Secara operasional opini tersebut dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu :
1. Positif, jika responden memberikan pernyataan setuju, mendukung
atau berpendapat baik terhadap pemberitaan di Jawa Pos tersebut kontra terhadap pemberlakuan perda antirokok.
2. Netral, jika responden memberikan pernyataan ragu-ragu termasuk
didalamnya pernyataan tidak berpendapat terhadap pemberitaan di Jawa Pos tersebut.
3. Negatif, jika responden memberikan pernyataan tidak mendukung atau
berpendapat tidak baik tehadap pemberitaan di Jawa Pos tersebut pro terhadap pemberlakuan perda antirokok.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2005 : 91.
Peneliti menggunakan masyarakat Surabaya berusia 17-50 tahun yang membaca pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya pada
harian Jawa Pos. Dan subjek penelitian yang tercatat sebanyak 1.783.257 jiwa.
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel adalah jumlah dari populasi yang akan diambil. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat yang bertempat tinggal di
Surabaya yang berusia 17-50 tahun yang membaca pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya pada harian Jawa Pos.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, akan ditentukan dengan menggunakan Rumus Yamane sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Presisi derajat ketelitian
n = N
= 1.783.257 = 99,9 = 100 responden N.d
2
+ 1 1.783.257.0,1
2
+ 1
Jadi jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 dengan ketentuan masyarakat Surabaya yang berusia 17-50
tahun dan membaca berita Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya pada harian Jawa Pos. Secara sistematis langkah-langkah yang diambil dalam
penelitian ini digambarkan dalam gambar 3.2 dibawah ini.
N n = ------------
N.d
2
+ 1
Gambar 3.2 Sistematika Pengambilan Sampel
Keterangan : N
= Kota Surabaya N1
= Surabaya
Pusat N2
= Surabaya
Timur N1a
= Kecamatan Tegalsari N1b
= Kecamatan Genteng N2a
= Kecamatan Tenggilis Mejoyo N2b
= Kecamatan Gunung Anyar n1
= Kelurahan
Wonorejo n2
= Kelurahan Kedungdoro n3
= Kelurahan Ketabang n4
= Kelurahan Genteng n5
= Kelurahan Kutisari n6
= Kelurahan Kendangsari
N1b N1
n4 n3
n2 n1
N2a
n6 n5
n7 n8
N2 N
N2b N1a
n7 = Kelurahan Rungkut Tengah
n8 = Kelurahan Gunung Anyar
Untuk mengambil jumlah sampel, peneliti menggunakan metode Multistage Cluster Random Sampling
dalam rangka penentuan wilayah. 1.
Cluster Tahap Pertama. Yang dilakukan adalah penentuan wilayah
di Kota Surabaya. Wilayah Kota Surabaya terbagi menjadi lima bagian, yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur,
Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Setelah dilakukan pemilihan secara acak, terpilih Surabaya Pusat dan Surabaya Timur.
2. Cluster Tahap Kedua.
Penentuan daerah kecamatan. Wilayah Surabaya Pusat mencakup empat kecamatan dan Surabaya Timur
mencakup tujuh kecamatan. Pemilihan dilakukan secara acak, dan untuk wilayah Surabaya Pusat terpilih Kecamatan Tegalsari dan
Kecamatan Genteng. Sementara Kecamatan Tenggilis Mejoyo dan Kecamatan Gunung Anyar mewakili wilayah Surabaya Timur.
3.
Cluster Tahap Ketiga.
Penentuan daerah kelurahan. Untuk Kecamatan Tegalsari terpilih Kelurahan Wonorejo dan Kelurahan
Kedungdoro. Untuk Kecamatan Genteng terpilih Kelurahan Ketabang dan Kelurahan Genteng. Untuk Kecamatan Tenggilis Mejoyo terpilih
Kelurahan Kutisari dan Kelurahan Kendangsari. Dan untuk Kecamatan Gunung Anyar terpilih Kelurahan Rungkut Tengah dan Kelurahan
Gunung Anyar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, bahwa jumlah penduduk usia 17-50 tahun untuk masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut :
1. Kelurahan Wonorejo
: 30.226 jiwa 2.
Kelurahan Kedungdoro : 26.690 jiwa
3. Kelurahan Ketabang
: 8.891 jiwa 4.
Kelurahan Genteng : 10.097 jiwa
5. Kelurahan Kutisari
: 17.750 jiwa 6.
Kelurahan Kendangsari : 13.950 jiwa
7. Kelurahan Rungkut Tengah
: 13.293 jiwa 8.
Kelurahan Gunung Anyar : 14.752 jiwa
Jumlah :
135.739 jiwa
Untuk memperinci, jumlah sampel yang akan diteliti dari masing- masing kelurahan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
Keterangan : n
= Jumlah sampel yang dicari N1
= Jumlah stratum ke-1 sub populasi kelurahan N
= Jumlah masyarakat Surabaya berusia 17-50 tahun per kelurahan n1
= Jumlah sampel minimal yang ditentukan N1
n = x n1
N
Berdasarkan rumus diatas, maka perhitungannya akan seperti dibawah ini : 30.226
1. Kelurahan Wonorejo
: x 100 = 22,2 = 22
135739 26.690
2. Kelurahan Kedungdoro
: x 100 = 9,6 = 20
135739 8.891
3. Kelurahan Ketabang
: x 100 = 6,6 = 7
135739 10.097
4. Kelurahan Genteng
: x 100 = 7,4 = 7
135739 17.750
5. Kelurahan Kutisari
: x 100 = 13
135739 13.950
6. Kelurahan Kendangsari
: x 100 = 10,2 = 10
135739 13.293
7. Kelurahan Rungkut Tengah
: x 100 = 9,7 = 10
135739 14.752
8. Kelurahan Gunung Anyar
: x 100 = 10,8 = 11
135739
NO. KELURAHAN POPULASI PERSENTASE
RESPONDEN 1. Wonorejo
30.226 22
2. Kedungdoro 26.690
20 3. Ketabang
8.891 7
4. Genteng 10.097
7 5. Kutisari
17.750 13
6. Kendangsari 13.950
10 7. Rungkut
Tengah 13.293
10 8. Gunung
Anyar 14.752
11
JUMLAH 135.739 100
Tabel 3.2 Tabel Jumlah Sampel 3.3
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu : 1.
Data Primer Data yang diperoleh langsung dari responden. Adapun data primer
berupa penyebaran kuesioner pada responden yang sesuai dengan sampel yang diambil untuk memperoleh keterangan sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dan terbuka. Yang dimaksud dengan
kuesioner tertutup adalah dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian
alternatif jawaban yang harus dijawab telah tertera pada kuesioner
tersebut. Sedangkan untuk kuesioner terbuka memungkinkan responden untuk menjelaskan jawabannya. Singarimbun, 1989 : 45.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Bahan-bahan pustaka didapat dari
buku-buku literatur atau informasi tertulis lainnya dan instansi-instansi yang terkait. Data sensus juga termasuk salah satunya. Selain itu juga
segala macam keterangan yang diperoleh dari internet mengenai topik terkait. Bungin, 2004 : 122-123.
3.4 Metode Analisis Data