Definisi Struktur Molekul, Absorpsi dan Metabolisme

102 penurunan NAD+. NAD+ adalah molekul penting yang terkait dalam metabolisme energi pada tingkat sel. Penurunan NAD+ yang berat menyebabkan penurunan ATP lebih lanjut. Penurunan ATP ini tidak hanya ditimbulkan karena menurunnya NAD+, melainkan juga karena adanya disfungsi mitokondria Szkudelski, 2012. Paparan STZ dalam jangka pendek mengurangi aktivitas aconitase mitokondria sel islet, menurunkan konsumsi oksigen mitokondria, dan menurunkan potensial membrane mitokondria Szkudelski, 2012. Secara klinis, gejala diabetes pada tikus akan terlihat jelas dalam 2-4 hari setelah penyuntikan baik secara intravena maupun intraperitoneal dengan dosis tunggal STZ sebesar 60 mgkg BB Abeleeh et al., 2009.

2.4 Ektrak Kulit Pohon Pinus Maritim Perancis Pinus pinaster

2.4.1 Definisi

Ekstrak kulit pinus maritim Perancis yang juga dikenal dengan nama Pycnogenol® merupakan ekstrak terstandardisasi dari batang pinus maritim Perancis, dari kulit terluar batang pohon Pinus pinaster Aiton Subspesies atlantica Rohdewald, 2005. Pohon pinus tersebut dibudidayakan dengan sistem monokultur secara eksklusif pada suatu area yang sempit di daerah di barat daya Perancis Landes de Gascogne. Pohon pinus dengan kulit luar yang tebal dan berlapis-lapis tersebut akan dipanen setelah dibudidayakan selama lebih dari 30 tahun. Pohon-pohon yang ditebang akan diganti dengan bibit baru dan seluruh proses regenerasi pohon tetap berjalan secara terus menerus. Proses ini dikontrol 103 oleh pemerintah Perancis dan sebagian besar hutan tersebut merupakan Taman Nasional Oliff, 2010. Kulit batang pinus yang baru diambil ditaburi dan diekstraksi dengan etanol dan air dengan peralatan yang dipatenkan sehingga memungkinkan terjadinya proses yang berlangsung terus menerus secara otomatis. Setelah pemurnian dari ekstrak mentah, dilakukan proses pengeringan dengan cara disemprot. Dari proses tersebut akan menghasilkan bubuk berwarna kecoklatan yang stabil pada kondisi lingkungan yang gelap dan kering. Ekstrak ini distandardisasi sehingga mengandung 70 ± 5 procyanidins, dimana terdiri dari catechin dan epicatechin yang terkondensasi Oliff, 2010.

2.4.2 Struktur Molekul, Absorpsi dan Metabolisme

Ekstrak kulit pinus maritim Perancis mengandung proanthocyanidins terkondensasi yang terutama terdiri dari procyanidins dan asam fenolat. Ekstrak kulit pinus maritim Perancis ini distandardisasi sehingga mengandung 70 ± 5 procyanidins. Procyanidins mewakili sub-kategori proanthocyanidins. Proanthocyanidins merupakan nama famili untuk spesies flavan-3-ols terkondensasi yang berbeda, yaitu procyanidins, prodelphinidins dan propelargonidins Oliff, 2010. 104 Gambar 2.5 Struktur Dasar Proanthocyanidins Rohdewald, 2005 Komposisi utama dari ekstrak kulit pinus maritim Perancis adalah senyawa fenolik, yang secara luas dibagi menjadi monomer Catechin, epicatechin, dan taxifolin dan flavonoid yang terkondensasi yang diklasifikasikan sebagai procyanidinsproanthocyanidins. Proanthocyanidins sendiri merupakan biopolimer yang terdiri dari unit procyanidins catechin dan epicatechin, dengan panjang rantai mulai 2-12 unit monomer Oliff, 2010. Proanthocyanidins memiliki sifat pemakan radikal bebas yang poten dan dapat juga ditemukan di dalam biji anggur, kulit anggur, bilberry, cranberry, kismis hitam, teh hijau, teh hitam, blueberry, blackberry, strawberry, black cherry, anggur merah, dan kubis merah. Proanthocyanidins larut dalam air dan lemak, sehingga mampu melewati sawar darah otak untuk memberikan 105 perlindungan antioksidan pada sistem saraf pusat, dan beredar dalam aliran darah selama 72 jam DAndrea, 2010. Gambar 2.6 Komponen ekstrak kulit pinus Pinus pinaster Grimm et al., 2006b Selain itu ekstrak kulit pinus maritim Perancis juga mengandung komponen minor yaitu asam fenolik. Asam fenolik dalam ekstrak kulit pinus merupakan turunan dari asam benzoat p-hidroksibenzoat, protocatechic acid, asam galat, asam vanilat atau asam sinamat caffeic acid, asam ferulat, p-cumaric acid. Asam fenolik yang ditemukan dalam bentuk bebas dan sebagai glukosida atau glukosa ester Oliff, 2010. 106

2.4.3 Profil Farmakologis Aktivitas Antioksidan

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL.

0 0 6

PEMBERIAN EKSTRAK BIJI KAKAO (THEOBROMA CACAO) SECARA ORAL DAPAT MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN MENINGKATKAN JUMLAH SEL BETA PANKREAS PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN WISTAR DIABETES MELITUS.

0 1 19

PEMBERIAN EKSTRAK KULIT POHON PINUS MARITIM PERANCIS (Pinus pinaster) MENCEGAH PENURUNAN SEL BETA PANKREAS DAN MENCEGAH PENINGKATAN GLUKOSA DARAH PUASA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN.

1 2 59

PEMBERIAN SEL PUNCA MESENKIMAL WHARTON’S JELLY INTRAVENA MENINGKATKAN JUMLAH SEL BETA PANKREAS DAN MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN GALUR WISTAR DIABETES MELITUS.

1 4 53

PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL ANGGUR (Vitis vinifera) MENCEGAH PENURUNAN OSTEOBLAS DAN DENSITAS TULANG SERTA MENCEGAH PENINGKATAN OSTEOKLAS PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN DENGAN AKTIVITAS FISIK BERLEBIH.

0 1 85

EKSTRAK BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni jacq) DAPAT MEREGENERASI SEL � PANKREAS DAN MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DIABETES MELITUS.

0 0 57

PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN MENINGKATKAN SEL BETA PANKREAS PADA TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus L.) DIABETES MELITUS.

0 2 37

PEMBERIAN SEL PUNCA MESENKIMAL WHARTON’S JELLY INTRAVENA MENINGKATKAN JUMLAH SEL BETA PANKREAS DAN MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN GALUR WISTAR DIABETES MELITUS.

0 1 53

pengaruh ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) dalam mencegah peningkatan kdar kreatinin darah pada tikus putih (Rattus Norvegicus) galur wistar yang diinduksi gentamisin.

0 0 3