BAB III PEMBAHASAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Bank Indonesia Kanwil Sumut Aceh regional IX di bagian Divisi Akses Keuangan, UMKM dan
Komunikasi. Di Jl. Balai Kota no. 4, Medan. Tanggal 07 April sampai
dengan 15 Mei 2014. 3.2 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat, budaya mempunyai pengertian
teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat, berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang
didapat sebagai anggota masyarakat.
Dari ketiga definisi budaya diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam budaya terdiri dari :
1. Ilmu pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Seni
4. Moral
5. Hukum
6. Adat istiadat
7. Perilaku atau norma
Universitas Sumatera Utara
8. Asumsi-asumsi dasar
9. System nilai
10. Pembelajaran
3.2.1 Jenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi dan tujuannya:
1. Berdasarkan proses dan informasi:
a. Budaya rasional
Dalam budaya ini, proses informasi individual klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat pengarahan diasumsikan sebagai sarana
bagi tujuan kinerja yang ditunjukan efisiensi,produktivitas, dan keuntungan atau dampak.
b. Budaya ideologis
Dalam budaya ini, proses informasi intuitif dari pengetahuan yang dalam, pendapat dan inovasi diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi
dukungan dari luar, perolehan sumber daya pertumbuhan. c.
Budaya consensus Dalam budaya ini, proses informasi kolektif diskusi,partisipasi, dan
consensus diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi iklim, moral, dan kerja sama kelompok.
Universitas Sumatera Utara
d. Budaya hierarkis
Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal dokumentasi, komputasi, dan evaluasi diasumsikan sebagai sarana tujuan
kesinambungan stabilitas, control, dan koordinasi. 2.
Berdasarkan tujuannya Ada tiga unsur budaya organisasi berdasarkan tujuannya,yaitu:
a. Budaya organisasi perusahaan
b. Budaya organisasi public
c. Budaya organisasi social
3.2.2 Karakteristik Budaya Organisasi
Sistem nilai tersebut dibangun oleh 7 karakteristik sebagai sari essence dari budaya organisasi, 7 karakteristik adalah:
1. Inovasi dan pengambilan risiko Innovation and risk taking. Tingkatan dimana para karyawan terdorong untuk berinovasi dan mengambil risiko.
2. Perhatian yang rinci Attention to detail. Suatu tingkatan dimana para karyawan diharapkan memperlihatkan kecermatan precision, analisis dan
perhatian kepada rincian. 3. Orientasi hasil Outcome orientation. Tingkatan dimana manajemen
memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil.
4. Orientasi pada manusia People orientation. Suatu tingkatan dimana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil – hasil pada orang–
orang anggota organisasi itu.
Universitas Sumatera Utara
5. Orientasi tim Team orientation. Suatu tingkatan dimana kegiatan kerja diorganisir di sekitar tim – tim, bukannya individu – individu.
6. Keagresifan Aggressiveness. Suatu tingkatan dimana orang – orang anggota organisasi itu memiliki sifat agresif dan kompetitif dan
bukannya santai – santai. 7. Stabilitas Stability. Suatu tingkatan dimana kegiatan organisasi
menekankan di pertahankannya status dari pada pertumbuhan.
3.2.3 Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi budaya organisasi adalah sebagai batas pembeda lingkungan, organisasi maupun kelompok lain, batas pembeda ini karena
adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok lain Pabundu
2010 : 13. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi, Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan suatu organisasi
atau perusahaan. Para karyawan mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaanya. Mempromosikan
stabilitas system social hal ini tergambarkan dimana lingukngan kerja dirasakan positif, mendukung, dan konflik serta perubahan diatur secara
efektif. Sebagai integrator, budaya organisasi dapat dikaji sebagai
integrator karena adanya sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan besar dimana setiap unit
terdapat subbudaya baru. Sebagai alat komunikasi, dapat berfungsi sebagai
Universitas Sumatera Utara
alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antra anggota organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercemin pada aspek-
aspek komunikasi yang mencakup kata-kata,segala sesuatu yang bersifat material dan perilaku. Parsons dan Matron mengemukakan bahwa fungsi
organisasi adalah memecahkan masalah-masalah pokok dalam proses survival suatu kelompok dan adaptasinya terhadap lingkungan eksternal
serta proses integrasi internal. Terdapat empat fungsi budaya orgnisasi, yaitu :
a. Memberikan identitas organisasi kepada karyawannya.
b. Memudahkan komitmen kolektif.
c. Mempromosikan stabilitas system social.
d. Membentuk perilaku dengan membantu manejer merasakan
keberadaannya.
3.2.4 Unsur-unsur Pembentuk Budaya Organisasi 1. Lingkungan Usaha
Kelangsungan hidup organisasi ditentukan oleh kemampuan perusahaan member tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan
lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus dilakukan perusahaan agar bisa berhasil.
Lingkungan usaha yang berpengaruh antara lain meliputi produk yang dihasilkan, pesaing, pelanggan, teknologi, pemasok, kebijakan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai-Nilai
Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi. Setiap perusahaan mempunyai nilai-nilai inti sebagai pedoman
berfikir dan bertindak bagi semua warga Negara dalam mencapai tujuan atau misi organisasi.
2. Pahlawan
Pahlawan adalah tokoh yang dipandang berhasil mewujudkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan nyata. Pahlawan bisa berasal dari
pendiri perusahaan, para manejer, kelompok organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi.
3. Ritual
Ritual merupakan tempat dimana perusahaan secara simbiolis menghormati pahlawan-pahlawannya. Karyawan yang berhasil
memajukan perusahaan diberikan penghargaan yang dilkra ritual dilakanakan secara ritual setiap tahunnya.
4. Jaringan Budaya
Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya merupakan saluran komunikasi primer. Fungsinya menyalurkan
informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi. Melalui jaringan informal, kehebatan perusahaan diceritakan dari wktu ke waktu. Sebagai
cara berkomunikasi secara informal ini dapat dilakukan melalui orang- orang pandai bercerita, alim ulama, mata-mata, atau tukang gossip.
Mereka melakukan jaringan komunikasi dengan efektif untuk
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan sesuatu atau memahami apa yang terjadi dalam perusahaan.
3.2.5 Proses Pembentukan Budaya Organisasi
Secara teoritis proses bagaimana suatu budaya organisasi terbentuk, terbentuknya suatu budaya organisasi dapat dianalisis dari tiga
teori sebagai berikut : a.
Teori Sociodynamic Teori ini menitikberatkan pengamatan secara detail mengenai kelompok
pelatihan, kelompok terapi, kelompok kerja yang mempunyai proses interpersonal dan emosional guna membantu menjelaskan apa yang
dimaksut dengan share terhadap pandangan yang sama dari suatu masalah dan mengembangkan share tersebut.
b. Teori kepemimpinan
Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan kelompok dan efek personalitas dan gaya pemimpinan terhadap formasi kelompok yang
sangat relevan dengan pengertian bagaimana budaya terbentuk. Untuk itu membagi dua hal, yaitu tugas dan gaya kepemimpinan dalam kelompok :
1. Tugas dan kepemimpinan dan kelompok
Tugas ini menekankan perbedaan antara fungsi dan kepimpinan yang berorentasi kepada tugas eksternal dan internal.
2. Gaya kepemimpinan dan kelompok
Asumsi bahwa pemimpin atau pendiri kelompok merupakan hubungan otoritas yang terbentuk dalam kelompok dan keadaan dimana pemimpin
Universitas Sumatera Utara
dan anggotanya berinteraksi pada level emosional yang akan menentukan baik stadium evolusioner kelompok maupun gaya budayanya.
c. Teori Pembelajaran Learning Theory
Teori ini memberikan bagaimana kelompok mempelajari kognitif, perasaan dan penilaian.
Secara sturuktual, ada dua tipe pembelajaran yaitu : a.
Situasi penyelesaian masalah secara positif b.
Situasi menghindari kegelisahan. Setelah dijelaskan mengenai pengertian budaya organisasi dengan
berbagai teori, dapat dijelaskan budaya organisasi yang ada di Bank Indonesia Kanwil Sumut Aceh berdasarkan jenis-jenis budaya
organisasi adalah budaya rasional. Hal ini Bank Indonesia sebagai bank sentral yang artinya Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, yang sifatnya sebagai pusat informasi.
Karakteristik budaya organisasi tersebut yaitu, Inovasi dan pengambilan resiko. Dalam pekerjaan Bank Indonesia terdapat unit
Komunikasi dan Pemberdayaan Komunitas yang tugasnya selalu memberikan informasi kepada divisi lain yang terdapat di lingkungan
kerja. Misalnya pada divisi sistem pembayaran kasir yang pekerjaannya sangat teliti menghitung uang atau bank lain. Tugas tersebut sangat rinci
dan detail yang apabila melakuksan kesalahan dalam tugasnya dapat mengakibatkan kerugian atau masalah pada nasabah dan pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Orintasi pada tim, dalam budaya organisasi Bank Indonesia pegawai bank harus bekerja sama dengan satu tim agar dapat
menghasilkan pekerjaan yang maksimal dan membangun kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan yang sama. Pegawai sanagat teliti menjaga
kestabilan nilai tukar rupiah agar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Lingkungan usaha sebagai unsur pembentuk budaya bank
Indonesia, Karena lingkungan menentukan terhadap pekerjaan apa saja yang dilakukan setiap divisi-divisi Bank Indonesia. Setiap lantai yang
terdapat di Bank Indonesia berbeda pekerjaannya hal itulah membentuk usur budaya organisasi. Contoh di lantai 3 terdapat ruang direktur dan
wakil direktur dan ada sekertaris masing-masing direktur, dan sekertarisnya harus memanggil atasan dengan sebutan bapak atau ibu, dan
tidak boleh terlambat datang dan harus menunggu atasan datang, sedangkan dilantai 4 sesama pegawai menyembutkan nama panggilan
kakak atau abang, dan boleh terlambat masuk kantor apabila ada ada urusan mendadak dari atasan. Lingkungan yang tertip dapat menciptakan
budaya organisasi sesuai dengan budaya organisasi yang ditetapkan oleh pimpinan pusat.
Proses pembentukan budaya organisasi Bank Indonesia yaitu dengan teori kepemimpinan, karna dalam teori kepemimpinan terdapat dua
unsur yaitu tugas dan kepemimpinan, tugas ini menekankan perbedaan antara pegawai dan pimpinan berorintasi pada tugas eksternal dan
internal
Universitas Sumatera Utara
3.3 Motivasi Kerja