15
3 Perimetrium Perimetrium atau tunika serosa, terdiri dari jaringan ikat longgar yang
dibalut oleh mesotel atau peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh darah, pembuluh limfe,dan saraf terdapat
pada lapis ini. Perimetrium, lapis memanjang dan miometrium, dan lapis vaskular dari miometrium, seluruhnya berlanjut dengan bangun ligamentum
uterus Dellmann dan Brown, 1992:515.
c. Fungsi Uterus
Fungsi uterus adalah: a Sewaktu perkawinan, kontraksi uterus mempermudah pengangkutan
spermatozoa ke tuba fallopi. b Sebelum implantasi, cairan uterus menjadi medium blastosit.
c Sesudah implantasi, uterus menjadi tempat pembentukan plasenta dan perkembangan fetus.
d Waktu partus, kontraksi uterus berperan besar. Suhandoyo dan Ciptono, 2008:28.
d. Pengaruh Hormon pada Endometrium
Perubahan siklik pada endometrium diatur oleh aksi hormon-hormon hipotalamus-hipofisis-gonad. Aktivitas hipotalamus dipicu oleh rangsangan
lingkungan luar dan kadar hormon estrogen di dalam sirkulasi darah. Produsen utama dari hormon betina adalah ovarium dan hormon yang
bekerja pada seksualitas betina ialah estrogen dan progesteron. Estrogen
16
bekerja untuk merangsang pertumbuhan dari endometrium dan miometrium. Peningkatan dalam sintesis reseptor progesteron di dalam endometrium
dipengaruhi hormon estrogen yang mengakibatkan progesteron dapat merangsang endometrium, tetapi setelah endometrium tersebut dirangsang
oleh estrogen terlebih dahulu. Terdapat rangsangan dari hormon yang disekresikan oleh hipotalamus dalam proses produksi hormon-hormon
tersebut, antara lain FSH-RH dan LH-RF, FSH-RH Follicle Stimulating Hormon-Releasing Hormon
bertugas untuk merangsang agar FSH untuk disekresikan. FSH berfungsi untuk merangsang pembentukan folikel sampai
folikel tersebut masak tetapi tidak menyebabkan sel telur untuk ovulasi. Folikel tersebut mensintesis dan mensekresi pembentukan estrogen, saat fase
folikel ini bertepatan dengan fase proliferasi pada uterus, peningkatan kadar estrogen merangsang endometrium untuk menebal dan memiliki banyak
pembuluh darah sedangkan, LH-RF Luteinizing Hormone-Releasing Factor berguna untuk merangsang sekresi dari LH. Yatim, 1982:106-108.
Kerja dari semua hormon uterus yang paling mengalami perubahan struktural secara teratur. Hormon estrogen akan mempengaruhi endometrium
dan miometrium yang merupakan lapisan penyusun dari uterus Sugiyanto, 1996:20-30.Salah satu yang paling terlihat akibat pengaruh hormon estrogen
pada endometrium adalah perubahan ketebalan lapisan dari endometrium tersebut. Perubahan ketebalan lapisan endometrium yang terjadi, maka jumlah
kelenjarnya pun juga akan mengikuti perubahan. Pengaruh hormon estrogen
17
pada endometrium adalah meningkatkan jumlah kelenjar dan ketebalan lapisannya.
Dellmann dan Brown 1992 menyatakan estrogen adalah salah satu dari hormon reproduksi betina yang disekresikan oleh sel-sel granulosa folikel
ovarium dengan struktur yang tersusun atas 18 atom C, gugus –OH fenolik
pada atam C-3, cincin A yang bersifat aromatik dan tidak memiliki gugus metil pada atom C-10. Bentuk dari hormon estrogen yang terdapat tubuh
hewan betina berupa estradiol 17- β, estron dan estriol, tetapi hormon estrogen
yang lazim di jumpai dalam jumlah yang cukup tinggi dan sesuai dalam tubuh adalah estradiol 17-
β.
Gambar 6. Struktur Kimia Estrogen Suherman, 1995:11 Hormon estrogen yang berasal dari sel-sel techa interna dapat
memberikan efek berupa umpan balik positif maupun negatif. Apabila kadar dari hormon estrogen rendah maka terjadi sintesis FSH merangsang dan
18
menghambat sintesis dari LH, inilah yang disebut dengan umpan balik positif. Sedangkan, umpan balik negatif terjadi apabila kadar hormon estrogen tinggi
maka akan menghambat dan menghentikan sintesis dari FSH dan merangsang sintesis dari LH Partodiharjo, 1982:135-136.
Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. Hormon ini juga meningkatkan sintesis reseptor progesteron di endometrium
sehingga progesteron mampu mempengaruhi endometrim hanya setelah endometrium di rangsang oleh progesteron. Progesteron bekerja pada
endometrium yang telah dipersiapkan estrogen untuk mengubahnya menjadi lapisan yang ramah dan mengandung banyak nutrisi bagi ovum yang sudah
dibuahi. Di bawah pengaruh progesteron, jaringan ikat endometrium menjadi longgar dan endematosa akibat penimbunan elektrolit dan air, yang
mempermudah implantasi
ovum yang
dibuahi. Progesteron
juga mempersiapkan endometrium untuk menampung embrio yang baru
berkembang dengan merangsang kelenjar-kelenjar endometrium agar mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah besar dan dengan
menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah endometrium. Progesteron juga menurunkan kontraktilitas uterus agar lingkungan di uterus tenang dan
kondusif untuk implantasi dan pertumbuhan embrio Sherwood, 2001:713- 714.
Estrogen berfungsi untuk manifestasi fisiologik dari uterus, mempengaruhi pertumbuhan lapisan endometrium pada uterus, perubahan
19
secara histologis pada ephitelium vagina selama siklus estrus, mengontrol sekresi hormon pituitary FSH dan LH dan berpengaruh pada pertumbuhan
kelenjar mamae pada manusia Suhandoyo, dkk, 2009:34.
e. Siklus Endometrium