54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model pengembagan ADDIE dengan tahapan Analysis
Analisis, Design Perancangan, Development Pengembangan, Implementation
Implementasi, dan Evaluation Evaluasi. Hasil penelitian pada setiap tahap pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Analysis Analisis
Tahap analisis adalah langkah menganalisis permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran matematika di sekolah dan
kondisi belajar berdasar kurikulum yang berlaku. Pada tahap analisis terdapat 3 hasil, yaitu analisis kebutuhan, analisis
kurikulum, dan analisis siswa. a. Analisis Kebutuhan
Sejauh ini, bahan ajar yang ada umumnya kurang dapat membantu
siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri. Hal tersebut dikarenakan bahan ajar belum sepenuhnya dikembangkan oleh guru secaar mandiri yang didasarkan pada
situasi dan kondisi siswa, baik pengembangan RPP maupun LKS. Beberapa guru mengakui bahwa selama ini masih
mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi. Hal ini
55 membuat bahan ajar yang dikembangkan kebanyakan bersifat
monoton dengan menggunakan metode ekspositori. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran, diketahui
bahwa kebanyakan sekolah masih menggunakan LKS yang dibeli dari penerbit yang cenderung berisikan ringkasan materi
dan kumpulan soal-soal. Hal tersebut kurang efektif digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan LKS yang
baik adalah yang mamapu menfasilitasi siswa untuk memahami dan mengkonstruksi pengetahuaannya sendiri melalui kegiatan-
kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan permasalahan tersebu, dikembangkan bahan
ajar berupa RPP dan LKS pada materi himpunan dengan pendekatan problem solving untuk meningkatkan penguasaan
materi siswa terhadap materi himpunan. b. Analisis Kurikulum
Hasil analisis
kurikulum yang
dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa
SMP N
1 Sleman
menggunakan Kurikulum 2013. Pada Permendikbud nomor 58 tahun 2014
dijabarkan bahwa ada 4 Kompetensi Dasar KD yang berkaitan dengan materi himpunan dari 2 Kompetensi Inti KI.
Kompetensi Inti yang dimaksud adalah KI 3 dan 4. KI 3 tentang “Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
56 teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.” Dan KI 4 tentang “Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori.”
Dari keempat poin Kompetensi Dasar dirumuskan indikator-indikator pencapaian kompetensi siswa. Indikator
pencapaian tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam pengembangan bahan ajar dengan pendekatan problem
solving pada materi himpunan. Adapun rumusan indikator
pencapaian kompetensi tersebut tertera pada tabel berikut. Tabel 1 Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.4 Menjelaskan dan menyatakan himpunan, himpunan bagian,
himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen himpunan
menggunakan masalah kontekstual.
4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen himpunan, dan operasi pada
himpunan untuk menyajikan masalah kontekstual.
a Menyatakan penggunaan himpunan
dalam kehidupan sehari- hari
b Menyajikan himpunan c Menjelaskan himpunan
semesta dan himpunan kosong
d Menyatakan himpunan dalam bentuk diagram
venn
e
Menyelesaikan masalah himpunan semesta dan
himpunan kosong
57 3.5 Menjelaskan dan melakukan
operasi biner, pada himpunan menggunakan masalah
kontekstual.
4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan operasi biner pada himpunan.
a Mengetahui sifat - sifat himpunan
b Mengetahui operasi
- operasi himpunan
c Menyelesaikan masalah terkait operasi pada
himpunan
c. Analisis Siswa Dalam
teori perkembangan
intelektual, Piaget
mengemukakan tahap - tahap yang harus dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berpikir formal
Dwi Siswoyo, dkk, 2013: 22. Dari hasil analisis karakteristik siswa, diketahui bahwa
siswa SMP Kelas VII umumnya berada pada usia 12-13 tahun. Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget,
anak usia tersebut berada pada tahap operasional formal. Pada tahap operasional formal, menurut Jean Piaget anak
telah memiliki
kemampuan mengkoordinasi
dua ragam
kemampuan kognitif, secara serentak maupun berurutan. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan
prinsip – prinsip abstrak. Dengan kapasitas merumuskan hipotesis peserta didik mampu berpikir memecahkan masalah
dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan. Dwi Siswoyo, dkk, 2013: 101.
58 Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pergunaan media
pembelajaran serta pengondisian lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi kebutuhannya. Tujuannya agar siswa dapat belajar
tidak pada pengghapalan konsep atau rumus saja, tetapi lebih pada cara berpikir logis dan sistematis. Sehingga, pembelajaran
dengan pendekatan problem solving cocok diterapkan untuk siswa SMP Kelas VII. Hal ini serupa dengan yang dipaparkan
Ali Muhson 2009 bahwa problem solving bertujuan untuk menanamkan kepada siswa bagaimana cara berpikir sistematis
dan logis dalam mengatasi suatu masalah – masalah yang dihadapi.
2. Tahap Design Perancangan