Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Pada Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

MANFAAT KECERDASAN EMOSIONAL DALAM AKTIVITAS KERJA PADA BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH KANTOR WILAYAH

KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH :

SEFTIKA AYU NANI 112103041

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

NAMA : SEFTIKA AYU NANI

NIM : 112103041

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : MANFAAT KECERDASAN EMOSIONAL DALAM AKTIVITAS KERJA PADA BIDANG

PENDIDIKAN MADRASAH KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

Tanggal : Juli 2014 Ketua Program Studi DIII Kesekretariatan

NIP. 19741012 200003 2 003

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM)

Tanggal : Juli 2014 DEKAN

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : SEFTIKA AYU NANI

NIM : 112103041

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : MANFAAT KECERDASAN EMOSIONAL DALAM

AKTIVITAS KERJA PADA BIDANG

PENDIDIKAN MADRASAH KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

Medan, Juli 2014 Menyetujui, Dosen Pembimbing

NIP. 19810628 20060 41 005 (Fadli, SE, M.Si)


(4)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar ahli madya (Amd) pada Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Salawat beriring salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat-Nya dari alam yang penuh kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja pada Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.” Adapun tujuan Penulis membuat Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara. Didalam penyelesaian Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan

baik dari segi penyusunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah, akibat keterbatasan waktu, ilmu, dan pengetahuan yang Penulis miliki. Untuk itu, Penulis dengan kerendahan hati memohon maaf dan menerima masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.


(5)

Penulis telah banyak mendapat dukungan moral, spiritual, nasehat serta dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc.(C.T.M.), Sp.A.(K.) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Fadli, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan perbaikan dalam proses penyelesaian Tugas Akhir, sehingga penulisan dapat terselesaikan dengan baik.

6. Ibu Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Penasehat Akademik.

7. Seluruh Staff Pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya dosen Diploma III Kesekretariatan yang telah


(6)

Sumatera Utara dan Seluruh Staff Pegawai yang telah banyak membantu Penulis dalam memperoleh data Instansi yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

10. Ibu Cici Andriana dan ibu Murnila, SE selaku mentor dan pembimbing selama Penulis melakukan magang di bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

11. Teristimewa untuk kedua orang tua Penulis yang teramat sangat Penulis sayangi dan banggakan yang merupakan motivasi terbesar Penulis, terimakasih Ayahanda Amiruddin dan Ibunda Sumiati dengan kasih sayangnya yang ikhlas telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan moril dan materi serta limpahan kasih sayang dan doa yang tiada henti serta pengorbanannya yang begitu besar dan tidak ternilai dari mulai Penulis belajar hingga dapat menyelesaikan pendidikan perkuliahan di Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semoga jerih payah Penulis ini dapat menjadi penyejuk kelelahan hati Ayahanda dan Ibunda selama ini.

12. Kepada adik Penulis Abdul Gani yang telah memberikan do’a, motivasi, semangat, menghibur, perhatiannya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Belajarlah yang rajin untuk mencapai cita-cita dan agar berguna bagi Nusa, Bangsa, Agama, dan Orang Tua.


(7)

13. Untuk sahabat-sahabatku Qonitha YM Ginting, Lita Purnama Sari, Kak Rizki Dini Najmi, Mahalia Caroline Silitonga, Suci Lestari, Ita Monica br Bangun, Selvi NH Purba, Grace Okta Evelin Simanjuntak, Vera Anggraini, Hardianti Aceh, Karyuni, Retno Yuli Yanti yang selalu menjadi rekan terbaik selama masa kuliah, terkhusus buat Irma Suri Oktriani tetap semangat.

14. Untuk teman-temanku di Program Studi Diploma III Kesekretariatan stambuk 2011 yang telah melengkapi keindahan masa kuliah Penulis. Senang bisa berkenalan dengan kalian.

15. Untuk teman kelompok magang Penulis yaitu Indah Puspita Sari yang telah memberikan kerjasama dan kesetiakawanan yang baik selama 6 minggu menjalani proses magang.

16. Orang-orang terdekat Penulis yang pernah datang dan pergi dan telah memberikan inspirasi, kebahagiaan, cerita dan pengalaman yang berarti. 17. Untuk keluarga besar Himpunan Pelajar Pencinta Alam dan Lingkungan

Hidup (HIPAPALA) SMA Negeri 4 Medan yang telah memberikan Penulis pengalaman berorganisasi dan pengalaman seru yang tak terlupakan terkhusus buat Angkatan XXI (Syahnan, Mifta, Nurul, Indhy, Syahrir, Ekky,

Beby, Agung, Diaz) yang selalu menjadi keluarga kedua bagi Penulis. Salam Lestari!

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan Tugas Akhir ini.


(8)

Wassalam.

Medan, 02 Juli 2014 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 5

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

2. Sumber Data ... 6

3. Teknik Pengumpulan Data ... 7

4. Metode Analisis ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 7

BAB II PROFIL INSTANSI ... 9

A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara ... 9

B. Jaringan Kegiatan ... 12

C. Struktur Organisasi ... 13

D. Uraian Tugas ... 17

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 28

F. Rencana Kegiatan ... 29

BAB III PEMBAHASAN ... 32

A. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 32

B. Komponen Kecerdasan Emosional ... 34

C. Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja ... 41

D. Meningkatkan Kecerdasan Emosional ... 43

E. Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Pada Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(10)

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara ... 15 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bidang Pendidikan Madrasah

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara ... 16


(12)

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instansi pemerintah adalah unit organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap instansi pemerintah mempunyai aktivitas kerja dimana pengertian aktivitas kerja merupakan suatu rangkaian kegiatan dan tindakan yang sengaja dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut diperlukannya peran sumber daya, salah satunya adalah Sumber Daya Manusia.

Pegawai Negeri Sipil atau yang disebut PNS adalah Sumber Daya Manusia yang bekerja pada instansi pemerintah di Indonesia dan merupakan penghasil kerja bagi instansi pemerintah. Setiap Pegawai Negeri Sipil terlibat dalam suatu aktivitas kerja pada instansi pemerintah yang mengharuskan mereka ikut serta untuk mendukung aktivitas kerja yang terbaik agar tujuan di masing-masing instansi pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

Keikutsertaan Pegawai Negeri Sipil untuk mendukung aktivitas kerja dapat dilakukan dengan melaksanakan tugas kerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan instansi pemerintah. Untuk mencapai pelaksanaan tugas yang berhasil, Pegawai Negeri Sipil harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya.


(14)

Pegawai Negeri Sipil diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya yang masih berhubungan dengan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Dalam menjalankan tugas tersebut, Pegawai Negeri Sipil selain harus memiliki kemampuan dan keterampilan juga harus memiliki kecerdasan emosional karena selalu berhubungan dengan orang lain.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan atau mengelola emosi pada diri sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain, dan menggunakan emosi tersebut secara efektif untuk memotivasi diri, bertahan pada tekanan atau mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta mengendalikan diri untuk mencapai hubungan yang produktif dan kemampuan bekerja sama. Adapun pengertian emosi dalam kecerdasaan emosional bersifat positif.

Seluruh Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan hasil kerja dari setiap pelaksanaan tugasnya. Ketika sedang melaksanakan aktivitas kerja yang berhubungan dengan masyarakat misalnya mengenai tugas pelayanan publik yang dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan Pegawai Negeri Sipil harus melayani dengan sikap hormat, sopan, tanpa tekanan dan menjaga agar tidak terjadi konflik dalam melaksanakan tugasnya. Namun terkadang Pegawai Negeri Sipil tidak sabar dalam memberikan pelayanan yang menyebabkan terjadinya konflik. Hal ini yang akan menyebabkan naiknya emosi Pegawai Negeri Sipil yang marah karena


(15)

3

merasa pelayanannya tidak berguna ataupun masyarakat yang merasa kurangnya pelayanan yang diberikan. Kejadian seperti ini tentunya sangat membutuhkan kecerdasan emosi yang lebih baik bagi Pegawai Negeri Sipil di institusi pemerintah agar dapat tetap mengelola emosi pada diri sendiri dalam melakukan pelayanan sehingga tetap beraktivitas kerja baik.

Kecerdasan emosional juga diperlukan ketika seorang Pegawai Negeri Sipil terlibat aktivitas kerja berhubungan dengan atasan atau dengan sesama Pegawai Negeri Sipil lainnya. Terkadang ketika aktivitas kerja sedang berlangsung terjadi konflik karena adanya emosi yang diakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang berada pada tingkat lebih tinggi terbiasa dengan tindakan seperti marah berlebihan, sering menghardik, termasuk memberikan hukuman pada bawahannya. Pegawai Negeri Sipil yang berada pada tingkat lebih rendah terbiasa untuk takut, dendam dan salah paham terhadap atasannya.

Kecerdasan emosional bermanfaat dalam aktivitas kerja Pegawai Negeri Sipil karena ketika seorang Pegawai Negeri Sipil memiliki kecerdasan emosional tinggi dapat dilihat dari sikapnya yang tidak cepat marah atas sikap orang lain kepadanya, tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan tugasnya, namun dalam pelaksanaan tugas tersebut sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan, proaktif terhadap ide orang lain, dan sikap-sikap lainnya.

Apabila semua Pegawai Negeri Sipil memiliki kecerdasan emosional tentunya akan menghasilkan rasa nyaman ketika menjalankan tugas dan dapat memiliki banyak hubungan baik dengan orang lain seperti kepada sesama Pegawai Negeri Sipil lain, atasannya, dan masyarakat umum. Keadaan ini akan


(16)

berimplikasi pada aktivitas kerja. Sehingga semakin tinggi kecerdasan emosional seorang Pegawai Negeri Sipil akan berperan dalam aktivitas kerja yang membaik pada suatu instansi pemerintah.

Bidang Pendidikan Madrasah merupakan bagian dari susunan organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama yang merupakan salah satu instansi pemerintah. Pada bidang Pendidikan Madrasah sama seperti instansi pemerintah lainnya juga terdapat aktivitas kerja. Dalam aktivitas kerja tersebut, tentunya diperlukan peran Pegawai Negeri Sipil di bidang Pendidikan Madrasah sebagai pelaksana dari tugas yang terdapat di dalam aktivitas kerja tersebut. Keefektifan suatu instansi pemerintah ditentukan dari aktivitas kerja yang berhasil, dimana salah satu hal yang mungkin berperan adalah kecerdasan emosional dalam menjalankan aktivitas kerja tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan observasi dengan judul “Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja pada Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara?”


(17)

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan/Instansi, penelitian ini akan menjadi bahan masukan pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara untuk mengetahui manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah.

2. Menambah khazanah penelitian ilmiah bagi Program Studi Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja.

4. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan masukan, referensi, dan perbandingan dalam penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang akan datang maupun untuk penelitian lanjutan.

5. Hasil penelitian ini juga dapat dipergunakan oleh masyarakat sebagai bahan masukan atau informasi yang mungkin dapat berguna terkait dengan topik kecerdasan emosional.

E. Sistematika Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:


(18)

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jln. Jend. Gatot Subroto No. 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Untuk lebih jelasnya, jadwal penelitian dan peyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir NO. KEGIATAN

BULAN

MARET APRIL MEI

I II III IV I II III IV I II III IV 1. Persiapan 2. Pengumpulan

Data/MAGANG 3. Penulisan Tugas

Akhir Sumber : Penulis (2014)

2. Sumber Data

Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian : a. Data Primer

Data primer merupakan jenis data yang diperoleh langsung atau dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya melalui wawancara dengan Pegawai Negeri Sipil pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan jenis data yang dikumpulkan dari buku literatur seperti buku-buku bacaan, dan tulisan-tulisan serta hasil-hasil yang berhubungan dengan topik yang dibahas ( Arikunto, 2006:129), seperti :


(19)

7

1) Sejarah Perusahaan atau Lembaga 2) Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Menurut Arikunto (2006:156), observasi disebut dengan pengamatan. Dalam hal ini penulis langsung melakukan pengamatan ke objek penelitian untuk menjelaskan manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh berbagai teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian (Arikunto, 2006:158).

4. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif yaitu metode analisis yang dilakukan secara sistematis dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengolah dan menafsirkan data tersebut sehingga diperoleh gambar yang jelas dan mendapatkan kesimpulan.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis membuat sistematika pembahasan yang terdiri dari beberapa bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut :


(20)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah atau alasan mengapa penulis ingin menulis judul, serta menjelaskan mengenai perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, sistematika penulisan yang terdiri dari lokasi dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis. Pada bab ini juga akan dijelaskan sistematika pembahasan.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Dalam bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, jaringan kegiatan, struktur organisasi, uraian tugas, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan instansi/perusahaan.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang penelitian yang dilakukan penulis mengenai manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengambil kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian dan kemudian menguraikan saran yang relevan dengan kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan.


(21)

BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto nomor 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Pada saat berdirinya Kementerian Agama tahun 1946, Sumatera masih merupakan satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Jawatan Agama Sumatera oleh pemerintah dipercayakan kepada H. Muchtar Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur.

Pada tahun 1946 Sumatera dibagi menjadi 3 provinsi, yakni Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan, H. Muchtar Yahya ditunjuk menjadi koordinator Jawatan-jawatan agama tersebut, bertempat di Bukit Tinggi. Kepala-kepala Jawatan Agama di ketiga wilayah Sumatera waktu itu, Tengku Moch, Daud Beureuh Provinsi Sumatera Utara, Nazaruddin Thoha Sumatera Tengah dan K. Azhari Sumatera Selatan. Mereka diangkat oleh Gubernur Sumatera Utara yang mewakili Presiden untuk mengurus Pemerintahan di wilayahnya. Sesudah kantor-kantor Jawatan Agama Provinsi Sumatera ada

hubungan dengan Kementrian Agama yang berkedudukan di Yogyakarta, H. Muchtar Yahya dipindahkan ke pusat bertindak sebagai Kepala Urusan


(22)

Sementara itu pada tahun 1953, Provinsi Sumatera Utara merupakan gabungan dari daerah Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di Kotaraja (Banda Aceh). Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Tengku Abdul Wahab Silimeun, sedang koordinator untuk Keresidenan Sumatera Utara dipimpin oleh H.M. Bustami Ibrahim.

Pada tahun 1956 struktur Pemerintahan berubah lagi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, sebagai gabungan dari Keresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di Medan dan daerah Aceh dijadikan Daerah Istimewa Aceh berkedudukan di Kotaraja (Banda Aceh). Untuk memimpin Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara ditunjuk K.H. Muslich dan Pimpinan Jawatan Agama daerah istimewa Aceh tetap ditangan Tengku Wahab Silimeun. Sejak saat itulah Jawatan Agama kedua Provinsi tersebut berdiri sendiri-sendiri dan untuk perkembangan selanjutnya diatur berdasarkan peraturan-peraturan yang ditetapkan Kementerian Pusat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 1 tahun 2010 (disempurnakan) tanggal 28 Januari 2010, penyebutan departemen agama berubah menjadi kementerian agama. Sejak Provinsi Sumatera Utara berdiri sendiri, sudah 12 orang yang pernah menjabat kepala (dengan beberapa kali mengalami perubahan struktur) yang terakhir sekarang Drs. Abd. Rahim, MA.

Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah Terwujudnya masyarakat agamais yang berakhlak mulia, rukun dan damai. Adapun Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:


(23)

11

1. Meningkatkan bimbingan dan pelayanan kehidupan beragama.

2. Meningkatkatkan pemehaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai agama.

3. Memperkokoh kerukunan umat beragama.

4. Mengembangkan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.

5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada sekolah umum dan madrasah. 6. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.

Tugas dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi.

2. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan masyarakat islam, pelayanan haji dan umrah, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan agama dan keagamaan, pondok pesantren, pendidikan agama islam, pada masyarakat dan pemberdayaan masjid serta urusan agama, pendidikan agama, bimbingan masyarakat kristen, katolik, hindu serta budha sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi. 4. Pembinaan kerukunan umat beragama.

5. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan pengawasan program, daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian agama di provinsi


(24)

6. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian agama di provinsi.

B. Jaringan Kegiatan

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah instansi pemerintah yang berkedudukan di Provinsi Sumatera Utara, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pembangunan bidang agama sesuai dengan kebijakan pembangunan nasional adalah untuk menciptakan manusia berakhlak, berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, selain itu kehadiran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi adalah memberikan jaminan hukum dan pelayanan kehidupan beragama bagi masyarakat sesuai dengan amanah Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, bidang Pendidikan Madrasah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan pengelolaan sistem informasi di bidang Pendidikan Madrasah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Dalam melaksanakan tugas tersebut, bidang Pendidikan Madrasah menyelenggarakan fungsi:


(25)

13

1. Penyiapan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang pendidikan madrasah.

2. Pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang kurikulum, dan evaluasi, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengembangan potensi siswa, kelembagaan, kerjasama, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan madrasah

3. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pendidikan madrasah. C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk tercapainya tujuan umum dari suatu lembaga/instansi dibutuhkan suatu wadah untuk mengatur semua aktivitas ataupun kegiatan lembaga/instansi tersebut. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan lembaga/instansi dapat dicapai.

Struktur organisasi penting dalam mempengaruhi perilaku individu atau kelompok-kelompok yang terdapat dalam sebuah organisasi. Melalui struktur organisasi para pegawai akan tahu akan tugas, wewenang, dan tanggung jawab sehingga para pegawai tersebut dengan sendirinya akan mengerjakan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik. Dengan struktur organisasi yang baik,


(26)

pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat terwujud melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Suatu lembaga/instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok yang bersifat melaksanakan kegiatan tertentu juga mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI nomor 18 tahun 1975 (disempurnakan) tanggal 16 April 1975, susunan organisasi dan tata kerja Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara termasuk typologi I terdiri atas Bagian Sekretariat, Bidang Urusan Agama Islam, Bidang Penerangan Agama Islam, Bidang Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan, Pembimbing Masyarakat Khatolik, Pembimbing Masyrakat Hindu dan Pembimbing Masyarakat Budha.

Perubahan struktur terjadi kembali sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 13 tahun 2012. Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:


(27)

Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (2014)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Ka. Kanwil Kemenag Sumut

Drs.H.Abd.Rahim, M.Hum NIP. 195712301988031003

Kabid Pendidikan Madrasah Drs. H. Tohar Bayoangin,

M.Ag NIP. 196610231986031001

Kabid Pend.Agama dan Keagamaan Islam Drs. H. Burhanuddin Damanaik, MA

NIP. 196012311993031005

Kabid Haji dan Umrah Drs. H. Hasful Huznain,

SH NIP. 195803231985031003

Pembimas Buddha Ketut Supardi, S.Ag, Msi NIP. 196103141983121001 Pembimas Hindu Antonikuil Sembiring, S.Ag, Msi NIP. 196202051986031001 Pembimas Katolik Dra. Yulia Sinurat, M.Pd NIP. 196205211992032002

Kabid Bimas Kristen Drs. Hasudungan

Simatupang, M.Pd NIP. 196106081986031001

Kabid Penais Zakat dan Wakaf Drs. H. Jaharuddin, S.Pd.I, MA

NIP. 195912111987031003 Kabid URAIS dan

Pemb.Syariah Drs. H. Zulpan Arif NIP. 195908171990031002 Kepala Bagian Tata Usaha

Drs.H.Ahmad Hanafi NIP. 195802191979031002


(28)

Sumber : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (2014)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Kabid Pendidikan Madrasah

Drs. H. Tohar Bayoangin, M.Ag NIP. 196610231986031001

Kasi Kurikulum dan Evaluasi H. Dahyar Husein, S.Ag,

M.Pd NIP. 197011211998021001

Kasi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Dra. Hj. Halimatussa’diyah,

MA NIP. 195811091980032001

Kasi Sarana dan Prasarana Drs. Khoirul Amani, MA NIP. 196412141993031003

Kelompok Jabatan Fungsional

Kasi Kelembagaan dan Sistem Informasi

Madrasah H. Solehuddin, SH, Msi NIP. 1963101994031003 Kasi Kesiswaan

DR. Azizah Hanim, M.Ed, M.Hum NIP. 196804111994032002

Syaparilla NIP. 196404141985032005

DR. Inom Nasution NIP. 197107061995032001

H. MHD Ramlan Nst, SE NIP. 196208211986031002

Tuti Yasri Simbolon, S.Si NIP. 198101232009012007 Lampo Siregar, SS

NIP. 150238430 Hj. Muflihah Nasution, S.Ag

NIP. 195908161994032001 H. Ali Imron, Lc NIP. 197802172006041012

Endang Mustikawati NIP. 197701062005012012

Atika Rahmah, ST NIP. 198605212009012003

Syawaluddin Matondang, SE NIP. 197311092003122002

MHD Darwis Nasution NIP. 197406192000121005

Murnila, SE NIP.196909031991032002

Faridah Hanum Ritonga, S.Ag NIP. 197311092003122002

MHD Ikbal Parinduri, SH.I, M.Kom.I NIP.197002051992032004

Fedi Yati, S.Ag. M.Psi NIP.197002051992032004


(29)

17

D. Uraian Tugas

Kepala bidang bertugas untuk memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan bidang Pendidikan Madrasah dengan uraian tugas sebagai berikut:

1. Melaksanakan perumusan dan penetapan sasaran, program dan kegiatan bidang Pendidikan Madrasah.

2. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas bidang Pendidikan Madrasah.

3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan. 4. Melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan di bidang Kurikulum dan

Evaluasi.

5. Melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan di bidang Pendidik dan Tenaga kependidikan.

6. Melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan di bidang Sarana dan Prasarana.

7. Melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan di bidang Kesiswaan.

8. Melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan di bidang Kelembagaan dan Sistem Informasi.

9. Merumuskan bahan penyusun visi, misi kebijakan dan kegiatan dalam hal bidang Pendidikan Madrasah.

10.Melaksanakan penelaahan dan pemecahan masalah serta pengembangan sistem dan teknis pelaksanaan tugas bidang Pendidikan Madrasah.

11.Mempelajari dan menilai/mengkoreksi laporan hasil kerja/pelaksanaan tugas bawahan.


(30)

12.Melaksanakan kerjasama dengan unit kerja terkait di bidang Pendidikan Madrasah.

13.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 14.Melaporkan proses dan hasil pelaksanaan tugas.

Adapun tugas dari setiap seksi di bidang Pendidikan Madrasah yaitu sebagai berikut:

1. Seksi Kurikulum dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang kurikulum dan evaluasi pada RA, MI, MTs, MA, dan MAK.

Uraian tugas kepala seksi Kurikulum dan Evaluasi adalah:

1. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan seksi kurikulum dan evaluasi 2. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan

mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seksi.

3. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan. 4. Melakukan pelayanan dan bimbingan teknis kurikulum dan evaluasi. 5. Melakukan perumusan dan penetapan sasaran, program dan kegiatan di

seksi.

Pengembangan teknis pelaksanaan tugas:

1. Memproses dan mendokumentasikan surat-surat/peraturan dan menginventarisir data yang berkaitan dengan kurikulum dan evaluasi.

2. Menyusun rencana kegiatan, menghimpun, mengolah serta menyajikan laporan kegiatan berkaitan dengan kurikulum dan evaluasi.


(31)

19

3. Sosialisasi dan implementasi peraturan, permen, surat edaran berkaitan dengan kurikulum dan evaluasi.

4. Bimbingan perangkat persiapan kegiatan pembelajaran (Silabus, RPP dan penggunaan metode pembelajaran).

5. Mengusahakan dan mendistribusikan naskah kurikulum dan evaluasi. 6. Bimbingan pembelajaran dan pengembangan kurikulum dan evaluasi di

madrasah.

7. Meningkatkan kerjasama dengan Instansi atau lembaga terkait dalam pelaksanaan kurikulum dan evaluasi di madrasah. Mengkoordinasikan pengiriman peserta, memberikan usul dan saran Kepala Bidang berkaitan dengan tugas.

8. Menyelenggarakan dan atau menghadiri workshop, seminar, diklat, rapat koordinasi berkaitan dengan kurikulum dan evaluasi.

9. Pendataan dan menginventarisir peserta ujian madrasah dan UN di lingkungan madrasah.

10.Mengkoordinasikan penyusunan kisi-kisi soal dan naskah soal madrasah mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan dan monitorin ujian semesteran, UAS, UN, dengan instansi terkait.

11.Inventarisasi, menganalisis dan menyusun rangking evaluasi hasil belajar siswa dari ujian semesteran, UAS, UN di madrasah.

12.Inventarisasi laporan dari kegiatan kepengawasan dan evaluasi di madrasah.


(32)

13.Mengkoordinasikan pengembangan sistem evaluasi mata pelajaran di madrasah.

14.Mengkoordinasikan usulan, kegiatan dan penyaluran bantuan dana kegiatan.

15.Mengkoordinasikan kegiatan forum komunikasi WakaKurikulum. 16.Melaksanakan supervisi dan evaluasi kegiatan kurikulum dan evaluasi. 2. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan pada RA, MI, MTs, MA, dan MAK. Uraian tugas kepala seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah: 1. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan seksi PTK.

2. Melakukan perumusan dan penetapan sasaran, program dan kegiatan di seksi PTK.

3. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seksi PTK.

4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas staf. 5. Melakukan bimbingan dan pelayanan PTK.

6. Melakukan penelaahan dan pemecahan masalah serta pengembangan sistem dan teknis pelaksanaan tugas.

7. Mempelajari dan menilai/mengoreksi laporan hasil kerja/pelaksanaan tugas staf.

8. Melakukan perumusan bahan penyusunan visi, misi dan kebijakan pimpinan seksi PTK.


(33)

21

9. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait di seksi PTK melakukan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

10.Melaporkan proses dan hasil pelaksanaan tugas. Pengembangan teknis pelaksanaan tugas:

1. Memproses dan mendokumentasikan surat-surat/ peraturan PTK.

2. Menyusun rencana kegiatan, menghimpun, mengolah menyajikan data PTK.

3. Sosialisasi dan implementasi peraturan, permen, surat edaran berkaitan dengan PTK.

4. Menginventarisir data yang berkaitan dengan PTK. 5. Mendata beasiswa bagi pendidik.

6. Pendataan sertifikasi Guru RA dan madrasah. 7. Pembinaan bagi PTK.

8. Mengusulkan kesejahteraan/insentif bagi PTK.

9. Kerjasama dengan Instansi atau lembaga lain terkait PTK.

10.Mengkoordinasikan pengiriman peserta, menyelenggarakan dan atau menghadiri workshop, seminar, diklat, rapat Koordiansi berkaitan dengan PTK.

11.Seleksi pemilihan Guru berprestasi RA dan madrasah. 12.Melakukan PAK guru RA dan madrasah.

13.Mengkoordinasikan penilaian KTI (Karya Tulis Ilmiah Guru). 14.Mengkoordinasikan UKG, PKG dan PKB.


(34)

16.Memberikan usul dan saran Kepala Bidang berkaitan dengan tugas.

3. Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang sarana dan prasarana pada RA, MI, MTs, MA, dan MAK.

Uraian tugas kepala seksi Sarana dan Prasarana adalah: 1. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan seksi Sarpras.

2. Melakukan perumusan dan penetapan sasaran, program dan kegiatan seksi Sarpras.

3. Membagi tugas, menggerakkan, mengarakan, membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seksi Sarpras.

4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas staf.

5. Melakukan bimbingan dan pelayanan administrasi pengolahan Sarpras. 6. Melakukan penelaahan dan pemecahan masalah serta pengembangan

sistem dan teknis pelaksanaan tugas.

7. Mempelajari dan menilai/mengoreksi laporan hasil kerja/pelaksanaan tugas staf.

8. Melakukan perumusan bahan penyusunan visi, misi dan kebijakan pimpinan di seksi Sarpras.

9. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait di seksi Sarpras. 10.Melakukan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.


(35)

23

Pengembangan teknis pelaksanaan tugas:

1. Memproses dan mendokumentasikan surat-surat/ peraturan berkaitan dengan Sarpras.

2. Menyusun recana kegiatan, menghimpun, mengolah, menyajikan data Sarpras.

3. Sosialisasi dan implementasi peraturan, permen, surat edaran berkaitan dengan kurikulum sosialisasi dan implementasi peraturan, permen, surat edaran berkaitan dengan Sarpras.

4. Menginventarisir data yang berkaitan dengan Sarpras.

5. Mendistribusikan buku-buku penunjang pembelajaran dan buku perpustakaan RA dan madrasah.

6. Mendistribusikan alat-alat peraga pembelajaran untuk RA dan madrasah. 7. Pendataan, penambahan dan rehabilitasi sarana dan prasarana RA dan

madrasah.

8. Mengkoordinasikan lomba pembuatan alat- alat peraga pembelajaran di RA dan madrasah.

9. Menyebarluaskan pedoman, petunjuk pelaksanaan pendidikan di RA dan madrasah.

10.Mengkoordinasikan pengiriman peserta, menyelenggarakan dan atau menghadiri workshop, seminar, diklat, rapat koordinasi berkaitan dengan sarpras.

11.Mengkoordinasikan forum komunikasi WakaKesiswaan. 12.Melaksanakan Supervisi dan Evaluasi Kegiatan Sarpras.


(36)

13.Memberikan usul dan sarana kepada Kepala Bidang berkaitan dengan tugas.

4. Seksi Kesiswaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengembangan potensi siswa pada RA, MI, MTs, MA, dan MAK.

Uraian tugas kepala seksi Kesiswaan adalah:

1. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan seksi kesiswaan.

2. Melakukan perumusan dan penetapan sasaran, program dan kegiatan seksi kesiswaan.

3. Membagi tugas, menggerakkan, mengarakan, membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seksi kesiswaan.

4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas staf.

5. Melakukan bimbingan dan pelayanan administrasi pengolahan kesiswaan. 6. Melakukan penelaahan dan pemecahan masalah serta pengembangan

sistem dan teknis pelaksanaan tugas.

7. Mempelajari dan menilai/mengoreksi laporan hasil kerja/pelaksanaan tugas staf.

8. Melakukan perumusan bahan penyusunan visi, misi dan kebijakan pimpinan di seksi kesiswaan.

9. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait di seksi kesiswaan. 10.Melakukan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.


(37)

25

Pengembangan teknis pelaksanaan tugas:

1. Memproses dan mendokumentasikan surat-surat/peraturan berkaitan dengan kesiswaan.

2. Menyusun recana kegiatan, menghimpun, mengolah, menyajikan data kesiswaan.

3. Sosialisasi dan implementasi peraturan, permen, surat edaran berkaitan dengan kurikulum sosialisasi dan implementasi peraturan, permen, surat edaran berkaitan dengan kesiswaan.

4. Menginventarisir data yang berkaitan dengan kesiswaan.

5. Menyebarluaskan/mendistribusikan pedoman, petunjuk, peraturan yang berkaitan dengan kesiswaan.

6. Mengkoordinasikan seleksi/lomba kesiswaan dan kepramukaan.

7. Mengkoordinasikan pengiriman peserta, menyelenggarakan dan atau menghadiri workshop, seminar, diklat, rapat koordinasi berkaitan dengan kesiswaan.

8. Mendata BOS, BSM, beasiswa bagi siswa. 9. Pembinaan kegiatan OSIS dan Kepramukaan. 10.Seleksi pemilihan siswa berprestasi di Madrasah.

11.Mengkoordinasikan kompetisi/olimpiade saint, Porseni, lomba minat baca siswa, lomba empat bahasa.

12.Mengkoordinasikan forum komunikasi WakaKesiswaan. 13.Melaksanakan Supervisi dan Evaluasi Kegiatan Kesiswaan.


(38)

14.Memberikan usul dan sarana kepada Kepala Bidang berkaitan dengan tugas.

5. Seksi Kelembagaan dan Sistem Informasi Madrasah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengembangan kelembagaan, kerjasama, serta pengelolaan sistem informasi pendidikan RA, MI, MTs, MA, dan MAK. Uraian tugas kepala seksi Kelembagaan dan Sistem Informasi Madrasah adalah:

1. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan seksi Kelembagaan dan sistem informasi.

2. Melakukan perumusan dan penetapan sasaran, program dan kegiatan seksi kelembagaan dan sisitem informasi madrasah.

3. Membagi tugas, menggerakan, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Kelembagaan dan sistem informasi madrasah.

4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas staf.

5. Melakukan bimbingan dan pelayanan konsultasi dan bimbingan manajemen penyelenggaraan pendidikan pada RA dan madrasah.

6. Melakukan bimbingan dan pelayanan, menfasilitasi dan membimbing kegiatan IGRA, MP3, MDC, KKG dan MGMP.

7. Melakukan bimbingan dan pelayanan di bidang akreditasi madrasah. 8. Melakukan bimbingan dan pelayanan tentang konsep pedoman pendirian,


(39)

27

9. Melakukan penelaahan dan pemecahan masalah serta pengembangan sistem dan teknis pelaksanaan tugas.

10.Mempelajari dan menilai/mengoreksi laporan hasil kerja/pelaksanan tugas staf.

11.Melakukan perumusan bahan penyusunan visi, misi dan kebijakan pimpinan di seksi kelembagaan dan sistem informasi madrasah.

12.Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait dan dengan kemitraan di bidang kelembagaan dan sistem informasi madrasah.

13.Melakukan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. 14.Melaporkan proses dan hasil pelaksanan tugas. Pengembangan teknis pelaksanaan tugas:

1. Memproses dan mendokumentasikan surat-surat/peraturan berkaitan dengan kelembagaan dan sistem informasi madrasah.

2. Menyusun rencana kegiatan, menghimpun, mengolahdan menyajikan data berkaitan dengan kelembagaan dan sistem informasi madrasah.

3. Menghimpun peraturan, permen, surat edaran berkaitan dengan kelembagaan dan sistem informasi madrasah.

4. Menginventarisir data kelembagaan RA dan madrsah, KKG, MGMP madrasah.

5. Pelayanan pemberian ijin pendirian dan penegerian madrasah.


(40)

7. Mengkoordinasikan pembinaan, kegiatan dan penyaluran bantuan dana kegiatan ke PSBB, MP3A, KKG, MGMP, MDC, IGRA dan forum-forum komunikasi kelembagaan.

8. Mengkoordinasikan usulan, kegiatan dan penyaluran bantuan dana kegiatan kelembagaan dan sistem infomasi di RA dan madrasah.

9. Menyelenggarakan dan atau menghadiri workshop, seminar, diklat, rapat koordinasi berkaitan dengan kelembagaan dan ketatalaksanaan di madrasah dan sekolah.

10. Melaksanakan Supervisi dan Evaluasi kelembagaan dan sistem informasi madrasah.

11. Memberikan usul dan saran Kepala Bidang berkaitan dengan tugas. 12. Mengubah data EMIS RA, Madrasah dan Pengawas madrasah. E. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tugas dan fungsi instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga halnya pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor wilayah Kementerian Agama. Bidang Pendidikan Madrasah terus berupanya agar setiap rencana kegiatan dapat terlaksana dan menghasilkan kerja yang maksimal, selektif dan efisien yang dilandasi dengan bersikap amanah, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan tidak berpengaruh terhadap perbuatan KKN dan melanggar hukum yang dapat merusak citra Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, sekaligus mampu menjadi pengawal moral bagsa.


(41)

29

Untuk mendorong tercapainya hasil kerja yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu berupa peningkatan kompetensi dan tanggung jawab. Kinerja terkini yang dijalankan bidang Pendidikan Madrasah adalah menyelenggarakan program peningkatan mutu dunia pendidikan dimulai dari upaya penyediaan bantuan murid dari dana SBK BOS, peningkatan sarana berupa bantuan rehab dan pembangunan gedung, juga bantuan peningkatan SDM guru melalui sertifikasi, peningkatan kesejahteraan guru, pengangkatan guru baru, serta memberikan orientasi pembelajaran.

Peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan adalah terpenuhinya standar pendidikan sesuai dengan sistem pendidikan nasional, baik peningkatan sarana, fasilitas lainnya apalagi dalam memperoleh hasil kelulusan yang baik, serta terpenuhinya maksud pendidikan pada umumnya.

F. Rencana Kegiatan

Program/Rencana kegiatan dari setiap seksi di bidang Pendidikan Madrasah Tahun 2014:

1. Seksi Kurikulum dan Evaluasi

1. Workshop peningkatan kompetensi tingkat MA. 2. Workshop peningkatan kompetensi tingkat MTs. 3. Workshop peningkatan kompetensi tingkat MI.

4. Workshop pembelajaran tematik tingkat guru MI kelas IV. 5. Workshop pembelajaran tematik tingkat kepala MI. 2. Seksi Pendidik dan Tenaga Pendidik


(42)

2. Workshop peningkatan kualitas guru dan kepala RA. 3. Workshop sertifikasi guru tingkat MI.

4. Workshop sertifikasi guru tingkat MTs. 5. Sosialisasi manajemen sertifikasi pengawas. 3. Seksi Sarana dan Prasarana

1. Bimbingan teknis penyusunan anggaran pendidikan kemenag kabupaten/kota se Sumatera utara.

2. Bimbingan teknis revisi RKAKL DIPA Online 2014 pendidikan islam angkatan I se Sumatera utara.

3. Bimbingan teknis revisi RKAKL DIPA Online 2014 pendidikan islam angkatan II se Sumatera utara.

4. Monitoring dan Evaluasi distribusi buku kurikulum 2013 ke guru dan siswa di kabupaten/kota.

5. Bimbingan teknis aplikasi revisi 2014. 6. Bimbingan teknis E-MPA madrasah. 4. Seksi Kesiswaan

1. Workshop penyusunan SBK BOS wilayah angkatan I se Sumatera utara. 2. Workshop penyusunan SBK BOS wilayah angkatan II se Sumatera Utara. 3. KSM tingkat provinsi Sumatera utara.

4. Rakor BOS MIN, MTsN, MAN. 5. KSM tingkat Nasional.

6. Bimbingan teknis penyusunan anggaran BOS MIN angkatan I se Sumatera utara.


(43)

31

7. Bimbingan teknis penyusunan anggaran BOS MIN angkatan II se Sumatera utara.

5. Seksi Kelembagaan dan Sistem Informasi Madrasah

1. Bimbingan teknis sinkronisasi aplikasi data perencanaan pendidikan MIN se Sumatera utara.

2. Bimbingan teknis sinkronisasi aplikasi data perencanaan pendidikan MTsN se Sumatera utara.

3. Bimbingan teknis sinkronisasi aplikasi data perencanaan pendidikan MAN se Sumatera utara.

4. Bimbingan teknis sinkronisasi aplikasi data perencanaan Kemenag kabupaten/kota se Sumatera utara.

5. Workshop peningkatan kapasitas dan tata kelola madrasah.

6. Workshop pengelolaan EMIS pendidikan angkatan I se Sumatera utara. 7. Workshop pengelolaan EMIS pendidikan angkatan II se Sumatera utara. 8. Sinkronisasi data EMIS Pendidikan Madrasah 2014.

9. Rapat koordinasi MIN, MTsN, MAN, Kemenag kabupaten/kota, Kanwil bidang pendidikan islam pertama se Sumatera utara.

10.Rapat koordinasi dan sinkronisasi data tingkat provinsi.

11.Rakor pendidikan madrasah, Pendis, pendidikan islam dan Bimas islam. 12.Penerbitan NSM tingkat MA dan MPSM RA, MI, MTs, MA.


(44)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut Emotional Quotion (EQ) sebagai: “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan”. (Shapiro, 2006:42).

Menurut Mayer orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu: sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang dijalani menjadi sia-sia. (Goleman, 2007: 65).

Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan. (Goleman, 2007:180).


(45)

33

Pada tahun 1995, seorang psikolog dan wartawan bernama Daniel Goleman menerbitkan tulisannya tentang Emotional Intelligence, yang disusun berdasarkan pada konsep kecerdasan emosional (Emotional Quetion) karya Mayer dan Salovey. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. (Goleman, 2007:512).

Kecerdasan emosi di dalamnya termasuk kemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. (Goleman, 2000:13).

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. Orang-orang yang mengenal emosi-emosi mereka sendiri dan mampu dengan baik membaca emosi orang lain dapat menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka. (Robbins, 2008:335).

Robert Cooper dan Ayman Sawaf mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi,


(46)

dan pengaruh manusiawi. Kecerdasan emosional menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri sendiri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. (Cooper dan Sawaf, 2002:15)

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan atau mengelola emosi baik pada diri sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain, dan menggunakannya secara efektif untuk memotivasi diri dan bertahan pada tekanan, serta mengendalikan diri untuk membina hubungan (sosial) dengan orang lain. B. Komponen Kecerdasan Emosional

Bar-On (Goleman, 2000) menjabarkan kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan pokok yaitu :

1. Kemampuan intrapersonal, meliputi :

a. Kesadaran diri emosional yaitu kemampuan untuk mengakui atau mengenal perasaan diri, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengetahui penyebabnya.

b. Asertivitas meliputi tiga komponen dasar, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan dan gagasan secara terbuka, dan kemampuan mempertahankan kebenaran dengan cara yang tidak destruktif.

c. Harga diri yaitu kemampuan menghargai dan menerima diri sendiri sebagai sesuatu yang baik, atau kemampuan mensyukuri berbagai aspek


(47)

35

positif dan kemampuan yang ada dan juga menerima aspek negatif dan keterbatasan yang ada pada diri dan tetap menyukai diri sendiri.

d. Aktualisasi diri yaitu kemampuan menyadari kapasitas potensial yang dimiliki. Aktualisasi diri adalah suatu proses dinamis dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan bakat secara maksimal.

e. Kemandirian yaitu kemampuan mengatur atau mengarahkan diri dan mengendalikan diri dalam berfikir dan bertindak serta tidak tergantung pada orang lain secara emosional.

2. Kemampuan interpersonal, meliputi :

a. Empati yaitu kemampuan menyadari, memahami, menghargai perasaan orang lain dan juga kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain.

b. Hubungan interpersonal yaitu kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan yang saling memuaskan yang dicirikan dengan keakraban serta memberi dan menerima kasih sayang.

c. Tanggungjawab sosial yaitu kemampuan menunjukkan diri sendiri dengan bekerjasama, serta berpartisipasi dalam kelompok sosialnya. Komponen-komponen kecerdasan emosional ini meliputi bertindak secara bertanggungjawab. meskipun tidak mendapatkan keuntungan apapun secara pribadi.

3. Penyesuaian diri, meliputi :

a. Pemecahan masalah yaitu kemampun mengenali masalah serta menghasilkan dan melaksanakan solusi yang secara potensial efektif.


(48)

Kemampuan ini juga berkaitan dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak menghindari masalah tetapi dapat menghadapi masalah dengan baik

b. Uji realitas yaitu kemampuan menilai kesesuaian antara apa yang dialami atau dirasakan dan kenyataan yang ada secara objektif dan sebagaimana adanya bukan sebagaimana yang diinginkan atau diharapkan.

c. Fleksibilitas yaitu kemampuan mengatur emosi, pikiran dan tingkah laku untuk mengubah situasi dan kondisi sikap fleksibilitas ini juga mencakup seluruh kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak terduga dinamis.

4. Penanganan stres, meliputi :

a. Ketahanan menanggung stres yaitu kemampuan menahan peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi stres dan dengan aktif serta sungguh-sungguh mengatasi stress tersebut. Ketahanan menanggung stres ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar.

b. Pengendalian impuls yaitu kemampuan menahan dan menunda gerak hati, dorongan dan godaan untuk bertindak.

5. Suasana hati, meliputi :

a. Kebahagiaan yaitu kemampuan untuk merasa puas dengan kehidupan, menikmati kebersamaan dengan orang lain dan bersenang-senang.

b. Optimisme yaitu kemampuan untuk melihat sisi terang dalam hidup dan membangun sikap positif sekalipun dihadapkan dengan kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam menghadapi kesulitan.


(49)

37

Menurut Goleman (2001) membagi kecerdasan emosi atas lima komponen, yang dapat menjadi pedoman untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Kesadaran diri (Self Awareness) adalah kemampuan dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kesadaran diri merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul pemahaman tentang diri sendiri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri dikuasai oleh perasaan, sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya dan akhirnya berakibat dalam pengambilan keputusan yang salah. Kesadaran diri terdiri atas tiga kecakapan yaitu kesadaran emosional, penilaian diri secara akurat, dan percaya diri.

2. Pengaturan diri (Self Management) berarti pengelolaan impuls dan perasaan yang menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya, orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal yang merugikan diri sendiri. Pengaturan diri terdiri atas lima kecakapan, yaitu pengendalian diri, dapat dipercaya, kehati-hatian, adaptabilitas, dan inovasi.


(50)

3. Motivasi (Self Motivation) dimana dengan kemampuan memotivasi diri sendiri yang dimilikinya, seseorang akan cenderung memiliki pandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

4. Empati (Empathy/Social awareness) yaitu kemampuan yang dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi diri sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia terampil membaca emosi orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. 5. Keterampilan sosial (Relationship Management) merupakan seni dalam

membina hubungan dengan orang lain yang mendukung keberhasilan dalam bergaul dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Keterampilan sosial yaitu mengendalikan emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, memahami dan bertindak bijaksana dalam hubungan antar manusia.

Goleman (2002) memperluas kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan utama, yaitu:

1. Mengenali Emosi Diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Hal ini menyebabkan individu menyadari emosi yang sedang dialami serta mengetahui penyebab emosi tersebut terjadi serta memahami kuantitas, intensitas, dan durasi emosi yang sedang berlangsung. Kesadaran akan intensitas emosi memberi informasi mengenai besarnya pengaruh kejadian tersebut pada individu. Intensitas yang


(51)

39

tinggi cenderung memotivasi individu untuk bereaksi sedangkan intensitas emosi yang rendah tidak banyak mempengaruhi individu secara sadar. Kesadaran akan durasi emosi yang berlangsung membuat individu dapat berpikir dan mengambil keputusan yang selaras dalam mengungkapkan emosinya. Kemampuan mengenali emosi diri merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai

metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Mayer mengatakan bahwa kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan., sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.

2. Mengelola Emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Individu dapat mengungkapkan emosinya dengan kadar yang tepat pada waktu yang tepat dengan cara yang tepat. Tujuan pengendalian diri adalah keseimbangan emosi bukan menekan emosi, karena setiap perasaan memiliki nilai dan makna tersendiri. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.


(52)

3. Memotivasi Diri Sendiri berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusiasme, gairah, optimis dan keyakinan diri. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung lebih jauh produktif dan efektif dalam hal apa pun yang mereka kerjakan.

Mengenali Emosi Orang Lain (Empati) adalah kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka.

4. Membina Hubungan (Sosial) merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.


(53)

41

5. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komponen kecerdasan emosional adalah mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), serta membina hubungan (sosial).

C. Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja

Dalam konteks pekerjaan, pengertian EQ adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Orang lain yang dimaksud adalah bisa meliputi atasan, rekan sejawat, bawahan atau juga pelanggan. Realitas menunjukkan, sering kali kita tidak mampu menangani masalah-masalah emosional di tempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak mampu memahami perasaan sendiri, melainkan juga perasaan orang lain yang berinteraksi dengan kita. Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik antar pribadi (Martin, 2003:23).

Menurut Martin (2003:26) di dunia kerja, kelebihan orang-orang ber-EQ tinggi dibandingkan dengan orang lain tercermin dari fakta berikut:


(54)

a. Pada posisi yang berhubungan dengan banyak orang, mereka lebih sukses bekerja. Terutama karena mereka lebih berempati, komunikatif, lebih tinggi rasa humornya dan lebih peka akan kebutuhan orang lain.

b. Para salesman, penyedia jasa, atau professional lainnya yang ber-EQ tinggi nyatanya lebih disukai pelanggan, rekan sekerja dan atasannya.

c. Mereka lebih bisa menyeimbangkan rasio dan emosi. Tidak terlalu sensitif dan emosional, namun juga tidak dingin dan terlalu rasional. Pendapat mereka dianggap selalu objektif dan penuh pertimbangan.

d. Mereka menanggung stres yang lebih kecil karena biasa dengan leluasa mengungkapkan perasaan, bukan memendamnya.

e. Berbekal kemampuan komunikasi dan hubungan interpersonal yang tinggi, mereka selalu mudah menyesuaikan diri dan mudah beradaptasi.

f. Saat yang lainnya menyerah, mereka tidak putus asa dan frustasi, justru menjaga motivasi untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata, maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan.

Tantangan menonjol bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stres dan berfungsi efektif di tengah kompleksitas bisnis. Pekerja juga dituntut untuk mampu menempatkan kehidupan kerja dan keluarga selalu dalam posisi seimbang.


(55)

43

Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang dapat terbukti bisa melenyapkan stres pekerjaan. Semakin tepat kita mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan kita. Keterampilan manajemen emosi memungkinkan kita menjadi lebih akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka kepada orang lain.

D. Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)

Goleman mengatakan bahwa dalam meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) sangat berbeda dengan IQ yang pada umumnya tidak berubah selama kita hidup. Bila kemampuan kognitif relatif tidak berubah, kecakapan emosi dapat dipelajari kapan saja. Tidak peduli orang yang tidak peka, pemalu, pemarah, kikuk atau sulit bergaul dengan orang lain, dengan motivasi dan usaha yang benar kita dapat mempelajari dan menguasai kecakapan emosi (Goleman, 2001:20).

E. Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Pada Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

Aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah keseluruhan kegiatan kerja yang dilaksanakan pada bidang tersebut. Bidang Pendidikan Madrasah memiliki lima seksi yaitu seksi Kurikulum dan Evaluasi, seksi Pendidik dan Tenaga Pendidik, seksi Sarana dan Prasarana, seksi Kesiswaan, serta seksi Kelembagaan dan Sistem Informasi Madrasah. Walaupun setiap seksi tidak berkaitan secara tertulis dalam menjalankan aktivitas kerja, namun harus tetap berkomunikasi satu dengan lainnya. Manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang


(56)

Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan menurut aktivitas kerja, yaitu:

1. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang. Setiap aktivitas kerja yang disusun dalam rencana kegiatan pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara terdapat pendelegasian tugas dari kepala bidang kepada setiap kepala seksi, dan dari kepala seksi kepada para pegawai di masing-masing seksi. Dalam pendelegasian tugas tersebut terkait dengan individu-individu yang berbeda karakter yang memiliki pemikirannya sendiri, untuk itu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas maka setiap individu yaitu para pegawai harus memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kecerdasan emosional kesadaran diri bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri pegawai dalam menerima tugas yang diberikan, kecerdasan emosional pengaturan diri bermanfaat dalam mengelola diri dan mengekspresikan emosi pegawai dalam pelaksanaan tugas, serta kecerdasan emosional motivasi bermanfaat untuk menggerakkan dan menuntun diri pegawai menuju sasaran dengan adanya sikap optimis dan semangat ingin maju. Para pegawai bidang Pendidikan Agama Provinsi Sumatera Utara belum semuanya memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, kecerdasan emosional pengaturan diri, ataupun kecerdasan emosional motivasi yang tercermin dari masih banyak pegawai yang mengeluh dalam pendelegasian tugas dan pelaksanaannya, seperti dalam pembagian tugas yang dirasa tidak adil.


(57)

45

2. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim.

Dalam pelaksanaan rencana kegiatan pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara tidak boleh ditangani oleh satu orang saja, melainkan harus dilakukan secara bersama-sama atau dengan kata lain bekerja secara tim. Tim tersebut memang dibentuk berdasarkan rencana kegiatan dimasing-masing seksi, namun dalam pelaksanaannya selain setiap pegawai yang terkait langsung dalam rencana kegiatan juga tetap melibatkan para pegawai lain dari seksi yang berbeda ataupun bidang yang berbeda. Untuk mencapai sebuah kerja sama tim guna kesuksesan dalam pelaksanaan sebuah rencana kegiatan misalnya acara

workshop dibutuhkan hubungan yang baik antar pegawai. Hubungan yang baik tersebut dapat terjalin apabila komunikasi lancar, untuk mencapai sebuah komunikasi lancar tersebut dibutuhkan kecerdasan emosional keterampilan sosial. Dengan adanya keterampilan sosial, setiap pegawai dapat menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dapat dengan cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama. Kecerdasan emosional keterampilan sosial dapat menjadikan jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, dan jika dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan setiap pegawai pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial.


(58)

3. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum.

Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dalam pelaksanaan aktivitas kerja yang berhubungan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum selalu berkaitan dengan perwakilan masyarakat dari setiap kabupaten/kota se-Sumatera Utara. Setiap perwakilan masyarakat dari setiap kabupaten/kota tersebut tentunya mempunyai karakter yang berbeda-beda dan mempunyai masalahnya masing-masing, untuk itu para pegawai pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara membutuhkan kecerdasan emosional empati. Dimana Empati maksudnya adalah kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain. Para pegawai bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara belum seluruhnya memiliki kecerdasan emosional empati ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang dengan keperluannya sendiri. Beberapa pegawai tidak peka dan kurang mau mengerti atas masalah individu ataupun para perwakilan tersebut.


(59)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan penelitian pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara, maka ditarik kesimpulan dan saran terhadap penerapan komunikasi sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu:

1. Aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara adalah aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang, aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim, serta aktivitas kerja yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum yang membutuhkan kecerdasan emosional seperti kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, keterampilan sosial, dan empati.

2. Para pegawai bidang Pendidikan Agama Provinsi Sumatera Utara belum semuanya memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, pengaturan diri, serta motivasi dikarenakan masih banyak pegawai yang mengeluh terkait pendelegasian tugas dan pelaksanaannya. Para pegawai juga belum seluruhnya memiliki kecerdasan emosional empati yang tercermin ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang dengan keperluannya sendiri karena terdapat beberapa pegawai tidak peka dan kurang mau mengerti atas masalah individu


(60)

ataupun para perwakilan tersebut. Namun setiap pegawai pada bidang Pendidikan Madrasah telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial karena jika dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan telah terdapat jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi yang berjalan dengan baik.

3. Manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah untuk memperkecil kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas, untuk mengetahui kemampuan diri pegawai dalam menerima tugas yang diberikan, untuk mengelola diri dan mengekspresikan emosi pegawai dalam pelaksanaan tugas, untuk menggerakan dan menuntun diri pegawai menuju sasaran dengan adanya sikap optimis dan ingin maju, untuk dapat menjalin jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, mampu menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain.

B. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan diatas, dibuat saran-saran sebagai berikut:

1. Setiap pelaksanaan aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara harus didampingi dengan kecerdasaan emosional karena kecerdasan emosional memiliki manfaat dalam setiap aktivitas kerja. Adanya kecerdasan emosional akan


(61)

49

mempermudah bidang Pendidikan Madrasah untuk menjalankan setiap rencana kegiatan dan fungsinya sebagai bagian dari instansi pemerintah.

2. Para pegawai bidang Pendidikan Agama Provinsi Sumatera Utara seluruhnya harus meningkatkan kecerdasan emosional keterampilan sosial, kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi dan empati dalam melaksanakan aktivitas kerja dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang difasilitasi institusi maupun berdasarkan inisiatif diri sendiri.

3. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara sebaiknya mengelola dan mengembangkan kecerdasan emosional pegawainya dengan memberikan apresiasi/penghargaan terhadap pegawai yang dinilai mampu menerapkan kecerdasan emosionalnya di lingkungan kerjanya agar dapat menjadi tauladan bagi pegawai-pegawai lainnya.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Alder, Harry. 2001. Boost Your Intelligence – Pacu EQ dan IQ Anda; Alih bahasa, Christina Prianingsih, S.IP. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta. Rineka Cipta.

Cooper, Robert K dan Sawaf, Ayman. 2002. Executive EQ; Alih bahasa, Widodo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi : Mengapa Intelegensi Lebih Tinggi Daripada IQ, Alih Bahasa T. Hermay, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

. 2007. Emotional Intelligence. Trans. T. Hermaya. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Imam, Kam. 2009. Quantum Emotion: The Simple Ways For Your Beautiful Life.

Jogjakarta: Garailmu.

Imran, Buhari. 2011. Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pabrik Kelapa Sawit Unit Gunung Bayu PT. Nusantara IV (persero). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Lestario, Febrilian. 2009. Analisis Pengaruh Pelatihan dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt coca-cola botting indonesia northern Sumatra operation. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Martin, Anthony Dio Martin. 2003. Emotional Quality Management. Jakarta: Arga.

Patton, Patrician. 1998. EQ – Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja; Jakarta: PT. Pustaka Delapratasa.

Simorangkir, Restiana. 2011. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Perawat Menurut Persepsi Pasien Di Rindu B2 Rsup Haji Adam Malik. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Robbins, Stephen. P. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Edisi Dua Belas. Jakarta: Salemba Empat.


(63)

51

Shapiro, L.E., 2006. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada anak. Jakarta : Gramedia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Zahra, Yunita. 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku Delinkuen Pada Remaja Laki-Laki. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

diakses

pada 27 April, jam 20.00.

diakses


(64)

Lampiran 1


(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan penelitian pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara, maka ditarik kesimpulan dan saran terhadap penerapan komunikasi sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu:

1. Aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara adalah aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang, aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim, serta aktivitas kerja yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum yang membutuhkan kecerdasan emosional seperti kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, keterampilan sosial, dan empati.

2. Para pegawai bidang Pendidikan Agama Provinsi Sumatera Utara belum semuanya memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, pengaturan diri, serta motivasi dikarenakan masih banyak pegawai yang mengeluh terkait pendelegasian tugas dan pelaksanaannya. Para pegawai juga belum seluruhnya memiliki kecerdasan emosional empati yang tercermin ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang dengan keperluannya sendiri karena terdapat beberapa pegawai tidak peka dan kurang mau mengerti atas masalah individu


(2)

ataupun para perwakilan tersebut. Namun setiap pegawai pada bidang Pendidikan Madrasah telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial karena jika dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan telah terdapat jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi yang berjalan dengan baik.

3. Manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah untuk memperkecil kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas, untuk mengetahui kemampuan diri pegawai dalam menerima tugas yang diberikan, untuk mengelola diri dan mengekspresikan emosi pegawai dalam pelaksanaan tugas, untuk menggerakan dan menuntun diri pegawai menuju sasaran dengan adanya sikap optimis dan ingin maju, untuk dapat menjalin jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, mampu menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain.

B. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan diatas, dibuat saran-saran sebagai berikut:

1. Setiap pelaksanaan aktivitas kerja pada bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara harus didampingi dengan kecerdasaan emosional karena kecerdasan emosional memiliki manfaat dalam setiap aktivitas kerja. Adanya kecerdasan emosional akan


(3)

mempermudah bidang Pendidikan Madrasah untuk menjalankan setiap rencana kegiatan dan fungsinya sebagai bagian dari instansi pemerintah.

2. Para pegawai bidang Pendidikan Agama Provinsi Sumatera Utara seluruhnya harus meningkatkan kecerdasan emosional keterampilan sosial, kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi dan empati dalam melaksanakan aktivitas kerja dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang difasilitasi institusi maupun berdasarkan inisiatif diri sendiri.

3. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara sebaiknya mengelola dan mengembangkan kecerdasan emosional pegawainya dengan memberikan apresiasi/penghargaan terhadap pegawai yang dinilai mampu menerapkan kecerdasan emosionalnya di lingkungan kerjanya agar dapat menjadi tauladan bagi pegawai-pegawai lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alder, Harry. 2001. Boost Your Intelligence – Pacu EQ dan IQ Anda; Alih bahasa, Christina Prianingsih, S.IP. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Cooper, Robert K dan Sawaf, Ayman. 2002. Executive EQ; Alih bahasa, Widodo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi : Mengapa Intelegensi Lebih Tinggi Daripada IQ, Alih Bahasa T. Hermay, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

. 2007. Emotional Intelligence. Trans. T. Hermaya. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Imam, Kam. 2009. Quantum Emotion: The Simple Ways For Your Beautiful Life. Jogjakarta: Garailmu.

Imran, Buhari. 2011. Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pabrik Kelapa Sawit Unit Gunung Bayu PT. Nusantara IV (persero). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Lestario, Febrilian. 2009. Analisis Pengaruh Pelatihan dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt coca-cola botting indonesia northern Sumatra operation. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Martin, Anthony Dio Martin. 2003. Emotional Quality Management. Jakarta: Arga.

Patton, Patrician. 1998. EQ – Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja; Jakarta: PT. Pustaka Delapratasa.

Simorangkir, Restiana. 2011. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Perawat Menurut Persepsi Pasien Di Rindu B2 Rsup Haji Adam Malik. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Robbins, Stephen. P. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Edisi Dua Belas. Jakarta: Salemba Empat.


(5)

Shapiro, L.E., 2006. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada anak. Jakarta : Gramedia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Zahra, Yunita. 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku Delinkuen Pada Remaja Laki-Laki. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

diakses

pada 27 April, jam 20.00.

diakses


(6)

Lampiran 1