Latar Belakang Masalah PREFERENSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA YOGYAKARTA.
5 Kota Yogyakarta terkenal sebagai kota pelajar, banyak siswa dan
mahasiswa yang datang dari berbagai daerah dan menimba ilmu di kota ini. Hal ini disebabkan karena banyaknya lembaga pendidikan formal, mulai dari sekolah
hingga kampus di Yogyakarta yang mampu menjadi daya tarik tersendiri. Dalam mendukung kegiatan belajar di sekolah, keberadaan sebuah perpustakaan adalah
salah satu sarana yang harus disediakan oleh pihak sekolah untuk menunjang kegiatan belajar dan mampu mencapai fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah.
Untuk mengetahui kondisi perpustakaan sekolah di SMP di kota Yogyakarta, peneliti
melakukan studi pendahuluan di tiga sekolah yaitu SMP N 3 Yogyakarta, SMP N 13 Yogyakarta, dan SMP N 14 Yogyakarta pada bulan
Januari 2016. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah-
sekolah tersebut, pada dasarnya perpustakaan sekolah mengalami problematika yang sama, seperti penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah di atas. Dari hasil
wawancara dengan tiga petugas perpustakaan di sekolah-sekolah tersebut, mereka mengemukakan bahwa minat dari siswa-siswa untuk memanfaatkan perpustakaan
tergolong rendahkurang. Rendahnya minat siswa untuk memanfaatkan perpustakaan ditunjukkan dengan kedatangan siswa ke perpustakaan hanya ketika
ada tugas atau disuruh oleh guru untuk menggunakan buku yang ada di perpustakaan. Inisiatif dari siswa untuk meminjam buku sendiri masih sangat
kurang. Menurut petugas perpustakaan SMP N 14 Yogyakarta, salah satu penyebab sepinya pengunjung adalah sempitnya waktu istirahat yang diberikan
kepada siswa. Siswa lebih memilih ke kantin untuk makan daripada mengunjungi perpustakaan. Hal lain yang menyebabkan siswa jarang mengunjungi
6 perpustakaan adalah karena perkembangan internet yang sangat pesat. Siswa lebih
memilih mencari referensi dari internet secara langsung. Informasi yang diperoleh dari internet lebih cepat dan disajikan dengan ketepatan kata kunci yang
digunakan dalam pencarian, berbeda dengan referensi yang diperoleh di perpustakaan yang harus mencari buku, mencari jawaban dan merangkum apa
yang dibutuhkan dari buku. Secara perlahan-lahan internet akan mampu menggeser keberadaan perpustakaan apabila perpustakaan tidak mampu
menciptakan inovasi dan pengembangan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustakanya.
Menurut petugas perpustakaan SMP N 3 Yogyakarta, sepinya pengunjung salah satunya disebabkan karena faktor lokasi perpustakaan yang berada di lantai
dua. Perpustakaan jauh dari ruang-ruang kelas sehingga ketika siswa ingin berkunjung ke perpustakaan siswa cenderung malas untuk naik ke lantai dua.
Menurut petugas perpustakaan SMP N 13 Yogyakarta, mengatakan bahwa masih terkendala dalam hal koleksi aspek resource. Koleksi di perpustakaan SMP N 13
Yogyakarta lebih banyak pada koleksi buku bacaan, sedangkan untuk mata pelajaran yang lain sudah ada dalam buku paket yang dipinjamkan ke siswa dalam
kurun waktu satu tahun sehingga buku-buku penunjang lain hanya tersedia dalam jumlah yang sangat sedikit. Selain itu, dalam hal fasilitas, di perpustakaan SMP N
13 Yogyakarta sudah terdapat air conditioner AC untuk mengatur suhu ruangan, tetapi untuk pemasangannya dijadikan satu dengan laboratorium komputer. Ketika
laboratorium komputer dipakai untuk kegiatan pembelajaran, AC di perpustakaan harus dimatikan, karena listrik tidak kuat apabila keduanya menyala. Hal tersebut
7 salah satu yang dapat mengganggu kenyamanan siswa ketika berada di
perpustakaan. Dari segi staff petugas perpustakaan, dari tiga sekolah, hanya di SMP N 14 Yogyakarta yang memiliki petugas tetap yang selalu berada di
perpustakaan sekolah. Petugas perpustakaan di SMP N 3 Yogyakarta dan SMP N 13 Yogyakarta diampu oleh guru mata pelajaran. Hal ini menyebabkan ketika
petugas perpustakaan di sekolah tersebut harus mengajar, perpustakaan tidak ada yang menjaga dan terpaksa ditutup.
Semua petugas perpustakaan di tiga sekolah tersebut mengatakan bahwa komunikasi yang terjalin dengan siswa lebih bersifat komunikasi yang santai dan
siswa bisa bertanya secara langsung kepada petugas perpustakaan. Ketika siswa mempunyai saran dan masukan terhadap layanan perpustakaan, mereka lebih
banyak menyampaikan secara langsung kepada petugas perpustakaan. Namun demikian, saran yang diberikan belum bisa ditampung secara sistematis dan saran
bersifat personal sehingga belum mewakili harapan dari siswa yang lainnya. Perpustakaan sekolah masih mengalami kendala-kendala di setiap aspeknya
resource, guidance, staff, service, dan environment yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi siswa untuk memanfaatan perpustakaan.
Agar perpustakaan dapat digunakan secara optimal oleh siswa, maka dalam perbaikan dan pengembangan perpustakaan sekolah, salah satunya dengan
berpedoman pada preferensi siswa terhadap aspek-aspek yang ada di perpustakaan sekolah.
8