BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Everett M. Rogers definisi komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka Cangara, 2002:19. Dan ada juga yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator
ke komunikan untuk mencapai efek tertentu. Individu berkomunikasi untuk mendapat pemaknaan terhadap persepsi mereka. Mulyana, 2001;167
mengungkapkan bahwa persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan sekitar
kita, dan proses tersebut mempengaruhi kita. Manusia dalam berkomunikasi menggunakan tanda dan simbol-simbol.
Untuk itu setiap individu harus melakukan penafsiran terhadap tanda-tanda decoding. Untuk itu terdapat studi untuk pemaknaan terhadap tanda-tanda pada
umumnya, serta studi tentang system bekerjanya kode-kode atau symbol dalam suatu budaya yang diberi nama “Semiologi” atau “Semiotika”. Dalam hal ini
semiotika atau semiologi dibedakan menjadi dua jenis, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikas. Semiotika komunikasi lebih menekankan
pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam factor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode sistem
tanda, pesan, saluran komunikasi, dan acuan hal yang dibicarakan. Sedangkan semiotika signifikasi lebih menekankan pada teori tanda dan pemahamannya
dalam suatu konteks tertentu. Semiologi adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Sobur, 2004:15. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita
pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Begitu juga dengan grafitti yang merupakan sebuah
tanda atau symbol yang penuh dengan arti dan merupakan hasil dari subculture.
2.1.2 Komunikasi Non Verbal
Pengertian komunikasi
nonverbal menurut Mark L Knapp, biasanya
digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak
peristiwadan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui symbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh
bersifat nonverbal. Mulyana,2001:312. Menurut Larry A.Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal
mencakup semua rangsangankecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan pengguna lingkungan oleh
individu, yang mempunyai nilai potensial bagi pengirim atau penerima. Definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari
peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Seringkali kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain
atau tidak. Mulyana, 2001:308. Secara garis besar Larry A. Samovar dan
Richard E. Porter membagi pesan-pesan nonverbal manjadi dua kategori besar yakni : pertama, perilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan
postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan prabahasa; kedua, ruang, dan diam. Klasifikasi Larry danRichard ini sejajar dengan
klasifikasi John R Wenburg dan William W. Wilmot, yakni isyarat-isyarat nonverbal bersifat publik seperti ukuran ruangan dan faktor-faktor situasional
lainnya. Mulyana,2001:317
2.1.3 Komunikasi Sebagai Proses Simbolik