Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Masyarakat Surabaya Pusat dan Surabaya Timur

Penelitian ini dilakukan di Surabaya yang merupakan ibukota dari Propinsi Jawa Timur dengan ciri khas penduduk yang heterogen dan majemuk. Selain itu Surabaya bisa disebut sebagai kota kosmopolitan karena ada beberapa ciri yang melekat pada masyarakatnya yaitu individualistis, suka pada transparansi, dan dekat dengan media massa. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya berusia 17- 50 tahun dan lokasi yang diambil adalah wilayah Surabaya Pusat dan Surabaya Timur. Dari masing-masing wilayah tersebut diambil dua kecamatan. Untuk wakil dari wilayah Surabaya Pusat diambil Kecamatan Tegalsari dan Kecamatan Genteng. Dari wilayah Surabaya Timur diambil Kecamatan Tenggilis Mejoyo dan Kecamatan Gunung Anyar. Langkah selanjutnya adalah menentukan dua kelurahan dari setiap kecamatan. Kelurahan Wonorejo 30.226 jiwa dan Kelurahan Kedungdoro 26.690 jiwa mewakili Kecamatan Tegalsari, Kelurahan Ketabang 8.891 jiwa dan Kelurahan Genteng 10.097 jiwa mewakili Kecamatan Genteng. Sementara itu dari Kecamatan Tenggilis Mejoyo diambil Kelurahan Kutisari 17.750 jiwa dan Kelurahan Kendangsari 13.950 jiwa. Yang 46 terakhir adalah dari Kecamatan Gunung Anyar diambil Kelurahan Rungkut Tengah 13.293 jiwa dan Kelurahan Gunung Anyar 14.752 jiwa.

4.1.2 Berita Berlakunya Perda Antirokok di Jawa Pos

Dalam beberapa waktu lalu, pemerintah kota Surabaya mulai memberlakukan aturan larangan merokok di area publik sesuai dengan Perda No. 5 Tahun 2008 mengenai Kawasan Tanpa Rokok KTR dan Kawasan Terbatas Merokok KTM. Dan kabar tersebut ramai dibahas dalam berbagai media, khususnya harian Jawa Pos. Jawa pos selain sebagai salah satu surat kabar yang menyajikan berita tentang dimulainya pemberlakuan perda antirokok di Surabaya, juga mengupas fakta dan realitas yang bertolak yang ada dibalik proses pemberlakuan perda yang mulai dijalankan 22 Oktober 2009 lalu. Dalam pemberitaan disebutkan, dinkes memperkirakan kesiapan masyarakat metropolis dalam mengimplementasikan perda tersebut masih 70 persen. Tapi, bisa jadi kurang dari perkiraan itu. Menurut Esty, angka 70 persen itu terkait dengan penyediaan smoking room di kawasan terbatas merokok. Selama setahun sejak perda antirokok disahkan, dinkes menyatakan sudah melakukan sosialisasi secara optimal. Pengenalan kepada masyarakat itu dilakukan melalui bantuan LSM yang concern pada masalah kesehatan. Kenyataannya, penyediaan infrastruktur ruangan khusus merokok, baik di instansi pemerintah maupun swasta, hingga kini masih minim. Plt Kepala Satpol PP Arief Boediarto mengatakan akan bersosialisasi terlebih dahulu dalam menindak pelanggar perda antirokok. Arief menjelaskan, berdasar koordinasi dengan dinas kesehatan dinkes selama enam bulan pertama, pemkot cuma menegur mereka yang merokok di tempat yang dilarang. Enam bulan setelah sosialisasi, Arief berjanji memperketat penegakan perda. Sanksi administratif dan pidana mulai diberlakukan. Seperti termuat dalam perda, pelanggar dapat dikenai denda maksimal 50 juta rupiah atau pidana kurungan maksimal tiga bulan. Arief berharap pengawasan secara bertahap, mulai teguran sampai sanksi, bisa memberikan efek jera bagi pelanggar perda antirokok. Sehingga, masyarakat tidak perlu diawasi untuk tidak merokok di sembarang tempat. Dan pada intinya, mereka ingin melindungi perokok pasif dan menekan perokok pemula. Jawa Pos Edisi 22 Oktober 2009. Inti permasalahannya adalah perda antirokok mulai diberlakukan di Surabaya, namun pemkot sendiri sebagai badan yang bertanggung jawab atas adanya Perda Antirokok tersebut, masih terlihat belum siap. Hal tersebut dinilai melalui penyediaan infrastruktur ruangan khusus merokok yang masih minim. Sedangkan pada kenyataan yang tertulis dalam Perda No. 5 Tahun 2008 mengenai Kawasan Tanpa Rokok KTR dan Kawasan Terbatas Merokok KTM, Bab 4 tentang Kewajiban Pimpinan Atau Penanggung Jawab Kawasan Tanpa Rokok Dan Kawasan Terbatas Merokok, Pasal 5 Ayat 2 yaitu : Pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Terbatas Merokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 berkewajiban untuk : 1. Menyediakan tempat khusus untuk merokok . 2. Membuat dan memasang tandapetunjukperingatan larangan merokok dan tandapetunjuk ruangan boleh merokok. 3. Wajib memberikan teguran dan peringatan kepada setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 4 ayat 2. Berakar dari masalah tersebut, dalam realita masyarakat sendiri saat ini, pemberitaan tentang diberlakukannya perda antirokok tersebut menuai pro dan kontra. Bagi mereka yang pro terhadap pemberitaan tersebut adalah mereka yang mayoritas merupakan para perokok. Mereka sebenarnya tidak mempermasalahkan dengan diresmikannya perda mengenai larangan merokok di area publik, mereka hanya menginginkan adanya konsekuensi konkrit dari pemerintah sendiri terlebih dahulu. Yang dimaksudkan disini adalah andaikan perda tersebut benar-benar dilaksanakan sesuai rancangan dan sanksi yang sudah ada bagi para pelanggarnya, pemerintah setempat paling tidak mengadakan penyuluhan-penyuluhan terlebih dahulu dan telah menyiapkan tempat- tempat khusus bagi mereka smoking area atau smoking room, sehingga tidak ada unsur dan pemikiran dari mereka bahwa hal itu sebuah penindasan bagi mereka ketika mereka melanggarnya dan dikenakan sanksi atas pelanggarannya tersebut. Sedangkan bagi mereka yang kontra terhadap pemberitaan tersebut adalah mereka yang minoritas merupakan para perokok pasif dan peduli terhadap kesehatan lingkungan sekitar. Mereka menyuarakan aspirasinya dan menginginkan Pemerintah Kota Surabaya untuk segera mendirikan sebuah Smoking Room atau Smoking Area bagi para perokok, sehingga para perokok tersebut tidak merusak kesehatan lingkungan di sekitarnya. Opini dalam penelitian ini adalah salah satu hasil interaksi masyarakat yang mengemukakan pendapatnya dalam bentuk respon pasca pemberitaan tentang Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos. Indikator yang digunakan untuk mengukur opini masyarakat di Surabaya pasca pemberitaan tentang Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos antara lain melalui pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam daftar kuesioner yaitu menyangkut : Isi berita surat kabar Jawa Pos yang menceritakan tentang Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos : 1. Pro dan kontra tentang dimulainya penerapan Perda Antirokok di Surabaya, hal itu kaitannya dengan : a. Kesiapan pemkot dan masyarakat Surabaya. b. Kesesuaian fungsi yang dibawa dari penerapan Perda Antirokok tersebut dengan isi Perda Antirokok itu sendiri. 2. Pro dan kontra tentang perlu atau tidak adanya penerapan Perda Antirokok di Surabaya.

4.2 Penyajian dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN KONFLIK KEBUN BINATANG SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Konflik Pengelolahan dan Kepemilikan Lahan Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Harian Jawa Pos).

3 5 129

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos).

0 0 99

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN POLIGAMI DI JAWA POS (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa Pos).

0 0 105

SIKAP PEMBACA TENTANG PEMBERITAAN CIPTAKAN KAMPUNG AMAN DI HARIAN JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pembaca Harian Jawa Pos Tentang Pemberitaan Ciptakan Kampung Aman).

0 1 134

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PEMBONGKARAN TEMBOK PEMBATAS TUGU PAHLAWAN (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan Pembongkaran Tembok Pembatas Tugu Pahlawan di Jawa Pos).

4 20 83

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP MAKELAR KASUS PAJAK PASCA PEMBERITAAN GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Masyarakat Terhadap Makelar Kasus Pajak Pasca Pemberitaan Gayus Tambunan Di Surat Kabar Jawa Pos).

1 2 96

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PEMBONGKARAN TEMBOK PEMBATAS TUGU PAHLAWAN (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan Pembongkaran Tembok Pembatas Tugu Pahlawan di Jawa Pos)

0 0 20

Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos (Studi Deskriptif tentang Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos)

0 0 15

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos)

0 0 24

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN KONFLIK KEBUN BINATANG SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Konflik Pengelolahan dan Kepemilikan Lahan Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Harian Jawa Pos)

1 1 16