7. Mengkoordinasikan pembinaan, kegiatan dan penyaluran bantuan dana
kegiatan ke PSBB, MP3A, KKG, MGMP, MDC, IGRA dan forum-forum komunikasi kelembagaan.
8. Mengkoordinasikan usulan, kegiatan dan penyaluran bantuan dana
kegiatan kelembagaan dan sistem infomasi di RA dan madrasah. 9.
Menyelenggarakan dan atau menghadiri workshop, seminar, diklat, rapat koordinasi berkaitan dengan kelembagaan dan ketatalaksanaan di
madrasah dan sekolah. 10.
Melaksanakan Supervisi dan Evaluasi kelembagaan dan sistem informasi madrasah.
11. Memberikan usul dan saran Kepala Bidang berkaitan dengan tugas.
12. Mengubah data EMIS RA, Madrasah dan Pengawas madrasah.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tugas dan fungsi instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua,
begitu juga halnya pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor wilayah Kementerian Agama. Bidang Pendidikan Madrasah terus berupanya agar setiap
rencana kegiatan dapat terlaksana dan menghasilkan kerja yang maksimal, selektif dan efisien yang dilandasi dengan bersikap amanah, jujur, disiplin, bertanggung
jawab dan tidak berpengaruh terhadap perbuatan KKN dan melanggar hukum yang dapat merusak citra Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, sekaligus
mampu menjadi pengawal moral bagsa.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendorong tercapainya hasil kerja yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu berupa peningkatan kompetensi dan tanggung jawab.
Kinerja terkini yang dijalankan bidang Pendidikan Madrasah adalah menyelenggarakan program peningkatan mutu dunia pendidikan dimulai dari
upaya penyediaan bantuan murid dari dana SBK BOS, peningkatan sarana berupa bantuan rehab dan pembangunan gedung, juga bantuan peningkatan SDM guru
melalui sertifikasi, peningkatan kesejahteraan guru, pengangkatan guru baru, serta memberikan orientasi pembelajaran.
Peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan adalah terpenuhinya standar pendidikan sesuai dengan sistem pendidikan nasional, baik peningkatan
sarana, fasilitas lainnya apalagi dalam memperoleh hasil kelulusan yang baik, serta terpenuhinya maksud pendidikan pada umumnya.
F. Rencana Kegiatan
ProgramRencana kegiatan dari setiap seksi di bidang Pendidikan Madrasah Tahun 2014:
1. Seksi Kurikulum dan Evaluasi
1. Workshop peningkatan kompetensi tingkat MA.
2. Workshop peningkatan kompetensi tingkat MTs.
3. Workshop peningkatan kompetensi tingkat MI.
4. Workshop pembelajaran tematik tingkat guru MI kelas IV.
5. Workshop pembelajaran tematik tingkat kepala MI.
2. Seksi Pendidik dan Tenaga Pendidik
1. Sosialisasi manajemen sertifikasi guru tingkat MA.
Universitas Sumatera Utara
2. Workshop peningkatan kualitas guru dan kepala RA.
3. Workshop sertifikasi guru tingkat MI.
4. Workshop sertifikasi guru tingkat MTs.
5. Sosialisasi manajemen sertifikasi pengawas.
3. Seksi Sarana dan Prasarana
1. Bimbingan teknis penyusunan anggaran pendidikan kemenag
kabupatenkota se Sumatera utara. 2.
Bimbingan teknis revisi RKAKL DIPA Online 2014 pendidikan islam angkatan I se Sumatera utara.
3. Bimbingan teknis revisi RKAKL DIPA Online 2014 pendidikan islam
angkatan II se Sumatera utara. 4.
Monitoring dan Evaluasi distribusi buku kurikulum 2013 ke guru dan siswa di kabupatenkota.
5. Bimbingan teknis aplikasi revisi 2014.
6. Bimbingan teknis E-MPA madrasah.
4. Seksi Kesiswaan
1. Workshop penyusunan SBK BOS wilayah angkatan I se Sumatera utara.
2. Workshop penyusunan SBK BOS wilayah angkatan II se Sumatera Utara.
3. KSM tingkat provinsi Sumatera utara.
4. Rakor BOS MIN, MTsN, MAN.
5. KSM tingkat Nasional.
6. Bimbingan teknis penyusunan anggaran BOS MIN angkatan I se
Sumatera utara.
Universitas Sumatera Utara
7. Bimbingan teknis penyusunan anggaran BOS MIN angkatan II se
Sumatera utara.
5. Seksi Kelembagaan dan Sistem Informasi Madrasah
1. Bimbingan teknis sinkronisasi aplikasi data perencanaan pendidikan MIN
se Sumatera utara. 2.
Bimbingan teknis sinkronisasi aplikasi data perencanaan pendidikan MTsN se Sumatera utara.
3. Bimbingan teknis sinkronisasi aplikasi data perencanaan pendidikan
MAN se Sumatera utara. 4.
Bimbingan teknis sinkronisasi aplikasi data perencanaan Kemenag kabupatenkota se Sumatera utara.
5. Workshop peningkatan kapasitas dan tata kelola madrasah.
6. Workshop pengelolaan EMIS pendidikan angkatan I se Sumatera utara.
7. Workshop pengelolaan EMIS pendidikan angkatan II se Sumatera utara.
8. Sinkronisasi data EMIS Pendidikan Madrasah 2014.
9. Rapat koordinasi MIN, MTsN, MAN, Kemenag kabupatenkota, Kanwil
bidang pendidikan islam pertama se Sumatera utara. 10.
Rapat koordinasi dan sinkronisasi data tingkat provinsi. 11.
Rakor pendidikan madrasah, Pendis, pendidikan islam dan Bimas islam. 12.
Penerbitan NSM tingkat MA dan MPSM RA, MI, MTs, MA.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari
University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan
kecerdasan emosional atau yang sering disebut Emotional Quotion EQ sebagai: “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau
perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan
tindakan”. Shapiro, 2006:42. Menurut Mayer orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam
menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu: sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap
individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang dijalani menjadi sia-sia. Goleman, 2007: 65.
Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan
kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi
tututan dan tekanan lingkungan. Goleman, 2007:180.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1995, seorang psikolog dan wartawan bernama Daniel Goleman menerbitkan tulisannya tentang Emotional Intelligence, yang disusun
berdasarkan pada konsep kecerdasan emosional Emotional Quetion karya Mayer dan Salovey. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur
kehidupan emosinya dengan inteligensi to manage our emotional life with intelligence, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya the
appropriateness of emotion and its expression melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Goleman,
2007:512. Kecerdasan emosi di dalamnya termasuk kemampuan mengontrol diri,
memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah
setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak- kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Goleman, 2000:13. Kecerdasan emosional emotional intelligence adalah kemampuan
seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. Orang-orang yang mengenal emosi-emosi mereka sendiri dan mampu
dengan baik membaca emosi orang lain dapat menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka. Robbins, 2008:335.
Robert Cooper dan Ayman Sawaf mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi,
Universitas Sumatera Utara
dan pengaruh manusiawi. Kecerdasan emosional menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri sendiri dan orang lain
serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Cooper dan Sawaf, 2002:15
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan atau mengelola
emosi baik pada diri sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain, dan menggunakannya secara efektif untuk memotivasi diri dan bertahan pada tekanan,
serta mengendalikan diri untuk membina hubungan sosial dengan orang lain.
B. Komponen Kecerdasan Emosional