Tahap Tahap Menulis Puisi
Menurut Wiyatmi 2008:58 pola persajakan dalam puisi pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Dilihat dari segi bunyi dikenal adanya sajak
sempurna, sajak paruh, aliterasi dan asonansi. Dari posisi kata yang mendukung dikenal adanya sajak awal, sajak tengah sajak dalam dan sajak akhir.
Berdasarkan hubungan antar baris dalam tiap bait dikenal adanya sajak merata terus, sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk.
Sajak sempurna adalah ulangan bunyi yang timbul sebagai akibat ulangan kata tertentu. Sajak paruh merupakan ulangan bunyi yang terdapat pada sebagian
baris atau kata-kata tertentu. Asonansi adalah ulangan bunyi vokal yang terdapat pada baris-baris puisi, yang menimbulkan irama tertentu, sementara aliterasi
adalah ulangan konsonan. Sajak awal adalah ulangan bunyi yang terdapat pada tiap awal baris, sementara sajak tengah terdapat pada tengah baris dan sajak akhir
terdapat pada akhir baris. Irama yaitu paduan yang menimbulkan unsur musikalitas, baik berupa
alunan keras-lunak,
tinggi-rendah, panjang-pendek,
kuat-lemah yang
keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana serta nuansa makna tertentu. Timbulnya irama selain akibat penataan rima juga karena
pemberian aksentuasi dan intonasi maupun tempo sewaktu melaksanaan pembacaan secara oral Aminuddin, 1987: 137.
Sesuai dengan suasana yang ditimbulkan oleh ulangan bunyi dikenal bunyi efoni bunyi yang menimbulkan suasana menyenangkan dan kakofoni bunyi
yang menimbulkan suasana muram dan tidak menyenangkan. Selain itu, bunyi juga memiliki ragam lain yaitu bunyi onomatope. Bunyi onomatope adalah ragam
bunyi yang merupakan peniruan atas bunyi-bunyi yang ada di alam semesta, seperti bunyi angin, pohon, binatang dan sebagainya dalam bentuk penanda.