referensi yang dimiliki. Hubungan antara pengguna tanda dan tanda adalah hubungan makna Fiske dalam Sobur, 2001:115.
Dengan mengacu pada model Pierce, makna dalam suatu teks tidak terjadi dengan sendiri, melainkan diproduksi dalam hubungan antara teks dengan
penggunaan tanda. Hal ini merupakan tindakan dinamis, dimana kedua elemen saling memberi sesuatu yang sejajar. Bila suatu teks dan pengguna tanda berasal
dari budaya yang relatif sama, interaksi keduanya lebih mudah terjadi, konotasi mitos dalam teks telah menjadi referensi pengguna yang bersangkutan Fiske
dalam Sobur, 2001:114.
2.1.18 Kerangka Berpikir
Setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dalam memahami suatu peristiwa objek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman
field of experience dan pengetahuan frame of reference yang berbeda-beda pada setiap individu. Begitu juga peneliti dalam memahami tanda dan lambing
dalam objek, yang berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti. Berdasarakan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
diketahui bahwa untuk memahami dan mengerti makna pesan dari mural grafitti versi “ Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”, mural grafitti ini kemudian oleh
peneliti dimaknai dengan menggunakan pendekatan semiotik. Pendekatan semiotic yang digunakan adalah pendekatan semiotik dari Charles Sanders Pierce
yang mengkategorikan tanda kedalam ikon, indeks, dan simbol. Dengan Metode Pierce peneliti melakukan melakukan pemaknaan terhadap tanda dan lambang
berbentuk gambar, sehingga diperoleh hasil dari interpretasi data mengenai penggambaran mural grafitti versi “ Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemahaman terhadap tanda dan lambang yang dalam hal ini adalah mural grafitti versi “ Indonesiaku kaya raya
tapi kok sengsara”. Tanda-tanda yang terdapat dalam setiap penggambaran mural grafitti secara keseluruhan tersebut dikaji berdasarkan teori yang sesuai dengan
peristiwa yang melatar belakangi pembuatan mural grafitti “ Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”, yang dijabarkan secara rinci dalam pemilihan gambar,
dan kata-kata. Peneliti menggunakan metode semiotik dari Charles S. Pierce, yaitu teori
tentang segitiga makna triangle meaning, yang terdiri dari tanda, objek, dan interpretan. Tanda merujuk pada sesuatu yang dirujuk tanda sementara interpretan
adalah tanda yang dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk oleh sebuah tanda. Pierce membagi tanda kedalam tiga kategori, yaitu ikon, indeks, dan
simbol. Dengan metode tersebut, maka dapat diperoleh suatu hasil interpretasi mengenai seni mural grafitti versi “Indonesiaku kaya raya tap kok sengsara”.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik untuk mengetahui
system tanda dan gambar yang digunakan pada pemaknaaan seni mural grafitti versi “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” yang berada di
dinding DLLAJ di Jl. A. Yani tepatnya samping pertokoan Carrefour Yang dahulunya Alfa Achmad Yani. Alasan digunakannya metode
kualitatifberdasarkan beberapa factor, yaitu metode kualitatif akan lebih menyesuaikan bila dalam penelitian ditemukan kenyataan ganda, kemudian
metode kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, dan metode kualitatif lebih peka serta dapat
menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola nilai yang dihadapi Moleong, 1998:5.
Untuk menginterpretasikan objek dari mural grafitti tersebut, harus terlebih dahulu diketahui sistem tanda yang terdapat dalam mural grafitti
yang kemudian dijadikan korpus sampel dalam penelitian ini. Karena itulah, peneliti menggunakan pendekatan semiotik untuk menganalisa atau
menafsirkan makna yang terdapat dalam mural grafitti tersebut.