Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH :

Ridhailah 100522007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari lembaga instansi dan saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 16 Pebruari 2012

Ridhailah


(3)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat baik bagi Peneliti sendiri, instansi, dan peneliti lainnya. Penelitian ini secara umum ditujukan kepada secara khusus ditujukan pada pihak akademis.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 45 responden dari 51 SKPD yang diteliti. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan mengirim kuesioner langsung pada responden dan mengambilnya kembali setelah jangka waktu yang telah ditetapkan. Model analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Pengujian kualitas data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis menggunakan koefisien determinan R Square dan uji signifikan (uji – T).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Nilai R adalah 0,300 yang berarti bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai hubungan yang rendah sebesar 30%, dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 0,5 atau 50%. Nilai R Square adalah 0,090 mengindikasikan bahwa 9% kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel motivasi. Sedangkan sisanya 91% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


(4)

ABSTRACT

The Effect Of Motivation On The Performance SKPD Of The North Sumatera Province Governance

The purpose of this research is to know the influence of motivation to the performance SKPD of the North Sumatera Province Governance. The results of this research are expected to be beneficial for the researcher ownself, instance and other researchers. This research is generally directed to the academics.

This research method is to use a causal research with 45 sample of respondents from 51 Departement as research SKPD. Types of data used is the primary data. The primary data obtained by sending data directly to the respondents’ questionnaires and took it back after a period of time has been set. Data analysis model used was simple linear regression. Testing the quality of data used is the test validity and reliability testing. Classic assumption test was used for normality test and test heteroskedastisitas. Hypothesis testing using the determinant R square and significant test (test – T).

The result showed that the motivation have a significant impact on the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance. R is 0.300, it’s mean that correlation between motivation with the Performance SKPD of the north Sumatera Province Governance have the low correlation 30%, called low because the value under 50%. R Square that shows value 0.090 indicates that 9% on the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance determined by motivation. meanwhile, the remainder 91% detemined by other factors which not include in this research.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa menyertai, membimbing, dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada saya sehingga mampu meyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, saya banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan berupa moriil, materil, spritual maupun administrasi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan saran, kritik dan evaluasi yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi yang telah dibahas.

6. Kepada seluruh Kepala SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Saya ucapkan terima kasih atas izin dukungan untuk meneliti di instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta bantuan yang telah diberikan sehingga memudahkan penulisan skripsi ini.

7. Kepada Ayahanda saya, Ponirin dan Ibunda saya, Fadillah yang telah membesarkan, mendidik, membimbing dan selalu memberikan dukungan moral maupun materi dan doanya kepada saya.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dalam tata bahasa maupun lingkup pembahasannya. Untuk ini saya menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhirnya saya berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 16 Pebruari 2012 Penulis,

Ridhailah


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 6

2.1.1. Motivasi ... 6

2.1.1.1. Pengertian Motivasi ... 6

2.1.1.2. Teori – Teori Motivasi ... 7

2.1.2. Kinerja ... 11

2.1.2.1. Pengertian Kinerja ... 11

2.1.2.2. Kinerja SKPD Pemerintah ... 12

2.1.3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja SKPD ... 14

2.2. Penelitian Terdahulu ... 15

2.3. Kerangka Konseptual ... 17

2.4. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 19

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3. Defenisi Operasional ... 19

3.4. Skala Pengukuran Variabel Penelitian ... 20

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

3.2.1. Populasi Penelitian... 22

3.2.2. Sampel Penelitian ... 22

3.6. Jenis Data ... 25

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

3.8.1. Uji Validitas ... 27

3.8.2. Uji Reliabilitas ... 25


(8)

3.9.1. Metode Analisis Data ... 29

3.9.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 30

3.9.2.1. Uji Normalitas ... 30

3.9.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... 31

3.9.3. Pengujian Hipotesis ... 32

3.9.3.1. Koefisien Determinan R2 3.9.3.2. Uji – T ... 32

... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum ... 34

4.1.1. Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara ... 34

4.2. Analisis Hasil Penelitian... 35

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 35

a. Variabel Motivasi (X) ... 35

b. Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Y) ... 36

4.2.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

4.2.2.1. Hasil Uji Validitas Variabel ... 37

a. Variabel Motivasi (X) ... 38

b. Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Y) ... 39

4.2.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel ... 39

a. Variabel Motivasi (X) ... 40

b. Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Y) ... 40

4.2.3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 41

4.2.3.1. Hasil Uji Normalitas ... 41

4.2.3.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 45

4.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 46

4.2.4.1.Hasil Determinan R2 ... 4.2.4.2. Uji – T... 48

47 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 52

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 53

5.3. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 15

3.1 Waktu Penelitian ... 18

3.2 Defenisi Operasional ... 19

3.3 Pengukuran variabel ... 20

3.4 SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ... 21

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Motivasi... 31

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Kinerja SKPD ... 33

4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi ... 38

4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja SKPD ... 39

4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi ... 40

4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja SKPD ... 40

4.7 One – sample kolmogorov – smirnov test ... 44

4.8 Variabel enter / removed ... 46

4.9 Regresi Linear Coefficients ... 46


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 16

4.1 Histogram ... 42

4.2 Normal P – P Plot ... 43


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 57

2 Tabulasi Hasil Kuesioner Motivasi ... 62

3 Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja ... 65

4 Statistik Deskriptif Variabel Motivasi ... 67

5 Statistik Deskriptif Variabel Kinerja ... 68

6 Reliability Variabel Motivasi ... 69

7 Reliability Variabel Kinerja ... 70

8 Hasil Uji Normalitas ... 71

9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 74

10 Regression ... 75


(12)

DAFTAR SINGKATAN 1. SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

2. MO : Motivasi


(13)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat baik bagi Peneliti sendiri, instansi, dan peneliti lainnya. Penelitian ini secara umum ditujukan kepada secara khusus ditujukan pada pihak akademis.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 45 responden dari 51 SKPD yang diteliti. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan mengirim kuesioner langsung pada responden dan mengambilnya kembali setelah jangka waktu yang telah ditetapkan. Model analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Pengujian kualitas data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis menggunakan koefisien determinan R Square dan uji signifikan (uji – T).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Nilai R adalah 0,300 yang berarti bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai hubungan yang rendah sebesar 30%, dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 0,5 atau 50%. Nilai R Square adalah 0,090 mengindikasikan bahwa 9% kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel motivasi. Sedangkan sisanya 91% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


(14)

ABSTRACT

The Effect Of Motivation On The Performance SKPD Of The North Sumatera Province Governance

The purpose of this research is to know the influence of motivation to the performance SKPD of the North Sumatera Province Governance. The results of this research are expected to be beneficial for the researcher ownself, instance and other researchers. This research is generally directed to the academics.

This research method is to use a causal research with 45 sample of respondents from 51 Departement as research SKPD. Types of data used is the primary data. The primary data obtained by sending data directly to the respondents’ questionnaires and took it back after a period of time has been set. Data analysis model used was simple linear regression. Testing the quality of data used is the test validity and reliability testing. Classic assumption test was used for normality test and test heteroskedastisitas. Hypothesis testing using the determinant R square and significant test (test – T).

The result showed that the motivation have a significant impact on the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance. R is 0.300, it’s mean that correlation between motivation with the Performance SKPD of the north Sumatera Province Governance have the low correlation 30%, called low because the value under 50%. R Square that shows value 0.090 indicates that 9% on the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance determined by motivation. meanwhile, the remainder 91% detemined by other factors which not include in this research.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global, untuk mewujudkan pemerintahan yang baik diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut diperlukan peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan negara, semangat kesatuan dan persatuan serta pengembangan wawasan. Oleh sebab itu, suatu instansi harus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sehingga memiliki kinerja yang baik yang mendukung aktivitas kantor secara profesional.

Kinerja pemerintah mencakup bagaimana visi, misi, tugas pokok, dan fungsi, struktur organisasi, program kerja serta anggaran. Kinerja yang digapai suatu organisasi pada umumnya sebagai prestasi kerja dalam menjalankan tugasnya. Kinerja organisasi publik harus dapat dilihat secara luas dan mengidentifikasi keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan melakukan perbaikan – perbaikan maupun peningkatan pelayanan kepada masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance. Organisasi yang berhasil merupakan organisasi yang memiliki visi dan misi yang jelas, terukur dan dapat teraktualisasi dalam kinerja organisasi.

Motivasi juga memiliki peran dalam meningkatkan kinerja para anggota organisasi. Menurut Kreitner (2005:248), motivasi adalah “proses – proses


(16)

psikologis meminta mengarahkan, arahan, dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan”. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya suatu tujuan. Motivasi dapat menciptakan semangat kerja yang meningkatkan kinerja. Maka, pimpinan harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setingi-tingginya bagi para pegawainya.

Kinerja terbaik menurut Griffin dalam Sule dan Kurniawan (2005:235) ditentukan oleh tiga faktor, yaitu “motivasi, kemampuan, dan lingkungan pekerjaan”. Berkurangnya pemberian motivasi bisa menyebabkan penurunan kinerja yang menghambat tercapainya tujuan organisasi, oleh karena itu kinerja seorang pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya tidak terlepas dari motivasi yang ada dalam dirinya. Motivasi seorang pegawai untuk bekerja biasanya ditunjukkan oleh aktivitasnya dalam bekerja yang berorientasikan kepada tujuan organisasi. Organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai perlu melakukan pendidikan dan pelatihan pegawai.

Berdasarkan penelitian yang mempunyai hubungan antara motivasi dengan kinerja manajerial telah banyak dilakukan. Hasil penelitian Ilham (2010) menemukan bahwa motivasi pegawai berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja SKPD. Hasil penelitian Juliami (2010) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif antara motivasi dan dengan kinerja SKPD. Hasil penelitian Martua (2010) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara motivasi dengan kinerja karyawan.

Satuan Kerja Perangka Daerah (SKPD) merupakan instrumen manajemen pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala SKPD. Aspek-aspek


(17)

dalam manajemen pembangunan daerah terwadahi dalam satu atau beberapa SKPD. Penyusunan kebijakan dan koordinasi diwadahi dalam sekretariat, pengawasan diwadahi dalam bentuk inspektorat, perencanaan diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah, sedangkan aspek pelaksana urusan daerah diwadahi dalam dinas daerah. Kinerja SKPD menentukan kinerja pada tiap aspek manajemen pembangunan daerah, yang pada gilirannya, menentukan kinerja daerah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat di daerah. Satuan Kerja Perangakat Daerah (SKPD), bisa meliputi Badan, Dinas, Kantor dan unit lainnya.

Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menjadi hal yang penting karena hingga kini kinerja pimpinan SKPD yang berada di Provinsi Sumatera Utara kerap menjadi sorotan publik. Seharusnya, pencapaian kinerja AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) harus didasari unsur perencanaan kinerja. Tujuan kinerja dan evaluasi kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menjadi perhatian pimpinan masing – masing SKPD karena hasil penilaian kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sistem yang baik ini hendaknya sejalan dengan peningkatan kinerja pemerintahan ini. Hal ini penting untuk dievaluasi untuk mengingat banyaknya peraturan tertulis yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat sampai pada kebijakan pemerintah daerah itu sendiri. Jangan sampai hanya menjadi sebatas peraturan dan teori, karena dalam membuat peraturan itu sendiri, negara telah menghabiskan


(18)

banyak dana. Realisasi dari motivasi kerja diharapkan mampu menghapus pandangan negatif masyarakat mengenai kinerja pemerintah.

Peneliti memilih Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena ibukota Provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan sehingga dapat dijangkau oleh peneliti dan memudahkan peneliti berinteraksi dengan langsung kepada responden SKPD pemerintah. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menemukan bukti empiris yang tertuang dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.”

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan adalah: “apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan dalam bidang akuntansi, manajemen dan keuangan daerah khususnya tentang kajian motivasi dengan kinerja SKPD,


(19)

2. bagi organisasi perangkat daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah daerah tersebut untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam masing – masing SKPD,

3. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan penelitian bagi peneliti – peneliti lain di dalam mengembangkan dan memperluas penelitian.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Motivasi

2.1.1.1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu Movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, perilaku manusia. Motivasi adalah hasrat dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Jadi motivasi merupakan penggerak yang mengarahkan pada tujuan. Orang yang mempunyai motivasi tinggi biasanya mempunyai kinerja yang baik. Menurut Robbins (2006:214): “Motivasi adalah proses yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu kearah pencapaian sasaran. Intensitas terkait dengan seberapa keras seseorang berusaha, upaya tersebut harus disalurkan kepada arah yang benar pula, agar dapat memenuhi pencapaian sasaran”. Menurut Luthans (2006:270) ;

Motivasi merupakan proses yang dimulai dengan defisiensi fisiologis atau fsikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau insentif. Dalam konteksistem, motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi atau saling tergantung.

1. Kebutuhan. Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis atau fsikologis. Misalnya kebutuhan muncul saat sel dalam tubuh kehilangan makanan atau air ketika tidak ada orang lain yang bertindak sebagai teman atau sahabat.

2. Dorongan. Dorongan fisiologis dapat didefenisikan sebagai kehilangan petunjuk. Dorongan fisiologis dan


(21)

fsikologis adalah tindakan yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif.

3. Insentif. Pada akhir siklus motivasi adalah insentif, didefenisikan sebagai semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Misalnya makan, minum, dan berteman cenderung akan memulihkan keseimbangan dan dorongan yang ada.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, motivasi merupakan proses yang mencakup intensitas, arah, kebutuhan, dorongan individu dalam pencapaian sasaran dan tujuan.

Motivasi merupakan kekuatan relatif dari dorongan yang timbul dalam diri pegawai untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan. Motivasi erat hubungannya dengan timbulnya suatu kecendrungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan dan karenanya kebutuhan tersebut pada pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah tercapai, maka akan tercapai kepuasan dan cenderung untuk diulangi kembali sehingga akan lebih kuat.

2.1.1.2. Teori – Teori Motivasi

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai motivasi. Namun, saya hanya akan menjelaskan 5 (lima) teori saja yang saya anggap telah mewakili teori motivasi yang ada.


(22)

a. Teori Kebutuhan (David Mc Clelland)

Dalam teori kebutuhan David Mc Clelland dalam Robbins (2006:222) dijelaskan bahwa terdapat 3 (tiga) kelompok kebutuhan kerja di tempat kerja.

1. Kebutuhan untuk berprestasi

Kebutuhan untuk berprestasi yaitu berupa dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, dan bergulat untuk sukses.

2. Kebutuhan untuk berkuasa

Kebutuhan akan berkuasa yaitu berupa kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana tanpa perlu dipaksa untuk berperilaku demikian.

3. Kebutuhan akan afiliasi

Kebutuhan akan afiliasi yaitu berupa hasrat untuk membentuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Timbulnya motivasi untuk melakukan suatu perbuatan berasal dari adanya interaksi antara motif dengan faktor-faktor situasi yang dihadapi.

b. Teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow)

Teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow dalam Robbins (2006:214) membagi motivasi ke dalam 5 (lima) tingkat kebutuhan.

1. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis ini meliputi makan, minum, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik lainnya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula kebutuhan yang paling dasar.

2. Kebutuhan akan jaminan keamanan

Kebutuhan ini meliputi rasa aman dan terlindung dari risiko fisik dan mental.

3. Kebutuhan sosial

kebutuhan ini meliputi persahabatan, keakraban, penerimaan, dan keterkaitan.

4. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan

Kebutuhan ini berupa penghargaan internal dan penghargaan eksternal. Penghargaan internal yaitu rasa percaya diri dan prestasi, sedangkan penghargaan eksternal yaitu status, pengakuan, dan perhatian.


(23)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan, dan kritik terhadap sesuatu.

Menurut Maslow, faktor-faktor ini merupakan hirarkis kebutuhan, dimana kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan dasar sampai ke tingkat kebutuhan yang mengaktualisasi diri ke puncak.

c. Teori Harapan (Victor Vroom)

Teori harapan (expectancy theory) ini dikemukakan oleh Vroom (1964) dan dikembangkan oleh Ronen dan Livingstone dalam Lyne (1995). Esensi teori ini adalah bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Dalam teori ini dijelaskan bahwa motivasi adalah proses pilihan diantara beberapa alternative kegiatan sukarela. Menurut pandangan Vroom (1964), sebagian besar individu dianggap berada dibawah pengendalian orang dan karenanya perlu dimotivasi. Ia menganjurkan untuk menerapkan prinsip kompensasi (reward) yang berkaitan dengan perilaku dan harus dilaksanakan secara konsisten. Expectancy theory ini mengandung 3 (tiga) variabel.

1. Daya tarik, yaitu sampai sejauh mana seseorang merasa penting atas hasil atau imbalan yang diperolehnya sebagai akibat dari tugas yang diselesaikan.


(24)

2. Hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan, yaitu tingkat keyakinan seseorang tentang hubungan anggaran tingkat prestasi kerjanya dengan imbalan yang diterima.

3. Hubungan antara usaha dan prestasi kerja, yaitu persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu yang dilakukannya akan menghasilkan prestasi kerja.

d. Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)

Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dalam Sule dan Kurniawan (2005:245) yang menyatakan bahwa terdapat 2 (dua) pandangan yang jelas berbeda mengenai motivasi. Berikut ini adalah pandangan mengenai motivasi.

1. Faktor yang mendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan (motivating factors) adalah berbagai kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang menuntut untuk terpenuhi sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang dalam pekerjaannya. Contoh: kesempatan berprestasi, pengakuan dalam lingkungan kerja, dan kesempatan dalam mengembangkan diri.

2. Faktor yang mendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan (hygien factors) adalah kebutuhan yang terdapat dalam seseorang akan kondisi dari lingkungan pekerjaannya, yang jika kebutuhan akan kondisi lingkungan yang diinginkan tidak terpenuhi, maka dirinya akan mengalami ketidakpuasan dalam pekerjaannya. Contoh: gaji atau upah yang tidak layak, hubungan dengan rekan yang tidak baik, tidak adanya penghargaan dan sebagainya.

e. Teori ERG (Aldefer)

Teori ERG (Existence, Relatedness, dan Growth) dikemukakan oleh Aldefer dalam Robbins (2006:221), menganggap bahwa kebutuhan manusia memiliki 3 (tiga) hirarki kebutuhan yaitu:


(25)

1. eksistensi, memperhatikan tentang pemberian persyaratan keberadaan materil dasar kita seperti kebutuhan fisik dan kebutuhan dalam Maslow,

2. keterhubungan, hasrat yang memiliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang penting atau interaksi dengan orang lain seperti kebutuhan sosial dalam Maslow, dan

3. pertumbuhan, hasrat instrinsik untuk perkembangan pribadi yang mencakup kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri dalam Maslow.

Dari kelima teori motivasi tersebut, didapat kesimpulan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi. Teori – teori diatas akan membantu kita untuk memahami bagaimana individu – individu dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu.

2.1.2.Kinerja

2.1.2.1. Pengertian kinerja

Kinerja berasal dari kata performance. Sementara performance itu sendiri diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja merupakan dari perencanaan yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan.

Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan atau suatu hasil karya yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing – masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar


(26)

hukum, dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranannya. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata – rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan.

2.1.2.2. Kinerja SKPD Pemerintah

SKPD (satuan kerja perangkat daerah) merupakan pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh seorng kepala satuan kerja dan bertanggung jawab atas entitasnya, misalnya: dinas kesehatan, dinas


(27)

pendidikan, dinas pendapatan, bappeda, dinas perikanan dan kelautan dan lainnya. Kumorotomo (2005:103), mengungkapkan kinerja organisasi publik adalah “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisiensi, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai”. Mahsun (2006:198), mengungkapkan pengukuran kinerja pemerintah diarahkan pada masing - masing satuan kerja yang telah diberi wewenang mengelola sumber daya sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja adalah pusat pertanggungjawaban yang memiliki keunikan sendiri – sendiri. Dengan demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada semua satuan kerja yang ada. Namun demikian, dalam pengukuran kinerja setiap satuan kerja ini harus tetap dimulai dari pengidentifikasian visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program, anggaran, serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang yang telah ditetapkan. Indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja pemerintah menunjukkan


(28)

kemampuan dalam rangka menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tanpa indikator kinerja, sulit untuk menilai kinerja keberhasilan dan ketidakberhasilan, kebijakan/program/kegiatan dan pada kinerja pemerintah.

2.1.3.Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja SKPD

Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Motivasi membangkitkan semangat kerja anggota organisasi karena motivasi terkait dengan faktor – faktor yang mendorong tenaga kerja untuk berperilaku dan menunjukkan prestasi dalam pekerjaan. Pegawai pemerintah memerlukan motivasi kerja yang kuat agar bersedia untuk melaksanakan pekerjaan secara bersemangat, bergairah dan berdedikasi. Motivasi ini akan menimbulkan inisiatif bagi mereka untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan kebersamaan, dan merasa memiliki, sehingga kerja sama di antara anggota dalam mencapai tujuan juga meningkat.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.


(29)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Ilham Rajasa

Nasution (2010) Variabel Independen: Partisipasi Anggaran dan Motivasi Variabel Dependen: Kinerja SKPD Pada Pemerintah Kota Binjai.

Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai, sedangkan motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai.

2 Juliami

pasaribu (2010) Variabel Independen: Partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi. Variabel dependen: Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi.

Partisipasi anggaran dan motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, sedangkan komitmen tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi.

3 Martua Rezeki Harahap (2010)

Variabel Independen: Stres kerja, motivasi dan komunikasi.

Variabel dependen: Kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan.

Stres kerja dan motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan, sedangkan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

Bank Syariah di Padangsidempuan.

Dalam penelitian Ilham (2010) mengenai pengaruh partisipasi anggaran dan motivasi pegawai terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai, dengan menggunakan variabel partisipasi anggaran dan motivasi sebagai variabel independennya, menemukan bahwa kinerja SKPD berpengaruh terhadap partisipasi anggaran dan motivasi pada Pemerintah Kota Binjai. Juliami (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, dengan menggunakan variabel partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi sebagai variabel independennya, menemukan bahwa kinerja SKPD berpengaruh terhadap


(30)

partisipasi anggaran dan motivasi sedangkan komitmen tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Martua (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh stres kerja, motivasi dan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan. Penelitian ini menggunakan variabel stres kerja, motivasi dan komunikasi sebagai variabel independennya, menemukan bahwa kinerja karyawan tidak berpengaruh terhadap stres kerja dan motivasi sedangkan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan. Berdasarkan review diatas memiliki tempat penelitian yang berbeda. Adapun tempat penelitian yang dilakukan Ilham (2010) dan Juliami (2010) adalah di instansi pemerintahan yang bersifat nirlaba sedangkan tempat penelitian yang dilakukan Martua (2010) di organisasi yang bersifat laba.

2.3. Kerangka Konseptual

Hubungan antara motivasi terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Motivasi seorang pegawai untuk bekerja biasanya ditunjukkan oleh aktivitas yang dilakukan berdasarkan orientasi tujuan organisasi. Organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai perlu melakukan pendidikan dan pelatihan.

Motivasi (X)

Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi


(31)

Pegawai diharapkan mampu memecahkan permasalahan dalam pekerjaannya dengan lebih baik yang pada akhirnya dapat mendukung tercapainya prestasi kerja yang memuaskan.

Motivasi mempengaruhi kinerja pemerintah. Motivasi kerja yang kuat merupakan hal yang diperlukan oleh pegawai agar bersedia melaksanakan pekerjaannya secara bersemangat dan berdedikasi. Motivasi sebagai dorongan bagi setiap anggota dalam menumbuhkan semangat kerja sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan. Motivasi seseorang didalam suatu organisasi akan dapat terlihat dari kinerjanya dalam menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya. Hal ini dapat meningkatkan kinerja karena pegawai merasa memiliki keyakinan bahwa visi dan misi pemerintah akan dapat tercapai dengan adanya sumbangsih dari mereka. Motivasi mampu meningkatkan kerja secara teoritis, begitu juga dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja. Dengan demikian, kinerja (Y) itu sendiri dapat dipengaruhi oleh motivasi (X).

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban ataupun dugaan sementara terhadap suatu masalah yang dihadapi, yang masih akan diuji kebenarannya lebih lanjut melalui analisa data yang relevan dengan masalah yang akan terjadi. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut: motivasi berpengaruh baik terhadap kinerja SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif kausal, yaitu penelitian yang berguna untuk mengukur hubungan – hubungan antara variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:30). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan apakah ada pengaruh antara motivasi sebagai variabel independen terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel dependen.

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk keperluan penelitian, penulis melakukan riset pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian Tahapan

Penelitian

Nov 2011 Des 2011 Jan 2012 Feb 2012 Pengajuan

Proposal Bimbingan Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bimbingan Skripsi


(33)

3.3.Definisi Operasional

Variabel penelitian terdiri dari variabel independen dan dependen. Variabel yang digunakan dalan penelitian ini adalah variabel motivasi sebagai variabel independen dan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel dependen. Definisi operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Tabel Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional

Variabel

Independen (X)

Motivasi Motivasi merupakan proses yang ikut menentukan intensitas, arah dan lamanya individu kearah pencapaian sasaran (Robbins, 2006)

Variabel Dependen (Y)

Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Kumorotomo (2005:103), mengungkapkan kinerja organisasi publik adalah “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisiensi, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai”.


(34)

3.4.Skala Pengukuran Variabel Penelitian Tabel 3.3

Skala Pengukuran Variabel

Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti, 2012

Motivasi diukur dengan menggunakan kuesioner yang telah dikembangkan oleh Steers, Richard M. dan D Braunstein, yang terdiri dari limabelas pertanyaan dengan 5 skala likert. Sedangkan kinerja SKPD diukur dengan menggunakan kuesioner yang bersumber dari Mahoney, yang terdiri dari sembilan pertanyaan dengan 9 skala likert.

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapatberupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina,

Variabel Pengukuran Skala

Independen

Motivasi Indikatornya menurut Steers, Richard M. dan D Braunstein, (1976) meliputi kebutuhan berprestasi, kekuasaan, afiliasi.

Interval

Dependen Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mahoney T.A, Jardee T.H dan S.J Karol (1963) meliputi :

a. Perencanaan b. Investigasi c. Pengkoordinasian d. Evaluasi

e. Pengawasan f. Pemilihan Staff g. Negosiasi h. Perwakilan i. Kinerja


(35)

2008:74). Penelitian ini menggunakan instansi perangkat daerah sebagai unit analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sub Bagian dan Staff di masing – masing SKPD Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara.

3.5.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:78). Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sampling secara acak sederhana (random sampling), dimana informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Yang menjadi responden adalah Kepala Sub Bagian, Staff yang ada di masing-masing SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Berikut ini adalah rincian SKPD yang menjadi sampel. Tabel 3.4

SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

NO SKPD Keterangan

1 Sekretariat Daerah x

2 Sekretaris DPRD x

3 Biro Pemerintahan Umum 

4 Biro Otonomi Daerah 

5 Biro Organisasi dan Tata Laksana 

6 Biro Perekonomian 

7 Biro Administrasi dan Pembangunan 

8 Biro Hukum 

9 Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial 

10 Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak & KB 

11 Biro Umum 

12 Biro Perlengkapan & Pengelolaan Aset 

13 Biro Keuangan 

14 Inspektorat Provinsi 

15 Bappeda 


(36)

17 Badan Lingkungan Hidup 

18 Badan Penanaman Modal dan Promosi 

19 Badan Penelitian dan Pengembangan 

20 Badan Kepegawaian Daerah 

21 Badan Pemberdayaan Masyarakat 

22 Badan Kesatuan Bangsa dan Linmas 

23 Badan Ketahanan Pangan 

24 Badan Perpus, Arsip dan Dokumentasi 

25 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 

26 Kantor Penghubung x

27 Badan Satuan Polisi Pamong Praja 

28 Komisi Penyiaran Daerah Indonesia Daerah  29 Badan Penanggulangan Bencana Daerah x 30 Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kelautan 

31 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 

32 Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman 

33 Dinas Kesehatan 

34 Dinas Pendidikan 

35 Dinas Kesejahteraan dan Sosial 

36 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 

37 Dinas Kehutanan 

38 Dinas Pertambangan dan Energi 

39 Dinas Perhubungan 

40 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 

41 Dinas Koperasi dan UKM 

42 Dinas Bina Marga 

43 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air 

44 Dinas Pendapatan 

45 Dinas Pertanian 

46 Dinas Pemuda dan Olah Raga 

47 Dinas Perkebunan x

48 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 

49 Dinas Kelautan dan Perikanan 

50 Dinas Komunikasi dan Informasi 

51 Rumah Sakit Jiwa Daerah x

Sumber: Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Besarnya sampel ditentukan dengn menggunakan rumus Slovin.


(37)

Keterangan : n : jumlah sampel N : jumlah populasi

ℯ : % kelonggaran ketidaktelitian karena pengambilan sampel yang masih ditolerir

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah sampel :

n =

n

= 45,23 (dibulatkan menjadi 45)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian ini berjumlah 45 responden.

3.6. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (objek penelitian). Sumber data primer didapat dari jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden. Instrumen dalam kuesioner motivasi diadopsi dari Steers (1976), kuesioner kinerja manajerial diadopsi dari Mahoney (1963). Dalam penelitian ini merupakan data cross section, data yang dikumpulkan pada waktu tertentu pada beberapa objek dengan tujuan menggambarkan keadaan (Sulisyanto, 2006:134).

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik wawancara dan tehnik kuesioner. Tehnik wawancara


(38)

kuesioner dilakukan dengan cara membagi daftar kuesioner kepada responden agar responden tersebut dapat memberikan jawabannya. Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada setiap responden. Sebelum pembagian kuesioner, dilakukan pengajuan surat izin dari universitas kepada SKPD yang menjadi objek penelitian. Ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti dalam pembagian kuesioner yaitu:

1. kuesioner langsung diantar ke responden dan diserahkan kepada semua populasi,

2. jangka waktu pengisian dan pemgembalian kuesioner ini antara 1 hingga 4 minggu setelah kuesioner dibagikan kepada responden,

3. jika ada responden yang belum mengumpulkan kuesioner maka mereka diberikan waktu 2 hari,

4. setelah batas waktu yang telah ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data, jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba kembali untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1. Uji Validitas

“suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesalahan suatu instrument, sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur


(39)

apa yang ingin diukurnya” (Sugiyono, 2004:105). Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:

a. jika rhitung positif dan rhitung > rtabel,

b. jika r

maka pertanyaan tersebut valid,

hitung negatif dan rhitung < rtabel

3.8.2. Uji Reliabilitas

, maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Reliabilitas dilakukan untuk menguji kestabilan dan konsistensi instrument dalam mengukur konsep. Instrumen yang digunakan dalam pengujian ini adalah cronbach alpha. Pengukuran variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,6. Selain itu, pengujian reliabilitas dilakukan untuk membantu menetapkan kesesuaian pengukuran.

3.9. Teknik Analisis

3.9.1. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Disamping itu, model analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel yang ada. Metode persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi seperti berikut ini.

Y= a+bX+e

Keterangan :

Y = Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara a = Konstanta


(40)

b = Koefisien Regresi X = Motivasi

e = Error (Tingkat kesalahan)

3.9.2. Pengujian Asumsi Klasik 3.9.2.1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing – masing variabel telah menyebar secara normal atau mendekati data normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan.

Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data dan uji kolmogorov – smirnov (Uji K – S). Jika tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05, maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.

3.9.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian heteroskedasitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Scatter – Plot.


(41)

3.9.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen yaitu motivasi terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel dependen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana.

3.9.3.1. Koefisien Determinan R2 Pengujian Determinan (R

2

) digunakan untuk mengukur proposi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap varians naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R 2 ≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2

3.9.3.2. Uji – T

semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya dapat dilihat di bawah ini.


(42)

H0 : b1

Ha : b

= 0 artinya suatu variabel independen X (motivasi) secara tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Y (kinerja SKPD).

1

Kriteria pengambilan keputusan :

≠ 0 artinya variabel independen X (motivasi) berpengaruh terhadap variabel dependen Y (kinerja SKPD).

jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau H0 jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau H

ditolak, 0 diterima.


(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum

4.1.1.Sejarah Singkat Propinsi Sumatera Utara

Di awal kemerdekaan, Sumatera Utara termasuk dalam wilayah Propinsi Sumatera Utara. Pada tanggal 15 April 1948, Sumatera Utara terbentuk dengan wilayah mencakup tiga kemerdekaan yaitu, Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada tahun 1956, Aceh berdiri sendiri sebagai Propinsi, dengan demikian wilayah Sumatera Timur dan Tapanuli . Kondisi wilayah ini tetap sampai sekarang.

Dari awal terbentuk, Propinsi Sumatera Utara sudah mengalami beberapa pergantian gubernur. Berikut ini adalah nama-nama yang pernah menjadi gubernur.

1. A. Hakim (1950-1953) 2. Mr. S.M. Amin (1953-1956) 3. St. Kumala Pontas (1956-1960) 4. Raja Junjungan Lubis (1960-1963) 5. Eny Karim (1963-1963)

6. Ulung Sitepu (1963-1965) 7. P.R. Telaumbanua (1965-1967)

8. Brigjen Marah Halim Harahap (1967-1978) 9. Mayjen E.W.P. Tambunan (1978-1983) 10. Mayjen Kaharuddin Nasution (1983-1988)


(44)

12. Mayjen Tengku Rizal Nurdin (1998-2005) 13. Rudolf Pardede (2005-2008)

14. Syamsul Arifin (2008-2013)

Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan) misalnya, Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun, dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar Kabupaten di Sumatera Utara antara Sumatera Utara dengan provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain – lain. Sektor lainnya seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatera Utara dibagi kedalam


(45)

wilayah Pembangunan. Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

4.2.Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Dari 51 kuesioner yang dikirim kepada responden hanya 45 kuesioner yang dikembalikan. Hal ini berarti response rate 88,26% dan observasi penelitian berjumlah 45 sampel.

a. Variabel Motivasi (X)

Berikut tabel 4.1 yang menyajikan nilai mean, standar deviasi, dan jumlah responden berdasarkan jawaban dalam kuesioner.


(46)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Motivasi (X)

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Berikut ini adalah deskripsi dari kelimabelas jawaban responden berdasarkan tabel 4.1.

Pertanyaan N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Prestasi Kerja

MO1 45 2.00 5.00 4.2667 .88933

MO2 45 1.00 5.00 4.0667 .91453

MO3 45 3.00 5.00 4.3333 .63960

MO4 45 2.00 5.00 4.1778 .71633

MO5 45 3.00 5.00 4.4889 .62603

Kebutuhan Kekuasaan

MO6 45 1.00 5.00 3.9333 1.07450

MO7 45 3.00 5.00 4.2667 .68755

MO8 45 1.00 5.00 3.5778 1.07638

MO9 45 1.00 5.00 2.9333 1.23215

MO10 45 1.00 5.00 3.4889 .99138

Kebutuhan Afiliasi

MO11 45 1.00 5.00 3.1333 1.15994

MO12 45 1.00 5.00 4.1556 .97597

MO13 45 1.00 5.00 4.2667 .88933

MO14 45 2.00 5.00 4.3556 .77329

MO15 45 2.00 5.00 3.9333 .93905

Valid N


(47)

1. Pertanyaan 1 sampai 5 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam prestasi kerja. Nilai minimum dalam prestasi kerja 2,2 dan nilai maksimum 5. Maka, rata – rata jawaban responden adalah 4,27. Nilai ini menunjukkan bahwa responden baik dalam hal prestasi kerja. Nilai standar deviasi sebesar 0,76 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

2. Pertanyaan 6 sampai 10 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam kekuasaan. Nilai minimum dalam hal kekuasaan 1,5 dan maksimum 5. Dengan demikian, rata – rata jawaban responden adalah 3,64. Nilai ini menunjukkan bahwa responden baik dalam hal kekuasaan. Nilai standar deviasi sebesar 1,01 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

3. Pertanyaan 7 sampai 15 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam afiliasi. Nilai minimum dalam hal afiliasi 1,4 dan maksimum 5. Dengan demikian, rata – rata jawaban responden adalah 3,97. Nilai ini menunjukkan bahwa para pejabat SKPD sering ataupun selalu memahami perasaan dan menjalin hubungan baik antar sesama. Nilai standar deviasi sebesar 0,95 menunjukkan tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.


(48)

b. Variabel Kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Y)

Tabel 4.2 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden berdasarkan kuesioner.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel Kinerja (Y)

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Berikut ini adalah deskripsi dari kesembilan responden berdasarkan tabel 4.2.

1. Pertanyaan pertama menunjukkan seberapa tinggi kemampuan pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan tugas perencanaan. Nilai minimum dalam melakukan perencanaan tugas sebesar 4 dan maksimum sebesar 8. Rata – rata jawaban responden adalah 6,84. Nilai ini menunjukkan bahwa responden memiliki kinerja tinggi dalam hal perencanaan. Nilai standar deviasi sebesar 0,97 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

Pertanyaan N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

KP1 45 4.00 8.00 6.8444 .97597

KP2 45 5.00 9.00 7.1778 .74739

KP3 45 5.00 9.00 7.2889 .94441

KP4 45 5.00 9.00 7.2222 .92660

KP5 45 5.00 9.00 7.4444 .98985

KP6 45 1.00 9.00 6.6000 1.46784

KP7 45 1.00 9.00 6.5333 1.50151

KP8 45 2.00 9.00 7.1333 1.30732

KP9 45 5.00 9.00 7.4000 .83666

Valid N


(49)

2. Pertanyaan kedua berkaitan dengan pengukuran tinggi kemampuan pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan investigasi. Nilai minimum sebesar 5 dan maksimum sebesar 9. Rata – rata jawaban responden adalah 7,18. Nilai ini menunjukkan bahwa responden memiliki kinerja tinggi dalam hal investigasi. Nilai standar deviasi 0,75 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan outlier.

3. Pertanyaan ketiga berkaitan dengan seberapa tinggi kemampuan pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan tugas koordinasi. Nilai minimum sebesar 5 dan maksimum 9. Rata – rata jawaban responden adalah 7,29. Nilai ini menunjukkan bahwa responden memiliki kinerja tinggi dalam hal koordinasi. Nilai standar deviasi sebesar 0,94 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan outlier.

4. Pertanyaan keempat berhubungan dengan seberapa besar peranan pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan tugas evaluasi. Nilai minimum dalam hal evaluasi sebesar 5 dan maksimum sebesar 9. Maka, rata – rata jawaban responden adalah 7,22. Nilai ini menunjukkan bahwa responden memiliki kinerja yang baik dalam hal evaluasi. Nilai standar deviasi sebesar 0,93 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.


(50)

5. Pertanyaan kelima berkaitan dengan seberapa besar kemampuan pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan tugas pengawasan. Nilai minimum dalam hal pengawasan sebesar 5 dan maksimum 9. Rata – rata responden menjawab 7,44 dimana nilai ini menunjukkan bahwa responden memiliki kinerja tinggi dalam hal pengawasan. Nilai standar deviasi sebesar 0,99 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstim dan tidak terdapat data yang outlier.

6. Pertanyaan keenam berkaitan dengan seberapa besar peranan SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan tugasnya dalam pemilihan staff. Nilai minimum sebesar 1 dan maksimum 9. Maka, rata – rata jawaban responden 6,60 dimana nilai ini menunjukkan bahwa responden memiliki kinerja tinggi dalam hal pemilihan staff. Nilai standar deviasi sebesar 1,47 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

7. Pertanyaan ketujuh berkaitan dengan seberapa besar peranan SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalm melakukan tugasnya dalam negosiasi. Nilai minimum dalam hal negosiasi sebesar 1 dan maksimum 9. Maka, rata – rata jawaban responden 6,53 dimana nilai ini menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat kinerja yang tinggi dalam negosiasi. Nilai standar deviasi sebesar 1,50 menunjukkan tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.


(51)

8. Pertanyaan kedelapan berkaitan dengan seberapa besar peranan SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan tugasnya untuk menjadi seorang perwakilan. Nilai minimum sebesar 2 dan maksimum sebesar 9. Maka, rata – rata jawaban responden sebesar 7,13 dimana nilai ini menunjukkan tingkat kinerja responden yang tinggi terhadap menjalankan tugasnya melakukan perwakilan. Nilai standar deviasi sebesar 1,31 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

9. Pertanyaan kesembilan berkaitan dengan seberapa besarnya SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan tugas secara keseluruhan dan nilai minimum sebesar 5 dan maksimum 9. Maka, nilai rata – rata jawaban responden sebesar 7,40 yang mana nilai ini menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat kinerja yang tinggi dan nilai standar deviasi sebesar 0,84 dimana nilai ini menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang ekstrim dan data yang outlier.

4.2.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.2.1. Hasil Uji Validitas Variabel

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode construct validity. Pengukuran ini menguji makna dan isi dari suatu konsep dan alat ukur yang dipakai untuk mengukur konsep


(52)

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung

dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n

adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 45 sampel, dengan demikian dapat dihitung df = 45

– 2 = 43 berdasarkan tabel r dengan signifikasi (α) sebesar 5% apabila

df = 45, maka diperoleh rtabel

a. Variabel Motivasi (X)

= 0,294. Hasil pengujian terhadap masing – masing variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.3 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel motivasi.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Motivasi Item Corrected Item Total

Correlation r

r hitung

Keterangan tabel

Pertanyaan 1 0.421 0.294 Valid

Pertanyaan 2 0.516 0.294 Valid

Pertanyaan 3 0.521 0.294 Valid

Pertanyaan 4 0.437 0.294 Valid

Pertanyaan 5 0.413 0.294 Valid

Pertanyaan 6 0.468 0.294 Valid

Pertanyaan 7 0.547 0.294 Valid

Pertanyaan 8 0.374 0.294 Valid

Pertanyaan 9 0.354 0.294 Valid

Pertanyaan 10 0.395 0.294 Valid

Pertanyaan 11 0.435 0.294 Valid

Pertanyaan 12 0.390 0.294 Valid

Pertanyaan 13 0.468 0.294 Valid

Pertanyaan 14 0.555 0.294 Valid

Pertanyaan 15 0.298 0.294 Valid

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.3. kelimabelas item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari


(53)

r-tabel. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel motivasi dapat disimpulkan lolos uji validitas.

b. Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Y)

Variabel kinerja pada penelitian ini dilihat dari Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasil olahan uji validitas terhadap kinerja SKPD dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Item Pertanyaan

Corrected Item Total Correlation r

r hitung

Keterangan tabel

Pertanyaan 1 0.615 0.294 Valid

Pertanyaan 2 0.409 0.294 Valid

Pertanyaan 3 0.304 0.294 Valid

Pertanyaan 4 0.378 0.294 Valid

Pertanyaan 5 0.347 0.294 Valid

Pertanyaan 6 0.605 0.294 Valid

Pertanyaan 7 0.640 0.294 Valid

Pertanyaan 8 0.597 0.294 Valid

Pertanyaan 9 0.544 0.294 Valid

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

4.2.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dimana hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan reliable jika variabel tersebut memberikan nilai Cronbach’s alpha > 0,60.


(54)

a. Variabel Motivasi (X)

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji relibilitas terhadap item pertanyaan variabel motivasi.

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas

Item Pertanyaan Variabel Motivasi

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,812. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan motivasi memiliki reliabilitas tinggi.

b. Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Y)

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Dilihat dari hasil pengujian ini, ternyata Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga variabel yang diandalkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.6 yang menunjukkan angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,798 lebih besar dari 0,60. Berdasarkan

Cronbach's Alpha

N of Items

.812 15

Cronbach's Alpha

N of Items


(55)

hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.

4.2.3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear sederhana. Uji – uji ini terdiri dari uji normalitas data dan uji heteroskedastisitas.

4.2.3.1. Hasil Uji Normalitas

Ada dua cara yang dapat digunakan agar dapat mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut. Dalam analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Sedangkan dalam analisis dilakukan dengan alat uji kolmogorov – smirnov. Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam histogram dan grafik berikut ini.


(56)

Histogram

Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.

Gambar 4.2 Normal P-P Plot

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Pada grafik normal plot terlihat titik menyebar di setiap garis dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik


(57)

tersebut menunjukkan, model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

Pengujian normalitas data hanya melihat grafik. Grafik akan menyesatkan apabila tidak melihatnya secara teliti. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar data lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji kolmogorov – smirnov (Uji K – S). Jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka nilai itu berdistribusi tidak normal. Hasil pengujian normalitas terhadap variabel independen dan variabel dependen akan disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 5.88023277 Most Extreme

Differences

Absolute .123

Positive .072

Negative -.123

Kolmogorov-Smirnov Z .825

Asymp. Sig. (2-tailed) .504


(58)

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.7 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,825 dan signifikan pada 0,504. Nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

4.2.3.2. Hasil Uji Heteroskedatisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Apabila ada pola tertentu itu, maka terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil pengujian gejala heteroskedastisitas ditunjukkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012


(59)

Dari garfik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan variabel independen motivasi.

4.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan untuk melakukan analisis regresi adalah metode enter. Pengujian dengan ditunjukkan dalam tabel – tabel berikut.

Tabel 4.8

Variabel Entered/Removed

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 MOTIVASIa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KINERJA


(60)

Berikut model persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan tabel 4.9 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B.

Y = 48,509 + 0,255X + e Keterangan

1. Konstanta sebesar 48,509 menyatakan bahwa jika tidak ada motivasi, maka kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan sebesar 48,509.

2. Koefisien 0,255 menunjukkan bahwa motivasi (X) berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan motivasi 1%, maka akan diikuti penambahan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,255 dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu. Tabel 4.9

Regresi Linear Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 48.509 7.382 6.571 .000

MOTIVASI .255 .123 .300 2.065 .045


(61)

4.2.4.1. Hasil Uji Koefisien Determinan (R2

Koefisien Determinan pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel, dalam hal ini koefisien digunakan untuk mengetahui seberapa jauh motivasi (X) dalam Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Y).

)

Tabel 4.10 Model Summary

Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat hail analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan R sebesar 0,300 yang berarti bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja mempunyai hubungan yang rendah sebesar 30% dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 50%. R Square digunakan bila hanya menggunakan satu variabel independen, apabila menggunakan lebih dari satu variabel independen maka digunakan adjusted R Square. Maka nilai R Square dalam penelitian ini sebesar 0,090 berarti bahwa variabel independen (motivasi) sebesar 9% dan selebihnya 91% dijelaskan oleh faktor - faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti variabel komitmen, partisipasi anggaran, evaluasi anggaran,

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .300a

.090 .069 5.94821

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI b. Dependent Variable: KINERJA


(62)

4.2.4.2. Hasil Uji – T

Hasil Uji – T dapat dilihat pada tabel 4.9 bahwa model variabel yang berpengaruh terhadap kinerja SKPD Provinsi Sumatera Utara adalah variabel signifikan < 0,05. Pada kolom signifikansi konstanta memiliki tingkat signifikansi 0,000 dan nilai signifikansi motivasi 0,045 ( < 0,05). Dengan kata lain, Ha diterima, yaitu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan sebaliknya jika semakin rendah motivasi maka akan semakin rendah pula kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

4.3.Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dan dapat memperkuat hasil penelitian Ilham (2010) yang menyatakan bahwa motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai. Yang menjadi populasi dalam penelitian Ilham (2010) adalah seluruh pegawai pada SKPD yang ada dipemerintah kota Binjai yang berjumlah 60 SKPD. Sampel yang digunakan sebanyak 44 orang responden. Dalam penelitian Juliami (2010) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Populasi dalm penelitian Juliami yaitu sekretaris daerah,


(63)

sekretaris DPRD, lembaga teknis, badan dan dinas. Sampel yang digunakan berjumlah 62 orang terdiri dari sekretaris dan kepala bidang.

Penelitian ini sejalan mungkin karena hanya mengambil sampel dari organisasi publik yang tidak mengharapkan laba yaitu SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Motivasi yang diberikan kepada pegawai negeri sipil secara signifikan mampu meningkatkan kinerja SKPD. Apabila dikaitkan dengan teori Maslow, kita mendapati bahwa pegawai negeri sipil ini seperti telah mendapatkan kebutuhan – kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis yang menjadi cita – cita mereka sebelumnya. Dengan demikian, pegawai tersebut sudah mengharapkan kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri sehingga setelah merasa kebutuhan yang mendasar sudah terpenuhi, maka penambahan motivasi akan semakin memacu semangat mereka dalam hal peningkatan prestasi. Apabila dianalogikan dengan teori McClelland maka pegawai negeri sipil ini diasumsikan memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi sehingga memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau pencarian solusi atas suatu permasalahan. Menurut teori harapan, para pegawai ini akan tidak begitu cepat mengambil keputusan untuk berhenti dari pekerjaan, mereka akan cenderung untuk mempertimbangkan segala selisih biaya dan manfaat dari segala alternatif.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan Martua (2010) menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan. Populasi dalam penelitian Martua (2010) adalah semua karyawan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia yang ada di Padangsidempuan yang terdiri dari 47 orang. Sampel yang digunakan


(64)

terdiri dari 32 orang. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan tempat responden bekerja. Adapun tempat penelitian yang dilakukan Ilham (2010) dan Juliami (2010) adalah di instansi pemerintahan yang bersifat nirlaba sedangkan tempat penelitian yang dilakukan Martua (2010) di organisasi yang bersifat laba.

Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Nilai R sebesar 0,300 yang berarti bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja mempunyai hubungan yang rendah sebesar 30%, dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 0,5 atau 50%. Nilai R Square dalam penelitian ini adalah 0,090 berarti bahwa variabel dependen (kinerja SKPD) mampu dijelaskan oleh variabel independen (motivasi) sebesar 9% dan selebihnya 91% dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti variabel komitmen, partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan sebagainya.

Standar error of the estimate sebesar 5,948 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi motivasi. Hasil ini membukt ikan bahwa semakin tinggi motivasi yang dimiliki pegawai maka semakin tinggi kinerja yang dihasilkan. Dan sebaliknya, semakin rendah motivasi yang dimiliki pegawai, maka semakin rendah juga kinerja yang dihasilkan.

Koefisien korelasi sebesar 0,255 menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan motivasi 1%, maka akan diikuti penambahan


(65)

kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,255 dengan asumsi variabel lain tetap.


(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian, Ha diterima dan H0

Angka R Square dari hasil penelitian ini adalah sebesar 9% hal ini berarti kinerja SKPD dapat dijelaskan oleh variabel motivasi, sedangkan 91% dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti variabel komitmen, partisipasi anggaran, evaluasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan sebagainya.

ditolak. Ha diterima apabila variabel motivasi berpengaruh terhadap variabel kinerja SKPD pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ilham (2010) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai, dengan menggunakan variabel motivasi sebagai variabel indepnden dan menemukan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Juliami (2010) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, dengan menggunakan variabel motivasi sebagai variabel independen dan menemukan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Penelitian ini sejalan mungkin


(67)

karena hanya mengambil sampel dari organisasi publik yang tidak mengharapkan laba yaitu SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Motivasi yang diberikan kepada pegawai negeri sipil secara signifikan mampu meningkatkan kinerja SKPD. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Martua (2010) yang melakukan penelitian mengenai motivasi terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan, dengan menggunakan variabel motivasi sebagai variabel independen menemukan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan tempat responden bekerja. Adapun tempat penelitian yang dilakukan Ilham (2010) dan Juliami (2010) adalah di instansi pemerintahan yang bersifat nirlaba sedangkan tempat penelitian yang dilakukan Martua (2010) di organisasi yang bersifat laba.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari penelitian ini. Karena menggunakan kuesioner, ada kemungkinan responden menjawab kuesioner dengan tidak serius sehingga memberikan jawaban yang tidak benar. Responden juga mungkin tidak teliti dalam menjawab pertanyaan sehingga ada pertanyaan yang salah dijawab. Hal ini bisa disebabkan karena responden sibuk atau responden mengisi jawaban sambil melakukan pekerjaan lainnya.


(68)

5.3. Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat diberikan penulis berkaitan dengan hasil penelitian untuk peneliti selanjutnya.

a. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambah variabel independen seperti kejelasan sasaran anggaran, moderating seperti komitmen organisasi, intervening seperti locus of control, yang memiliki kemungkinan untuk berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan.

b. Sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan metode observasi atau pengamatan langsung kepada objek penelitian. Dengan metode observasi, peneliti akan memperoleh hasil yang akurat. Selain itu, kebanyakan objek hanya bersedia datanya diambil dengan observasi karena tidak perlu menggunakan waktu yang lama seperti harus mengisi kuesioner.

Hasil dari penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan motivasi di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Dan juga untuk melengkapi penelitian – penelitian sebelumnya. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan mendorong pengembangan motivasi pada masa yang akan datang yang lebih baik lagi.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Absah, Yenni, 2010. Metodologi Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Agung, I Gusti Ngurah, 2004. Satatistika Penerapan Metode Analisis untuk Tabulasi Sempurna dan Tak Sempurna, Edisi Satu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Arsyad, 2009. Data Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten/Kota Se Sumatera Utara, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Fakultas Ekonomi USU, 2011. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Medan.

Hanafiah, Kemas Ali, 2006. Dasar – Dasar Statistik, Edisi Satu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harahap, Martua Rezeki, 2010.”Pengaruh Stres Kerja, Motivasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan”, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, 2005. Perilaku Organisasi, Edisi Kelima,

Penerbit Salemba Empat, Jilid 1, Jakarta.

Kumorotomo, Wahyudi dan Erwan Agus Purwanto, 2005. Anggaran Berbasis Kinerja, Konsep, dan Aplikasinya, Magister Administrasi Publik UGM, Yogyakarta.

Lubis, Hijrani Putri, 2010. “Analisis Pengaruh Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang”, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(70)

Luthans, Fred, 2006. Perilaku Organisasi, Edisi 10, TerjemahanVivin Andhika Yuwono, Shekar Purwanti, Th. Arie Prabawati, dan Winong Rosari, ANDI, Yogyakarta.

Mahoney, T.A., T.H. Jerdee dan S.J.Karol, 1963. Development of Managerial Performance : A Research Approach. Cincinatti: South Western Publishing.

Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama, Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Nasution, Ilham Rajasa, 2010. “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Motivasi Pegawai Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Kota Binjai”, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pasaribu, Juliami, 2010. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Komitmen dan Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi”, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Robbins, Stephen P, 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT Refika Aditama, Bandung.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Doli M.Ja’far Dalimunthe, Iskandar Muda, Muslich Lutfi, Syahyunan, 2007. Analisis Data Penelitian, USU Press, Medan. Steers, Richard M. Dan D Braunstein, 1976. “A Behaviorally Based Measure of

Manifest Needs in Work Setting, Journal of Vocational Behavior”. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Penerbit CV

Alpabet, Bandung.

Sule, Erni Trisnawati dan Kurniawan Saefullah, 2005. Pengantar Manajemen, Edisi Kesatu, Penerbit Prenadi Media, Jakarta.

Sulisyanto, 2006. Metode Riset Bisnis, CV. Andi Offset, Yogyakarta.

Umar, Husein, 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Winardi, J, 2001. Motivasi dan Pemotivasian, Edisi Satu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(1)

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas

Lanjutan Lampiran 8


(2)

(3)

Lanjutan Lampiran 8 NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 5.88023277 Most Extreme

Differences

Absolute .123

Positive .072

Negative -.123

Kolmogorov-Smirnov Z .825

Asymp. Sig. (2-tailed) .504

a. Test distribution is Normal.


(4)

Lampiran 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas


(5)

Lampiran 10 Regression

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 MOTIVASIa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KINERJA

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .300a .090 .069 5.94821

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI b. Dependent Variable: KINERJA

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 48.509 7.382 6.571 .000

MOTIVAS

I .255 .123 .300 2.065 .045

a. Dependent Variable: KINERJA


(6)

Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N Predicted Value 60.2343 67.6267 63.6444 1.85201 45 Std. Predicted Value -1.841 2.150 .000 1.000 45 Standard Error of

Predicted Value .888 2.122 1.211 .329 45

Adjusted Predicted

Value 60.2602 68.7100 63.6630 1.91754 45

Residual

-1.72736E 1

9.47149 .00000 5.88023 45

Std. Residual -2.904 1.592 .000 .989 45

Stud. Residual -2.956 1.617 -.001 1.011 45

Deleted Residual

-1.78941E 1

9.76919 -.01851 6.15253 45

Stud. Deleted Residual -3.272 1.649 -.013 1.043 45

Mahal. Distance .003 4.623 .978 1.190 45

Cook's Distance .000 .221 .023 .041 45

Centered Leverage

Value .000 .105 .022 .027 45