Gambaran Histologis Pankreas Diabetes Melitus

87 mgdL 6,1 sampai 7,0 mmolL dapat dikatakan suatu keadaan pre diabetes Perkeni, 2011. American Diabetes Association melaporkan bahwa setiap 21 detik ada satu orang yang terkena diabetes. Diperkirakan jumlah diabetes mencapai 350 juta pada tahun 2025, lebih dari setengahnya berada di Asia, terutama di India, Cina, Pakistan, dan Indonesia Tandra, 2014. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. Prediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 akan meningkat menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 Perkeni, 2011. Sedangkan International Diabetes Federation IDF memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes dari 10,0 juta pada tahun 2015 menjadi 16,2 juta pada tahun 2040 IDF, 2015.

2.2.2 Gambaran Histologis Pankreas Diabetes Melitus

Pankreas terdiri dari bagian eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin pankreas berfungsi menghasilkan enzim –enzim pankreas amilase, peptidase, dan lipase. Sedangkan bagian endokrin pankreas merupakan kelompok sel yang disebut pulau Langerhans Sherwood, 2001. Pulau Langerhans merupakan kumpulan dari empat tipe sel yang mensintesis insulin sel beta, glukagon sel alfa, somatostatin sel delta dan polipeptida pankreas sel pp Kim et al., 2007. 88 Sel beta pankreas menempati bagian tengah dari pulau Langerhans, dan merupakan sel endokrin pankreas yang paling banyak. Sedangkan sel alfa tersebar di bagian perifer pulau Langerhans. Sel delta pankreas sebagian besar terletak di bagian perifer, dan sebagian kecil terletak ditengah diantara sel beta pankreas. Sel PP dapat ditemukan sebagai sel tunggal maupun kelompok di bagian perifer pulau Langerhans Bowen, 2002; Huang et al,, 2009. Gambaran histologis pulau langerhans pada pankreas hewan diabetes menunjukkan penurunan jumlah pulau langerhans, adanya inflamasi dan vakuolisasi pulau langerhans, dan degranulasi sel beta pankreas. Sebagai tambahan, tampak gangguan pada susunan sel alfa dan beta pankreas, juga terlihat adanya pyknosis dan nekrosis pada pulau langerhans Hosseini et al., 2015. Pada penelitian yang dilakukan Suarsana et al 2010 menunjukkan penurunan jumlah sel beta pankreas pada tikus diabetes yang diinduksi senyawa aloksan. Pada kelompok tikus kontrol tampak sel beta memenuhi pulau Langerhans dibagian tengah dan jumlahnya sangat banyak 84,56 ± 9,4 buah, sedangkan pada perlakuan diabetes terlihat sel beta jumlahnya sangat sedikit 9,33 ± 1,77 buah. Hal ini menunjukkan telah terjadi kerusakan sel beta pankreas akibat induksi dengan aloksan. Kerusakan sel beta pankreas menyebabkan produksi insulin berkurang sehingga ketika hormon insulin dideteksi pada sel beta menggunakan pewarnaan imunohistokimia, hasilnya sel beta jumlahnya sangat sedikit Suarsana et al., 2010. 89 Gambar 2.1 Foto Mikrograf Sel Beta Pulau Langerhans Tikus dengan Pewarnaan Immunohistokimia Suarsana et al., 2010 K- = Kontrol negatif, DM = Kelompok positif diabetes melitus Tanda panah = sel beta pankreas Gambaran pulau Langerhans pada diabetes juga menunjukkan adanya hyalinisasi dan deposit amiloid, yang berasal dari peptida Islet Amyloid Polypeptide IAPP, yang juga dikenal sebagai amylin. Amylin merupakan peptida sekretori minor dari sel beta pankreas yang disintesis bersamaan dengan insulin dan C-peptida. Amylin ini diduga yang menyebabkan resistensi insulin dan dapat menyebabkan apoptosis sel beta pankreas. Selain itu juga tampak adanya infiltrasi lemak dan fibrosis luas Butler et al., 2003; Ozougwu et al., 2013.

2.2.3 Mekanisme Kerusakan Sel beta Pankreas pada Diabetes Melitus

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL.

0 0 6

PEMBERIAN EKSTRAK BIJI KAKAO (THEOBROMA CACAO) SECARA ORAL DAPAT MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN MENINGKATKAN JUMLAH SEL BETA PANKREAS PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN WISTAR DIABETES MELITUS.

0 1 19

PEMBERIAN EKSTRAK KULIT POHON PINUS MARITIM PERANCIS (Pinus pinaster) MENCEGAH PENURUNAN SEL BETA PANKREAS DAN MENCEGAH PENINGKATAN GLUKOSA DARAH PUASA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN.

1 2 59

PEMBERIAN SEL PUNCA MESENKIMAL WHARTON’S JELLY INTRAVENA MENINGKATKAN JUMLAH SEL BETA PANKREAS DAN MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN GALUR WISTAR DIABETES MELITUS.

1 4 53

PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL ANGGUR (Vitis vinifera) MENCEGAH PENURUNAN OSTEOBLAS DAN DENSITAS TULANG SERTA MENCEGAH PENINGKATAN OSTEOKLAS PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN DENGAN AKTIVITAS FISIK BERLEBIH.

0 1 85

EKSTRAK BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni jacq) DAPAT MEREGENERASI SEL � PANKREAS DAN MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DIABETES MELITUS.

0 0 57

PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN MENINGKATKAN SEL BETA PANKREAS PADA TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus L.) DIABETES MELITUS.

0 2 37

PEMBERIAN SEL PUNCA MESENKIMAL WHARTON’S JELLY INTRAVENA MENINGKATKAN JUMLAH SEL BETA PANKREAS DAN MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN GALUR WISTAR DIABETES MELITUS.

0 1 53

pengaruh ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) dalam mencegah peningkatan kdar kreatinin darah pada tikus putih (Rattus Norvegicus) galur wistar yang diinduksi gentamisin.

0 0 3