagai proses memanusiakan manusia sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan memiliki keterkaitan dengan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara utuh. Usaha pendidikan diwujudkan dalam kegiatan pengembangan seluruh potensi manusia kearah yang lebih dewasa dan fungsional sehingga secara aktif dan kreatif dapat melahirkan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan jaman dalam kehidupan. Kebodohan seringkali disebut-sebut sebagai penyumbang terbesar terjadinya kemiskinan dan keterbelakangan bangsa ini. Memang tidak dipungkiri bahwa kurangnya pengetahuan seseorang yang diakibatkan oleh kurangnya pendidikan menjadikan mereka tidak bisa menerima perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan tuntutan tugas kehidupannya, dan perkembangan masyarakat yang semakin luas, semakin global bahkan semakin kompleks. Oleh karena itu setiap individu harus memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat untuk dapat menerima dan mengikuti setiap perkembangan limu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan sepanjang hayat harus selalu dilakukan secara terus menerus sehingga dapat meningkatkan kecakapan hidupnya. Menurut Thannasis Karalis and Dimitris Vergidis 2004 bahwa : “ For the purposes of this law, the term ‘Lifelong Education’ refers to educational programmes of all kinds and duration, addressed to holders of higher education degrees or persons over 25 years old, holders of secondary education certificates, aiming at broadening their educational and pro-fessional choices, providing training and contributing to the enrichment,renewal and modernization of their knowledge and skills. Lifelong EducationProgrammes may provide supplementary education. commit to user 2 Untuk tujuan UU ini, Pendidikan seumur hidup istilah mengacu pada program pendidikan dari segala jenis dan durasi, ditujukan kepada pemegang pendidikan derajat tinggi atau orang lebih dari 25 tahun, pemegang sertifikat pendidikan sekunder, dengan tujuan memperluas pendidikan mereka dan pilihan profesional, memberikan pelatihan dan memberikan kontribusi bagi pengayaan, pembaharuan dan modernisasi pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan seumur hidup memberikan pendidikan tambahan. Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertanggung jawab untuk membimbing paserta didik dari semula tidak tahu menjadi tahu, dari semula tidak mengerti menjadi mengerti, hingga mencapai tingkat kedewasaan berpikir. Sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sehingga diharapkan dengan pendidikan mampu menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan terampil, berbudi pekerti luhur, berkepribadian kuat, berakhlak mulia, disiplin, kerja keras, aktif dan kreatif, mandiri, dan mampu menghadapi serta menyelesaikan segala permasalahan hidup. Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang interaktif komunikatif antara peserta didik dan pengajar untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dari sisi kognitif keberhasilan proses pembelajaran pada umumnya dapat dilihat dan diamati serta diukur dari prestasi belajar peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Dari sisi afektif dapat pula dilihat dari perilaku peserta didik, seberapa banyak ilmu yang telah diterima diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sedangkan dari sisi psikomotor keberhasilan proses pembelajaran itu dapat dilihat keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan sebagai evaluasi. Menurut Yana Wardhana 2007:14, hingga saat ini sektor pendidikan di Indonesia masih menghadapi masalah mutu atau kualitas pendidikan yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya mutu lulusan di hampir semua jenjang pendidikan formal. Beberapa indikator yang sering disebut, misalnya : 1 rendahnya nilai rata-rata yang dicapai dalan UN, 2 rendahnya daya serap commit to user 3 peserta didik dalam memahami bahan ajar yang diberikan, 3 rendahnya tingkat keterkaitan dan kesesuaian antara lulusan yang ada dengan kebutuhan akan tenaga kerja dalam masyarakat. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan mengakibatkan semakin meningkatnya angka kemiskinan dan kebodohan. Tidak jarang masyarakat yang mengalami buta huruf sebagai konsekuensi dari kurangnya pendidikan bagi mereka. Untuk mengurangi masalah tersebut perlu adanya layanan pendidikan yang dapat menyentuh masyarakat hingga lapisan bawah, dimana pendidikan tidak hanya memusatkan pada jalur pendidikan formal saja, melainkan melalui jalur pendidikan lain yaitu pendidikan non formal dan pendidikan informal. Berbagai wahana untuk meningkatkan kemapuan belajar peserta didik telah dilakukan oleh pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh di berbagai lembaga formal, non formal dan informal. Pendidikan melalui lembaga formal telah dibentangkan secara luas oleh pemerintah, bahkan pemerintah mengeluarkan kebijakan wajib belajar 9 tahun sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia. Dengan kebijakan ini diharapkan setiap warga negara Indonesia memiliki pendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Pertama SMP. Dengan bekal pendidikan SMP ini diharapkan setiap warga negara Indonesia mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin global . Melalu pendidikan non formal pemerintah menggulirkan program Pendidikan Luar Sekolah sehingga sekarang banyak dijumpai kelompok-kelompok belajar Kejar Paket A setara dengan Sekolah Dasar SD, Kejar paket B setara dengan Sekolah Menengah Pertama SMP dan Kejar Paket C setara dengan Sekolah Menengah Atas SMA. Melalui pendidikan informal semakin menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan, kursus-kursus berbagai bidang sehingga warga Negara dapat memilih dan menikmati pendidikan secara layak sesuai dengan kondisi masing-masing. Setiap jalur pendidikan baik formal, non formal maupun informal pada dasarnya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing dengan satu muara commit to user 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun demikian masing-masing jalur tersebut memiliki tugas dan ciri khas tertentu. Pada jalur Pendidikan Luar Sekolah, dianut prinsip belajar sepanjang hayat yang berarti setiap warga masyarakat dirangsang untuk terus belajar walaupun dengan cara, waktu, tempat dan tingkat yang berbeda-beda, keleluasaan untuk memilih sangat terbuka sesuai keadaan masyarakat sendiri. Kennet R. Howe, 1992, mengemukakan bahwa : “ The principle of equal educational opportunity serves to justify demanding of public education something short of full equality: it demands only equality of opportunities, which it is then the responsibility of school children or their parents to act on. In this way, the concept of freedom is built into the concept of equal educational opportunity” Prinsip kesempatan pendidikan kesetaraan berfungsi untuk memberikan kesempatan yang merupakan tuntutan dari suatu pendidikan masyarakat yang singkat dari persamaan yang penuh, itu hanya menuntut kesetaraan kesempatan, yang kemudian menjadi tanggung jawab sekolah anak-anak atau orang tua mereka untuk bertindak. Dengan cara ini, konsep kebebasan dibangun ke dalam konsep kesempatan pendidikan kesetaraan. Kejar Paket C dirancang untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi warga masyarakat yang telah menuntaskan belajar Paket B, Kejar Paket C ini tidak mempertimbangkan usia warga belajar, dengan titik berat pendidikan ditekankan pada penguasaan keterampilan yang dapat diandalkan sebagai bekal untuk mencari nafkah, walaupun paradigma baru sekarang ini Kejar Paket C diperuntukkan bagi peserta didik yang tidak lulus UN dan akan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi PT. Melihat kondisi di lapangan, bahwa pada kenyataannya program kelas kejar paket C masih dipandang sebagai pendidikan kelas dua oleh masyarakat, sehingga banyak peserta didik yang merasa rendah diri, terutama bila peserta didik akan melanjutkan pendidikan ke sekolah formal , sekolah tersebut tidak mau menerima lulusan dari kejar paket C ini. Dikancah persaingan tenaga kerja pun lulusan Kejar Paket ini belum mendapatkan tempat sesuai dengan yang diinginkan. commit to user 5 Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar SD sampai dengan Perguruan Tinggi PT, tak terkecuali pada Kejar Paket C. Pada dasarnya pendidikan matematika bertujuan untuk melatih siswa agar mampu berpikir logis, kritis, teliti dan cermat. Dengan mempelajari matematika diharapkan kemampuan peserta didik dapat terasah nalarnya, tidak gampang terpengaruh oleh suasana yang kurang baik. Tetapi mereka dapat menerima informasi dengan baik, menganalisa informasi itu dan akhirnya dapat mengambil kesimpulan terhadap masalah yang terjadi. Namun sayangnya matematika hingga saat ini masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi peserta didik, sehingga timbul permasalahan baru dalam pendidikan matematika antara lain banyak peserta didik yang kurang senang dan takut untuk belajar matematika dan bahkan ingin menjauh untuk menghindar dari pelajaran matematika. Hal ini tidak hanya terjadi pada sekolah formal saja bahkan di Kejar Paket C mengalami hal yang sama. E. Baker, B. McGraw, P. Peterson 2003, mengemukakan bahwa : “ The implemented curriculum concerns both what mathematics is taught and how mathematics is taught. One of the ideas about the implemented curriculum acknowledges that what teachers teach may or may not be consistent with what is intended in the curriculum. The implemented curriculum then can be evaluated in terms of what teachers actually do in the classroom with respect to the curriculum. Evaluating the implemented curriculum includes examining the congruity between the instruction to students and the goals also called fidelity of implementation” . Kurikulum yang dilaksanakan menyangkut matematika apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Salah satu ide tentang kurikulum diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang mungkin atau tidak mungkin konsisten dengan apa yang dimaksud dengan kurikulum. Kurikulum yang dilaksanakan kemudian dapat dievaluasi dalam hal apa yang sebenarnya oleh para guru dalam kelas dengan mengacu kepada kurikulum. diajarkan dan bagaimana matematika yang diajarkan. Salah satu ide tentang kurikulum diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang mungkin atau mungkin tidak konsisten dengan apa yang dimaksudkan dalam kurikulum. Mengevaluasi kurikulum yang dilaksanakan termasuk memeriksa commit to user 6 kesesuaian diantara instruksi kepada para siswa dan tujuan disebut juga kesetiaan terhadap implementasi. Peserta didik di Kejar Paket C sangat sulit memahami dan menguasai konsep matematika dengan baik, hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan dan ketidakmandirian mereka dalam mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan oleh guru. Kesulitan tersebut menjadi terus bertambah karena kurangnya motivasi peserta didik, keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga pembelajaran matematika di Kejar Paket C kurang optimal. Beragam motivasi untuk mengikuti Kejar paket C juga mengakibatkan beragam karakterikstik siswa, siswa dengan motivasi mencari ijazah untuk bekerja tentu akan berbeda dengan siswa yang motivasinya untuk melanjutkan pendidikan. Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluh kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung bagi terciptanya pembelajaran matematika yang lebih baik. Hal ini terlihat dari sarana kelas yang apa adanya, bahkan kelas Kejar Paket C PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Kecamatan Gemolong sering meminjam di rumah– rumah penduduk untuk proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran matematika guru memegang peranan yang sentral. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada bagaimana guru dapat melakukan inovasi dan kreatifitas sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan peserta didik. Perbedaan intelektual dan penguasaan materi peserta didik dari sekolah formal dan non formal juga harus diperhatikan, kurikulum yang digunakan pun berbeda, proses pembelajaran juag harus berbeda. Dengan demikian pada Kejar Paket C ini dibutuhkan guru yang profesional dalam bidangnya dalam mengajarkan konsep-konsep matematika pada peserta didik, karena memang peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa di sekolah formal.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENGALAMAN LAPANGAN BIDANG STUDI MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET A NUSA INDAH DI KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN BATANG

0 3 156

Peranan Camat Dalam Pelaksanaan Pelimpahan Wewenang Pemerintah Kabupaten di Kecamatan Gemolong ( Studi Otonomi Daerah Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen)

0 15 186

ANALISIS KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Analisis Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2012.

0 2 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS OLIMPIADE SAINS (STUDI SITUS DI SMAN SBBS GEMOLONG SRAGEN) Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Olimpiade Sains (Studi Situs Di SMAN SBBS Gemolong Sragen).

0 1 17

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS OLIMPIADE SAINS (STUDI SITUS DI SMAN SBBS GEMOLONG SRAGEN) Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Olimpiade Sains (Studi Situs Di SMAN SBBS Gemolong Sragen).

0 1 15

PEMBELAJARAN KELAS OLYMPIADE DI SMP‐SMA NEGERI SRAGEN BILINGUAL BOARDING SCHOOL (SBBS) GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Pembelajaran Kelas Olympiade di SMPSMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) Gemolong Kabupaten Sragen.

0 0 13

EVALUASI SIMPANG PASAR GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN.

0 1 4

Pelaksanaan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri Kalangan kecamatan Gemolong kabupaten Sragen Zul Anwar

0 0 194

Evaluasi kinerja pada simpang pasar Gemolong Kabupaten Sragen AWAL

0 1 23

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN | Ngatman | 9103 19388 1 SM

0 0 9