Peta kendali control chart

Statistical quality control SQC mempunyai tiga penggunaan umum yaitu 1 untuk mengawasi pelaksanaan kerja sebagai operasi-operasi individual selama pekerjaan sedang dilakukan, 2 untuk memutuskan apakah menerima atau menolak sejumlah produk yang telah diproduksi baik dibeli atau dibuat dalam perusahaan, dan 3 untuk melengkapi manajemen dengan audit kualitas produk-produk perusahaan Handoko, 1984 dalam Nadiah, 2013. Pada suatu perusahaan, statistical quality control SQC sangat bermanfaat sebagai alat pengendali mutu. Pengendalian mutu juga meliputi pengawasan pemakaian bahan-bahan, berarti secara tidak langsung statistical quality control SQC bermanfaat pula mengawasi tingkat efisiensi. Dengan demikian, statistical quality control SQC dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah kerusakan dengan cara menolak reject dan menerima accept berbagai produk yang dihasilkan, sekaligus upaya efisiensi dalam penggunaan biaya pada pengendalian mutu produk Prawirosentono, 2004 dalam Nadiah, 2013.

2.9 Metode Statistical Quality Control SQC

2.9.1 Peta kendali control chart

Reksohadiprojo, 1995 dalam Sutrisno, 2014 menyatakan bahwa peta kendali control chart merupakan alat analisis untuk mengetahui rata-rata kerusakan penyimpangan, batas atas, dan batas bawah pengendalian mutu suatu produk. Peta kendali control chart adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas atau proses berada dalam pengendalian mutu secara statistika atau tidak, sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan mutu. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali. Manfaat dari peta kendali adalah sebagai berikut. 1. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada di dalam batas-batas kendali mutu atau tidak terkendali. 2. Memantau proses produksi secara terus-menerus agar tetap stabil. 3. Menentukan kemampuan proses capability process. 4. Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan dalam proses produksi. 5. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan mutu produk sebelum produk akan dipasarkan. Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali. Peta kendali yang sering digunakan adalah peta kendali model Andrew Shewhart yang pada dasarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1 Upper control limit atau batas kendali atas UCL Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan. Dapat dinotasikan sebagai batas penyimpangan paling tinggi dari nilai baku. 2 Central line atau garis pusat atau tengah CL Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel. Nilai baku yang akan menjadi pangkalan perhitungan terjadinya penyimpangan hasil pengamatan pada tiap sampel. 3 Lower control limit atau batas kendali bawah LCL Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel. Dapat dinotasikan sebagai batas penyimpangan terendah yang masih berada dalam batas-batas pengendalian. Pengendalian mutu akan berjalan baik jika kerusakan produk masih dalam batas normal yaitu terletak antara batasan pengawasan atas UCL dan batasan pengawasan bawah LCL. Apabila kerusakan produk di atas garis UCL, maka perusahaan akan mengalami kerugian yang dikarenakan jumlah kerusakan produk tinggi dan jika jumlah kerusakan produk di bawah garis LCL, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan atau laba besar yang dikarenakan jumlah kerusakan produknya sedikit. Bentuk grafik peta kendali berdasarkan model Andrew Shewhart dapat ditunjukkan seperti Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Grafik Peta Kendali Model Andrew Shewhart Periode bulan Persentase kerusakan UCL CL LCL Menurut Reksohadiprojo, 1995 dalam Sutrisno, 2014 metode control chart merupakan analisis untuk mengetahui rata-rata kerusakan penyimpangan, batas atas, dan batas bawah pengawasan mutu dengan menggunakan rumus sebagai berikut. a. Mencari rata-rata kerusakan ...................................................................... 1 Keterangan: P = persentase kerusakan produk tahun X = jumlah produk rusak kgtahun n = jumlah produksi selama periode kgtahun b. Menentukan standar deviasi atau penyimpangan √ - ....................................................................... 2 Keterangan: P = persentase kerusakan produk tahun Sp = standar deviasi atau penyimpangan kgtahun n = rata-rata produksi selama periode kgtahun c. Menentukan batas pengawasan a Batasan pengawasan atas Upper Control Limit = UCL .................................................................... 3 b Batas pengawasan bawah Lower Control Limit = LCL - ..................................................................... 4 Keterangan: UCL = batas pengawasan atas upper control line tahun LCL = batas pengawasan bawah lower control line tahun Sp = standar deviasi atau penyimpangan kgtahun

2.9.2 Biaya mutu quality cost