Identifikasi Masalah Batasan Masalah

7 3. Pengambilan data mikrotremor mengacu pada aturan yang ditetapkan oleh SESAME European Research Project. 4. Data mikrotremor yang digunakan diambil dari 39 titik yang berada di jalur Sesar Opak ditambah 48 data sekunder dari penelitian sebelumnya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik mikrotremor di sekitar Sesar Opak berdasarkan karakteristik citra TFA dan spektrum gelombang mikroseismik ? 2. Bagaimana nilai seismisitas di sekitar Sesar Opak dilihat dari parameter b- value, dari distribusi magnitudo dan kedalaman gempa ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik mikrotremor di sekitar kawasan Sesar Opak berdasarkan karakteristik citra TFA dan spektrum gelombang mikroseismik. 2. Mengetahui nilai seismisitas di sekitar Sesar Opak berdasarkan b-value, distribusi magnitudo dan kedalaman gempa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1. Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kegempaan bagi masyarakat khususnya di kawasan jalur Sesar Opak. 2. Memberikan informasi kuantitatif tentang karakteristik dan nilai seismisitas di sekitar Sesar Opak. 8 BAB II DASAR TEORI

A. Gempabumi

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi BMKG, 2010. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfir padat yang terapung di atas mantel dan bergerak satu sama lainnya. Litosfir merupakan batuan yang relatif dingin dan di bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, dan dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang dikenal sebagai aliran konveksi. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu kedua lempeng saling menjauhi divergent, saling mendekati convergent dan saling geser transform Kusky, 2008. Sketsa jenis pertemuan lempeng tektonik ditunjukkan pada Gambar 3.