PEMAKNAAN MURAL GRAFITTI “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” (Studi semiotic pemaknaan Mural Grafitti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”).

(1)

Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”

( STUDY SEMIOTIK PEMAKNAAN MURAL GRAFITTI “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” )

S K R I P S I

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : “Veteran” Jawa Timur

OLEH :

Rizky Bhaskara

0643010055

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2010


(2)

Oleh :

RIZKY BHASKARA

0643010055

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 11 Juni 2010

Menyetujui,

Pembimbing, Tim Penguji,

1. KETUA

Drs. Kusnarto, M.Si Dra.Sumardjijati, M.S NIP.19580801 198402 1001 NIP. 19620323 199309 2001

2. SEKRETARIS

Drs. Kusnarto, M.Si NIP.19580801 198402 1001

3. ANGGOTA

Dra.Dyva Claretta NPT. 3 6601 94 0025 1

Mengetahui, DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 19550718 198302 2001


(3)

Assalaamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis membuat Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Berkat usaha, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini, maka pada akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan.

Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Kusnarto, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang selama ini telah membimbing serta memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan bimbingannya kepada :

1. Dra. Hj. Suparwati, M. Si, Dekan FISIP UPN Veteran JATIM

2. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran JATIM

3. Drs. Saiffudin Zuhri, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran JATIM

4. Drs. Kusnarto, M.Si, Membimbing Peneliti Sampai Selesainya Penelitian Ini.


(4)

iv

kasih atas segala dorongan, bimbingan, nasihat-nasihat, serta doa yang terus menerus

8. Sahabat dan teman-teman dekat penulis, Mamed, Eraz, Cris, Rizal, Echa’, Jatmiko, Angga.

9. Stephanie Gita Pasassung, terimakasih atas dukungan, serta yang selalu memberikan motivasi selama ini.

10. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis memohon kehadirat Tuhan Yang Maha Esa semoga segala bantuan yang telah mereka berikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Tuhan YME.

Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya, Mei 2010


(5)

Halaman

JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

ABSTRAKSI... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Perumusan Masalah... 1.3. Tujuan Penelitian... 1.4. Manfaat Penelitian...

1 7 7 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori... 2.1.1. Pengertian Komunikasi………... 2.1.2. Komunikasi Non Verbal... 2.1.3. Komunikasi Sebagai Proses Simbolik ... 2.1.4. Culture... 2.1.4.1 Pengertian Culture...

9 9 10 11 12 12 v


(6)

2.1.7. Grafitti Sebagai Budaya Tulisan... 2.1.8. Teori-Teori Makna... 2.1.9. Bom... 2.1.10. Topeng... 2.1.11. Indonesia... 2.1.12. Super Hero... 2.1.13. Kaya Raya... 2.1.14. Sengsara... 2.1.15. Pemahaman Warna... 2.1.16. Keadilan dan Pemimpin Dalam Konteks Islam.. 2.1.17. Model Semiotika Charles S.Pierce... 2.2. Kerangka Berpikir...

18 18 20 21 22 23 24 25 25 28 29 31 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian... 3.2. Kerangka Konseptual... 3.2.1. Korpus Penelitian... 3.2.2. Unit Analisis... 3.3. Teknik Pengumpulan Data... 3.4. Teknik Analisis Data...

33 34 38 39 40 41 vi


(7)

vii

4.1. Gambaran Umum Objek... 4.1.1. Lukisan Mural Grafitti... ... 4.2. Penyajian Data... 4.3. Pemaknaan Mural Grafitti “Indonesiaku kaya-raya tapi

kok sengsara” dalam Konteks Chrles Sanders Pierce... 4.4.Analisis Mural Grafitti “Indonesiaku kayaraya tap kok

sengsara”... 4.4.1. Ikon... 4.4.2. Indeks... 4.5.3. Simbol...

4.5.Pemaknaan Mural Grafitti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” Dalam Model Triangle Meaning...

42 42 45

46

51 51 54 56

58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan... 5.2. Saran...

60 61 DAFTAR PUSTAKA... 62 LAMPIRAN... 63


(8)

Halaman

Gambar 1. Contoh Gambar “Tagging”... 4

Gambar 2. Contoh Gambar Mural... 5

Gambar 3. Segitiga Makna Pierce...………... 29

Gambar 4. Model Kategori Tanda Pierce... 30

Gambar 5. Korpus Penelitian... 38 Gambar 6. Hubungan Antara Objek, Tanda, dan Interpretant Dalam

Semiotik Pierce


(9)

Halaman Lampiran 1. Gambar Mural Grafitti “Indonesiaku kaya raya tapi kok

sengsara... 64


(10)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemaknaan mural graffiti Mural Grafitti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”kedalam sistem komunikasi berupa tanda dan lambang.

Penelitian ini menggunakan kedekatan teori pemaknaan, penggambaran bom berwajahkan (superhero) spiderman, tulisan, warna dalam grafitti, dan komunikasi sebagai suatu proses simbolik.

Mural Grafitti tersebut akan diteliti dengan menggunakan pendekatan studi semiotik, yaitu teori semiotik menurut Charles S. Pierce. Berdasarkan teori semiotik Pierce maka gambar mural grafiiti tersebut akan diteliti berdasarkan pengelompokan tanda Pierce. Ikon (icon) yaitu suatu hubungan antara tanda dan objek yang bersifat kemiripan. Indeks (index) yaitu adanya suatu hubungan alamiah dengan antara tanda dan petanda yang terdapat hubungan sebab akibat. Simbol (symbol) yaitu merupakan tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya.

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” maka penulis memaknai ikon Mural Grafitti adalah gambar bom berwajahkan (superhero) spiderman. Indeks dalam Mural Grafitti tersebut adalah teks / tulisan “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”. Sedangka simbol adalah topeng berwarna hijau dan segala bentuk pewarnaan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian pada mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”, maka dapat dimaknai bahwa graffiti bukan hanya sekedar seni corat-coret tembok yang hanya bias merusak tata kota. Namun dibalik itu semua ada sebuah pesan yang terkandung dalam graffiti tersebut. Pesan dalam mural graffiti tersebut adalah Indonesia pada saat ini sangatlah kacau. Apalagi dalam permasalahan hukum, Seseorang yang salah dapat dibenarkan, dan yang benar disalahkan.Bila keadaan seperti terus berlanjut maka akan hancurlah Indonesia. Sebab kehancuran tersebut dikarenakan banyak orang-orang yang mampu, peduli untuk dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik, namun karena banyaknya peraturan atau sistem yang mengikatnya. Hal itu yang menyebabkan orang-orang tersebut untuk terpaksa diam dan tidak jadi melakukan apa-apa. Sedangkan orang-orang yang seharusnya bertindak dan mempunyai kekuasaan (pejabat) justru diam. Menganggap tidak terjadi apa-apa namun hanya mengambil keuntungan sebesar-besarnya untuk pribadi, serta golongan diatas penderitaan orang lain.


(11)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari kaomunikator ke komunikan dengan menggunakan media tertentu untuk mendapatkan efek tertentu. “Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna” (Mulyana, 2001:68). Manusia berkomunikasi bukan hanya menggunakan bahasa verbal saja melainkan menggunakan bahasa non verbal. Bahasa non verbal juga dapat berfungsi untuk menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna, peyakin apa yang telah diucapkan (repetition), menunjukan perasaan dan emosi yang tidak bias diutarakan dengan kata-kata (substitution), dan menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (Cangara, 2002:109).

Banyak hal yang perlu dikomunikasikan dalam dunia ini. Dan ada beberapa media yang tersedia untuk kita sebagai alat berkomunikasi (baik media cetak dan elektronik). Media-media tersebut berfungsi sebagai penghubung antara komunikator dan komunikan. Bila kita lihat lagi dalam segi sejarah manusia telah menggunakan simbol-simbol atau tanda dalam proses komunikasi mereka sejak dahulu. Manusia prasejarah menggunakan komunikasi non verbal dengan mencorat-coret tembok gua sebagai alat berkomunikasi. Kebiasaan melukis di dinding ini bermula dari manusia primitif sebagai cara mengkomunikasikan perburuan. Perkembangan kesenian di zaman Mesir kuno juga memperlihatkan


(12)

aktivitas melukis di dinding-dinding piramida. Lukisan ini mengkomunikasikan alam lain yang ditemui seorang pharaoh (Firaun) setelah dimumikan.Kegiatan grafitti sebagai sarana menunjukkan ketidak puasan baru dimulai pada zaman Romawi dengan bukti adanya lukisan sindiran terhadap pemerintahan di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk kristen yang pada zaman itu dilarang kaisar. (Wikipedia Indonesia).

Grafitti berasal dari bahasa Yunani “graphien” yang artinya menuliskan. Grafitti (juga dieja grafitty atau grafitti) adalah kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kalimat tertentu di atas dinding. Kata grafitti merupakan bentuk jamak dari “graffito” yang berasal dari bahasa Italia. Biasanya daerah kumuh lebih sering menjadi suatu arena bagi kreafitas liar tersebut. Sasaran utama kaum bomber

(seniman graffiti) adalah dinding atau tembok yang tidak terawat. Tembok yang dicat putih bersih tidak pernah menjadi sasaran empuk bomber yang mengerjakan grafitti artistik tersebut. Bilapun ada, maka dapat dipastikan grafitti tersebut bukanlah grafitti artistik melainkan tagging belaka.

Grafitti adalah julukan untuk corat-coret atau tulisan yang dibuat seseorang atau komunitas sebagai label identitasnya diruang publik kota, seperti tembok bangunan, pagar, bangku taman, dan sebagainya. Seni lukis ini pertma dipopulerkan pada tahun 80-an oleh para pemuda hip-hop New York kemudian merambah kedaratan Eropa dan keseluruh dunia. Grafitti (juga dieja Grafitty atau Grafitti) adalah kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis,


(13)

bentuk, dan volume untuk menuliskan kalimat tertentu diatas dinding. Alat yang digunakan biasanya cat semprot kaleng (aerosol) atau pylog.

Banyak masyarakat kita yang menganggap graffiti merupakan seni corat-coret yang merusak kebersihan tata kota, namun seni ini merupakan luapan ekspresi seni yang dituangkan oleh para bomber (seniman grafitti) untuk kita hargai. Dan banyak juga dari kita menganggap grafitti merupakan tindakan

vundalisme.

Di Surabaya sendiri seni grafitti mulai berkembang pada tahun 2005. Banyak bomber (seniman grafitti) bermunculan untuk menuangkan ide-ide mereka. Namun pada tahun tersebut semua kegiatan mereka masih bersifat non-legal. Dan pada tahun 2006 aksi seni grafitti dilakukan pada acara Festival Seni Surabaya 2006 yang berlangsung pada 1-15 Juni 2006.

Grafitti bukan hanya sekedar gambar saja yang terlukis dalam media tembok melainkan suatu proses interaksi dengan orang yang memilki kesamaan dalam pengalaman, selain itu gambar tersebut memilki makna dan arti khusus. Grafitti merupakan proses komunikasi antara komunikator sebagai seniman grafitti dengan komunikan sebagai pihak penikmat graffiti dan menggunakan pesan yang berupa gambar graffiti itu sendiri. Dalam dunia grafitti ada beberapa jenis antara lain “mural” dan “tag”. “Tag” yaitu jenis grafitti yang sering dipakai untuk ketenaran seseorang atau kelompok. Semakin banyak grafitti jenis ini bertebaran, maka makin terkenalah nama pembuatnya. Karena itu grafitti jenis ini memerlukan tagging atau tanda tangan dari pembuat atau bomber-nya. Semacam tanggung jawab karya. Banyak seniman grafitti yang mengungkap karya-karya


(14)

mereka dengan corak tersendiri. Hasil karya seni tersebut memiliki arti dan makna yang berbeda-beda.

Gambar I

Contoh Gambar “Tagging

Sedangkan mural merupakan lukisan berukuran besar yang dibuat pada dinding (interior ataupun eksterior), langit-langit, atau bidang datar lainnya untuk mendukung arsitektur.


(15)

Gambar II

Contoh Gambar “Mural”

Banyak tembok-tembok di ruang publik digunakan sebagai media aktifitas para seniman-seniman grafitti tersebut. Jika kita berhadapan dengan gratfiti sama halnya berhadapan dengan bentuk bahasa simbolik. Sebenarnya apa yang disebut dengan tanda adalah interpretan itu sendiri yang akan membentuk sebuah interpretan baru yang dapat diinterpretasikan kembali. (Zoest, 1978:28). Dalam hal ini dapat bahwa sebuah tanda terjadi karena proses interpretasi simbol-simbol atau tanda yang sebelumnya. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Pandangan tersebut yang dinamakan persepsi. Persepsi juga dapat diartikan sebagai proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan,


(16)

dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi pengaruh kita (Mulyana, 2001:167) Sedangkan John R. Wenburg dan William W. Wilmot mendefinisikan persepsi sebagai cara organisme memberi makna.

Kegiatan persepsi terdiri dari 3 aktifitas, yaitu : seleksi, organisasi, dan interpretasi. Dengan merujuk pada inti komunikasi yaitu persepsi, memungkinkan kita untuk memaknai objek dari sudut pandang berbeda. Meskipun terkadang kita melakukan kekeliruan dalam mempersepsi lingkungan. Indera kita terkadang menipu kita. Dan itulah yang disebut sebagai “ilusi”.

Peneliti tertarik terhadap fenomena grafitti dikarenakan disatu sisi grafitti yang dianggap sebagai seni yang merugikan dan dianggap sebagai tindakan vundalisme. Dan juga grafitti memiliki nilai yang positif yakni sebagai penghias ruang publikl. Karena banyaknya grafitti yang ada, maka peneliti mengangkat salah satu gambar grafitti yang berada di Jalan Achmad Yani Surabaya tepatnya samping pertokoan Carrefour (Yang dahulunya Alfa) Achmad Yani.

Gambar ini dipilih oleh penulis karena terletak pada ruang publik yang menarik penglihatan setiap orang yang melintas pada dareah tersebut. Selain itu juga didasarkan pada unsur-unsur simbolik yang terdapat pada grafitti, sehingga terdapat suatu makna pesan seni grafitti melalui interpretasi terhadap tanda-tanda yang berada didalamnya.

Sedangkan pemilihan korpus penelitian grafitti gambar ini lebih didasarkan karena ada sebuah tulisan “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara’ serta


(17)

didukung dengan adanya mural bumi berwajah Spiderman serta mural “topeng” yang bersebelahan. Peneliti tertarik meneliti gambar ini karena pada saat pembuatan grafitti ini banyak terjadi permasalahan atau kejadian di Indonesia, antara lain : Kasus Prita Mulyasari dengan rumah sakit Omni Internasional, RusaknyaTanggul Situ Gintung, Bom JW MAriot dan Ritz Calton, Perseteruan KPK-POLRI, KAsus Century. Pembatan mural grafitti “indonesiaku kaya rayatapi kok sengsara” terinspirasi darai beberapa kejadian tersebut

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah ini adalah “

Bagaimana pemaknaan seni mural grafitti versi “Indonesiaku kaya raya tapi kok

sengsara”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui makna dari tanda-tanda yang disampaikan dalam graffiti versi “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara’” melalui analisa semiologi.


(18)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Terdapat dua manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini, A. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberi masukan mengenai studi komunikasi tentang analisa dengan pendekatan semiotik.

B. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya dalam segi studi semiotik dalam lingkup komunikasi.


(19)

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Everett M. Rogers definisi komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara, 2002:19). Dan ada juga yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan untuk mencapai efek tertentu. Individu berkomunikasi untuk mendapat pemaknaan terhadap persepsi mereka. (Mulyana, 2001;167) mengungkapkan bahwa persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan sekitar kita, dan proses tersebut mempengaruhi kita.

Manusia dalam berkomunikasi menggunakan tanda dan simbol-simbol. Untuk itu setiap individu harus melakukan penafsiran terhadap tanda-tanda (decoding). Untuk itu terdapat studi untuk pemaknaan terhadap tanda-tanda pada umumnya, serta studi tentang system bekerjanya kode-kode atau symbol dalam suatu budaya yang diberi nama “Semiologi” atau “Semiotika”. Dalam hal ini semiotika atau semiologi dibedakan menjadi dua jenis, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikas. Semiotika komunikasi lebih menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam factor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem


(20)

tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). Sedangkan semiotika signifikasi lebih menekankan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Semiologi adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2004:15). Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Begitu juga dengan grafitti yang merupakan sebuah tanda atau symbol yang penuh dengan arti dan merupakan hasil dari subculture.

2.1.2 Komunikasi Non Verbal

Pengertian komunikasi nonverbal menurut Mark L Knapp, biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwadan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui symbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal. (Mulyana,2001:312).

Menurut Larry A.Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan(kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan pengguna lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai potensial bagi pengirim atau penerima. Definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Seringkali kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain atau tidak. (Mulyana, 2001:308). Secara garis besar Larry A. Samovar dan


(21)

Richard E. Porter membagi pesan-pesan nonverbal manjadi dua kategori besar yakni : pertama, perilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan prabahasa; kedua, ruang, dan diam. Klasifikasi Larry danRichard ini sejajar dengan klasifikasi John R Wenburg dan William W. Wilmot, yakni isyarat-isyarat nonverbal bersifat publik seperti ukuran ruangan dan faktor-faktor situasional lainnya. (Mulyana,2001:317)

2.1.3 Komunikasi Sebagai Proses Simbolik

Salah satu kebutuhan manusia adalah berkomunikasi dan komunikasi manusia tidak terlepas dari unsur-unsur simbol dan tanda. Lambang atau simbol adalah tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada orang (Herusatoto, 2000:10). Secara etimologi simbol (symbol) berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide. (Hartoko & Rahmanto, 1998:133). Lambang atau simbol digunakan berdasarkan pada kesepakatan bersama. Menurut Alex Sobur lambang atau simbol melibatkan tiga unsur, yaitu simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih, dan hubungan antara simbol dengan rujukan. Ketiga hal ini merupakan dasar bagi semua makna simbolik (Sobur, 2004:156). Hubungan lambang objek dapat diinterpretasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang direpresentasikan. Representasi ini berdasar pada kemiripan. Sedangakan indeks adalah suatu tanda yang secara alamiah


(22)

merepresentasikan objek lain. Indeks sering disebut sebagai sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari diseburt sebagai gejala (symptom). Indeks muncul berdasarkan hubungan sebab akibat yang mempunyai kedekatan eksistensi. Oleh karena itu pengguanaan lambang, ikon, dan indeks dalam kehidupan manusia merupakan hal yang lazim.

2.1.4 Culture

2.1.4.1 Pengertian Culture

Kultur merupakan sinonim dari kata kebudayaan berasal dari kata culture dan dari bahasa latin la culture. Kultur atau budaya memilki arti yaitu hasil kegiatan intelektual manusia, suatu konsep yang mencakup berbagai komponen yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan kehidupan sehari-hari ( Purwasito;2003,95).

“Kebudayaan adalah keseluruhan sisitem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990:180).”

Culture memilki tujuh unsure yang universal, yaitu bahasa, system pengetahuan, organisasi social, system peralatan hidup dan teknologi, system mata pencaharian hidup, system religi, dan kesenian. (Koentjaraningrat, 1990:203-204).”


(23)

2.1.4.2 Subculture

Didalam sebuah culture atau kebudayaan terdapat sebuah subculture. Dalam hal ini subculture dapat diartikan sebagai bagian mikro dari sebuah culture yang memilki cara hidup (budaya) tertentu yang membedakan mereka dengan lingkungan budaya yang lebih makro disekitarnya. Para seniman grafitti dapat dikatagorikan sebagai subculture. Mereka mempunyai cara hidup (budaya) tersendiri.

2.1.5 Street Art Grafitti Dalam Kajian Budaya

Graffiti merupakan suatu bentuk karya seni yang telah merambah ke sejumlah kota besar di Indonesia. Karya seni publik yang lahir dari kota New York ini telah mengalami sejumlah perkembangan, dari yang awalnya hanya sekedar corat coret, kini menjadi lebih artistik dan memiliki nilai seni. Pada tahun 2004 graffiti artistik masuk ke kota Surabaya. Kehadiran graffiti di Surabaya memiliki kontroversial. Masyarakat menilainya dari dua sisi, semakin memperindah kota atau semakin memperburuk kota. Dalam perkembangannya kini graffiti sudah mengarah pada bentuknya yang artistik (Tidak sekedar corat coret) dan mampu memberikan keseimbangan lingkungan secara visual maupun perannya dalam berhubungan dengan budaya maupun masyarakat sosial setempat.

Pembuat graffiti tersebut disebut graffiti writer (bomber), mereka memiliki motivasi yang beragam ketika membuat graffiti. Ada yang melakukannya untuk memperindah kota namun ada juga yang melakukannnya sebagai bentuk kegiatan vandalisme. Dikatakan vandalisme sebab mereka melakukan karya graffiti di


(24)

tembok milik seseorang tanpa meminta ijin kepada orang tersebut. Graffiti sendiri senderung dicap oleh masyarakat sebagai karya vandalism dan kurang mendapat tempat di hati masyarakat, meskipun dalam graffiti itu terdapat unsur seni kaligrafi. Beberapa graffiti writer tidak suka dengan julukan sebagai bomber, menurut mereka itu adalah istilah nama yang dilabelkan pada mereka yang suka corat coret pada dinding publik (ngebom). Aktivitas komunitas ini selain melakukan corat coret dalam satu kelompok sendiri, mereka juga sering melakukan production atau berkarya bersama-sama dengan kelompok graffiti lain.

Dalam membuat karya graffiti, para bomber mencari tembok-tembok yang tidak terawat untuk digunakan sebagai media. Tembok tak terawat yang dimaksud adalah tembok yang dibiarkan kumuh, tembok yang dulu putih bersih sekarang ada lumut hingga kecoklatan, dan tembok yang dibiarkan rusak, dan tembok miliki umum yang tidak terawat oleh instansinya. Namun bagi beberapa bomber yang memiliki jiwa pemberontakan dan akti kemapanan, tembik yang bagus juga dapat menjadi sasaran. Mereka bosan dengan warna putih yang menyilaukan mata. Jika di kawasan perumahan, mereka melakukannya untuk mendobrak tatanan yang rapi dengan memberikan karya graffiti agar nampak eye catching. Graffiti yang dibuat umumnya adalah tulisan nama-nama gank (kelompok). Di Surabaya gank yang paling sering membuat graffiti adalah MNC (Monica Never Comes), humble, SAS (Street Art Surabaya), Artelinie, Public Enemy dan Yuck Fou.


(25)

Graffiti yang tumbuh di Surabaya masih mengandalkan referensi dari luar negeri, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, kondisi ini juga terjadi di beberapa kota lainnya di Indonesia. Padahal sebagai karya seni, graffiti seharusnya mampu mengeksplorasi gaya maupun karakter dari lingkungan setempat, dan tidak mengacu pada karakter yang sudah ada.

Motivasi sebagian besar bomber dalam membuat graffiti adalah untuk memperindah kota. Bagi mereka, indak tidak sama dengan bersih. Tembok yang dicat putih bukanlah keindahan tetapi kebersihan. Bersih belum tentu indah tetapi indah bisa dimaknai dengan bersih. Graffiti merupakan karya seni yang berpotensi memperindah kota apabila graffiti tersebut mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Komunitas graffiti Surabaya membuat karya masih mengikuti trend namun tidak diikuti dnegan kualitas visual graffiti. Sehingga, semakin menimbulkan kesemrawutan visual kota yang sudah dikacaukan oleh bilboard produk iklan.

Pada dasarnya aksi street art graffiti ini dibuat atas dasar anti estetik dan chaostic (bersifat merusak, baik dari segi fisik maupun non fisik). Selain itu juga untuk memuaskan ego pembuatnya. Namun motivasi para bober tersebut tidak eksistensi dirinya atau komunitasnya melalui coretan graffiti. Namun graffiti makin berkembang dan tidak sekedar menampilkan gambar unik, melalui evolusi visual graffiti juga mampu mmbuat rangkaian-rangkaian huruf yang artistik dan khas. Sebagai ciri pula, biasanya para bomber menyelipkan ikon khusus pada karya mereka. Sehingga para seniman atau komunitas yang akrab dengan dunia graffiti dapat mengenali hasil karya tersebut. Untuk saat ini, seni graffiti di


(26)

Indonesia perkembangannya cukup pesat terutama di kota besar seperti Jakarta. Tida jarang di setiap tembok jalanan atau fasilitas umum ditemukan coretan-coretan unik. Memang ada yang membuat coret-coretan-coretan hanya sekedar iseng tapi tak jarang pula yang hasil karyanya justru memperindah penampilan kota. Memang perkembangan graffiti di Indonesia masih berkiblat kepada perkembangan di luar negeri yang lebih maju.. hal ini karena para graffiti writer disana memulai karir mereka sejak usia muda, berkembang bersama lingkungan dan bereksplorasi. Lain dengan bomber kita yang masih didominasi oleh para seniman atau mahasiswa seniman, bahkan sebagian besar bomber jalanan di Surabaya didonimasi adalah siswa SMP dan SMA yang notabene adalah anak-anak muda yang masih mencari jati dirinya.

Graffiti dianggap sebagai sebuah kejahatan, karena mengotori lingkungan. Tapi semakin lama graffiti mendapat tempat di masyarakat bahkan sudah banyak komunitas graffiti yang menjamur dimana-mana, mereka memiliki misi dan visi untuk memperindah kota mereka. Mereka berpendapat bahwa kebersihan tidak relevan dengan keindahan. Tembok yang dicat putih bukanlah keindahan tetapi kebersihan. Bersih bagi mereka belum tentu indah, sedangkan indah bisa dimaknai dengan bersih. Disisi lain mereka tida menampik pendapat bahwa ada sisi vandalisme yang dilakukan oleh para bomber. Tetapi beberapa bomber mengakui bahwa ada semacam gejala idoelogi yang menyebutkan bahwa membuat graffiti memang harus bersifat vandalis. Fenomena graffiti di Surabaya yang masih baru berkembang tersebut serta jiwa muda yang ada dalam kepribadian mereka tidak dapat dilepaskan dari semangat pemberontakan, anti


(27)

kemapanan dan tantangan. Ingin menunjukkan diri bahkan tidak malu-malu menyebut dirinya sebagai seorang vandalis seakan-akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang bomber.

2.1.6 Graffiti dalam Revolusi Budaya

Bergeraknya zaman dan peradaban manusia mempengaruhi secara signifikan budaya manusia, dalam hal berkesenian. Di satu pihak ada yang tetap setia bertahan pada jalur ekspresi individu yang disebut fine art (seni murni) dan d pihak lain ada yang kemudian bergerak ke jalur praktis – fungsional yang kemudian disebut sebagai desai. Gerakan seni rupa sendiri mengalami metamorfosis sejak adanya revolusi industri sekitar abad ke -18 dimana telah ditemukannya alat cetak tinggi (hand press) oleh Johannes Gutenberg. Kemudian Perang Dunia, dimana untuk mengobarkan semangat juang bertempur melawan musuh dilakukan dengan menyebarluaskan propaganda pemimpin dan doktrin melalui poster-poster, memasuki tahun 2000-an berkembang berbagai isu antara lain tentang lingkungan, konflik dan persoalan-persoalan sosial lainnya. Seni rupa visual telah digunakan sebagai medium untuk mengungkapkan persoalan sosial melalui berbagai bentuk seperti poster dna iklan masyarakat, baik di media cetak maupun elektronik (Hadi Prodi Diskomvis FSR ISI, 2007 : 4-9). Tidak terlepas adanya kebebasan dalam berekspresi yang tengah dilakukan oleh komunitas graffiti dengan melakukan protes dan propaganda melalui coretan-coretan di dinding (Ibrahim Forum Studi Kebudayaan, 2006 : 241).


(28)

2.1.7 Graffiti sebagai Budaya Tulisan

Adanya budaya tulisan telah mempengaruhi manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Sehingga komunikasi yang pada mulanya melalui tatap muka beralih ke pertukaran pesan melalui transmisi simbol yang dapat diterjemahkan oleh kelompok atau komunitas tertentu. Kini budaya tulisan menyajikan kata-kata yang dapat dibaca dan merupakan cara yang paling baik dan esensial untuk mewarkan nilai budaya pada generasi berikutnya (Liliweri, 2003 : 146). Sebagai coretan pada dinding publik, graffiti telah dianalogikan sebagai budaya tulisan dan merupakan bagian dari kebudayaan itu sendiri.

2.1.8 Teori-Teori Makna

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan kensep makna. Model proses makna Wendell Johnson (1951, dalam Devito, 1997: 123-125) menawarkan sejumlah implakasi bagi komunikasi antar manusia:

1. Makna berubah. Kata – kata relatf statis. Banyak dari kata – kata yang kita gunakan sekarang juga digunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata – kata ini terus berubah, dan ini khususnya terjadi pada dimensi emosional dari makna. Bandingkanlah, misalnya, makna kata – kata berikut bertahun – tahun yang lalu dan sekarang, hubungan diluar nikah, obat, agama, hiburan, perkawinan, (di Amerika serikat, di terima secara berbeda pada saat ini dan masa – masa yang lalu).


(29)

2. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya  masuk akal apabila ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal. Obsesi seorang paranoid yang selalu merasa diawasi dan teraniaya merupakan contoh makna yang tidak mempunyai acuan yang memadai.

3. Penyingkatan yang berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan erat dengan gagasan bahwa embutuhkan acuan adalah masalah komunikasi yang timbul akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengaitkannya dengan acuan yang kongkret dan dapat diamati. Bila kit berbicara tentang cinta persahabatan, kebahagiaan. Kebikan, kejahatan dan konsep – konsep lain yang serupatanpa mengaitkannya dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi makna dengan lawan bicara. Mengatakan kepada seorang anak untuk ‘manis’ dapat mempunyai banyak makna. Panyingkatan perlu dikaitkan dengan obyek, kejadian dan perilaku nyata.

4. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu kebanyakan kata memiliki banyak makna. Ini bisa menimbulkan sebuah masalah bila sebuah komunikasi. Bila anda ragu sebaiknya anda bertanya dan bukan membuat sebuah asumsi.


(30)

5. Makna berkomunikasi hanya sebagian. Makan yang kita peroleh dari suatu kejadian (event) multiaspek dan sangat kompleks, tetapi hanya sebagian saja dari makna – makna itu yang dapat dijelaskan.banyak dari makna terseut tinggal dibenak kita. Karenanya, pemahaman yang sebenarnya pertukaran makna secara sempurna secara sempurna barangkali merupakan tujuan ideal yang ingin dicapai tetapi tidak pernah tercapai.

2.1.9 Bom

Bom adalah alat yang menghasilkan ledakan yang mengeluarkan energi secara besar dan cepat. Ledakan yang dihasilkan menyebabkan kehancuran dan kerusakan terhadap benda mati dan benda hidup disekitarnya, yang diakibatkan oleh pergerakan tekanan udara dan pergerakan fragmen-fragmen yang terdapat di dalam bom, maupun serpihan fragmen benda-benda disekitarnya. Selain itu, bom juga dapat membunuh manuia dengan hanya suara yang dihasilkannya saja. Bom telah dipakai selama berabad-abad dalam peperangan konvensional maupun non-konvensional.

Kata bom berasal dari bahasa Yunani βόμβος (bombos), sebuah istilah yang meniru suara ledakan 'bom' dalam bahasa tersebut. Bom adalah senjata; istilah "bom" jarang digunakan untuk menyebut bahan peledak yang digunakan untuk keperluan sipil, misalnya dalam pembangunan dan penambangan. Alat peledak dalam militer juga banyak yang tidak disebut "bom". Pemakaian kata "bom" dalam militer biasanya digunakan untuk menyebut senjata peledak yang


(31)

dijatuhkan tanpa pemandu dari pesawat udara. Senjata peledak militer lainnya misalnya granat, ranjau, peluru kendali, peluru, dan peledak kedalaman tidak disebut "bom". (http://id.wikipedia.org/wiki/Bom)

2.1.10 Topeng

Topeng adalah benda yang dipakai di atas wajah. Biasanya topeng dipakai untuk mengiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian. Bentuk topeng bermacam-macam ada yang mengambarkan watak marah, ada yang menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan.

Topeng telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Ini karena peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai uparaca dan kegiatan adat yang luhur.

Kehidupan masyarakat modern saat ini menempatkan topeng sebagai salah satu bentuk karya seni tinggi. Tidak hanya karena keindahan estetis yang dimilikinya, tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan kekuatan magis yang sulit dijelaskan.


(32)

2.1.11 Indonesia

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu Indonesia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia menyatakan kemerdekaannya di akhir


(33)

Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi besar dan wilayah yang padat, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

2.1.12 Super Hero

Pahlawan super (bahasa Inggris: superhero atau super hero) adalah karakter fiksi yang "memiliki kekuatan luar biasa untuk melakukan tindakan hebat untuk kepentingan umum". Pahlawan super memiliki kemampuan atau kesaktian di atas rata-rata manusia, memakai pakaian yang khas dan menyolok serta nama yang khas, dan digambarkan sebagai penolong yang lemah dan pembasmi kejahatan.

Tokoh pahlawan lain yang tidak memiliki kekuatan super juga dapat disebut pahlawan super, dan istilah pembasmi kejahatan berkostum sering dipakai untuk pahlawan super yang tidak mempunyai kekuatan super.


(34)

Superhero pertama adalah Phantom yang diciptakan oleh Lee Falk, terbit di komik strip koran harian strip pada tanggal 17 February 1936, kemudian dikuti oleh Sunday Strip pada 28 May 1939, kedua koran tersebut hingga kini tetap berjalan.

Selain itu juga ada juga Spider-Man, Spider Man, atau Spiderman (nama asli Peter Benjamin Parker) yang artinya adalah Manusia Laba-laba, adalah pahlawan super fiktif dari Marvel Comics yang diciptakan oleh penulis Stan Lee dan artis Steve Ditko. Ia pertama muncul dalam Amazing Fantasy #15 (Agustus 1962). Ia telah menjadi salah satu pahlawan super yang paling terkenal di dunia. Musuhnya yang terkenal antara lain Flint Marko (Sandman), Harry Osborn (New Goblin), Norman Osborn (Green Goblin), dan Eddie Brock (Venom). (http://id.wikipedia.org/wiki/Spider_Man).

2.1.13 Kaya Raya

Kata kaya memiliki banyak arti, setiap orang mengartikan kata kaya bebeda-beda, baik secara subjektif maupun objektif. Secara umum kata kaya dapat diartikan Dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia kata “Kaya” memiliki pengertian mempunyai banyak harta (uang dsb), mempunyai banyak (mengandung banyak dsb). Sedangkan “kaya raya” memiliki pengertian kaya sekali. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php)


(35)

2.1.14 Sengsara

Sengsara berasal dari bahasa Sansekerta : sangsāra. Ini merupakan konsep agama Hindu dan Buddha dan artinya adalah:

1. Kelahiran kembali di dunia 2. Derita

3. Siksaan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sengsara)

Sedangkan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia kata “sengsara” memiliki pengertian kesulitan dan kesusahan hidup; penderitaan atau menderita kesusahan, kesukaran, dsb. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/imdex.php)

2.1.15 Pemahaman Warna

Warna merupakan ekspresi diri yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Selain itu juga warna telah menjadi bagian dari simbol dalam komunikasi non verbal. Warna terdiri dari warna primer, yaitu warna dasar yang terdiri dari merah, jingga, kuning, hitam, biru, nila. Dan dari warna-warna tersebut terciptalah warna sekunder dan tersier. Merah, kuning, hijau dan biru merupakan empat warna utama menurut pakar psikologi. Dan meskipun belum bisa dipastikan dari sudut pandang sains, tetapi pada umumnya warna akan memiliki

pengaruh atau sifat yang berbeda didalam aspek kehidupan manusia termasuk

juga dari personalitinya. Dan berikut ini beberapa rahasia psikologi arti warna. Warna sering dipakai untuk mencerminkan sesuatu arti tersirat yang ingin


(36)

dikomunikasikan oleh seseorang. Warna memiliki arti yang berbeda-beda, antara lain:

Biru: Memberikan arti ketenangan yang sempurna. Memiliki kesan yang dapat menenangkan di denyut nadi, tekanan darah, pernafasan serta membantu didalam meningkatkan kesehatan diri.

Biru tua: Memberikan arti yang melambangkan perasaan yang mendalam. Dan biasanya bersifat perasa, bijaksana, tidak mudah untuk tersinggung, bersikap

tenang dan memiliki kenalan/rekan yang luas.

Biru muda: Melambangkan sifat yang teguh dan kokoh. Tetapi biasanya sedikit keras kepala, serta sering berbangga diri dan memiliki pendirian yang tetap.

Coklat: Memiliki sifat suka merebut, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagiannya di masa depan.

Hijau: Melambangkan adanya suatu ketabahan, keinginan namun keras hati. Memiliki pribadi yang keras dan dominan/berkuasa. Tetapi warna ini bisa

meningkatkan rasa bangga. Penggemar warna ini biasanya sering menjadi pilihan untuk mendapatkan nasehat.

Hitam: Melambangkan arti kehidupan yang terhenti serta memberi kesan kekosongan, kegelapan, kematian, dan kerusakan.


(37)

Kuning: Mewakili sifat kegembiraan, cukup santai, mempunyai cita-cita setinggi langit.

Kuning terang: Melambangkan sifat spontan dan toleransi yang tinggi. Begitu menonjol tetapi berubah-ubah sikap, suka berharap dan dermawan.

Abu-abu/Kelabu: Samar-samar karakternya. Kecenderungan lebih netral.

Merah: Melambangkan keadaan psikologi yang mengurangkan tenaga, mempercepatkan denyutan nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan. Warna ini mempunyai pengaruh produktiviti, perjuangan, persaingan dan birahi.

Merah terang: Mewakili kekuatan, kemahuan atau cita-cita. Warna ini turut melambangkan agresif, aktif, kemahuan keras, penuh ghairah dan dominasi.

Merah jambu: Romantis, feminin, selalu rapi dan penuh jenaka.

Ungu: Warna ini adalah campuran warna merah dan biru. Sifatnya sedikit kurang teliti tetapi selalu penuh harapan.


(38)

2.1.16 Keadilan dan Pemimpin Dalam Konteks Islam

Sebuah keadilan dan pemimpin memiliki pandangan sendiri dalam Islam. Dikutip dari buku 1100 Hadist Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) :

a. Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka. (HR. Abu Na'im) b. Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

c Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR. Ahmad). Hal tersebut karena dia menyalah gunakan jabatannya dengan berbuat yang zhalim dan menipu (korupsi dll).

d. Jabatan (kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada pertengahannya kesengsaraan (kekesalan hati) dan pada akhirnya azab pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani). Hal tersebut karena dia menyalah gunakan jabatannya dengan berbuat yang zhalim dan menipu (korupsi dll).

e. Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas


(39)

harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

2.1.17 Model Semiotika Charles S. Pierce

Bagi Pierce tanda “is something which stands to somebody forsomething in some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bias berfungsi, oleh Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representation) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yaitu ground, object,dan interpretant. (Sobur, 2003:41)

Teori segitiga makna (triangle meaning) Pierce terdiri atas sign (tanda), object (objek),dan intrepretant (intrepretan). Menurut Pierce,salah satu bentuk tanda adalah kata.Sedangkan objekadalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara intrepretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk oleh sebuah tanda (sobur, 2001:115). Yang dikupas dalam teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna Pierce lazimnya digunakan sebagai berikut:

Sign

Intrepretant

Object

Gambar IV


(40)

Garis panah tersebut hanya bisa dimengerti dalam hubungan antara satu elemen dengan elemen lainnya. Tanda merujuk pada sesuatu diluar tanda itu sendiri, yaitu objek yang dipenuhi oleh seseorang. Intrepretant merupakan konsep

mental yang diproduksi oleh tanda dan pengalamanpengguna tanda sebuah objek. Adapun ketiga kategori tanda digambarkan dalam sebuah model segitiga

sebagai berikut :

Icon

Indeks

Symbol

Gambar V

Model Kategori Tanda Pierce

Ikon adalah suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya berupa hubungan kemiripan. Simbol merupakan tanda yang hubungan dengan acuannya merupakan simbol konvensi. Anggukan kepala misalnya, menandakan persetujuan yang terbentuk secara konvensional. Tanda digunakan oleh penggunaan tanda yang diketahui secara cultural oleh penggunanya. Pengetahuan tentang hal tersebut didapati oleh pengguna tanda melalui berbagai jenis interaksi social sebagai anggapan masyarakat atau budaya tertentu, berupa suatu bentuk pengalaman dalam menghadapi peristiwa. Penggunaan tanda akan menginterpretasikan peristiwa dan tanda tersebut sesuai dengan kerangka


(41)

referensi yang dimiliki. Hubungan antara pengguna tanda dan tanda adalah hubungan makna (Fiske dalam Sobur, 2001:115).

Dengan mengacu pada model Pierce, makna dalam suatu teks tidak terjadi dengan sendiri, melainkan diproduksi dalam hubungan antara teks dengan penggunaan tanda. Hal ini merupakan tindakan dinamis, dimana kedua elemen saling memberi sesuatu yang sejajar. Bila suatu teks dan pengguna tanda berasal dari budaya yang relatif sama, interaksi keduanya lebih mudah terjadi, konotasi mitos dalam teks telah menjadi referensi pengguna yang bersangkutan (Fiske dalam Sobur, 2001:114).

2.1.18 Kerangka Berpikir

Setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dalam memahami suatu peristiwa objek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman (field of experience) dan pengetahuan (frame of reference) yang berbeda-beda pada setiap individu. Begitu juga peneliti dalam memahami tanda dan lambing dalam objek, yang berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti.

Berdasarakan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diketahui bahwa untuk memahami dan mengerti makna pesan dari mural grafitti versi “ Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”, mural grafitti ini kemudian oleh peneliti dimaknai dengan menggunakan pendekatan semiotik. Pendekatan semiotic yang digunakan adalah pendekatan semiotik dari Charles Sanders Pierce yang mengkategorikan tanda kedalam ikon, indeks, dan simbol. Dengan Metode Pierce peneliti melakukan melakukan pemaknaan terhadap tanda dan lambang


(42)

berbentuk gambar, sehingga diperoleh hasil dari interpretasi data mengenai penggambaran mural grafitti versi “ Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemahaman terhadap tanda dan lambang yang dalam hal ini adalah mural grafitti versi “ Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”. Tanda-tanda yang terdapat dalam setiap penggambaran mural grafitti secara keseluruhan tersebut dikaji berdasarkan teori yang sesuai dengan peristiwa yang melatar belakangi pembuatan mural grafitti “ Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”, yang dijabarkan secara rinci dalam pemilihan gambar, dan kata-kata.

Peneliti menggunakan metode semiotik dari Charles S. Pierce, yaitu teori tentang segitiga makna (triangle meaning), yang terdiri dari tanda, objek, dan interpretan. Tanda merujuk pada sesuatu yang dirujuk tanda sementara interpretan adalah tanda yang dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk oleh sebuah tanda. Pierce membagi tanda kedalam tiga kategori, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Dengan metode tersebut, maka dapat diperoleh suatu hasil interpretasi mengenai seni mural grafitti versi “Indonesiaku kaya raya tap kok sengsara”.


(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik untuk mengetahui system tanda dan gambar yang digunakan pada pemaknaaan seni mural grafitti versi “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” yang berada di dinding DLLAJ di Jl. A. Yani tepatnya samping pertokoan Carrefour (Yang dahulunya Alfa) Achmad Yani). Alasan digunakannya metode kualitatifberdasarkan beberapa factor, yaitu metode kualitatif akan lebih menyesuaikan bila dalam penelitian ditemukan kenyataan ganda, kemudian metode kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, dan metode kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola nilai yang dihadapi (Moleong, 1998:5).

Untuk menginterpretasikan objek dari mural grafitti tersebut, harus terlebih dahulu diketahui sistem tanda yang terdapat dalam mural grafitti yang kemudian dijadikan korpus (sampel) dalam penelitian ini. Karena itulah, peneliti menggunakan pendekatan semiotik untuk menganalisa atau menafsirkan makna yang terdapat dalam mural grafitti tersebut.


(44)

3.2 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan suatu hubungan atau kaitan antar konsep atau antar variabel yang akan diamati (diukur) melalui suatu penelitian. Atau konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati. Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang lain dari permasalahan. Antara lain :

a. Bom

Bom adalah alat yang menghasilkan ledakan yang mengeluarkan energi secara besar dan cepat. Ledakan yang dihasilkan menyebabkan kehancuran dan kerusakan terhadap benda mati dan benda hidup disekitarnya, yang diakibatkan oleh pergerakan tekanan udara dan pergerakan fragmen-fragmen yang terdapat di dalam bom, maupun serpihan fragmen benda-benda disekitarnya. Selain itu, bom juga dapat membunuh manuia dengan hanya suara yang dihasilkannya saja. Bom telah dipakai selama berabad-abad dalam peperangan konvensional maupun non-konvensional.

Kata bom berasal dari bahasa Yunani βόμβος (bombos), sebuah istilah yang meniru suara ledakan 'bom' dalam bahasa tersebut. Bom adalah senjata; istilah "bom" jarang digunakan untuk menyebut bahan peledak yang digunakan untuk keperluan sipil, misalnya dalam pembangunan dan penambangan. Alat peledak dalam militer juga banyak


(45)

yang tidak disebut "bom". Pemakaian kata "bom" dalam militer biasanya digunakan untuk menyebut senjata peledak yang dijatuhkan tanpa pemandu dari pesawat udara. Senjata peledak militer lainnya misalnya granat, ranjau, peluru kendali, peluru, dan peledak kedalaman tidak disebut "bom".

b. Topeng

Topeng adalah benda yang dipakai di atas wajah. Biasanya topeng dipakai untuk mengiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian. Bentuk topeng bermacam-macam ada yang mengambarkan watak marah, ada yang menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan.

Topeng telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Ini karena peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai uparaca dan kegiatan adat yang luhur.


(46)

c. Indonesia

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu Indonesia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta.

d. Superhero

Pahlawan super (bahasa Inggris: superhero atau super hero) adalah karakter fiksi yang "memiliki kekuatan luar biasa untuk melakukan tindakan hebat untuk kepentingan umum". Pahlawan super memiliki kemampuan atau kesaktian di atas rata-rata manusia, memakai pakaian yang khas dan menyolok serta nama yang khas, dan digambarkan sebagai penolong yang lemah dan pembasmi kejahatan.

Spider-Man, Spider Man, atau Spiderman (nama asli Peter Benjamin Parker) yang artinya adalah Manusia Laba-laba, adalah


(47)

pahlawan super fiktif dari Marvel Comics yang diciptakan oleh penulis Stan Lee dan artis Steve Ditko. Ia pertama muncul dalam Amazing Fantasy #15 (Agustus 1962). Ia telah menjadi salah satu pahlawan super yang paling terkenal di dunia.

e. Kaya Raya

Kata kaya memiliki banyak arti, setiap orang mengartikan kata kaya bebeda-beda, baik secara subjektif maupun objektif. Secara umum kata kaya dapat diartikan Dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia kata “Kaya” memiliki pengertian mempunyai banyak harta (uang dsb), mempunyai banyak (mengandung banyak dsb). Sedangkan “kaya raya” memiliki pengertian kaya sekali.

f. Sengsara

Sengsara berasal dari bahasa Sansekerta : sangsāra. Ini merupakan konsep agama Hindu dan Buddha dan artinya adalah:

1. Kelahiran kembali di dunia 2. Derita

3. Siksaan.

Sedangkan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia kata “sengsara” memiliki pengertian kesulitan dan kesusahan hidup; penderitaan atau


(48)

3.2.1 Korpus Penelitian

Korpus ialah himpunan data-data mentah yang bakal digunakan untuk kajian linguistik Korpus atau data yang dikumpulkan berwujud data atau tulisan. Pada penelitian ini yang menjadi korpus adalah mural grafiiti yang bergambarkan “bom berwajah (superhero) spiderman” beserta penanda lainnya yang terdapat pada dinding DLLAJ di Jl. A. Yani.

GAMBAR VI Korpus Penelitian


(49)

3.2.2 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh tanda berupa tulisan, warna-warna serta gambar yang ada dalam mural grafitti versi “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” di Jl. Achmad Yani tepatnya samping pertokoan Carrefour (Yang dahulunya Alfa) Achmad Yani, yang kemudian diintrepretasikan dengan menggunakan acuan kategori tanda yang telah dibuat oleh Pierce, diantaranya adalah:

a. Ikon (Icon)

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan (Sobur, 2003:41). Ikon dari mural grafitti versi “Indonesia kaya raya tapi kok sengsara” di Jl. Achmad Yani tepatnya samping pertokoan Carrefour (Yang dahulunya Alfa) Achmad Yani adalah : bom berwajahkan superhero (spiderman).

b. Indeks (Index)

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu terhadap kenyataan (Sobur, 2003:41-42). Indeks dari mural grafitti versi “Indonesia kaya raya tapi kok sengsara” di Jl. Achmad Yani tepatnya tembok DLLAJ A.Yani samping pertokoan


(50)

Carrefour (Yang dahulunya Alfa) Achmad Yani adalah teks bertuliskan Indonesia kaya raya tapi kok sengsara.

c. Simbol (Symbol)

Tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat. (Sobur, 2003:42). Simbol dari mural grafitti versi “Indonesia kaya raya tapi kok sengsara” di Jl. Achmad Yani tepatnya tembok DLLAJ A.Yani samping pertokoan Carrefour (Yang dahulunya Alfa) Achmad Yani adalah topeng berwarna hijau , bom berwajahkan superhero (spiderman), serta semua bentuk pewarnaan.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data didalam penilitian ini berasal dari data primer dan sekunder :

1. Data primer, Korpus atau sampel data yang dikumpulkan berwujud gambar dan tulisan, yang didokumentasikan secara visual dengan foto. Korpus dikumpulkan secara acak dengan pedoman pada asas kelayakan, yakni peneliti merasa cukup terhadap data bersangkutan, yang dianggap telah merepresentasikan tentang apa yang ingin ditemukan dalam penelitian ini.

2. Data sekunder berasal dari bahan-bahan referensi seperti buku, dan internet yang berhubungan dengan objek kajian yang diteliti.


(51)

3.3 Teknik Analisis Data

Pertama, data telah dikumpulkan dan dideskripsikan. Kedua, peneliti menelaah makna yang terkandung dari mural grafitti tersebut dengan menggunakan ikon, indeks, dan symbol.

Pemaknaan tersebut akan dijelaskan lewat penafsiran tanda-tanda. Analisis ini digunakan untuk menguak apa isi dan makna yang terkandung dari mural dan grafitti yang terlukis ada tembok-tembok tersebut. Mural grafitti tersebut akan ditafsirkan menggunakan model semiotika Charles Sanders Pierce yang dikategorikan dalam tiga kategori yaitu ikon, indeks, dan simbol sehingga menghasilkan interpretasi dari mural grafitti tersebut.


(52)

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Lukisan Mural Grafitti

Grafitti berasal dari bahasa Yunani “graphien” yang artinya menuliskan. Grafitti (juga dieja grafitty atau grafitti) adalah kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kalimat tertentu di atas dinding. Kata grafitti merupakan bentuk jamak dari “graffito” yang berasal dari bahasa Italia. Grafitti adalah seni corat-coret atau tulisan yang dibuat oleh seseorang atau komunitas tertentu sebagai label identitas diruang publik, seperti tembok bangunan, pagar, bangku, dll. Seni Grafitti pertama kali dipopulerkan pada tahun 80-an oleh para pemuda hip-hop New York dan kemudian merambah ke daratan Eropa dan seluruh dunia. (http://www.arthazone.com/article_detail.php?nid=276)

Dalam pembuatan mural grafitti menggunakan cat tembok maupun cat semprot (spray paint). Pemakaian cat semprot atau spray paint untuk graffiti mulai dikenal di New York pada akhir tahun 60-an. Coretan pertama dengan cat semprot dilakukan pada sebuah kereta subway. Seorang laki-laki bernama Taki yang menetap di 183rd Street Washington Heights selalu menuliskan namanya-tagging--di setiap tempat yang ia anggap bakal dilihat banyak orang, misalnya di dalam kereta subway atau di bagian luar dan dalam bis. "Taki183", begitulah tulisan


(53)

yang ia buat. Lewat coretan anehnya itu, orang-orang di seluruh kota mengenal Taki. Di tahun 1971, Taki diinterviu oleh sebuah majalah terbitan New York. Dari situlah nama Taki populer di seluruh New York. Fenomena Taki ini akhirnya mempengaruhi mental anak-anak di New York. Mereka menganggap kepopuleran bisa diperoleh dengan hanya menuliskan identitas diri pada bus atau kereta yang melewati seluruh kota. Semakin banyak namanya tercantum, sudah pasti dianggap semakin populer. Sedangkan kata "mural" berasal dari bahasa Latin "murus" yang berarti dinding. Mural sebenarnya ada sejak ratusan ribu tahun silam. Orang primitif membuatnya di dinding-dinding gua sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu. Kegiatan membuat mural kemudian berlanjut ke masyarakat Mesir Kuno. Kala itu, mural menjadi sarana komunikasi. Hingga akhirnya masyarakat modern membuat mural pada dinding rumah, gedung, gereja, serta tanah beraspal atau berbatu bata, bahkan pada makam bawah tanah (katakomba). (http://www.pasarkreasi.com/news/pdf/graphic-design/34)

Tujuan dasar dari seni ini sangat sederhana, untuk memuaskan ego pembuatnya. Namun grafitti makin berkembang dan tidak sekedar menampilkan gambar unik, melalui evolusi visual grafitti juga membuat rangkaian-rangkaian huruf yang artistik dan khas. Sebagai ciri pula, biasanya para grafitti writer (sebutan untuk seniman grafitti) menyelipkan ikon khusus pada karya mereka. Sehingga para seniman atau komunitas yang akrab dengan dunia grafitti dapat mengenali hasil karya tersebut.


(54)

Untuk saat ini, seni grafitti di Indonesia perkembangannya cukup pesat terutama dikota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Tidak jarang disetiap tembok jalanan atau fasilitas umum ditemukan coretan-coretan unik. Memang ada yang membuat coret-coretan hanya sekedar iseng tapi tak jarang pula yang hasil karyanya justru memperindah penampilan kota. Memang perkembangan grafitti di Indonesia masih berkiblat pada perkembangan di luar negeri yang lebih maju. Hal ini karena para grafitti writer disana memulai karir mereka sejak usia muda, berkembang bersama lingkungan dan bereksplorasi.

Graffiti sering dianggap sebagai kejahatan, karena mengotori lingkungan. Tetapi makin lama graffiti sudah menjamur dimana-mana, mereka memiliki misi

dn visi untuk memeperindah kota mereka (http://www.arthazone.com/www.scbd.net.id).

Manco menuliskan bahwa seni graffiti senantiasa berkembang secara terus menerus (Manco dalam Nirmana 2005 : 99) Setiap hari, lapisan cat dan poster – poster yang baru saja ditempel, bermunculan hanya dalam waktu semalam di tiap kota yang ada diseluruh dunia. Proses pembaharuan yang terjadi secara terus-menerus terhadap tanda-tanda dan karya seni-karya seni ini dibuat diatas lapisan karya graffiti lama yang sudah memudar dan pada permukaan – permukaan yang rusak dari sebuah tembok kota. Graffiti memang sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kota. Susanto menjelaskan, bahwa graffiti berasal dari kata Italia “graffito” yang berarti goresan atau guratan. (Susanto dalam Nirmala 2005:99).


(55)

Mural grafitti “Indonesiaku kaya-raya tapi kok sengseara” yang berada pada tembok DLLAJ Jl. A. Yani tersebut dibuat karena terinspirasi oleh kejadian / keadaan Indonesia saat itu. Pada saat akhir 2009 sampai awal 2010 di Negara Indonesia terjadi banyak kejadian dan membuat kondisi kacau. Banyak kejadian yang membuat kondisi menjadi seperti itu.

Dari beberapa contoh permasalahan yang terjadi di Indonesia diatas seniman graffti (bomber) membuat mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”. Seperti yang telah dijelaskan, fungsi graffiti saat ini bukan hanya sebagai pemuas ego dari sang pembuatnya namun graffiti juga berfungsi sebagai kritik sosial, Bahasa rahasia kelompok tertentu, Sarana ekspresi ketidak puasan terhadap keadaan sosial, Sarana pemberontakan, Sarana ekspresi ketakutan

terhadap kondisi politik dan sosial. (http://www.kaskus.us/showthread.php?p=72535496)

4.2

Penyajian Data

Berdasarkan pengamatan yangtelah dilakukan oleh penulis terhadap mural grafitti “Indonesiaku kaya-raya tapi kok sengsara” yang terdapat pada dinding DLLAJ di Jl. A. Yani , maka dapat maka dapat disajikan beberapa hasil dari pengamatan terhadap mural grafitti tersebut. Visualisasi gambar grafitti tersebut telah manjadi bagian seni public yang melibatkan komunikasi dua arah. Antara seniman grafitti (bomber) yang melakuakan komunikasi secara visual kepada


(56)

masyarakat terhadap apa yang dicurahkannya melalui mural grafitti, serta masyarakat sebagai penikmat visual tersebut dalam peratiknya mampu berinteraksi langsung kepada seniman. Tulisan kalimat “Indonesiaku kaya-raya tapi kok sengsara” dan disertai oleh gambar bom berwajahkan spider man dan topeng hijau berwarna hijau adalah merupakan serangkaian tanda yang dapat dimaknai. Karena mural grafitti tidak dapat berdiri sendiri tanpa makna.

4.3 Pemaknaan Mural Grafitti “Indonesiaku kaya-raya tapi

kok sengsara” dalam konteks Charles Sanders Pierce

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce, dalam pendekatan semiotik model Charles S. Pierce, diperlukan adanya 3 unsur utama yang bisa digunakan sebagai model analisis, yaitu objek, tanda, dan interpretant. Menurut Charles Sanders Pierce salah satu bentuk tanda adalah kata, sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.

Dalam mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”, dapat dibagi beberapa unsur berdasarkan unit analisis dalam penelitian ini :

1. Tanda dalam mural graffiti tersebut adalah setiap bentuk makna yang bisa ditimbulkan oleh gambar mural grafitti tersebut.


(57)

3. Interpretant adalah peneliti yang akan menganalisa mural grafitti yang akan diambil sebagai korpus, yaitu mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” secara keseluruhan dengan menggunakan acuan tanda dalam model kategori tanda yang dimiliki oleh Pierce, yaitu ikon, indeks dan simbol.

Apabila digambarkan hubungan antara objek, tanda, dan interpretant dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 

Gambar VI

Sign (Tanda) 

Setiap bentuk makna yang dapat 

ditimbulkan dalam mural graffiti. 

Interpretant 

Hasil Interpretant penelitian 

dalam melihat hubungan antar 

tanda dan acuan tanda (objek) 

Object (Objek) 

Keseluruhan dari mural graffiti 

“indonesiaku kaya raya tapi kok 

sengsara" 


(58)

Dalam hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan studi semiotik Pierce, yang kemudian membagi tanda itu sendiri dalam 3 kategori tanda milik Pierce, yaitu Ikon, Indeks dan simbol, maka penelitian akan memaknai segala bentuk penggambaran yang terdapat dalam mural graffiti “Indonesiku kaya-raya tapi kok sengsara”.

Index (Indeks)

Teks bertuliskan Indonesia kaya raya tapi kok sengsara.  

Symbol (Simbol)

1. Topeng wajah berwarna

hijau.

2. Segala bentuk

pewarnaan

Icon (Ikon) 

Bom berwajahkan superhero (spiderman).

Gambar VII

Gambar Mural Grafitti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” Dalam Kategori Tanda Pierce


(59)

Menurut Pierce, hubungan tanda dan acuannya memiliki 3 bentuk, adalah ikon, indeks dan simbol. Dalam mural graffiti ini kita juga dapat membaginya kedalam 3 bentuk, yaitu:

1. Ikon (icon)

Tanda yang menghubungkan antara penanda dan pertandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon dalam mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” adalah Bom berwajahkan superhero (Spiderman). Gambar tersebut sebagai ikon dikarenakan gambar tersebut merupakan gambar atau bentuk yang bersifat kemiripan/penggambaran dari tulisan (teks) yang berada tepat dibawah gambar yang ingin disampaikan oleh pembuat seniman graffiti (bomber).

2. Indeks (Index)

Kedua adalah Indeks, Indeks merupakan hubungan alamiah antara tanda atau pertanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam penelitian ini kata-kata yang terbentuk menjadi sebuah kalimat dalam gambar mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” yang menjelaskan maksud dari ikon mural graffiti tadi seperti tulisan (teks) “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”. Disebut indeks


(60)

karena adanya hubungan sebab akibat dengan tanda dalam mural graffiti tersebut dan mendukung ikon bom berwajahkan superhero (spiderman) tersebut.

3. Simbol (Symbol)

Ketiga adalah Simbol, simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan pertanda. Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan dan perjanjian yang disepakati bersama. Simbol dalam penelitian ini adalah adanya gambar topeng berwarna hijau. Ada juga bom berwajahkan superhero (spiderman) dalam gambar mural graffiti tersebut dan juga adanya tulisan Indonesiaku kaya-raya tapi kok sengsara. Disebut sebagai simbol karena tanda tersebut mempunyai fungsi yang sama dengan mural graffiti.

Ikon (icon), indeks (index) dan simbol (symbol) dalam mural graffiti merupakan kode yang berfungsi jika mempunyai konteks. Konteks merupakan acuan yang berupa objek. Objek penelitian dari mural graffiti ini adalah keseluruhan penggambaran mural graffiti, baik berupa foto atau gambar, tulisan ataupun segala bentuk pewarnaan yang ditimbulkan oleh gambar tersebut.


(61)

4.4 Analisis Mural Grafitti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara" Ikon, Indeks dan Simbol

Dalam pendekatan semiotic Charles S. Peirce membagi 3 unsur yaitu ikon, indeks dan symbol karena itulah peneliti akan menginterpretasikan makna pesan berdasarkan unsur tersebut.

4.4.1 Ikon

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan corpus mural grafitti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”. Ikon dalam penelitian ini adalah Bom berwajahkan superhero (Spiderman).

Kata bom berasal dari bahasa Yunani βόμβος (bombos), sebuah istilah yang meniru suara ledakan ‘bom’ dalam bahasa inggris. Bom adalah senjata ledak yang lazim digunakan dalam perang, juga dalam aksi-aksi terorisme. Kebanyakan bom terdiri dari wadah logam yang diisi dengan bahan peledak atau bahan kimia, dan suatu alat untuk meledakkan dan menghamburkan isi bom.

Bom adalah alat yang menghasilkan ledakan yang mengeluarkan energi secara besar dan cepat. Ledakan yang dihasilkan menyebabkan kehancuran dan kerusakan terhadap benda mati dan benda hidup disekitarnya, yang diakibatkan oleh pergerakan tekanan udara dan pergerakan fragmen-fragmen yang terdapat di dalam bom, maupun serpihan fragmen benda-benda disekitarnya.

Selain itu, bom juga dapat membunuh manusia hanya dengan suara yang dihasilkannya saja. Ukuran bom beraneka ragam. Yang kecil dapat ditenteng dan


(62)

dilemparkan dengan tangan, seperti granat, atau ditembakkan dengan senjata altileri. Tapi, bom umumnya dijatuhkan dari pesawat terbang.

Kepala ledak (warhead) peluru kendali pada hakikatnya tergolong bom juga. Kebanyakan bom memiliki sumbu untuk memicu ledakan. Sumbu sentuh meledakkan bom ketika bom menyentuh sasaran. Sumbu kedekatan meledakkan bom ketika bom menghampiri permukaan tanah. Sumbu kedekatan ini bekerja berdasarkan bertambahnya tekanan udara ketika bom itu mendekati tanah. Namun secara garis besar ada dua macam bom yaitu bom biasa dan bom nuklir.

Pahlawan super (bahasa Inggris: superhero atau super hero) adalah karakter fiksi yang "memiliki kekuatan luar biasa untuk melakukan tindakan hebat untuk kepentingan umum". Pahlawan super memiliki kemampuan atau kesaktian di atas rata-rata manusia, memakai pakaian yang khas dan menyolok serta nama yang khas, dan digambarkan sebagai penolong yang lemah dan pembasmi kejahatan. Terdapat banyak pahlawan super, namunpada corpus diatas ialah spiderman. Spider-Man, Spider Man, atau Spiderman (nama asli Peter Benjamin Parker) yang artinya adalah Manusia Laba-laba, adalah pahlawan super fiktif dari Marvel Comics yang diciptakan oleh penulis Stan Lee dan artis

Steve Ditko. Ia telah menjadi salah satu pahlawan super yang paling terkenal di

dunia. Musuhnya yang terkenal antara lain Flint Marko (Sandman), Harry Osborn (New Goblin), Norman Osborn (Green Goblin), dan Eddie Brock (Venom), dll.


(63)

Setelah kita lihat dari penjelasan diatas, gambar bom berwajahkan superhero (Spiderman), penggambaran seseorang yang peduli, memiliki kemampuan, dan ingin mengubah keadaan Indonesia namun dia tidak bisa melakukan apa-apa dikarenakan oleh sebuah sistem / peraturan yang mengikatnya. Seseorang tersebut memiliki kemauan keras serta cita-cita, namun terhalang. Penggambaran bom dapat dimaknai sesuatu peraturan / sistem yang mengikat seseorang tersebut. Jika seseorang tersebut melanggar peraturan / sistem yang berlaku maka akan hancurlah bagaikan bom.

Pengambaran mulut yang terjahit dapat di maknai suatu pemaksaan yang mengikat dia agar tidak melakukan atau berbuat apa-apa untuk merubah keadaan menjadi lebih baik. Dalam hal ini dia seolah-olah dipaksa, ditekan untuk diam oleh suatu hal.

Dalam ikon gambar mural grafitti ini terdapat dua dominan warna, antara lain merah dan hitam. Warna merah mewakili kekuatan, kemauan atau cita-cita. Serta turut melambangkan agresif, aktif, kemahuan keras, penuh gairah dan dominasi. Warna kedua adalah warna hitam, warna hitam melambangkan arti kehidupan yang terhenti serta memberi kesan kekosongan, kegelapan, kematian, dan kerusakan.

Di Negara Indonesia ini banyak orang yang mampu dan ingin mengubah keadaan Indonesia agar menjadi lebih baik, namun mereka terhalang oleh sebuah peraturan atau sistem yang berlaku. Dapat dicontohkan dalam beberapa kasus yang terjadi di Indonesia. Dalam permasalahan Prita Mulyasari dengan Rumah


(64)

Sakit Omni Internasional, dalam permaslahan ini Prita Mulyasari dihukum atas tuduhan pencemaran nama baik. Banyak kalangan masyarakat yang mengiinginkan sebuah kata “keadilan” ditegakan. Berbagai cara dilakukan guna menegakan sebuah keadilan seorang Prita. Akhirnya munculah sebuah gerakan “Koin untuk Prita” yang didirikan sebuah LSM guna menggalang dana serta partisipasi masyarakat luas untuk Prita.

4.4.2 Indeks (index)

Indeks yang terdapat pada mural grafitti versi “Indonesia kaya raya tapi kok sengsara” di dinding DLLAJ di Jl. A. Yani tepatnya samping pertokoan Carrefour (Yang dahulunya Alfa Achmad Yani) adalah teks bertuliskan Indonesia kaya raya tapi kok sengsara.

Dalam gambar mural grafitti tersebut penulisan kalimat “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” ditulis dengan jelas menggunakan warna hitam. Tulisan yang terdapat didalam gambar mural grafitti disamping gambar mural bom berwajahkan spiderman adalah “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara” melambangkan sebuah kesengsaraan, dalam hal ini Bangsa indonesia adalah bangsa yang kaya raya namun kenapa kesengsaraan dan kemiskinan masih menghinggapi hampir keseluruhan masyarakatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata kaya memiliki arti mempunyai banyak harta (uang dsb). Sedangkan kaya raya adalah kaya sekali; mempunyai harta (uang dsb) banyak


(65)

sekali; miliuner; jutawan. Arti dari sengsara yaitu kesulitan dan kesusahan hidup; penderitaan. ( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php ).

Dari analisis diatas dapat dimaknai, Indonesia termasuk negara kaya raya. Kaya dalam hal sumber daya alam (SDA), maupun sumber daya manusia (SDM). Di Negara Indonesia banyak sekali orang-orang yang pintar, bergelar sarjana dalam segala bidang ataupun ditingkat yang lebih atas. Namuan kenapa banyak terjadi permasalahan ( hukum, ekonomi, dll) yang berawal dari ketidak adilan ( seseorang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan ataupun tidak bisa membedakan mana yang hak dan yang bathil ). Jika keadaan seperti ini terusa berlanjut makan Negara Indonesia bias hancur / musnah karena perilaku dari orang-orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab.

Dapat dicontohkan dari beberapa permasalahan yang telah terjadi di Indonesia, antara lain dalam permasalahan Situ gintung. Dalam Rusaknya Situ Gintung bukanlah murni dari bencana alam.(tingginya curah hujan) Namun disebabkan oleh sebuah kelalaian dari instansi yang terkait. Tanggul tersebut yang seharusnya dalam masa perawatan namun tidak dilakukan. Banyak masyarakat sekitar yang telah melaporkan awal rusaknya tanggul, namun laporan tersebut tidak digubris. Dan terjadilah sebuah kerusakan besar yang mengakibatkan jebolnya tanggul. Dari rusaknya tanggul tersebut mengakibatkan banjir serta rusaknya pemukiman pada daerah sekitar tanggul.


(66)

4.4.3 Simbol (symbol)

Simbol dari mural grafitti versi “Indonesia kaya raya tapi kok sengsara” adalah topeng wajah berwarna hijau. Topeng adalah benda yang dipakai di atas wajah. Biasanya topeng dipakai untuk mengiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian. Bentuk topeng bermacam-macam ada yang mengambarkan watak marah, ada yang menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan.

Topeng telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Ini karena peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai upacara dan kegiatan adat yang luhur.

Kehidupan masyarakat modern saat ini menempatkan topeng sebagai salah satu bentuk karya seni tinggi. Tidak hanya karena keindahan estetis yang dimilikinya, tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan kekuatan magis yang sulit dijelaskan.

Makna yang terkandung dalam gambar topeng dalam mural graffiti adalah sesuatu yang menutupi wajah seseorang, namun di balik topeng tersebut terdapat maksud yang menggambarkan tentang sifat manusia. Dalam penelitian ini penguasa (orang yang memiliki kekuasaan) merupakan orang yang berada dibalik


(67)

topeng tersebut. Di depan khalayak umum, banyak penguasa berperilaku baik atau mengumbar kebaikan, namun dibelakang masyarakat semua itu hanya bersifat sementara. Banyak contoh permasalahan yang ada di sekitar kita (permasalahan Prita Mulyasari, Kasus rusaknya Tanggul Situ Gintung,dll).

Dalam simbol gambar mural grafitti ini terdapat tiga dominan warna, yaitu hitam , cokelat dan hijau. Makna warna hitam melambangkan arti kehidupan yang terhenti serta memberi kesan kekosongan, kegelapan, kematian, dan kerusakan. Warna cokelat melambangkan sifat suka merebut, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagiannya di masa depan. Serta makna warna hijau tua yang mendominasi pada topeng tersebut melambangkan adanya suatu ketabahan, keinginan namun keras hati. Memiliki pribadi yang keras dan dominan/berkuasa. Tetapi warna ini bisa meningkatkan rasa bangga. Penggemar warna ini biasanya sering menjadi pilihan untuk mendapatkan nasehat.

Penggambaran topeng tanpa mulut dapat di maknai sebagai seseorang yang berkuasa (memiliki kekuasaan) yang seharusnya dapat mengubah keadaan mennjadi lebih baik namun orang tersebut memilih untuk diam dan tidak melakukan apa-apa bukan karena paksaan dari orang lain melainkan atas kehendak dirinya sendiri. Di Negara Indonesia masih banyak orang-orang yang berada dalam sebuah instansi atau lembaga, yang seharusnya mengayomi masyarakat / bawahannya, menegakan serta membela keadilan malah bertindak tidak sesuai dengan yang seharusnya.


(68)

Dapat dicontohkan juga dalam beberapa permasalahan yang telah terjadi, antara lain permasalahan rusaknya tanggul Situ Gintung serta permasalahan Prita Mulayasari. Dalam permasalahan rusaknya tanggul Situ Gintung, bukan hanya murni dikarenakan oleh bencana alam namun dikarenakan kelalaian. Tanggul yang seharusnya diperbaiki serta dirawat, namun tidak dilakukan apa yang seharusnya. Akhirnya tanggul tersebut rusak dan membuat banjir bandang pada daerah sekitar tanggul. Sedangkan dalam kasus Prita Mulyasari dengan Rumah Sakit Omni International, kejaksaan seharusnya tidak memvonis bersalah Prita dalam gugatan pencemaran nama baik Rumah Sakit Omni International.

4.5 Pemaknaan Mural Grafitti “Indonesiaku Kaya Raya Tapi Kok Sengsara” Dalam Model Triangle Of Meaning

Melalui segitiga makna Pierce (Triangle Of Meaning Pierce) peneliti memaknai secara keseluruhan gambar mural grafitti “Indonesiaku Kaya Raya Tapi Kok Sengsara”. Segitiga makna tersebut icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol).

Pemaknaan secara keseluruhan dari mural grafitti “Indonesiaku Kaya Raya Tapi Kok Sengsara” adalah keadaan Indonesia pada saat ini sangatlah kacau. Apalagi dalam permasalahan hukum, Seseorang yang salah dapat dibenarkan, dan yang benar disalahkan.Bila keadaan seperti terus berlanjut maka akan hancurlah Indonesia. Sebab kehancuran tersebut dikarenakan banyak orang-orang yang mampu, peduli untuk dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik, namun karena


(69)

banyaknya peraturan atau sistem yang mengikatnya. Hal itu yang menyebabkan orang-orang tersebut untuk terpaksa diam dan tidak jadi melakukan apa-apa. Sedangkan orang-orang yang seharusnya bertindak dan mempunyai kekuasaan (pejabat) justru diam. Menganggap tidak terjadi apa-apa namun hanya mengambil keuntungan sebesar-besarnya untuk pribadi, serta golongan diatas penderitaan orang lain.


(1)

Dapat dicontohkan juga dalam beberapa permasalahan yang telah terjadi, antara lain permasalahan rusaknya tanggul Situ Gintung serta permasalahan Prita Mulayasari. Dalam permasalahan rusaknya tanggul Situ Gintung, bukan hanya murni dikarenakan oleh bencana alam namun dikarenakan kelalaian. Tanggul yang seharusnya diperbaiki serta dirawat, namun tidak dilakukan apa yang seharusnya. Akhirnya tanggul tersebut rusak dan membuat banjir bandang pada daerah sekitar tanggul. Sedangkan dalam kasus Prita Mulyasari dengan Rumah Sakit Omni International, kejaksaan seharusnya tidak memvonis bersalah Prita dalam gugatan pencemaran nama baik Rumah Sakit Omni International.

4.5 Pemaknaan Mural Grafitti “Indonesiaku Kaya Raya Tapi Kok Sengsara” Dalam Model Triangle Of Meaning

Melalui segitiga makna Pierce (Triangle Of Meaning Pierce) peneliti memaknai secara keseluruhan gambar mural grafitti “Indonesiaku Kaya Raya Tapi Kok Sengsara”. Segitiga makna tersebut icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol).

Pemaknaan secara keseluruhan dari mural grafitti “Indonesiaku Kaya Raya Tapi Kok Sengsara” adalah keadaan Indonesia pada saat ini sangatlah kacau. Apalagi dalam permasalahan hukum, Seseorang yang salah dapat dibenarkan, dan yang benar disalahkan.Bila keadaan seperti terus berlanjut maka akan hancurlah Indonesia. Sebab kehancuran tersebut dikarenakan banyak orang-orang yang mampu, peduli untuk dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik, namun karena


(2)

banyaknya peraturan atau sistem yang mengikatnya. Hal itu yang menyebabkan orang-orang tersebut untuk terpaksa diam dan tidak jadi melakukan apa-apa. Sedangkan orang-orang yang seharusnya bertindak dan mempunyai kekuasaan (pejabat) justru diam. Menganggap tidak terjadi apa-apa namun hanya mengambil keuntungan sebesar-besarnya untuk pribadi, serta golongan diatas penderitaan orang lain.


(3)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian melalui segitiga makna Pierce (Triangle Of Meaning Pierce) secara keseluruhan tampilan gambar mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”. Segitiga makna tersebut adalah icon (ikon), index (indeks), dan symbol (symbol).

Dapat mural graffiti “Indonesiaku kaya raya tapi kok sengsara”. Dapat disimpulkan memiliki makna bahwa, Indonesia pada saat ini sangatlah kacau. Apalagi dalam permasalahan hukum, Seseorang yang salah dapat dibenarkan, dan yang benar disalahkan.Bila keadaan seperti terus berlanjut maka akan hancurlah Indonesia. Sebab kehancuran tersebut dikarenakan banyak orang-orang yang mampu, peduli untuk dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik, namun karena banyaknya peraturan atau sistem yang mengikatnya. Hal itu yang menyebabkan orang-orang tersebut untuk terpaksa diam dan tidak jadi melakukan apa-apa. Sedangkan orang-orang yang seharusnya bertindak dan mempunyai kekuasaan (pejabat) justru diam. Menganggap tidak terjadi apa-apa namun hanya mengambil keuntungan sebesar-besarnya untuk pribadi, serta golongan diatas penderitaan orang lain.


(4)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah diambil maka saran yang dapat penulis ajukan berkaitan dengan penelitian ini yaitu bagi apara graffiti writer (bomber) lebih mengutamakan kreatifitas, karena sebagai pembuktian kepada masyarakat luas bahwa graffiti bukan hanya seni corat-coret tanpa makna dan perusak tata kota namun sebagai seni yang memiliki sejuta makan dan pesan.

Serta untuk kalangan pemimpin, pejabat yang memiliki wewenang dan kekuasaan untuk tidak mementingkan kepentingan pribadi serta golongan saja. Dan bagi para penegak hukum untuk dapat menegakan sebuah kata “keadilan” di Negara Indonesia ini. Karena Negara ini memiliki banyak kekayaan, baik kekayaan dalam sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Jadikan Negara Indonesia menjadi negara yang maju dan menjadi lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied, 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Devito, Joseph A, 1997. Komunikasi AntarManusia,Jakarta : Professional Books.

Hartoko, Dick & B. Rahmanto, 1998. Kamus Istilah Sastra, Yogyakarta : Kanisius.

Herusatoto, Budiono, 2000. Simbolisme dalam Budaya Jawa, Yogyakarta : Hanindita Graha Widia.

Koentjaningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta.

Liliweri, Alo, 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Lkis Yogyakarta.

Mulyana, Deddy, 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, J. Lexy. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit Rosdakarya.

Purwasito, Andrik, 2003. Komunikasi Multikultural, Surakarta : Muhammadiyah University Press.

Sobur, Alex, 2001. Analisis Teks Media. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

_________, 2003. Semiotika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

_________, 2004, Semiotika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(6)

63 Website (online) :

http://id.wikipedia.org/wiki/Bom

http://id.wikipedia.org/wiki/Superhero/

http://id.wikipedia.org/wiki/Spiderman

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

(http://www.arthazone.com/article_detail.php?nid=276

http://www.pasarkreasi.com/news/pdf/graphic-design/34

http://www.arthazone.com/www.scbd.net.id

http://www.kaskus.us/showthread.php?p=72535496

www.forumbebas.com/thread-44372.html