tidak ada yang mengurusi itu tadi, jadi masing-masing sudah terlalu sibuk dengan tugas utamanya. Sehingga untuk daftar
pemakaian lab komputer itu ya hanya berdasarkan jadwal pelajaran saja”.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bapak AS bahwa “Dulu itu pernah ada, tetapi karena tidak pernah
diterapkan. Jadi lama-kelamaan ya tidak digunakan lagi sampai sekarang. Untuk daftar pemakaian lab
komputer selama ini ya berdasarkan jadwal pelajaran. Jadi hari ini yang makai lab kelas berapa saja, itu kan
bisa diketahui dari jadwal pelajaran”. Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Bapak S
dan Bapak JP bahwa tidak ada daftar pemakaian dan kartu pemakaian pada laboratorium komputer.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan laboratorium komputer tidak tercatat
melalui kartu kendali seperti daftar pemakaian dan kartu pemakaian laboratorium.
d. Pengawasan Pengelolaan Laboratorium
Pengawasan dilakukan dengan melihat jumlah komputer yang dibutuhkan setiap tahunnya, kejadian-kejadian dalam kurun
waktu satu semester, kemudian melalui dua hal tersebut dapat diketahui keadaan maupun pelaksanaan di laboratorium.
Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Bapak LS bahwa “Pengawasannya itu, kita melihat jumlah komputer yang
ada dengan kebutuhan yang diperlukan setiap tahunnya apa-apa
saja, kemudian kejadian yang ada pada satu semester. Dengan melihat hal tersebut kita dapat mengetahui keadaan maupun
pelaksanaan dalam laboratorium komputer”. Pernyataan tersebut didukung oleh Bapak S bahwa “Untuk
pengawasannya ya kita minta laporan program-program yang sudah terlaksana kemudian hambatan-hambatan dan kekurangan-
kekurangan. Kita evaluasi apakah program-program itu sudah terlaksana atau belum”. Pernyataan lain diungkapkan Bapak AS
bahwa: Untuk pengawasan itu disini juga sangat ketat, kita juga
diawasi dari Dinas Pendidikan dan juga dari BAWASDA Badan Pengawas Aset Daerah ya. Jadi secara persisnya
sekolah itu ada bagian sarpras. Nah bagian sarpras itu yang ngecek barang-barang yang ada di lab TIK. Termasuk ada
penambahan-penambahan atau tidak, jadi itu adalah tugas dari sarpras. Disamping itu juga ada pengecekan dari
BAWASDA biasanya dalam satu tahun, kalau tidak di awal ya di akhir tahun.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa prosedur pelaksanaan pengawasan di laboratorium SMP
Negeri 13 dilakukan dengan melihat keadaan sarana yang ada di laboratorium, melihat kejadian yang terjadi selama periode
tertentu, serta meninjau laporan dari program yang telah terlaksana. Pengawasan secara luas juga dilakukan oleh Dinas
Pendidikan dan BAWASDA Badan Pengawas Aset Daerah setiap satu tahun sekali melalui urusan sarana dan prasarana
sekolah.
B. Pembahasan
Pembahasan mengenai
kegiatan pengelolaan
laboratorium komputer akan dibahas secara sistematis mengenai tahapan-tahapan
pengelolaan laboratorium komputer di SMP Negeri 13 Yogyakarta, dari mulai perenanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan.
Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tahapan pengelolaan tersebut: 1.
Perencanaan Pengelolaan Sarana Laboratorium
Tahapan awal dalam kegiatan pengelolaan laboratorium adalah perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk menganalisis berbagai
perkiraan yang berpengaruh terhadap kegiatan perencanaan itu sendiri. Analisis yang berkaitan dengan perencanaan yaitu: perencanaan SDM,
perencanaan anggaran, perencanaan alat dan bahan, serta perencanaan tata ruang.
Perencanaan yang dilakukan oleh pengelola laboratorium komputer di SMP Negeri 13 Yogyakarta sudah cukup baik, namun
belum maksimal. Dikatakan cukup baik karena pelaksanaan perencanaan telah dilakukan setiap akhir tahun ajaran sekolah.
Pembuatan program kerja di laboratorium komputer SMP Negeri 13 Yogyakarta melibatkan Kepala Laboratorium, Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah bidang kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana serta guru mata pelajaran yang terkait seperti
guru IPA, Bahasa, dan TIK yang juga selaku koordinator masing- masing laboratorium.