dapat  menekan  tingkat  stres  pada  ikan  dan  mengurangi  gerakan  ikan  meronta- ronta sebelum mati.
2. Penanganan  pascapanen  yang  dilakukan  oleh  para  nelayan.  Memperoleh  ikan
yang bermutu dan daya awet panjang, pokok utama dalam menangani ikan adalah bekerja cepat, cermat, bersih, dan pada suhu rendah.
3. Musim. Daya simpan ikan pada musim panas  yang hangat sering lebih pendek.
Daya awet ikan berfluktuasi secara musiman menurut suhu. 4.
Wilayah  penangkapan.  Perbedaan  dalam  wilayah  penangkapan  dapat  juga berpengaruh terhadap daya awet.
5. Suhu air saat ikan ditangkap. Air yang bersuhu tinggi dan ikan agak lama tinggal
dalam air sebelum diangkat dapat mempercepat proses penurunan mutunya.
2.6 Pengertian Mutu
Mutu merupakan suatu produk atau jasa yang memenuhi syarat atau keinginan pelanggan,  dimana  pelanggan  dapat  menggunakan  atau  menikmati  produk  atau  jasa
tersebut dengan sangat puas dan mereka menjadi pelanggan tetap Feigenbaum, 1991 dalam  Saragih,  2013.  Dalam  perusahaan  pabrik,  istilah  mutu  diartikan  sebagai
faktor-faktor  yang  terdapat  dalam  suatu  barang  atau  hasil  tersebut  sesuai  dengan tujuan  untuk  apa  barang  atau  hasil itu  dimaksudkan  atau  dibutuhkan  Assuari,  1999
dalam Hutapea, 2010. Mutu  suatu  produk  adalah  keadaan  fisik,  fungsi,  dan  sifat  suatu  produk
bersangkutan  yang  dapat  memenuhi  selera  dan  memuaskan  kebutuhan  konsumen
sesuai  dengan  nilai  uang  yang  telah  dikeluarkan  Prawirosentono,  2001  dalam Hutapea,  2010.  Dari  pihak  konsumen,  mutu  suatu  barang  ditentukan  oleh  harapan
konsumen  atas  biaya-biaya  yang  harus  ditanggung  oleh  konsumen  apabila  dia membeli  barang  tersebut  di  satu  pihak  dengan  harga  barang  tersebut  di  lain  pihak.
Dalam  hal  ini  konsumen  membandingkan  antara  harga  barang  dibeli,  kebutuhan diinginkan, serta biaya-biaya pemakaian barang tersebut.
Keseimbangan  antara  tiga  hal  tersebut  menentukan  pilihan  konsumen  atas mutu barang yang dipilihnya untuk dibeli atau dimilikinya Gitosudarmo, 1998 dalam
Hutapea, 2010. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh perusahaan hendaknya memperhatikan  persyaratan  mutu,  baik  persyaratan  nasional  maupun  luar  negeri.
Mengetahui persyaratan mutu dan keamanan pangan pada hasil perikanan beku dapat
dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Persyaratan Mutu dan Keamanan Pangan Ikan Beku
Parameter Satuan
Persyaratan 1. Sensori
- Min. 7 Skor 1-9
2. Kimia
a
- Histamin
c
- TVB mgkg
mgN Maks. 100
Maks. 20 3. Fisika
- Suhu pusat C
Maks. -18 4. Cemaran mikroba
- ALT - Escherichia coli
- Salmonella - Vibrio cholera
a
- Vibrio parahaemolythus
a
- Listeria monocytogenes
a,f
kolonig APMg
per 25 g per 25 g
APMg per 25 g
Maks. 5,0 x 10
5
3 Negatif
Negatif 3
Negatif 5. Cemaran logam
a
- Arsen As - Kadmium Cd
mgkg mgkg
mgkg mgkg
Maks. 1,0 Maks. 0,1
Maks. 0,5
b
Maks. 0,05
d
Lanjutan Tabel 2.2
Parameter Satuan
Persyaratan - Merkuri Hg
- Timah Sn - Timbal Pb
mgkg mgkg
mgkg mgkg
mgkg mgkg
Maks. 0,5 Maks. 1,0
b
Maks. 40,0 Maks. 0,3
Maks. 0,4
b
Maks. 0,2
d
6. Cemaran fisik
a
7. Racun hayati
a
- Ciguatoksin Negatif
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2014
Catatan :
a
bila diperlukan
b
untuk ikan predator
c
untuk ikan scombroid, clupeidae, scombresocidae, pomatomidae, coryphaenedae
d
untuk ikan yang dibudidayakan
e
untuk ikan karang
f
untuk ikan salmonidae
Performansi mutu dapat ditentukan dan diukur berdasarkan karakteristik mutu yang  terdiri  atas  beberapa  sifat  atau  dimensi  sebagai  berikut  Gaspersz,  1998  dalam
Mentari, 2011. 1. Fisik : panjang, berat, dan diameter.
2. Sensory berkaitan dengan panca indera : rasa, penampilan, warna, bentuk, model, dan lain-lainnya.
3.  Orientasi  waktu  :  keandalan,  kemampuan  pelayanan,  kemudahan  pemeliharaan, dan ketepatan waktu penyerahan produk.
4. Orientasi biaya : berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayarkan oleh konsumen.
2.7 Pengendalian Mutu