8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Roman Sebagai Karya Sastra
Karya sastra atau littérature menurut Schmitt dan Viala 1982: 16 adalah semua teks yang memiliki dimensi keindahan. Karya sastra secara umum
terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu puisi, prosa, dan drama. Roman adalah salah satu karya sastra berbentuk prosa. Menurut Van Leeuwen dalam Nurgiyantoro,
2013: 18 roman berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu
keadaan. Kemudian definisi roman dalam larousse.fr adalah: Œuvre d’imagination contituée par un récit en prose d’une certaine
longueur, dont l’intérêt est dans la narration d’aventures, l’étude des mœurs ou des caractères, l’analyse de sentiments ou de passions, la
representation du reel ou de diverses données objectives ou subjectives. Roman adalah karya imajinatif dalam bentuk prosa dengan panjang
tertentu, yang menaruh perhatian pada kisah petualangan, pengkajian perasaan atau karakter, analisis perasaan atau minat, penggambaran nyata
atau beragam yang diberikan secara objektif atau subjektif.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa roman adalah karya sastra dalam bentuk prosa panjang yang menceritakan kehidupan atau
petualangan suatu tokoh. Cerita dalam roman bersifat fiktif dan berasal dari hasil imajinasi atau berdasarkan pengalaman hidup seseorang.
B. Analisis Struktural
Strukturalisme memandang karya sastra sebagai sebuah struktur. Karya sastra mempunyai unsur-unsur bersistem yang merupakan kesatuan dan saling
9
berkaitan atau tidak berdiri sendiri. Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antarunsur
pembangun karya sastra yang bersangkutan Nurgiyantoro, 2013: 59. Selanjutnya Teeuw 1984: 135 menjelaskan bahwa analisis struktural
bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail dan mendalam tentang keterkaitan semua aspek karya sastra yang bersama-sama
menghasilkan makna menyeluruh. Sehingga, dalam upaya untuk memahami karya sastra secara mendalam, perlu dilakukan analisis struktural. Analisis struktural
dilakukan dengan mengkaji unsur pembangun karya sastra serta hubungan antarunsur tersebut. Unsur-unsur pembangun yang dimaksud adalah unsur
intrinsik karya sastra meliputi alur, penokohan, latar, dan tema.
1. Alur
Definisi alur menurut Stanton via Nurgiyantoro 2013: 167 adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian hanya dihubungkan secara sebab
akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya perisitwa yang lain. Sehingga dapat diketahui bahwa alur adalah unsur intrinsik karya sastra
yang menggambarkan urutan peristiwa cerita. Dalam suatu roman, tidak semua peristiwa diceritakan secara berurutan.
Oleh karena itu, untuk mempermudah pemahaman alur cerita roman, terlebih dahulu dilakukan penentuan satuan cerita atau sekuen. Sekuen merupakan urutan
peristiwa dalam cerita. Peristiwa yang terjadi saling mempengaruhi peristiwa lain. Sesuai dengan pendapat Schmit dan Viala 1982: 63:
“une séquence est, d’une façon générale, un segment de texte qui forme un tout cohérent autour d’un même