Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Ngatman S851102026

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN

GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH : NGATMAN

S851102026

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN

KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN ini adalah karya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunaan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan (Permendiknas, No. 17 Tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Program Studi Matematika PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Matematika PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(4)

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah melimpahkan segala kenikmatan kepada penulis, sehingga penulisan tesis yang

berjudul “EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN “ ini dapat terselesaikan dengan baik.

Berbagai pihak telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan kesempatan belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S., Asisten Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan kesempatan belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini. 3. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

4. Dr. Mardiyana, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan secara ikhlas dan sabar sehingga tesis ini tersusun dengan baik.

5. Dra. Mania Roswitha, M.Si., Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan secara ikhlas dan sabar sehingga tesis ini tersusun dengan baik.

6. Sahri,S.Pd., Kepala Penyelenggara Kejar Paket C yang telah memberikan informasi awal dan mengijinkan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

7. Nurhadi, SE, Guru matematika Kejar Paket C yang telah memberikan

informasi dan berbagai bantuan sehingga tesis ini dapat tersusun.

8. Bapak Ngatimin pemilik rumah sebagai tempat untuk pembelajaran Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.


(6)

commit to user

9. Kusmiyati, S.Pd istriku tercinta yang dengan setia mendampingi untuk pengumpulan data demi tersusunnya tesis ini.

10.Nanda Firda Salsabila anakku tersayang yang membantu mendokumentasikan

atau merekam wawancara dengan berbagai informan.

11.Seluruh warga belajar Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong yang dengan ikhlas memberikan informasi sesuai dengan keadaan di lapangan.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan kemajuan ilmu pendidikan pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pendidik dan siswa kelas X Kejar Paket C ………. 74

Lampiran 2. Pedoman wawancara untuk Kepala Sekolah dalam

pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 77 Lampiran 3. Pedoman wawancara untuk guru atau tutor dalampelaksanaan

kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 78 Lampiran 4. Pedoman wawancara untuk siswa dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 79 Lampiran 5. Pedoman wawancara untuk guru dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 81 Lampiran 6. Pedoman supervisi Kepala Sekolah pada pelaksanaan

kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 83 Lampiran 7. Pedoman observasi kelas terhadap guru atau tutor dalam

proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ... 85 Lampiran 8. Pedoman daftar nilai Kejar Paket C ... 89 Lampiran 9. Transkrip hasil wawancara untuk Kepala Sekolah

dalam pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 90 Lampiran 10. Transkrip hasil wawancara untuk guru dalam

pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 93 Lampiran 11. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-1 dalam

proses pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan …... 95 Lampiran 12. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-2 dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 97 Lampiran 13. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-3 dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 99 Lampiran 14. Transkrip hasil wawancara untuk guru dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ……... 101 Lampiran 15. Transkrip hasil observasi kelas ke-1 terhadap guru atau tutor


(8)

commit to user

Lampiran 16. Transkrip hasil observasi kelas ke-2 terhadap guru atau tutor

dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ... 108

Lampiran 17. Transkrip hasil observasi kelas ke-3 terhadap guru atau tutor dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ... 112

Lampiran 18. Transkrip hasil supervisi kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ... 116

Lampiran 19. Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Matematika Kejar Paket C Harapan ... 118

Lampiran 20. Struktur Kurikulum Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong... 133

Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke -1 Kejar Paket C Harapan ... 134

Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke-2 Kejar Paket C Harapan ... 136

Lampiran 23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke-3 Kejar Paket C Harapan ... 140.

Lampiran 24. Perijinan Penelitian ……….. 142

Lampiran 25. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian ………... 143


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Ngatman. 2012. S851102026. Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, Pembimbing I: Dr. Mardiyana, M.Si, Pembimbing II: Dra. Mania Roswitha, M.Si. Program Studi Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mendiskripsikan 1) Proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 2) Pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 3) Kendala-kendala dalam proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 4) Untuk memberikan rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses pembelajaran matematika Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

Penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan deskritif kualitatif. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, siswa atau warga belajar, guru atau tutor Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi kelas dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik alur yang meliputi pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong belum berlangsung kondusif, guru atau tutor menggunakan metode yang monoton sehingga siswa merasa jenuh, 2) pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C Harapan telah sesuai dengan ketentuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan, 3) kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran antara lain kebanyakan siswa membawa anak-anak mereka ke dalam kelas, guru jarang mengikuti workshop model pembelajaran, tidak tersedia buku pegangan siswa.

Rekomendasi atas kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran adalah: 1) menganjurkan siswa agar tidak membawa anak-anak ke dalam kelas, 2) mengikutkan guru dalam workshop model pembelajaran, 3) pengadaan buku pegangan siswa secara bertahap.

Kata kunci : Evaluasi Proses, kelompok belajar Paket C, pembelajaran matematika


(10)

commit to user

Ngatman. 2012. S851102026. Evaluation Process of Mathematics Learning C-Package Learning Group Harapan in the district of Gemolong Sragen, Supervisor I: Dr. Mardiyana, M.Si, Supervisor II: Dra. Mania Roswitha, M.Sc. Mathematical Studies Program, Graduate School of the Sebelas Maret University Surakarta.

ABSTRACT

This study aims to evaluate and describe 1) The mathematics learning process in C-Package learning Group (C- Package L.G) PKBM Harapan in the district of Gemolong, 2) The implementation of the curriculum in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong, 3) The constraints in the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong, 4) To provide recommendation of solutions of problems that arise in the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong.

The study was an evaluative research by description qualitative. The sources of information in this study are the Head of School, students, a teacher or tutor in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong . The techniques use of data collections are interviews, classroom observation and documentation. The data analysis technique is a technique that includes data flow, the presentation of data, data reduction and drawing conclusions.

From the analysis of data we can conclude that: 1) the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong is not conducive, teacher or tutor use methods that are tedious so that students feel bored, 2) the implementation of curriculum in in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong has satisfied with the Curriculum of Education Equalize, 3) the constraints encountered in the process of learning, among others, most students bring their children in the classroom, teachers are rarely follow the workshop of teaching models, there is no student handbook.

Recommendations on the obstacles encountered in the learning process are: 1) encourage the students for not bringing their children in the classroom, 2) 2) to include teachers in the workshop of learning model, 3) the procurement of student handbook gradually.

Key words: Evaluation Process, C-Package C learning groups, learning mathematics


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERNYATAAN … ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN …...……… iii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….………. iv

KATA PENGANTAR ………... v

DAFTAR LAMPIRAN ………...………. vii

ABSTRAK ………...………. ix

ABSTRACT ………... x

DAFTAR ISI ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 7

C. Tujuan Penelitian ………. 7

D. Manfaat Penelitian ………... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Evaluasi Program ………... 9

2. Pengertian Belajar ……….. 10

3. Pendidikan Kesetaraan ………... 12

4. Proses Pembelajaran Matematika di Kejar Paket C ………... 14

5. Indikator dan Komponen Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kejar Paket C …………...……….…… 21

6. Langkah Pemberian Rekomendasi Hambatan Yang Dihadapi …. 24 B. Penelitian Yang Relevan ……….. 25

C. Kerangka Pemikiran ………. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………. 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 30


(12)

commit to user

D. Subyek Penelitian ………. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 33

F. Teknik Analisis Data ………. 37

G. Uji Keabsahan Data ……… 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Obyek Penelitian ………. 39

B. Diskripsi Hasil Penelitian ……….. 40

C. Pembahasan ………... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 69

B. Implikasi ……….…... 71

C. Saran ……….…. 72 DAFTAR PUSTAKA


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Pendidikan mengandung makna yang esensial sebagai proses memanusiakan manusia sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan memiliki keterkaitan dengan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara utuh. Usaha pendidikan diwujudkan dalam kegiatan pengembangan seluruh potensi manusia kearah yang lebih dewasa dan fungsional sehingga secara aktif dan kreatif dapat melahirkan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan jaman dalam kehidupan.

Kebodohan seringkali disebut-sebut sebagai penyumbang terbesar terjadinya kemiskinan dan keterbelakangan bangsa ini. Memang tidak dipungkiri bahwa kurangnya pengetahuan seseorang yang diakibatkan oleh kurangnya pendidikan menjadikan mereka tidak bisa menerima perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan tuntutan tugas kehidupannya, dan perkembangan masyarakat yang semakin luas, semakin global bahkan semakin kompleks. Oleh karena itu setiap individu harus memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat untuk dapat menerima dan mengikuti setiap perkembangan limu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan sepanjang hayat harus selalu dilakukan secara terus menerus sehingga dapat meningkatkan kecakapan hidupnya.

Menurut Thannasis Karalis and Dimitris Vergidis (2004) bahwa :

“For the purposes of this law, the term ‘Lifelong Education’ refers

to educational programmes of all kinds and duration, addressed to holders of higher education degrees or persons over 25 years old, holders of secondary education certificates, aiming at broadening their educational and pro-fessional choices, providing training and contributing to the enrichment,renewal and modernization of their knowledge and skills. Lifelong EducationProgrammes may provide


(14)

commit to user

(Untuk tujuan UU ini, 'Pendidikan seumur hidup' istilah mengacu pada program pendidikan dari segala jenis dan durasi, ditujukan kepada pemegang pendidikan derajat tinggi atau orang lebih dari 25 tahun, pemegang sertifikat pendidikan sekunder, dengan tujuan memperluas pendidikan mereka dan pilihan profesional, memberikan pelatihan dan memberikan kontribusi bagi pengayaan, pembaharuan dan modernisasi pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan seumur hidup memberikan pendidikan tambahan).

Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertanggung jawab untuk membimbing paserta didik dari semula tidak tahu menjadi tahu, dari semula tidak mengerti menjadi mengerti, hingga mencapai tingkat kedewasaan berpikir. Sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sehingga diharapkan dengan pendidikan mampu menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan terampil, berbudi pekerti luhur, berkepribadian kuat, berakhlak mulia, disiplin, kerja keras, aktif dan kreatif, mandiri, dan mampu menghadapi serta menyelesaikan segala permasalahan hidup.

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang interaktif

komunikatif antara peserta didik dan pengajar untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dari sisi kognitif keberhasilan proses pembelajaran pada umumnya dapat dilihat dan diamati serta diukur dari prestasi belajar peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Dari sisi afektif dapat pula dilihat dari perilaku peserta didik, seberapa banyak ilmu yang telah diterima diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sedangkan dari sisi psikomotor keberhasilan proses pembelajaran itu dapat dilihat keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan sebagai evaluasi.

Menurut Yana Wardhana (2007:14), hingga saat ini sektor pendidikan di Indonesia masih menghadapi masalah mutu atau kualitas pendidikan yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya mutu lulusan di hampir semua jenjang pendidikan formal. Beberapa indikator yang sering disebut, misalnya : (1) rendahnya nilai rata-rata yang dicapai dalan UN, (2) rendahnya daya serap


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

peserta didik dalam memahami bahan ajar yang diberikan, (3) rendahnya tingkat keterkaitan dan kesesuaian antara lulusan yang ada dengan kebutuhan akan tenaga kerja dalam masyarakat.

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan mengakibatkan semakin meningkatnya angka kemiskinan dan kebodohan. Tidak jarang masyarakat yang mengalami buta huruf sebagai konsekuensi dari kurangnya pendidikan bagi mereka. Untuk mengurangi masalah tersebut perlu adanya layanan pendidikan yang dapat menyentuh masyarakat hingga lapisan bawah, dimana pendidikan tidak hanya memusatkan pada jalur pendidikan formal saja, melainkan melalui jalur pendidikan lain yaitu pendidikan non formal dan pendidikan informal.

Berbagai wahana untuk meningkatkan kemapuan belajar peserta didik telah dilakukan oleh pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh di berbagai lembaga formal, non formal dan informal. Pendidikan melalui lembaga formal telah dibentangkan secara luas oleh pemerintah, bahkan pemerintah mengeluarkan kebijakan wajib belajar 9 tahun sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia. Dengan kebijakan ini diharapkan setiap warga negara Indonesia memiliki pendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan bekal pendidikan SMP ini diharapkan setiap warga negara Indonesia mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin global . Melalu pendidikan non formal pemerintah menggulirkan program Pendidikan Luar Sekolah sehingga sekarang banyak dijumpai kelompok-kelompok belajar (Kejar) Paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD), Kejar paket B setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Kejar Paket C setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui pendidikan informal semakin menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan, kursus-kursus berbagai bidang sehingga warga Negara dapat memilih dan menikmati pendidikan secara layak sesuai dengan kondisi masing-masing.

Setiap jalur pendidikan baik formal, non formal maupun informal pada dasarnya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing dengan satu muara


(16)

commit to user

yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun demikian masing-masing jalur tersebut memiliki tugas dan ciri khas tertentu. Pada jalur Pendidikan Luar Sekolah, dianut prinsip belajar sepanjang hayat yang berarti setiap warga masyarakat dirangsang untuk terus belajar walaupun dengan cara, waktu, tempat dan tingkat yang berbeda-beda, keleluasaan untuk memilih sangat terbuka sesuai keadaan masyarakat sendiri.

Kennet R. Howe, 1992, mengemukakan bahwa :

“The principle of equal educational opportunity serves to

justify demanding of public education something short of full equality: it demands only equality of opportunities, which it is then the responsibility of school children or their parents to act on. In this way, the concept of freedom is built into the concept of equal educational opportunity”

(Prinsip kesempatan pendidikan kesetaraan berfungsi untuk memberikan kesempatan yang merupakan tuntutan dari suatu pendidikan masyarakat yang singkat dari persamaan yang penuh, itu hanya menuntut kesetaraan kesempatan, yang kemudian menjadi tanggung jawab sekolah anak-anak atau orang tua mereka untuk bertindak. Dengan cara ini, konsep kebebasan dibangun ke dalam konsep kesempatan pendidikan kesetaraan).

Kejar Paket C dirancang untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi warga masyarakat yang telah menuntaskan belajar Paket B, Kejar Paket C ini tidak mempertimbangkan usia warga belajar, dengan titik berat pendidikan ditekankan pada penguasaan keterampilan yang dapat diandalkan sebagai bekal untuk mencari nafkah, walaupun paradigma baru sekarang ini Kejar Paket C diperuntukkan bagi peserta didik yang tidak lulus UN dan akan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT).

Melihat kondisi di lapangan, bahwa pada kenyataannya program kelas kejar paket C masih dipandang sebagai pendidikan kelas dua oleh masyarakat, sehingga banyak peserta didik yang merasa rendah diri, terutama bila peserta didik akan melanjutkan pendidikan ke sekolah formal , sekolah tersebut tidak mau menerima lulusan dari kejar paket C ini. Dikancah persaingan tenaga kerja pun lulusan Kejar Paket ini belum mendapatkan tempat sesuai dengan yang diinginkan.


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), tak terkecuali pada Kejar Paket C. Pada dasarnya pendidikan matematika bertujuan untuk melatih siswa agar mampu berpikir logis, kritis, teliti dan cermat. Dengan mempelajari matematika diharapkan kemampuan peserta didik dapat terasah nalarnya, tidak gampang terpengaruh oleh suasana yang kurang baik. Tetapi mereka dapat menerima informasi dengan baik, menganalisa informasi itu dan akhirnya dapat mengambil kesimpulan terhadap masalah yang terjadi. Namun sayangnya matematika hingga saat ini masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi peserta didik, sehingga timbul permasalahan baru dalam pendidikan matematika antara lain banyak peserta didik yang kurang senang dan takut untuk belajar matematika dan bahkan ingin menjauh untuk menghindar dari pelajaran matematika. Hal ini tidak hanya terjadi pada sekolah formal saja bahkan di Kejar Paket C mengalami hal yang sama. E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson (2003), mengemukakan bahwa :

“ The implemented curriculum concerns both what mathematics is taught and how mathematics is taught. One of the ideas about the implemented curriculum acknowledges that what teachers teach may or may not be consistent with what is intended in the curriculum. The implemented curriculum then can be evaluated in terms of what teachers actually do in the classroom with respect to the curriculum. Evaluating the implemented curriculum includes examining the congruity between the instruction to students and the goals also called fidelity of implementation” .

(Kurikulum yang dilaksanakan menyangkut matematika apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Salah satu ide tentang kurikulum diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang mungkin atau tidak mungkin konsisten dengan apa yang dimaksud dengan kurikulum. Kurikulum yang dilaksanakan kemudian dapat dievaluasi dalam hal apa yang sebenarnya oleh para guru dalam kelas dengan mengacu kepada kurikulum. diajarkan dan bagaimana matematika yang diajarkan. Salah satu ide tentang kurikulum diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang mungkin atau mungkin tidak konsisten dengan apa yang dimaksudkan dalam kurikulum. Mengevaluasi kurikulum yang dilaksanakan termasuk memeriksa


(18)

commit to user

kesesuaian diantara instruksi kepada para siswa dan tujuan disebut juga kesetiaan terhadap implementasi).

Peserta didik di Kejar Paket C sangat sulit memahami dan menguasai konsep matematika dengan baik, hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan dan ketidakmandirian mereka dalam mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan oleh guru. Kesulitan tersebut menjadi terus bertambah karena kurangnya motivasi peserta didik, keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga pembelajaran matematika di Kejar Paket C kurang optimal. Beragam motivasi untuk mengikuti Kejar paket C juga mengakibatkan beragam karakterikstik siswa, siswa dengan motivasi mencari ijazah untuk bekerja tentu akan berbeda dengan siswa yang motivasinya untuk melanjutkan pendidikan.

Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluh kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung bagi terciptanya pembelajaran matematika yang lebih baik. Hal ini terlihat dari sarana kelas yang apa adanya, bahkan kelas Kejar Paket C PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Harapan Kecamatan Gemolong sering meminjam di rumah– rumah penduduk untuk proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran matematika guru memegang peranan yang sentral. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada bagaimana guru dapat melakukan inovasi dan kreatifitas sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan peserta didik. Perbedaan intelektual dan penguasaan materi peserta didik dari sekolah formal dan non formal juga harus diperhatikan, kurikulum yang digunakan pun berbeda, proses pembelajaran juag harus berbeda. Dengan demikian pada Kejar Paket C ini dibutuhkan guru yang profesional dalam bidangnya dalam mengajarkan konsep-konsep matematika pada peserta didik, karena memang peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa di sekolah formal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Bagaimanakah proses pembelajaran matematika Kejar Paket C setara SMA di PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum Kejar Paket C setara SMA di PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?

3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pembalajaran matematika di Kejar Paket C setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?

4. Solusi apa saja yang telah dilakukan oleh penyelenggara Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C

PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

2. Untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam proses pembelajaran

matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. 4. Untuk memberikan rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul

pada proses pembelajaran matematika Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingaa peserta didik dapat meningkat pemahaman terhadap materi yang disampaikan. 2. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya di Kejar

Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

3. Dapat meningkatkan kesadaran adanya Kejar Paket C setara SMA PKBM


(20)

commit to user

4. Dapat memberikan umpan balik kepada para guru dalam proses

pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

5. Dapat memberikan sumbangan yang positif dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kajian teori, kerangka berpikir. Kajian teori yang akan dipaparkan mengenai pengertian belajar, pendidikan kesetaraan, program kejar Paket C di PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, teori evaluasi proses pembelajaran matematika di pendidikan nonformal. Kerangka berpikir berisi konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang akan diteliti, disusun berdasarkan teoritis dan kajian hasil penelitian yang telah dikemukakan.

A. Kajian Teori

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi program sering disalah artikan, dianggap sebagai kegiatan untuk mencari kesalahan dan kelemahan program, seseorang atau kelompok yang melaksanakan program (Djuju Sudjana:2006). Evaluasi program diadakan bukan untuk menetapkan baik-buruknya suatu program karena kegiatan tersebut termasuk dalam kategori keputusan.

Syamsu Mappa dalam Duju Sudjana (2006) mendefinisikan evaluasi program pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu program pendidikan. Sejalan dengan pengertian diatas, Mugiadi (1980) menjelaskan bahwa evaluasi program adalah upaya untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu program, kegiatan, atau proyek. Informasi tersebut berguna bagi pengambilan keputusa, antara lain untuk memperbaiki program, menyempurnakan program lanjutan, menghentikan suatu program, atau menyebarluaskan gagasan yang mendasarisuatu program atau kegiatan.

Berdasarkan berbagai pengertian sebagaimana dikemukakan di atas maka evaluasi program dapat didefinisikan sebagai kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Dalam pengertian ini data


(22)

commit to user

adalah fakta, keterangan, atau informasi yang darinya dapat ditarik generalisasi.

Pengertian evaluasi program sebagaimana disampaikan di atas menunjukkan adanya keterkaitan dengan penelitian. Artinya bahwa evaluasi program dan penelitian memliki hubungan erat antara keduanya. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian pelaksanaan program perlu dilakukan penelitian evaluasi pelaksanaan program kurikulum, begitu pula untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses pembelajaran matematika pada Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong.

2. Pengertian Belajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard dalam Wina Sanjaya (2006:110) mengungkapkan : “ learning is the process by which an activity originates or changed through training prosedurs ( wether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not

atributable to training.” Bagi Hilgrad belajar itu adalah proses perubahan

melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Djamarah (2002:13) menyimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

Wina Sanjaya (2006:105) mengemukakan belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan mengemukakan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self regulated ).


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Manusia hidup dan bekerja menurut apa yang telah dipelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Belajar merupakan hal yang kompleks. Dari segi warga belajar dialami sebagai suatu proses. Warga belajar mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar. Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yaitu seluruh mental meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia yang terjadi secara sadar dan disengaja oleh setiap manusia. Perubahan tingkah laku ini secara permanen dan bukan hasil dari kematangan dan keadaan sementara. Belajar itu adalah suatu proses yang sangat komplek, dimana siswa atau warga belajar menjalani pengalaman edukatif. Pengalaman edukatif dan perubahan tingkah laku tersebut secara optimal. Belajar adalah usaha mengubah tingkah laku.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar sebagaimana dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian proses dasar dari perkembangan hidup manusia untuk mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan.

Bertolak dari pengertian belajar tersebut di atas, maka penulis akan menelaah mengenai Kejar Paket C yang merupakan bagian dari program pemerintah untuk menyukseskan program pendidikan dasar 12 tahun yang akan berjalan, yang juga merupakan wujud nyata dari pelaksanaan UUD 1945 yang tercantum dalam alinea ke - 4 yang berbunyi “Mencerdaskan kehidupan bangsa” dalam arti memberantas kebodohan menuju keluarga sejahtera lahir dan batin.


(24)

commit to user 3. Pendidikan Kesetaraan

a. Pengertian Pendidikan Kesetaraan

Definisi mengenai setara adalah sepadan dalam civil effect, ukuran, pengaruh, fungsi, dan kedudukan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat (3) dan penjelasannya bahwa pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA yang mencakup program Paket A, Paket B dan Paket C. Pendidikan kesetaraan meliputi Program Paket A setara SD, Paket B stara SMP dan Paket C setara SMA ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah, serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup. Oleh karena itu pendidikan non formal memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal.

Mehmet Bilir (2007) mengemukakan bahwa :

Non-formal education covers the education-training system that provides life occupation opportunities to those who have never taken formal education, or to those who are at any level of formal education or have left formal education.

(Pendidikan non formal meliputi sistem pendidikan-pelatihan yang memberikan kedudukan kehidupan kesempatan kepada mereka yang tidak pernah mengambil pendidikan formal, atau mereka yang pada setiap tingkat pendidikan formal atau telah meninggalkan pendidikan formal).

b. Kelompok Belajar (Kejar ) Paket

Kejar Paket adalah sistem pembelajaran yang digunakan untuk belajar jarak jauh untuk mengatasi kebodohan. Suatu contoh adalah warga belajar harus menamatkan pendidikan SMA untuk meneruskan karir pekerjaaan misalnya perawat, pegawai negeri, instansi-instansi


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pemerintah atau swasta yang meminimalkan pendidikan SMA bahkan bagi anak-anak yang masih remaja dan dewasa yang dulu putus sekolah atau belum mencapai tingkat SMA karena suatu kendala baik fisik, demografi, maupun ekonomi melalui Kejar Paket C ini mereka berhak memperoleh pengajaran dan pendidikan yang layak untuk meneruskan jenjang yang lebih tinggi, seperti tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.

Bertumpu pada contoh tersebut berarti pendidikan SMA dan setara sungguh sangat diharapkan oleh negara guna menyukseskan program pemerintah “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Ini merupakan manajemen pendidikan nasional. Sistem pembelajaran ini biasanya berlangsung di daerah-daerah yang utamanya warga masyarakat yang jauh dari pusat pendidikan, sehingga dengan sulitnya pusat pendidikan tersebut, maka warga cukup dibekali pendidikan sekolah dasar saja, jadi jika mereka mencari pekerjaan mendapatkan kendala karena hanya berbekal pendidikan sekolah dasar dan menengah saja. Untuk mengatasi kendala-kendala yang tidak diingikan yang karena tidak mempunyai ijazah SMA, maka Kejar Paket C ini muncul dan berusaha mengatasi kendala-kendala yang terjadi.

Dalam penyelenggaraan sistem pembelajaran yang telah diberikan kewenangannya kepada daerah yang kemudian dipantau dari pusat, tentu akan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah tersebut. Pada dasarnya daerah mempunyai tanggung jawab penuh kepadanya yaitu daerah itu sendiri, maka tepatlah pemerintah membuka paket belajar agar warga masyarakat mendapat kesempatan belajar.

Dengan demikian adanya Kejar Paket C bukan untuk kecurangan -kecurangan dalam mencari status pendidikan SMA, banyak yang dibicarakan bahwa Kejar Paket C hanyalah sebuah kursus dan ada pula yang mengira Kejar Paket C hanyalah jual beli ijazah SMA yang


(26)

commit to user

tinggal bayar lalu dapat ijazah tanpa adanya pembelajaran. Itu semua adalah anggapan yang salah dalam dunia pendidikan, Kejar Paket C adalah program pemerintah. Kejar Paket C akan memberikan nilai lebih bagi perkembangan dunia pendidikan, guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Calon siswa atau warga belajar yang mengikuti Kejar Paket C juga harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, jika tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan calon siswa atau warga belajar tersebut tidak dapat diterima.

4. Proses Pembelajaran Matematika di Kejar Paket C

Matematika timbul oleh pola pikir manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika terdiri atas empat kawasan. yaitu: aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan- hubungan kuantitatis dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Belajar matematika dapat membantu serta melatih siswa untuk mengasah fungsi otak kiri. Mengasah fungsi otak kiri, yaitu bahwa dengan belajar matematika dapat melatih siswa berpikir logis, analitis, kritis, detail, runtut, runtun, sistematis, serta memahami adanya kemungkinan terjadi dan menilai sesuatu bukti.

Matematika adalah alat yang dapat memperjelas dan

menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Hal inilah sehingga menjadikan matematika, paling tidak membantu manusia secara individu melaksanakan studi dibanyak bidang dan berhasil memecahkan permasalahan kehidupan. Matematika yang abstrak dikuasai sejak SD agar siswa sudah terlatih untuk berpikir sistematik seperti yang terdapat dalam matematika.

Menurut Wina Sanjaya (2006:133) pembelajaran harus berorientasi pada aktivitas siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dimiliki peserta didik.

5. Pelaksanaan Program Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan program Kejar Paket C, perlu memperhatikan aspek-aspek atau komponen yang menjadi penentu keberhasilan program paket C, komponen yang dimaksud adalah: warga belajar, pengajar / pendidik, penyelenggara, kurikulum, sarana belajar, proses belajar, tempat belajar, evaluasi, dana belajar, dan hasil belajar. Komponen-komponen tersebut dideskripsikan dibawah ini:

1) Siswa / Warga Belajar

Warga belajar program paket C adalah warga masyarakat yang memenuhi persyaratan :

a) Lulus Paket B setara SLTP.

b) Lulus SLTP (SMP dan MTs).

c) Putus SLTA (SMA dan Madrasah Aliyah).

Warga belajar program paket C mempunyai hak untuk : a) Mengikuti kegiatan belajar.

b) Mendapatkan bahan belajar.

c) Melaksanakan kegiatan belajar mandiri, tutorial secara

berkelompok dan klasikal.

d) Memperoleh bimbingan ketrampilan.

e) Memperoleh bimbingan untuk usaha mandiri baik secara pribadi maupun secara berkelompok.

f) Mengikuti evaluasi, penilaian hasil belajar dan pengujian.

g) Memperoleh kesempatan mengikuti ujian persamaan SMA,

memperoleh ijazah kesetaraan bagi yang telah lulus, dan memperoleh penghargaan untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memperoleh penghargaan (civil

effect) setara SMA dalam pekerjaan.


(28)

commit to user

haknya sebagai warga negara yang berhak mendapatkan pendidikan sebagai hak asasinya.

Disamping hak-haknya sebagai warga belajar yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaraan program paket C, warga belajar mempunyai kewajiban yang perlu dipenuhi. Kewajiban itu diantaranya:

(1) Memenuhi persyaratan sebagai warga belajar.

(2) Mengikuti kegiatan belajar yang telah ditentukan dan disepakati bersama.

(3) Membiayai kegiatan pendidikan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.

(4) Mentaati ketentuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar, evaluasi, dan pengujian baik untuk pelajaran pada kurikulum SMA maupun pelajaran keterampilan.

(5) Saling belajar membelajarkan sesama warga belajar untuk tujuan mencapai keberhasilan bersama.

2) Guru/Tutor/Pendidik ( Pengajar / Pelatih / Instruktur)

Dalam penyelenggaraan Program Kejar Paket C harus tersedia tenaga pendidik yaitu pengajar untuk mata pelajaran yang sesuai dengan

kurikulum SMA, pelatih instruktur untuk kegiatan

belajar/keterampilan dan kegiatan usaha. Untuk tenaga pengajar, persyaratannya adalah :

a) Guru SMA atau Madrasah Aliyah (diutamakan).

b) Guru SLTP (SMP dan Madrasah Tsanawiyah) yang memenuhi

syarat.

c) Bukan sebagai guru tetapi memiliki latar belakang pendidikan setingkat DIII/S I pada bidang studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diberikan dan mempunyai Akta IV.

d) Bukan sebagai guru tetapi memiliki latar pendidikan S1/S2 pada bidang studi dengan mata pelajaran yang akan diberikan tetapi mempunyai Akta IV.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Persyaratan bagi pelatih/instruktur keterampilan dan usaha adalah :

a) Ahli dalam bidangnya.

b) Pekerja atau pengusaha dalam bidangnya.

c) Pelatih / instruktur pada perusahaan / bengkel kerja. d) Pelatih / instruktur pada lembaga kursus / pelatihan.

Dalam upaya pengadaan tenaga pendidik dalam hal ini pengajar atau

pelatih/instruktur, perlu ditetapkan standar pendidikan dan

kompetensinya, sistem rekrutmen, pendidikan dan pelatihan,

pembinaan, pemberian penghargaan, pengenaan sanksi, dan

pengawasannya.

3) Kepala Sekolah/Kepala Penyelenggara

Penyelenggaraan program Kejar Paket C sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dalam spektrum pendidikan untuk semua, maka prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat” sangat perlu untuk dikedepankan. Tidak saja menjadi moto, tetapi menjadi suatu kondisi obyektif yang dinamis sebagai wujud dari kesadaran kolektif bahwa, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Dasar pemikiran inilah yang membuat ruang yang luas bagi masyarakat untuk mengambil peran aktif sebagai penyelenggara Program Kejar Paket C. Peran pemerintah lebih menempatkan diri sebagai fasilitator dan pengayom. Namun demikian pemerintah tetap mempunyai kewajiban untuk menjamin terselenggaranya, program Kejar Paket C, dan menjamin mutu penyelenggaraan Kejar Paket C. Masyarakat yang dimaksud dan yang bisa menyelenggarakan program paket C adalah :

a) Lembaga Swadaya Masyarakat.

b) Lembaga kursus.

c) Pondok pesantren.

d) Yayasan, badan hukum dan badan usaha.


(30)

commit to user

f) Lembaga kemasyarakatan, lembaga pendidikan.

g) Sanggar Kegiatan Belajar.

h) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. 4) Kurikulum

Kurikulum dikembangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan meliputi :

1. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia.

2. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan

kepribadian.

3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

4. Kelompok mata pelajaramn Etika.

5. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan.

Isi kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi 10 mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Kesepuluh mata pelajaran tersebut meliputi :

1. Pendidikan Agama.

2. Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Bahasa.

4. Matematika.

5. Ilmu Pengetahuan Alam.

6. Ilmu Pengetahuan Sosial.

7. Seni dan Budaya.

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. 9. Keterampilan.

10.Muatan Lokal.

Kurikulum kesetaraan mengembangkan kecakapan hidup yang terdiri atas : kecakapan pribadi, kecakapan intelektual, kecakapan sosial dan kecakapan vokasional.


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dalam penyelenggaraan program Paket C, perlu disediakan saran belajar yang cukup. Sarana belajar yang dimaksud adalah :

a) Juknis Kurikulum.

b) Buku pegangan guru/tutor/pengajar/nara sumber teknis.

c) Buku-buku pelajaran SMA.

d) Modul pelajaran Paket C.

e) Buku/Modul keterampilan.

f) Bahan dan peralatan untuk belajar keterampilan.

g) Sarana, belajar penunjang baik cetak maupun non cetak. 6) Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Kegiatan evaluasi pada penyelenggaraan program Paket C mengikuti kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di SMA. Kegiatan evaluasi yang perlu dilakukan adalah :

a) Evaluasi harian oleh pengajar.

b) Evaluasi Semesteran.

c) Evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas.

d) Evaluasi hasil belajar tahap akhir untuk menentukan lulusan. e) Ujian keterampilan.

7) Tempat Belajar

Tersedianya tempat belajar sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran dan ketenagaan kegiatan belajar-mengajar pada setiap tempat belajar perlu memiliki ruang kelas untuk kegiatan belajar, ruang untuk belajar keterampilan, ruang praktek, dan raung lain yang mendukung terselenggaranya proses belajar - mengajar. Tempat belajar dapat diusahakan menggunakan gedung sekolah, gedung kursus, dan bangunan lain milik penyelenggara atau milik masyarakat. 8) Dana Belajar

Dana penyelenggaraan program paket C, bersumber dari pemerintah dan dari masyarakat termasuk swadaya warga belajar. Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk menyediakan dana, penyelenggaraan


(32)

commit to user

program Paket C, seperti yang selama ini disediakan untuk penyelenggaraan Paket B. Setidak-tidaknya pemerintah menyediakan dana stimulan untuk menarik dana swadaya masyarakat. Beberapa komponen pendanaan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat adalah keperluan :

a) Pengadaan sarana belajar (buku modul). b) Pelatihan tenaga pendidik.

c) Pengadaan dana belajar.

d) Honorarium tenaga pengajar/ dan pelatih.

e) Honorarium penyelenggara.

f) Pengadaan bahan dan peralatan keterampilan. g) Evaluasi dan ujian.

h) Monitoring dan evaluasi program. 9) Hasil Belajar

Hasil belajar yang akan dicapai dari penyelenggara program Paket C adalah warga belajar yang telah menyelesaikan Paket C, memiliki pengetahuan yang luas, memiliki keterampilan, memiliki sikap yang baik. Sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang /tingkat yang lebih tinggi. Bukti keberhasilan yang menjadi fokus perhatian dari penyelenggaraan program Paket C adalah siswa atau warga belajar yang telah menyelesaikan program Paket C dengan dimilikinya ijazah Kejar Paket C.

Warga belajar yang menyelesaikan Paket C memperoleh ijazah yang memiliki kedudukan yang sama dengan ijazah SMA, dan dapat digunakan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, serta dapat mendaftar sebagai CPNS atau bekerja di instansi-instansi baik negeri maupun swasta.

Dengan penyelenggaran program paket C yang dikelola dengan baik, diharapkan memberi makna, nilai tambah bagi meningkatnya minat dan gairah belajar masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, serta meningkatnya peran serta, masyarakat untuk


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

menyelenggarakan pendidikan sebagai wujud nyata, mencerdaskan kehidupan bangsa.

5. Komponen Evaluasi Proses pembelajaran Matematika Kejar Paket C Evaluasi proses pembelajaran matematika pada Kejar Paket C dilakukan dengan cara melakukan pengamatan, wawancara dan angket. Adapun komponen yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran meliputi :

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. a. Pembelajaran Tatap Muka

1) Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik:

i) menyiapkan kondisi pembelajaran agar peserta didik terlibat baik secara psikis maupun fisik sehingga siap mengikuti proses pembelajaran,

ii) mencatat kehadiran peserta didik,

iii) menyampaikan tujuan pembelajaran atau SK dan KD yang akan dicapai,

iv) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus,

v) mengajukan pertanyaan berkenaan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik untuk mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.

2) Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta


(34)

commit to user

didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, pendidik:

i) membimbing peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan topik/tema yang akan dipelajari,

ii) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan mendalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dari berbagai sumber belajar dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,

iii) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain, iv) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta

antara peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya,

v) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,

vi) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

2) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, pendidik:

a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna,

b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis,

c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut,

d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif,


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar,

f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok,

g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok,

h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, pendidik:

a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman

yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, c. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, pendidik:

1) bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/ kesimpulan pelajaran,

2) bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,

3) melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,

4) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,


(36)

commit to user

pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling, atau memberikan tugas terstruktur baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,

6) memotivasi peserta didik untuk mendalami materi

pembelajaran melalui kegiatan belajar mandiri,

7) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2. Aktivitas penyelenggara

Komponen dan indikator keberhasilan yang diteliti berkaitan dengan aktivitas penyelenggara adalah :

a. Memiliki struktur kurikulum paket C untuk mata pelajaran matematika.

b. Kurikulum mata pelajaran matematika dikembangkan sesuai dengan Standar Isi Kesetaraan.

c. Memiliki silabus mata pelajaran matematika pada program paket C setara SMA.

d. Silabus mata pelajaran matematika disusun oleh tim pengembang kurikulum.

e. Silabus mata pelajaran matematika telah didokumentasikan .

f. Penyelenggara melaksanakana evaluasi pelaksanaan kurikulum pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan.

6. Langkah pemberian rekomendasi atas hambatan yang dihadapi.

Untuk memberikan rekomendasi solusi atas kendala yang dihadapi atau ditemukan dalam proses pembelajaran matematika kelompok belajar Paket C harapan dilakukan dengan langkah-langkah :

a. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan. b. Menganalisis masalah yang ditemukan.

c. Mengusulkan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan kepada penyelenggara kelompok belajar paket C Harapan Kecamatan Gemolong.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

B. Penelitian Yang Relevan

Berikut ini disampaikan beberapa peneltian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson (2003) dengan judul “Evaluation of Mathematics Education Programs” disimpulkan bahwa :

Evaluating mathematics education programs can be discussed and conducted in three levels, the evaluation process in each level should reflect the ultimate goal, to improve and maximize students’ learning. Put another way, students’ learning of important mathematics should be an important source of information when evaluating a mathematics education program.

(Mengevaluasi program pendidikan matematika dapat didiskusikan dan dilakukan di tiga tingkatan, proses evaluasi di setiap tingkat harus mencerminkan tujuan utama, untuk meningkatkan dan memaksimalkan belajar siswa. Dengan kata lain, pembelajaran siswa dari pentingnya matematika harus menjadi sumber informasi yang penting ketika mengevaluasi program pendidikan matematika).

Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program pendidikan matematika. Perbedaannya adalah penulis akan mengevaluasi proses pembelajaran matematika pada Kejar Paket C.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Xin Liang dan Qiong Zhou (2009) dengan judul “Students’ Experiences of Mathematics Learning in Technology

Integrated Classrooms” disimpulkan bahwa :

The results indicated that the feature of learning by playing

encouraged student self-exploration. The diverse

communication channels interacted with students in a much more direct and private manner. The repeated instruction and

immediate assessment promoted students’ autonomy,

encouraged student engagement and nurtured self-directed learning.


(38)

commit to user

(Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendatang pembelajaran dengan siswa bermain, mendorong eksplorasi diri. Beragam saluran komunikasi untuk berinteraksi dengan siswa dalam jarak yang lebih jauh dapat langsung dan secara pribadi. Instruksi ulang dan penilaian segera dipromosikan merupakan otonomi siswa, mendorong siawa terlibat dan memlihara belajar mandiri).

Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa pembelajaran matematika. Perbedaannya adalah penulis akan mengevaluasi apakah pada proses pembelajaran Kejar Paket C telah dilakukan kegiatan untuk mengekplorasi kemampuan siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Nugroho (2010) dengan judul “Analisis Perubahan Kurikulum SMA Mata Pelajaran Matematika di Kabupaten Karanganyar“diperoleh hasil bahwa SMA di Kabupatan Karanganyar belum siap menerima perubahan kurikulum mata pelajaran matematika, sehingga pembelajaran matematika tidak dapat berjalan dengan maksimal. Solusi yang direkomendasikan adalah melakukan sosialisasi lebih intensif ke sekolah-sekolah. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi proses pembelajaran matematika. Perbedaannya adalah penulis akan menggali lebih dalam apakah di kelompok belajar paket C ini telah diterapkan kurikulum sesuai dengan kurikulum pendidikan kesetaraan yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Malik Ibrahim (2006) yang berjudul “ Evaluasi Program Fasilitator Desa Intensif di Kabupaten Kendal” disimpulkan bahwa masing-masing desa intensif telah melaksanakan 3 jenis progam PNF Yaitu Kejar Paket B, Kejar Paket C dan PAUD, Pelaksanaan program fasilitator di desa intensif Kabupaten Kendal apabila dikaitkan dengan indikator keberhasilan program, pada umumnya dapat dikatan berhasil. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program di Pendidikan Non Formal. Perbedaannya adalah penulis akan menggali lebih dalam di


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kelompok belajar paket C tentang proses pembelajaran matematika dan pelaksanaan kurikulum pendidikan kesetaraan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hasbi (2006) dengan judul “ Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah” disimpulkan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat terhadap program PBKH cukup tinggi, dukungan terhadap penyelenggaraan program PBKH cukup memadai, Peserta didik telah mencapai kecakapan hidup yang baik dari aspek social skills dan

vocational skills. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan

adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program di Pendidikan Non Formal. Perbedaannya adalah penulis akan menggali lebih dalam di kelompok belajar paket C tentang proses pembelajaran matematika dan pelaksanaan kurikulum pendidikan kesetaraan.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada penemuan sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka pemikiran berguna untuk mewakili teori-teori yang terlepas satu dengan yang lain sehingga menjadi suatu rangkaian utuh mengarah pada penemuan jawaban sementara. Kerangka pemikiran dalam teori ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Proses belajar merupakan proses interaksi antara tutor dengan warga belajar dalam mencapai tujuan belajar. Belajar matematika adalah belajar mengikuti struktur yang ada sehingga dapat berpikir secara logis dan dapat mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika. Kelompok belajar Paket C merupakan program pemerintah untuk menyukseskan pendidikan sehingga dicapai masyarakat yang bebas tiga buta dan meningkat satu tingkatan sehingga modal pikir dan daya pikir sudah lebih maju.

Pelaksanaan proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C menuntut perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan terutama guru, siswa dan proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya yang menuntut banyak


(40)

commit to user

perubahan tersebut menimbulkan kendala yang dihadapi siswa maupun guru dalam pelaksanan Kurikulum, serta usaha-usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan Kurikulum. Kesiapan warga belajar dan guru dalam pelaksanaan Kurikulum juga menjadi kendala utama dalam proses pembelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum.

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C terbagi menjadi tiga bagian penting. Bagian pertama pendahuluan, pada bagian ini guru melakukan kegiatan apersepsi, orientasi dan motivasi. Pada bagian kedua kegiatan inti, yang meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Bagian ketiga penutup, pada bagian ini guru melakukan kegiatan merangkum bersama siswa, refleksi dan tindak lanjut.

2. Pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C harus sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan.

Maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika di Kelompok Belajar Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, selanjutnya melakukan evaluasi proses pembelajaran matematika di tempat tersebut.

Secara sistematis paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Guru

Siswa/Warga Belajar

Kurikulum

Sarana Prasarana

Peran Guru

Peran Siswa

Peran penyelenggara penyelenggara Proses

Pembelajaran Matematika


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Uraian mengenai pertanggungjawaban metode - metode yang digunakan melibatkan pembahasan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, prosedur penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif itu adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Sugiyono dalam Andi Prastowo (2011:178) menjelaskan pada umumnya alasan yang dipakai ketika peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu karena masalah kompleks, holistic (utuh), dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dan dikumpulkan jenis penelitian lainnya.

Sementara Bogman dan Taylor (2011:179) mengungkapkan bahwa dasar pertimbangan yang bisa dijadikan argumen untuk menggunakan metode penilitian kualitatif adalah sebagai berikut : (1) masalah yang diteliti mengarah kepada keadaan-keadaan dari individu secara holistic (utuh), (2) penelitan bertujuan untuk memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sebagaimana mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya, (3) penelitian bertujuan untuk membuat dan menyusun konsep-konsep yang hakiki, seperti indah, menderita, keyakinan, penderitaan, frustasi, harapan, cinta, dan lain sebagainya.

Bungin dalam Andi Prastowo (2011:178) mengemukakan penelitian yang akan dilaksanakan karena alasan-alasan berikut : (1) wilayah penelitian pada ruang yang sempit, (2) variabel sederhana, namun rumit dalam tataran konten (isi), (3) berada di kedalaman, (4) penelitian mempersoalkan makna, (5) mempertanyakan fokus fenomena, (6) jika dilakukan pengukuran akan


(42)

commit to user

sangat rumit, (7) sebagai alat ukur adalah peneliti sendiri, (8) perekaman (pengumpul) datanya peneliti dapat menggunakan alat atau tanpa alat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Belajar Paket C setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong tahun pelajaran 2011/2012. Alasan pemilihan tempat tersebut adalah pertama Paket C PKBM Harapan telah melakukan pembelajaran dari kelas X, XI dan XII dan tidak hanya ujian saja sehingga peneliti dapat meneliti proses pembelajaran matematika khususnya kelas X tahun pelajaran 2011/2012, kedua pertimbangan latar belakang tempat yang dekat dengan pusat kota sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Adapun tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal, tinjauan lapangan ditempat yang bersangkutan, permohonan ijin, serta penyusunan instrumen. Pada tahap persiapan ini pula dilaksanakan seminar proposal, revisi proposal dan pembuatan makalah kualifikasi. Jangka waktu yang dibutuhkan mulai minggu pertama bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Maret 2012.

b. Tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan berlangsung di lapangan meliputi pengambilan data dengan menggunakan instrumen, pengumpulan data, analisis data dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2012. Pada tahap pelaksanaan ini data yang diperoleh melalui wawancara maupun observasi dicatat secara teliti untuk persiapan dilakukan analisis data..

c. Tahap akhir, analisis data penyusunan laporan dilaksanakan bulan Juni dan Juli 2012.


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel .3.1 Rincian Waktu Penelitian Tahun 2012

No Jadwal kegiatan Bulan Pelaksanaan

Januari Pebruari Maret April Mei Juni

1 Tahap awal

- Penyusunan

proposal

- Seminar proposal

- Penuyusunan

instrument penelitian V

V

V

2 Tahap Pelaksanaan

- Pengambilan data

- Analisis data

- Verifikasi data

V

V V

3 Tahap

- Pengambilan

kesimpulan

- Pembuatan laporan

V V C. Sumber Informasi

Menurut Andi Prastowo (2011:205) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan dan pada tujuan yang telah ditetapkan. Narasumber, objek, atau lokasi mana yang dipilih sebagai sumber informasi ditentukan oleh tujuan dan corak permasalannya (Andi Prastowo, 2011:206).

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancari merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman dan pengambilan foto. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi utama antara lain : Kepala Sekolah, guru/tutor dan siswa/warga belajar.


(44)

commit to user

Tabel .3.2. Sumber data dan jenis data penelitian

No Sumber data Jenis data

1 Kepala Sekolah 1.Transkrip hasil wawancara

2.Data siswa

3.Dokumen silabus dan RPP

2 Guru atau tutor 1.Transkrip hasil wawancara

2.Transkrip hasil observasi

3.Dokumen silabus dan RPP

3 Siswa atau warga belajar 1.Transkrip hasil wawancara

2.Transkrip hasil observasi

D. Subyek Penelitian

Menurut Sugiyono dalam Andi Prastowo (2011:195) menerangkan bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi (bukan mengeneralisasikan), tetapi ditransfer ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang diselidiki. Secara spesifik Moleong dalam Andi Prastowo (2011: 195) menjelaskan subyek penelitian adalah informan. Informan adalah “orang dalam” pada latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar (lokasi atau tempat) penelitian.

Subyek penelitian dalam hal ini adalah guru/tutor dan siswa/warga, belajar Kejar Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, Kepala penyelenggara. Adapun teknik yang digunakan untuk menentukan informan dalam penelitian ini yaitu dengan jalan peneliti memasuki Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong, melakukan observasi dan wawancara kepada Kepala Sekolah, guru/ tutor dan peserta didik secara purposive sampling, yaitu suatu cara yang dilakukan dengan memilih informan dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Andi Prastowo, 2011:197).


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan informasi atau fakta-fakta di lapangan (Pohan dalam Andi Prastowo, 2011:208). Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Untuk mengukur variabel penelitian maka diperlukan instrumen, dari instrumen ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data dibuat dan dikembangkan berdasarkan kedalaman materi atau hal-hal yang didiskripsikan sesuai dengan kepentingan penelitian dimaksud. Dalam penelitian ini ada 3 macam metode, yaitu metode observasi partisipatif, wawancara mendalam , dan dokumentasi.

1. Metode observasi partisipatif

Sutrisno Hadi dalam Andi Prastowo (2011:220) menerangkan bahwa pengamatan atau observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. Sementara observasi partisipatif adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan.

Jadi metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenal fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis kemudian dilakukan pencatatan. Metode observasi mendapatkan gambaran secara langsung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika. Metode observasi digunakan untuk meneliti proses pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas dengan subyek penelitian guru dan siswa. Pada saat melakukan observasi pembelajaran matematika peneliti mengamati dengan seksama kejadian-kejadian baik yang telah sesuai maupun yang belum sesuai dengan indikator.


(46)

commit to user

Tabel .3.3. Komponen dan indikator evaluasi

No Komponen yang dinilai Indikator

1 Proses pembelajaran

1.Tindak mengajar

a.Membahas PR

b.Memotivasi siswa c.Penyampaian materi ajar

d.Penggunaan media

pembelajaran

e.Mengadakan variasi

pembelajaran

f.Menciptakan suasana

siswa terlibat secara aktif g.Materi penguatan

h.Latihan terkontrol i.Latihan mandiri j.Rangkuman k.Tindak lanjut 2.Tindak belajar

a.Perhatian b.Keaktifan c.Kemandirian

PR selalu dibahas

Guru selalu memotivasi siswa Jelas dan benar

Tepat dan benar

Memiliki variasi pembelajaran

Siswa terlibat secara aktif

Selalu memberi pengauatan Selalu memberi latihan Selalu memberi PR

Selalu membuat rangkuman Selalu memberi tindak lanjut

Perhatian siswa selalu serius Siswa selalu terlibat aktif Siswa mandiri mengerjakan tugas

2. Pelaksanaan Kurikulum

1.Struktur Kurikulum 1.Struktur kurikulum tertulis

dengan rinci

2.Struktur kurikulum

dikembangkan mengacu

pada Standar Isi Kesetaraan,


(1)

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian dimuka dan data-data dari hasil penelitian di Kejar

Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1.

Proses Pembelajaran di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong

.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika di Kejar Paket C

terutama suasana pembelajaran berlangsung kurang kondusif, hal ini terjadi

karena kebanyakan siswa membawa anak-anak ke dalam tempat

pembelajaran. Guru menggunakan metode yang monoton sehingga terkesan

siswa merasa jenuh. Metode yang digunakan oleh guru hanya metode ceramah

dan tanya jawab sehingga kurang memancing motivasi siswa untuk aktif

dalam pembelajaran.

Pembelajaran di Kejar Paket C merupakan program khusus yang

dirancang guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperuntukkan bagi

warga Negara yang tidak atau belum mengenyam pendidikan formal. Sebagai

sekolah yang dianggap asing, pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika

berusaha dijalankan oleh guru atau tutor dalam tahap awal. Variasi model

pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang sehingga terkesan

pembelajaran berjalan secara monoton dan membosankan. Guru belum secara

khusus menggunakan metode yang dapat menggali kompetensi siswa, hal ini

dipengaruhi oleh terbatasnya waktu untuk pelaksanaan pembelajaran.

2.

Pelaksanaan Kurikulum Kejar Paket C Harapan Kecanatam Gemolong

Pengelola Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten

Sragen telah melaksanakan kurikulum pembelajaran matematika di Kejar


(2)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

70

diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan. Hal ini dapat diketahui

dari hasil supervisi kepala sekolah terhadap pelaksanaan proses pembelajaran

matematika.

3.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika

di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika

di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong adalah :

1.

Suasana kelas pada saat pembelajaran masih kurang kondusif.

2.

Sarana dan prasrana kurang memadai terutama buku pegangan siswa.

3.

Variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang.

4.

RPP yang dibuat oleh guru kurang lengkap.

4.

Rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses

pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan

Gemolong

Berdasarkan pembahasan dengan berbagai kendala tersebut maka

peneliti memberikan rekomendasi usulan solusi atas kendala yang muncul

tersebut sebagai berikut:

1. Menganjurkan kepada warga belajar tidak membawa anak-anak ikut

masuk ke dalam kelas sehingga tidak membuat suasan menjadi gaduh.

2.

Menyediakan buku pegangan siswa untuk proses pembelajaran di kelas

Kejar Paket C Harapan, sehingga setiap mendapatkan satu buku.

3.

Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop

yang berkaitan dengan metode dan variasi pembelajaran untuk

meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan.

4.

Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop

yang berkaitan dengan pembuatan RPP untuk meningkatkan kompetensi

guru yang bersangkutan.


(3)

B.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai makna

bagi setiap peneliti sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. Adapun penelitian

yang telah dilakukan ini mempunyai implikasi antara lain :

1.

Implikasi Teoritis

a. Pembelajaran baik di sekolah maupun di masyarakat mempunyai peranan

yang penting terhadap keberhasilan peserta didik. Kebiasaan belajar siswa

tercermin dari intensitas belajar baik di rumah maupun di sekolah atau

tempat belajar, keaktifan, kreatifitas dan kemandirian yang akhirnya akan

membentuk pola belajar pserta didik.

b.

Dengan metode ceramah, tanya jawab, latihan soal dan diskusi yang akan

membentuk pola kerjasama antar siswa sehingga siswa akan menghargai

perbedaan individu.

2.

Implikasi Praktis

a.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru atau tutor

untuk memahami karakteristik peserta didik pada Kejar Paket C,

disamping itu akan memberikan kesadaran yang tinggi kepada guru atau

tutor bahwa di Indonesia terdapat 3 jalur pendidikan yaitu informal,

formal dan non formal. Kejar Paket C termasuk dalam pendidikan non

formal sehingga tugas guru tidak hanya mendidik generasi penerus yang

sekolah di pendidikan formal saja tetapi masih ada generasi penerus

bangsa yang sekolah di pendidikan non formal yang juga membutuhkan

pendidikan untuk meraih masa depannya.

b.

Hasil penelitian dapat dijadikan masukan kepada orang tua dalam

mengarahkan dan membimbing anak-anaknya dalam meningkatkan

prestasi belajar matematika. Mengenalkan Kejar Paket C bukan sekedar


(4)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

72

c.

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan kepada pemerintah dan

instansi terkait bahwa Kejar Paket C lahir dari pemerintah seperti

sekolah-sekolah formal lainnya dan mempunyai tujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa sehingga perlu dipikirkan juga tentang sarana dan

prasarananya. Sarana dan prasarana yang memadai akan mempengaruhi

berlangsungnya pembelajaran matematika dengan baik.

C.

Saran/ Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, maka dapat dikemukakan berbagai

saran demi perbaikan hasil selanjutnya. Adapun saran-saran tersebut sebagai

berikut :

1.

Untuk pemerintah

Agar pemerintah memberikan dana operasional pada Kejar Paket C Harapan

agar secara khusus digunakan untuk penyediaan buku pegangan siswa.

2.

Untuk Penyelenggara

Hendaknya selalu memberikan sosialisasi dan motivasi kepada warga belajar

akan pentingnya sekolah walaupun di tempuh pada pendidikan non formal,

untuk mengurangi banyaknya siswa yang membawa anak ke tempat belajar..

3.

Untuk Guru

Guru atau tutor hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dengan

mengikuti workshop dan bintek tentang model-model pembelajaran dan

pembuatan RPP.

4.

Untuk siswa

Hendaknya siswa atau warga belajar harus mampu menanamkan prinsip

belajar sepanjang hayat, sehingga akan meningkatkan kemauan dan

kemampuan dalam pembelajaran matematika.


(5)

Anonim. 2000 .

Undang-Undang Dasar 1945.

Andi Prastowo. 2011.

Metode Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

Bagus Nugroho. 2010.

Analisis Perubahan Kurikulum SMA Mata Pelajaran

Matematika di Kabupaten Karanganyar.

Tesis.

Djamarah. 2002 .

Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta

Djuju Sudjana. 2006.

Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah.

Bandung: PT.

ROSDA

E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson. 2003.

Evaluation of mathematics education

programs

. International encyclopedia of education, 3rd Edition.

Elsevier.

Howe Kenneth R. 1992 .

Liberal Democracy, Equal Educational Opportunity,

and the Challenge of Multiculturalism.

American Educational

Research Journal Fall 1992, Vol. 29, No. 3, PP. 455-470

Karalis Thanassis and Dimitris Vergidis. 2004.

Lifelong education in Greece:

recent developments and current trends.

Int. J. of Lifelong

Education, Vol. 23, No. 2 (March–April 2004), 179–189

Malik Ibrahim. (2006

). Evaluasi Program Fasilitator Desa Intensif di Kabupaten

Kendal.

Jurnal Ilmiah Visi PTK-PNF, Vol 1. No. 2. 82-88

Mehmet Bilir. 2007.

Non-formal education implementations in Turkey: issues and

latest challenges.

Int. J. of Lifelong Education, Vol. 26, No. 6

(November-December 2007), 621–633

Mendiknas. 2003.

UU Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003.

Jakarta :

Kementrian Pendidikan Nasional.

Mendiknas. 2005.

Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.

Mendiknas. 2008 .

Peraturan Pemerintahm No. 3 Tahun2008 tentang Standar

proses Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

Nusa Putra. 2011.

Penelitian Kualitatif Proses dan Aplikasi.

Jakarta : PT. Indeks.

Sudjana S. 2001.

Pendidikan Luar Sekolah.

Bandung: Falah Production.

Tim Dirdik Kesetaraan, 2006.

Pendidikan Kesetaraan Mencerdaskan Anak

Bangsa.

Jakarta: Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal.

Tim Dirdik Kesetaraan, 2009.

Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Penyelenggaraan

Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C berbasis Komunitas.

Jakarta: Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal.

Tim PLSOR, 2007.

Panduan Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional.

Semarang : Dinas Pendidikan Prop. Jateng.

Tim Penulisan Tesis UNS, 2011.

Panduan Penulisan Tesis,

Surakarta : Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret .

Tjetjep Rohendi Rohidi, 2009.

Analisis Data Kualitatif.

Jakarta UI-Press.

Wahyudin, 2008.

Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran.

Jakarta : CV.

Ipa Abong.

Wina Sanjaya, 2006.

Startegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.

Jakarta : Kencana Prenada Media.

Yana Wardana, 2007.

Manajemen Pendidikan Untuk Peningkatan Daya Saing.

Bandung : PT Pribumi Mekar. Jakarta : Direktorat Pendidikan

Kesetaraan, Dirjen PLS.

Yatim Riyanto, 2010.

Metodologi Penelitian Pendidikan.

Surabaya: SIC.

Xin Liang, & Qiong Zhou, 2009.

Students experiences of mathematics learning in

technology integrated Classrooms.

Int. J. of Technology in Teaching

and Learning. 5(1), 62-74


Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENGALAMAN LAPANGAN BIDANG STUDI MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET A NUSA INDAH DI KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN BATANG

0 3 156

Peranan Camat Dalam Pelaksanaan Pelimpahan Wewenang Pemerintah Kabupaten di Kecamatan Gemolong ( Studi Otonomi Daerah Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen)

0 15 186

ANALISIS KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Analisis Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2012.

0 2 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS OLIMPIADE SAINS (STUDI SITUS DI SMAN SBBS GEMOLONG SRAGEN) Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Olimpiade Sains (Studi Situs Di SMAN SBBS Gemolong Sragen).

0 1 17

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS OLIMPIADE SAINS (STUDI SITUS DI SMAN SBBS GEMOLONG SRAGEN) Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Olimpiade Sains (Studi Situs Di SMAN SBBS Gemolong Sragen).

0 1 15

PEMBELAJARAN KELAS OLYMPIADE DI SMP‐SMA NEGERI SRAGEN BILINGUAL BOARDING SCHOOL (SBBS) GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Pembelajaran Kelas Olympiade di SMPSMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) Gemolong Kabupaten Sragen.

0 0 13

EVALUASI SIMPANG PASAR GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN.

0 1 4

Pelaksanaan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri Kalangan kecamatan Gemolong kabupaten Sragen Zul Anwar

0 0 194

Evaluasi kinerja pada simpang pasar Gemolong Kabupaten Sragen AWAL

0 1 23

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN | Ngatman | 9103 19388 1 SM

0 0 9