Manfaat Kecerdasan Emosional dalam Aktivitas Kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alder, Harry. 2001. Boost Your Intelligence-Pacu EQ dan IQ Anda; Alih bahasa, Christina Prianingsih, S.IP. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Cooper, Robert K dan Sawaf, Ayman. 2002. Executive EQ; Alih bahasa, Widodo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi : Mengapa Intelegensi Lebih Tinggi Daripada IQ, Alih Bahasa T. Hermay, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

. 2007. Emotional Intelligence. Trans. T. Hermaya. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Imam, Kam. 2009. Quantum Emotion: The Simple Ways For Your Beautiful Life. Jogjakarta: Garailmu.

Imran, Buhari. 2011. Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pabrik Kelapa Sawit Unit Gunung Bayu PT. Nusantara IV (persero). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Lestario, Febrilian. 2009. Analisis Pengaruh Pelatihan dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt coca-cola botting indonesia northern Sumatra operation. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Martin, Anthony Dio Martin. 2003. Emotional Quality Management. Jakarta: Arga.

Patton, Patrician. 1998. EQ – Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja; Jakarta: PT. Pustaka Delapratasa.

Simorangkir, Restiana. 2011. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Perawat Menurut Persepsi Pasien Di Rindu B2 Rsup Haji Adam Malik. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Robbins, Stephen. P. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Edisi Dua Belas. Jakarta: Salemba Empat.


(2)

Shapiro, L.E., 2006. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada anak. Jakarta : Gramedia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Zahra, Yunita. 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku Delinkuen Pada Remaja Laki-Laki. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

http://sumut.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=11436#&t=1689 diakses pada 27 April, jam 20.00.

http://sumut.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=11406#&t=1689 diakses pada 27 April, jam 20.00.


(3)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Sekretaris

Sekretaris adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu secretum yang berarti "rahasia". Dalam bahasa Prancis disebut secretaire. Dalam bahasa Belanda disebut secretares. Sementara itu, dalam bahasa Inggris disebut dengan secretary, berasal dari kata secret yang berarti rahasia. Sesuai dengan asal katanya, sekretaris adalah orang yang harus bisa menyimpan rahasia. Dalam hal ini rahasia pimpinan atau perusahaan yang tidak perlu diketahui oleh orang atau pegawai lain.

Sekretaris dapat diartikan sebagai seorang petugas yang pekerjaannya menyelenggarakan urusan surat menyurat termasuk penyimpanan dokumen bagi seorang pejabat pimpinan organisasi. Apabila petugas ini menyelenggarakan urusan surat menyurat dari seorang pejabat atau instansi resmi maupun perusahaan swasta yang bersifat pribadi atau rahasia sebutan lainnya adalah Private Secretary (The Liang Gie, 2000).

Sekretaris juga dapat diartikan sebagai sebagai seorang pembantu pimpinan untuk menerima dikte, mengonsep surat atau korespondensi, menerima tamu, memeriksa atau mengingatkan pimpinan mengenai kewajibannya untuk meningkatkan efektifitas kerja pimpinannya (The Liang Gie,2000).

Berdasarkan uraian di atas, bahwa sekretaris bukan sekadar pembantu atasan semata, tetapi seseorang dengan kualifikasi tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab yang sangat tinggi. Seorang pimpinan/atasan memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam memimpin dan mengelola perusahaan/organisasi. Mulai dari mengurus appointement, soal administrasi, mengatur rapat sampai urusan korespondensi. Dan tugas-tugasnya ini akan bisa lebih maksimal jika dibantu dengan keberadaan seorang sekretaris.


(4)

3.2 Peranan Dan Tugas Sekretaris

Sekretaris memegang peranan yang penting dan dapat menentukan berhasil tidaknya tujuan perusahaan. Pentingnya peranan seorang sekretaris ini tentunya sesuai dengan jabatan sekretaris pada masing-masing organisasi. Peranan sekretaris secara umum dapat diketahui sebagai berikut :

1. Peranan sekretaris terhadap atasan

a. Sebagai perantara saluran komunikasi dan pembinaan hubungan yang baik bagi orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan

b. Sebagai sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi fungsi, tugas, dan tanggung jawab.

c. Sebagai pelanjut keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas.

d. Alternatif pemikiran dari pimpinan dalam ide-ide.

e. Sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan dan cerminan pimpinan dan bawahan.

2. Peranan sekretaris terhadap bawahan (pimpinan)

a. Penentuan kebijakan yang berlaku bagi pegawai bawahan secara adil, yaitu mengenai peraturan penempatan pegawai yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan (rule of the place).

b. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.

c. Memberikan rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam menjalankan pekerjaan.

d. Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah

e. Mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih mengerahkan dan mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai bawahan.

Peranan sekretaris terhadap bawahan merupakan penilaian dari bawahan sehingga sikap dan tingkah laku sekretaris akan berpengaruh terhadap pekerjaan pegawai bawahan. Bagi sekretaris yang ramah dan komunikatif akan memberikan suasana hubuungan kerja yang baik bagi bawahan sehingga segala permasalahan dapat didiskusikan dan dicari cara penyelesaiannya.


(5)

Berkaitan dengan peranan sekretaris dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya, hal yang sangat penting adalah mengenai pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang sekretaris. Beberapa cara seorang sekretaris dalam mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan, yaitu:

1. Memberi perintah atau instruksi kepada bawahan secara resmi, baik secara lisan maupun tertulis.

2. Mengadakan rapat atau pertemuan secara bersama-sama pada suatu waktu tertentu dengan pegawai bawahan.

3. Mengadakan pengawasan secara langsung pada saat-saat tertentu kepada pegawai bawahan yang sedang melaksanakan tugasnya, yaitu pengawasan yang bersifat positif. Bila terjadi kesalahan diberi petunjuk dan pmbinaan. 4. Mengadakan hubungan yang bersifat informal terhadap pegawai bawahan

agar mendapat dukungan moril dalam pelaksanaan perkejaannya.

Peranan sekretaris dalam melakukan pendekatan terhadap bawahan sangat penting. Peranan sekretaris terhadap bawahan ataupun yang lainnya biasanya dikenal dengan istilah hubungan antar manusia atau lebih dikenal dengan istilah human relations.

Tugas seorang sekretaris tidak hanya membantu meringankan tugas seorang pimpinan, namun seorang sekretaris juga dituntuk untuk mampu dan berkompeten dalam mengerjakan tugas-tugas kesekretariatannya. Seperti dalam hal korespondensi, kearsipan dan penyelenggaraan rapat. Semua itu juga merupakan tugas sekretaris.

Tugas sekretaris dalam arti sempit adalah sebagai orang yang dipercaya oleh pimpinan untuk menyimpan rahasia pimpinan. Sedangkan tugas sekretaris dalam arti luas adalah pelaksanaan tugas-tugas yang bersifat membantu manajer atau pimpinan untuk menjalankan roda organisasi. Lembaga maupun kantor. (Saiman, 2002:40).

Sekretaris termasuk karyawan yang memiliki multi tugas, di antaranya : 1. Menurut wewenangnya.


(6)

Meliputi : pengetikan, making call, menerima tamu, korespondenci, filling, surat menyurat.

b. Tugas instruksi.

Meliputi : penyusunan jadwal perjalanan, making appointment, pengaturan keuangan, persiapan dan penyelenggaraan rapat,

c. Tugas kreatif.

Meliputi : pembuatan formulir telepon, dokumentasi,mengirim ucapan kepada klien, mengatur ruang kantor pimpinan.

2. Menurut jenis tugasnya.

a. Tugas administrasi perkantoran.

Meliputi : surat menyurat, pembuatan laporan, filling. b. Tugas resepsionis.

Meliputi making call, melayani tamu, menyusul jadwal pertemuan pimpinan. c. Tugas social.

Meliputi : mengatur rumah tangga kantor, mengirim ucapan selamat kepada relasi, mempersiapkan respsi/jamuan.acara resmi kantor.

d. Tugas insidentil.

Meliputi : mempersiapkan rapat,mempersiapkan pidato, presentasi, dan mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan.


(7)

3.3 Pengertian Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut Emotional Quotion (EQ) sebagai:

“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau

perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan”. (Shapiro, 2006:42).

Menurut Mayer orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu: sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang dijalani menjadi sia-sia. (Goleman, 2007: 65).

Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan. (Goleman, 2007:180).


(8)

Pada tahun 1995, seorang psikolog dan wartawan bernama Daniel Goleman menerbitkan tulisannya tentang Emotional Intelligence, yang disusun berdasarkan pada konsep kecerdasan emosional (Emotional Quetion) karya Mayer dan Salovey. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with

intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. (Goleman, 2007:512).

Kecerdasan emosi di dalamnya termasuk kemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak- kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. (Goleman, 2000:13).

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. Orang-orang yang mengenal emosi-emosi mereka sendiri dan mampu dengan baik membaca emosi orang lain dapat menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka. (Robbins, 2008:335).

Robert Cooper dan Ayman Sawaf menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi,


(9)

dan pengaruh manusiawi. Kecerdasan emosional menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri sendiri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. (Cooper dan Sawaf, 2002:15)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan sekretaris untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

3.4 Komponen Kecerdasan Emosional

Bar-On (Goleman, 2000) menjabarkan kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan pokok yaitu :

1. Kemampuan intrapersonal, meliputi :

a. Kesadaran diri emosional yaitu kemampuan untuk mengakui atau mengenal perasaan diri, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengetahui penyebabnya.

b. Asertivitas meliputi tiga komponen dasar, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan dan gagasan secara terbuka, dan kemampuan mempertahankan kebenaran dengan cara yang tidak destruktif.

c. Harga diri yaitu kemampuan menghargai dan menerima diri sendiri sebagai sesuatu yang baik, atau kemampuan mensyukuri berbagai aspek positif dan kemampuan yang ada dan juga menerima aspek negatif dan keterbatasan yang ada pada diri dan tetap menyukai diri sendiri.

d. Aktualisasi diri yaitu kemampuan menyadari kapasitas potensial yang dimiliki. Aktualisasi diri adalah suatu proses dinamis dengan tujuan mengembangkan


(10)

kemampuan dan bakat secara maksimal.

e. Kemandirian yaitu kemampuan mengatur atau mengarahkan diri dan mengendalikan diri dalam berfikir dan bertindak serta tidak tergantung pada orang lain secara emosional.

2. Kemampuan interpersonal, meliputi :

a. Empati yaitu kemampuan menyadari, memahami, menghargai perasaan orang lain dan juga kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain. b. Hubungan interpersonal yaitu kemampuan menjalin dan mempertahankan

hubungan yang saling memuaskan yang dicirikan dengan keakraban serta memberi dan menerima kasih sayang.

c. Tanggungjawab sosial yaitu kemampuan menunjukkan diri sendiri dengan bekerjasama, serta berpartisipasi dalam kelompok sosialnya. Komponen- komponen kecerdasan emosional ini meliputi bertindak secara bertanggungjawab. meskipun tidak mendapatkan keuntungan apapun secara pribadi.

3. Penyesuaian diri, meliputi :

a. Pemecahan masalah yaitu kemampun mengenali masalah serta menghasilkan dan melaksanakan solusi yang secara potensial efektif. Kemampuan ini juga berkaitan dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak menghindari masalah tetapi dapat menghadapi masalah dengan baik.

b. Uji realitas yaitu kemampuan menilai kesesuaian antara apa yang dialami atau dirasakan dan kenyataan yang ada secara objektif dan sebagaimana adanya bukan sebagaimana yang diinginkan atau diharapkan.


(11)

mengubah situasi dan kondisi sikap fleksibilitas ini juga mencakup seluruh kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak terduga dinamis.

4. Penanganan stres, meliputi :

a. Ketahanan menanggung stres yaitu kemampuan menahan peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi stres dan dengan aktif serta sungguh- sungguh mengatasi stress tersebut. Ketahanan menanggung stres ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar.

b. Pengendalian impuls yaitu kemampuan menahan dan menunda gerak hati, dorongan dan godaan untuk bertindak.

5. Suasana hati, meliputi :

a. Kebahagiaan yaitu kemampuan untuk merasa puas dengan kehidupan, menikmati kebersamaan dengan orang lain dan bersenang-senang.

b. Optimisme yaitu kemampuan untuk melihat sisi terang dalam hidup dan membangun sikap positif sekalipun dihadapkan dengan kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam menghadapi kesulitan.

Menurut Goleman (2001) membagi kecerdasan emosi atas lima komponen, yang dapat menjadi pedoman untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Kesadaran diri (Self Awareness) adalah kemampuan dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kesadaran diri merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul pemahaman tentang diri sendiri.


(12)

Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri dikuasai oleh perasaan, sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya dan akhirnya berakibat dalam pengambilan keputusan yang salah. Kesadaran diri terdiri atas tiga kecakapan yaitu kesadaran emosional, penilaian diri secara akurat, dan percaya diri.

2. Pengaturan diri (Self Management) berarti pengelolaan impuls dan perasaan yang menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya, orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal yang merugikan diri sendiri. Pengaturan diri terdiri atas lima kecakapan, yaitu pengendalian diri, dapat dipercaya, kehati-hatian, adaptabilitas, dan inovasi.

3. Motivasi (Self Motivation) dimana dengan kemampuan memotivasi diri sendiri yang dimilikinya, seseorang akan cenderung memiliki pandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

4. Empati (Empathy/Social awareness) yaitu kemampuan yang dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi diri sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia terampil membaca emosi orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.


(13)

5. Keterampilan sosial (Relationship Management) merupakan seni dalam membina hubungan dengan orang lain yang mendukung keberhasilan dalam bergaul dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Keterampilan sosial yaitu mengendalikan emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, memahami dan bertindak bijaksana dalam hubungan antar manusia.

Goleman (2002) memperluas kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan utama, yaitu:

1. Mengenali Emosi Diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Hal ini menyebabkan individu menyadari emosi yang sedang dialami serta mengetahui penyebab emosi tersebut terjadi serta memahami kuantitas, intensitas, dan durasi emosi yang sedang berlangsung. Kesadaran akan intensitas emosi memberi informasi mengenai besarnya pengaruh kejadian tersebut pada individu. Intensitas yang tinggi cenderung memotivasi individu untuk bereaksi sedangkan intensitas emosi yang rendah tidak banyak mempengaruhi individu secara sadar. Kesadaran akan durasi emosi yang berlangsung membuat individu dapat berpikir dan mengambil keputusan yang selaras dalam mengungkapkan emosinya. Kemampuan mengenali emosi diri merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Mayer mengatakan bahwa kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati


(14)

maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan., sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.

2. Mengelola Emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Individu dapat mengungkapkan emosinya dengan kadar yang tepat pada waktu yang tepat dengan cara yang tepat. Tujuan pengendalian diri adalah keseimbangan emosi bukan menekan emosi, karena setiap perasaan memiliki nilai dan makna tersendiri. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.

3. Memotivasi Diri Sendiri berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusiasme, gairah, optimis dan keyakinan diri. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung lebih jauh produktif dan efektif dalam hal apa pun yang mereka kerjakan.


(15)

mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa- apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka.

4. Membina Hubungan (Sosial) merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.

5. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komponen kecerdasan emosional adalah mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi


(16)

diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), serta membina hubungan (sosial).

3.5 Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja

Dalam konteks pekerjaan, pengertian EQ adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Orang lain yang dimaksud adalah bisa meliputi atasan, rekan sejawat, bawahan atau juga pelanggan. Realitas menunjukkan, sering kali kita tidak mampu menangani masalah-masalah emosional di tempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak mampu memahami perasaan sendiri, melainkan juga perasaan orang lain yang berinteraksi dengan kita. Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik antar pribadi (Martin, 2003:23).

Menurut Martin (2003:26) di dunia kerja, kelebihan orang-orang ber-EQ tinggi dibandingkan dengan orang lain tercermin dari fakta berikut:

a. Pada posisi yang berhubungan dengan banyak orang, mereka lebih sukses bekerja. Terutama karena mereka lebih berempati, komunikatif, lebih tinggi rasa humornya dan lebih peka akan kebutuhan orang lain.

b. Para salesman, penyedia jasa, atau professional lainnya yang ber-EQ tinggi nyatanya lebih disukai pelanggan, rekan sekerja dan atasannya.

c. Mereka lebih bisa menyeimbangkan rasio dan emosi. Tidak terlalu sensitif dan emosional, namun juga tidak dingin dan terlalu rasional. Pendapat mereka dianggap selalu objektif dan penuh pertimbangan.

d. Mereka menanggung stres yang lebih kecil karena biasa dengan leluasa mengungkapkan perasaan, bukan memendamnya.


(17)

e. Berbekal kemampuan komunikasi dan hubungan interpersonal yang tinggi, mereka selalu mudah menyesuaikan diri dan mudah beradaptasi.

f. Saat yang lainnya menyerah, mereka tidak putus asa dan frustasi, justru menjaga motivasi untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata, maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan.

Tantangan menonjol bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stres dan berfungsi efektif di tengah kompleksitas bisnis. Pekerja juga dituntut untuk mampu menempatkan kehidupan kerja dan keluarga selalu dalam posisi seimbang.

Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang dapat terbukti bisa melenyapkan stres pekerjaan. Semakin tepat kita mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan kita. Keterampilan manajemen emosi memungkinkan kita menjadi lebih akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka kepada orang lain.


(18)

3.6 Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ) Pada Sekretaris

Goleman mengatakan bahwa dalam meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) sangat berbeda dengan IQ yang pada umumnya tidak berubah selama kita hidup. Bila kemampuan kognitif relatif tidak berubah, kecakapan emosi dapat dipelajari kapan saja. Tidak peduli orang yang tidak peka, pemalu, pemarah, kikuk atau sulit bergaul dengan orang lain, dengan motivasi dan usaha yang benar kita dapat mempelajari dan menguasai kecakapan emosi (Goleman, 2001:20).

Melalui kecerdasan emosi yang terasah, seorang sekretaris bisa menjalankan tugasnya sebagai ujung tombak pimpinan dengan lebih baik atau secara profesional, dapat menjaga rahasia, melakukan tugasnya sehari-hari, serta memimpin rekan kerja tanpa selalu mengikuti suasana hatinya, walaupun dirinya sedang dalam keadaan marah, benci, sedih, putus asa ataupun bahagia. Seorang sekretaris harus dapat mempertahankan harga dirinya ataupun citra dirinya agar tidak dinilai sebagai sekretaris yang pemarah, tidak sabar dalam menghadapi masalah di lingkungan kerja. Dalam dunia usaha, sangat penting bagi seorang sekretaris untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosinya terutama dalam segi interpersonal relationship, mendeteksi konflik, dan sensivitas kerja (A.B. Susanto, 2001: 22)

Seorang sekretaris juga perlu memperhatikan kecerdasan emosional, diantaranya yaitu :

a. Meningkatkan profesionalisme kerja dan lingkungan kerja yang nyaman . b. Mampu menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan

(pengendalian emosi). c. Memahami emosi orang lain.


(19)

3.7 Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Manfaat dari kecerdasan emosional sangat banyak sekali, karena ketika sekretaris merasa bahagia dan merasa bahwa hidup sekretaris sudah sukses, kecerdasan emosional yang membantu sekretaris dalam melaksanakan pekerjaan, karena kecerdasan emosional ini memiliki peran penting dalam kehidupan sekretaris yaitu untuk memberikan motivasi, kesadaran diri, kebahagian, rasa, empati, simpati dan yang lainnya. Sekretaris yang cerdas emosinya akan mampu mengenali keadaan emosional sendiri dan keadaan emosional orang lain.

Oleh karena itu, jika sekretaris memiliki kecerdasan emosional yang baik, sekretaris bisa memiliki kemampuan berkomunikasi lebih baik, membentuk hubungan yang lebih kuat dengan orang disekitar, bisa lebih mudah mencapai sukses, saat kerja sekretaris akan mampu untuk mengatasi persoalan dengan baik, tanggap dalam segala sesuatu, dan tentunya dalam menjalani aktivitas kerja sekretaris akan merasa lebih baik dan semakin baik lagi.

Kecerdasan emosional sangat penting bagi kehidupan sekretaris karena itu adalah salah satu kunci sukses dalam hidupnya. Cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan emosional sekretaris adalah melalui praktek dalam kehidupan sehari-hari sehingga sekretaris kemudian dapat menjadi lebih efisien dalam mengenali dan mengelola emosi sekretaris serta emosi orang lain.

Aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah keseluruhan kegiatan kerja yang dilaksanakan pada kantor tersebut. Kepala kantor wilayah (Kakanwil) dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh seorang Sekretaris dan seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang mengkoordinir bagian-bagian yang ada pada kantor Wilayah Kementerian Agama provini sumatera utara seperti Sub Bagian Perencanaa Dan Keuangan, Subbag Organisasi, Tata Laksana (Ortala) dan Kepegawaian, Sub Bagian Hukum dan


(20)

Kerukunan Umat Beragama (KUB), Sub Bagian Informai dan Humas, dan Sub Bagian Umum.

Walaupun setiap bagian tidak berkaitan secara tertulis dalam menjalankan aktivitas kerja, namun harus tetap berkomunikasi satu dengan lainnya. Manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan menurut aktivitas kerja, yaitu :

1. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang. Setiap aktivitas kerja yang disusun dalam rencana kegiatan pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara terdapat pendelegasian tugas dari kepala bidang kepada Sekretaris dan kepada setiap kepala seksi, dan dari kepala seksi kepada para pegawai di masing-masing seksi. Dalam pendelegasian tugas tersebut terkait dengan individu-individu yang berbeda karakter yang memiliki pemikirannya sendiri, untuk itu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas sekretaris harus memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kecerdasan emosional kesadaran diri bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri sekretaris dalam menerima tugas yang diberikan, kecerdasan emosional pengaturan diri bermanfaat dalam mengelola diri dan mengekspresikan emosi sekretaris dalam pelaksanaan tugas, serta kecerdasan emosional motivasi bermanfaat untuk menggerakkan dan menuntun diri sekretaris menuju sasaran dengan adanya sikap optimis dan semangat ingin maju. Sekretaris Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri,


(21)

kecerdasan emosional pengaturan diri, ataupun kecerdasan emosional motivasi yang tercermin.

2. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim.

Dalam pelaksanaan rencana kegiatan sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara tidak boleh ditangani oleh satu orang saja, melainkan harus dilakukan secara bersama- sama atau dengan kata lain bekerja secara tim. Tim tersebut memang dibentuk berdasarkan rencana kegiatan dimasing-masing bidang, namun dalam pelaksanaannya sekretaris yang terkait langsung dalam rencana kegiatan juga tetap melibatkan para pegawai lain dari seksi yang berbeda ataupun bidang yang berbeda. Hubungan yang baik tersebut dapat terjalin apabila komunikasi lancar, untuk mencapai sebuah komunikasi lancar tersebut dibutuhkan kecerdasan emosional dan keterampilan sosial. Dengan adanya keterampilan sosial, sekretaris dapat menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dapat dengan cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama. Kecerdasan emosional keterampilan sosial dapat menjadikan jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, dan jika dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan sekretaris Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial.

3. Aktivitas kerja sekretaris yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum.


(22)

pembinaan kepada masyarakat umum selalu berkaitan dengan perwakilan masyarakat dari setiap kabupaten/kota se- Sumatera Utara. Setiap perwakilan masyarakat dari setiap kabupaten/kota tersebut tentunya mempunyai karakter yang berbeda-beda dan mempunyai masalahnya masing-masing, untuk itu sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara membutuhkan kecerdasan emosional empati. Dimana Empati maksudnya adalah kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain. Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki kecerdasan emosional empati ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang dengan keperluannya sendiri. Sekretaris peka dan mengerti atas masalah individu ataupun para perwakilan tersebut.


(23)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan penelitian pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara, maka ditarik kesimpulan dan saran terhadap penerapan komunikasi sebagai berikut:

4.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu:

1. Aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara adalah aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang, aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim, serta aktivitas kerja yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum yang membutuhkan kecerdasan emosional seperti kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, keterampilan sosial, dan empati.

2. Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, pengaturan diri, serta motivasi. Sekretaris juga memiliki kecerdasan emosional empati yang tercermin ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang dengan keperluannya sendiri.


(24)

Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial karena jika dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan telah terdapat jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi yang berjalan dengan baik.

3. Manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah untuk memperkecil kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas, untuk mengetahui kemampuan diri sekretaris dalam menerima tugas yang diberikan, untuk mengelola diri dan mengekspresikan emosi sekretaris dalam pelaksanaan tugas, untuk menggerakan dan menuntun diri sekretaris menuju sasaran dengan adanya sikap optimis dan ingin maju, untuk dapat menjalin jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, mampu menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain.

4.2. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan diatas, dibuat saran-saran sebagai berikut:

1. Setiap pelaksanaan aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara harus memiliki kecerdasaan emosional karena kecerdasan emosional memiliki manfaat dalam setiap aktivitas kerja. Untuk meningkatan kecerdasan emosional sekretaris yaitu dengan mengenali emosi diri, melepaskan emosi negatif, mengelola emosi, kesadaran diri, motivasi, empati dan simpati. Adanya kecerdasan emosional


(25)

dan fungsinya sebagai bagian dari instansi pemerintah.

2. Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara harus meningkatkan lagi kecerdasan emosional, keterampilan sosial, kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi dan empati dalam melaksanakan aktivitas kerja dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang difasilitasi institusi maupun berdasarkan inisiatif diri sendiri.

3. Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara sebaiknya mengelola dan mengembangkan kecerdasan emosional pegawai dengan memberikan apresiasi/penghargaan terhadap pegawai yang dinilai mampu menerapkan kecerdasan emosionalnya di lingkungan kerjanya agar dapat menjadi tauladan bagi pegawai-pegawai lainnya.


(26)

BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1 Ruang Lingkup Perusahaan

2.1.1 Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto nomor 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Pada saat berdirinya Kementerian Agama tahun 1946, Sumatera masih merupakan satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Jawatan Agama Sumatera oleh pemerintah dipercayakan kepada H. Muchtar Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur.

Pada tahun 1946 Sumatera dibagi menjadi 3 provinsi, yakni Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan, H. Muchtar Yahya ditunjuk menjadi koordinator Jawatan-jawatan agama tersebut, bertempat di Bukit Tinggi. Kepala-kepala Jawatan Agama di ketiga wilayah Sumatera waktu itu, Tengku Moch, Daud Beureuh Provinsi Sumatera Utara, Nazaruddin Thoha Sumatera Tengah dan K. Azhari Sumatera Selatan. Mereka diangkat oleh Gubernur Sumatera Utara yang mewakili Presiden untuk mengurus Pemerintahan di wilayahnya. Sesudah kantor-kantor Jawatan Agama Provinsi Sumatera ada hubungan dengan Kementrian Agama yang berkedudukan di Yogyakarta, H. Muchtar Yahya dipindahkan ke pusat bertindak sebagai Kepala Urusan Keagamaan Wilayah Sumatera.


(27)

Sementara itu pada tahun 1953, Provinsi Sumatera Utara merupakan gabungan dari daerah Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di Kotaraja (Banda Aceh). Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Tengku Abdul Wahab Silimeun, sedang koordinator untuk Keresidenan Sumatera Utara dipimpin oleh H.M. Bustami Ibrahim.

Pada tahun 1956 struktur Pemerintahan berubah lagi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, sebagai gabungan dari Keresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di Medan dan daerah Aceh dijadikan Daerah Istimewa Aceh berkedudukan di Kotaraja (Banda Aceh). Untuk memimpin Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara ditunjuk K.H. Muslich dan Pimpinan Jawatan Agama daerah istimewa Aceh tetap ditangan Tengku Wahab Silimeun. Sejak saat itulah Jawatan Agama kedua Provinsi tersebut berdiri sendiri-sendiri dan untuk perkembangan selanjutnya diatur berdasarkan peraturan-peraturan yang ditetapkan Kementerian Pusat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 1 tahun 2010 (disempurnakan) tanggal 28 Januari 2010, penyebutan departemen agama berubah menjadi kementerian agama. Sejak Provinsi Sumatera Utara berdiri sendiri, sudah 12 orang yang pernah menjabat kepala (dengan beberapa kali mengalami perubahan struktur) yang terakhir sekarang Drs. Abd. Rahim, MA. Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah Terwujudnya masyarakat agamais yang berakhlak mulia, rukun dan damai. Adapun Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:


(28)

1. Meningkatkan bimbingan dan pelayanan kehidupan beragama.

2. Meningkatkatkan pemehaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai agama.

3. Memperkokoh kerukunan umat beragama.

4. Mengembangkan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.

5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada sekolah umum dan madrasah.

6. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.

Tugas dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi.

2. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan masyarakat islam, pelayanan haji dan umrah, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan agama dan keagamaan, pondok pesantren, pendidikan agama islam, pada masyarakat dan pemberdayaan masjid serta urusan agama, pendidikan agama, bimbingan masyarakat Kristen, Katolik, Hindu serta Budha sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi.


(29)

5. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan pengawasan program, daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian agama di provinsi

6. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian agama di provinsi.

2.1.2 Visi, Misi, dan Makna Logo Perusahaan Visi

“Terwujudnya Masyarakat Agamais Yang Berakhlak Mulia Rukun Dan Damai”

Misi

1. Meningkatkan bimbingan dan pelayanan kehidupan beragaman.

2. Meningkatkan pemahaman, penghayatan pengamalan dan pengemangan nilai-nilai agama.

3. Memperkokoh kerukunan umat beragama.

4. Mengembangkan lembaga social keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.

5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada sekolah umum dan madrasah.


(30)

Makna Logo

Pada umumnya setiap perusahaan memiliki logo atau lambang yang memiliki makna tersendiri yang biasanya menunjukkan cita-cita pendirian, visi dan misi dari perusahaan tersebut, demikian halnya dengan Kantor Wilayah Kementrian Agama mempunyai logo, yang mempunyai makna antara lain:

Sumber : http://sumut.kemenag.go.id (2015) Gambar 2.1 Logo Kantor Wilayah Kementrian Agama

1. Bintang bersudut lima yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila, bermakna bahwa karyawan Departemen Agama selalu menaati dan menjunjung tinggi norma-norma agama dalam melaksanakan tugas Pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

2. 17 kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam Kitab Suci dan 45 butir padi bermakna Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menunjukkan kebulatan tekad para Karyawan Departemen Agama untuk membela Kemerdekaan Negara Kesatuan republic Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.


(31)

3. Butiran Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermakna bahwa Karyawan Departemen mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata.

4. Kitab Suci bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasi antara kebahagiaan duniawi danukhrawi, materil dan spirituil dengan ridha Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.

5. Alas Kitab Suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis dari Kitab Suci.

6. Kalimat Ikhlas Beramal bermakna bahwa Karyawan Departemen Agama dalam mengabdi kepada masyarakat dan Negara berlandaskan niat beribadah dengan tulus dan ikhlas.

7. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama RI yang berdasarkan Pancasila dilindungi sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Kelengkapan makna lambang Departemen Agama melukiskan motto: Dengan Iman yang teguh dan hati yang suci serta menghayati dan mengamalkan Pancasila yang merupakan tuntutan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, karyawan Departemen Agama bertekad bahwa mengabdi kepada Negara adalah ibadah.


(32)

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : http://sumut.kemenag.go.id 2015


(33)

2.3 Job Description

Secara struktural, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala kantor wilayah ( Kakanwil). Dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang mengkoordinir bagian-bagian yang ada pada kantor Wilayah Kementerian Agama provini sumatera utara seperti bagian, yaitu:

a. Sekretaris

Sekretaris merupakan seseorang yang bertugas membantu pekerjaan kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara. Adapaun tugas sekretaris adalah membantu pimpinan dalam mengerjakan tugas – tugasnya agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

b. Sub Bagian Perencanaan & Keuangan

Sub Bagian Perencanaan & Keuangan mempunyai tugas : 1. Melakukan penyiapan bahan koordinasi.

2. Penyusunan rencana, program dan anggaran, evaluasi dan laporan serta pelaksanaan urusan keuangan.

3. Tempat pembayaran gaji.

4. Tempat mengambil pinjaman bagi karyawan yang membutuhkan uang. c. Subbag Organisasi, Tata Laksana (Ortala) dan Kepegawaian

Subbag Ortala dan Kepegawaian mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan penyusunan organisasi dan tata laksana. 2. Pengelolaan urusan kepegawaian.


(34)

d. Subbag Hukum dan Kerukunan Umat Beragama (KUB) Sub Bagian Hukum dan KUB mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan penyususnan peraturan perundang-undangan bantuan hukum.

2. Pelaksanaan urusan kerukunan umat beragama. 3. Pelayanan masyarakat khonghucu.

e. Subbag Informai dan Humas

Subbag Informasi dan Humas mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan urusan pengelolaan informasi.

2. dan Hubungan masyarakat. f. Subbag Umum

Subbag Umum mempunyai tugas :

1.Urusan ketatausahaan, rumah tangga, dan pemeliharaan. 2.Urusan pengelolaan barang milik/kekayaan Negara. 3.Untuk memberi nomor surat.

4.dan Untuk mengurus urusan kantor. g. Seksi Urusan Agama

Seksi Urusan Agama Islam mempunyai tugas :

1. Melakukan pelayanan dan bimbingan dibidang kepenghuluan. 2. Keluarga sakinah.

3. Pangan halal, ibadah sosial serta pengembangan kemintriaan umat islam.


(35)

h. Seksi Penyelenggara Haji dan umrah

Seksi Penyelengara Haji dan Umrah mempunyai tugas :

1. Pelanyanan dan pembinaan dibidang penyuluhan haji dan umrah serta Bimbingan jama’ah dan petugas.

2. Dokumen, perbekalan dan akomodasi perjalanan haji. i. Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam

Seksi Mapenda ( Madrasah dan Pendidikan Agama Islam ) pada sekolah umum mempunyai tugas :

1. Pelanyanan dibidang kurikulum dan supervise. 2. Sasaran ketenagaan dan kesiswaan.

3. Kelembagaan dan ketatalaksanaan. 4. Pendidikan islam pada sekolah umum.

j. Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pasantren

Seksi Pekapotren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pasantren) mempunyai tugas:

1. Pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan keagamaan dan pendidikan diniah.

2. Pendidikan salafiah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan pondok pasantren.

3. Pengembangan santri dan pelayanan pondok pasantren pada masyarakat.


(36)

k. Seksi Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Mesjid

Seksi Penamas (Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Mesjid) mempunyai tugas :

1. Pelayan dan bimbingan dibidang pendidikan Al-Quran dan MTQ. 2. Penyuluhan dan lembaga dakwah.

3. Siaran dan tamadun.

4. Publikasi dakwah dan hari besar islam serta pemberdayaan mesjid. l. Penyelenggaraan Zakat dan Wakaf

Penyelanggara zakat dan wakaf mempunyai tugas menyelanggarakan pemberian pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat dibidang lembaga dan pengembangan zakat dan wakaf.

m. Koperasi

Koperasi ini bertugas untuk menyediakan dan melayani kebutuhan kantor seperti :

1. Menyediakan jasa foto copy. 2. Menyediakan alat-alat tulis.


(37)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Posisi sekretaris sudah semakin strategis, tidak hanya sebagai penerima telefon, menulis surat, ataupun menjadwalkan pertemuan pimpinan, tetapi seringkali seorang sekretaris sebagai ujung tombak organisasi atau perusahaan, sehingga dituntut untuk mampu mengambil sikap dan keputusan ketika pimpinan tidak sedang berada di kantor. Pimpinan menuntut sekretaris untuk dapat membantu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Beragamnya tuntutan pimpinan, diharapkan sekretaris dapat bertindak dan berpikir kreatif, inovatif, cepat tanggap, dan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Meskipun tuntutan pimpinan terlihat berat, seorang sekretaris profesional memiliki kesanggupan dan kesiapan dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Sebagai ujung tombak pimpinan, sekretaris harus siap menghadapi setiap permasalahan, sebelum masalah itu benar-benar harus dihadapi dan diselesaikan pimpinan.

Dengan berkembangnya tugas-tugas seorang sekretaris, dari tugas rutin sesuai dengan penjabaran pekerjaannya menjadi tugas yang kreatif, dituntut adanya kemauan yang keras dari sekretaris dalam mengembangkan wawasan, keterampilan yang khusus, interaksi, dan perubahan sikap sesuai dengan tuntutan dan perkembangan organisasi tempatnya bekerja. Dalam hal ini, termasuk kecerdasan emosional sebagai dasar yang penting dalam aktivitas kerja sekretaris.


(38)

Instansi pemerintah adalah suatu unit organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap instansi pemerintah memiliki aktivitas kerja dimana pengertian aktivitas kerja merupakan suatu rangkaian kegiatan dan tindakan yang sengaja dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut diperlukannya peran sumber daya, salah satunya adalah Sumber Daya Manusia.

Pegawai Negeri Sipil atau adalah sumber daya manusia yang bekerja pada instansi pemerintah di Indonesia dan merupakan penghasil kerja bagi instansi pemerintah. Setiap Pegawai Negeri Sipil terlibat dalam suatu aktivitas kerja pada instansi pemerintah diharuskan ikut serta mendukung aktivitas kerja yang terbaik agar tujuan di masing- masing instansi pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

Keikutsertaan Pegawai Negeri Sipil untuk mendukung aktivitas kerja dapat dilakukan dengan melaksanakan tugas kerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan instansi pemerintah. Untuk mencapai pelaksanaan tugas yang berhasil, Pegawai Negeri Sipil harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya. Maka Sekretaris Pegawai Negeri Sipil diberikan tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diberi tugas negara lainnya yang masih berhubungan dengan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu.

Dalam menjalankan tugas tersebut, Sekretaris Pegawai Negeri Sipil selain harus memiliki kemampuan dan keterampilan juga harus memiliki kecerdasan emosional, oleh karena selalu berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ ( emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol


(39)

emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. (Maliki.2009:15).

Pada Kecerdasan emosional juga diperlukan ketika seorang Sekretaris Pegawai Negeri Sipil terlibat aktivitas kerja berhubungan dengan atasan atau dengan sesama Pegawai Negeri Sipil lainnya. Terkadang ketika aktivitas kerja sedang berlangsung terjadi konflik karena adanya emosi yang diakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang berada pada tingkat lebih tinggi terbiasa dengan tindakan seperti marah berlebihan, sering menghardik, termasuk memberikan hukuman pada bawahannya. Pegawai Negeri Sipil yang berada pada tingkat lebih rendah terbiasa untuk takut, dendam dan salah paham terhadap atasannya.

Kecerdasan emosional bermanfaat dalam aktivitas kerja Sekretaris Pegawai Negeri Sipil karena ketika seorang Sekretaris Pegawai Negeri Sipil memiliki kecerdasan emosional tinggi dapat dilihat dari sikapnya yang tidak cepat marah atas sikap orang lain kepadanya, tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan tugasnya, namun dalam pelaksanaan tugas tersebut sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan, proaktif terhadap ide orang lain, dan sikap-sikap lainnya.

Apabila Sekretaris Pegawai Negeri Sipil memiliki kecerdasan emosional tentunya akan menghasilkan rasa nyaman ketika menjalankan tugas dan dapat memiliki banyak hubungan baik dengan orang lain seperti kepada sesama Pegawai Negeri Sipil lain, atasannya, dan masyarakat umum. Keadaan ini akan berimplikasi pada aktivitas kerja. Sehingga semakin tinggi kecerdasan emosional seorang Sekretaaris Pegawai Negeri Sipil akan berperan dalam aktivitas kerja yang membaik pada suatu instansi pemerintah.


(40)

salah satu instansi pemerintah memiliki beragam aktivitas kerja. Dalam melaksanakan aktivitas kerja tersebut, tentunya diperlukan peran Sekretaris Pegawai Negeri Sipil sebagai pelaksana dari tugas yang terdapat di dalam aktivitas kerja tersebut. Keefektifan suatu instansi pemerintah ditentukan dari aktivitas kerja yang berhasil, dimana salah satu hal yang mungkin berperan adalah kecerdasan emosional dalam menjalankan aktivitas kerja tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan observasi dengan judul “Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja

Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi Sumatera Utara ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Instansi, penelitian ini akan menjadi bahan masukan pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara untuk mengetahui manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja Sekretaris pada


(41)

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja.

3. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan masukan, referensi, dan perbandingan dalam penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang akan datang maupun untuk penelitian lanjutan.

1.5 Sistematika Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jln. Jend. Gatot Subroto No. 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Untuk lebih jelasnya, jadwal penelitian dan peyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

No Kegiatan

Minggu Ke

1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Penulisan

Sumber : Penulis (2015)

Pada kegiatan pengumpulan data, penulis melakukan pengumpulan data selama 4 minggu, dimulai tanggal 23 Februari sampai 22 Maret 2015 pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dimana pada minggu ke-1


(42)

dilakukan pengumpulan data dan yang terakhir pada minggu 4 (keempat) dilakukan penulisan tugas akhir.

1.6 Sistematika Pembahasan

Adapun Sistematika Penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah atau alasan mengapa penulis ingin menulis judul, serta menjelaskan mengenai perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, sistematika penulisan yang terdiri dari lokasi dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis. Pada bab ini juga akan dijelaskan sistematika pembahasan.

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Sejarah Ringkas, Struktur Organisasi, Job Description, Visi dan Misi serta Arti Logo Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

BAB III. PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.


(43)

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan Kesimpulan dan Saran atas Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.


(44)

SEKRETARIS PADA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH :

SUCI MARDHOTILLAH 122103141

PROGRAM STUDI D-III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(45)

NAMA : SUCI MARDHOTILLAH

NIM : 122103141

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL : MANFAAT KECERDASAN EMOSIONAL DALAM AKTIVITAS KERJA SEKRETARIS PADA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

Tanggal :………...2015 Ketus Program Studi D-III Kesekretariatan

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM) NIP. 19741012 200003 2 003

Tanggal :……….2015 Dekan

(Prof. Dr. Azhar Maksum SE,M.EC,AK) NIP. 1950407 1988002 1 001


(46)

NAMA : SUCI MARDHOTILLAH

NIM : 122103141

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL : MANFAAT KECERDASAN EMOSIONAL DALAM AKTIVITAS KERJA SEKRETARIS PADA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

Medan, 2015

Menyetujui Pembimbing

(Dr. Endang Sulistyarini, SE, M.Si) NIP. 19620513 199203 2 001


(47)

KATA PENGANTAR

Assalammu”alaikum WR WB.

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar ahli madya (Amd) pada Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat-Nya dari alam yang penuh kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.” Adapun tujuan Penulis membuat Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara. Didalam penyelesaian Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah, akibat keterbatasan waktu, ilmu, dan pengetahuan yang Penulis miliki. Untuk itu, Penulis dengan kerendahan hati memohon maaf dan menerima masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dan penyempurnaan Tugas Akhir ini. Selama dalam melaksanakan perkuliahan dan tahap penulisan Tugas Akhir ini, Penulis telah banyak mendapat dukungan moral, spiritual, nasehat serta dorongan dan bimbingan dari berbagai


(48)

pihak. Untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:

1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D sebagai PLT Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE,M.EC,AK sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM Ketua Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena. L. L Sibarani, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Endang Sulistyarini, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan perbaikan dalam proses penyelesaian Tugas Akhir, sehingga penulisan dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh Staff Pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya dosen Diploma III Kesekretariatan yang telah mendidik dan memberi ilmu yang bermanfaat bagi Penulis semoga Allah membalas jasa Bapak dan Ibu. 8. Bapak/Ibu Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dan Seluruh Staff Pegawai yang telah banyak


(49)

membantu Penulis dalam memperoleh data Instansi yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

9. Ibu Cici Andriana dan ibu Murnila, SE selaku mentor dan pembimbing selama Penulis melakukan magang di bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

10. Teristimewa untuk kedua orang tua Penulis yang teramat sangat Penulis sayangi dan banggakan yang merupakan motivasi terbesar Penulis, terimakasih Ayahanda Sakiman dan Ibunda Suyatmi dengan kasih sayangnya yang ikhlas telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan moril dan materi serta limpahan kasih sayang dan doa yang tiada henti serta pengorbanannya yang begitu besar dan tidak ternilai dari mulai Penulis belajar hingga dapat menyelesaikan pendidikan perkuliahan di Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semoga jerih payah Penulis ini dapat menjadi penyejuk kelelahan hati Ayahanda dan Ibunda selama ini.

11. Kepada abang Ilmi Ghozali, Amd dan kakak Siti Nurkhasana, SE terimakasih atas dukungan dan memberikan doa , motivasi, semangat, menghibur, perhatiannya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Kepada adik Penulis Winda Aulia dan Nurul Syah Dilla yang telah

memberikan do’a, motivasi, semangat, menghibur, dan perhatiannya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Belajarlah yang rajin untuk mencapai cita-cita dan agar berguna bagi Nusa, Bangsa, Agama, dan Orang Tua.


(50)

13. Untuk sahabat-sahabat Penulis Isnaini Hidayah, Vini Khairanita, Widia Pangestika, Riza Devianti, Intan Machda Elena Idrus yang selalu menjadi rekan terbaik selama masa kuliah.

14. Untuk teman-teman Penulis di Program Studi Diploma III Kesekretariatan stambuk 2012 yang telah melengkapi keindahan masa kuliah Penulis. Senang bisa berkenalan dengan kalian.

15. Untuk teman kelompok magang Penulis yaitu Rizki Putri Ananda, Rohayati, Dora Octavia yang telah memberikan kerjasama dan kesetiakawanan yang baik selama 6 minggu menjalani proses magang.

16. Untuk Orang special Penulis M. Yasir Abdullah Daulay, S.Pd.I yang telah meberikan kebahagian, isnpirasi, dan motivasi.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan Tugas Akhir ini.

Segala budi baik berupa bantuan, semangat dan kebahagiaan yang telah diberikan selama penulisan Tugas Akhir ini, kiranya mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT. Semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat bagi semua pihak. Wassalam.

Medan, Juni 2015 Penulis

SUCI MARDHOTILLAH


(51)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

1.6 Sistematika Pembahasan... 6

BAB II : PROFIL INSTANSI 2.1 Ruang Lingkup Perusahaan ... 8

2.1.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara ... 8

2.1.2 Visi, Misi, dan Makna Logo Perusahaan ... 11

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 14

2.3 Job Description ... 15

BAB III : PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Sekretaris ... 19

3.2 Peranan dan Tugas Sekretaris ... 20

3.3 Pengertian Kecerdasan Emosional ... 23

3.4 Komponen Kecerdasan Emosional ... 25

3.5 Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja ... 32

3.6 Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ) Pada Sekretaris ... 34

3.7 Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara ... 35

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 39

4.2 Saran ... 40


(52)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

Halaman

Gambar 2.1 Logo Kantor Wilayah Kementerian Agama ... 12 Gambar 2.2 Struktur Kantor Wilayah Kementerian Agama


(53)

DAFTAR TABEL

No. Judul

Halaman


(1)

pihak. Untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:

1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D sebagai PLT Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE,M.EC,AK sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM Ketua Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena. L. L Sibarani, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Endang Sulistyarini, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan perbaikan dalam proses penyelesaian Tugas Akhir, sehingga penulisan dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh Staff Pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya dosen Diploma III Kesekretariatan yang telah mendidik dan memberi ilmu yang bermanfaat bagi Penulis semoga Allah membalas jasa Bapak dan Ibu. 8. Bapak/Ibu Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dan Seluruh Staff Pegawai yang telah banyak


(2)

membantu Penulis dalam memperoleh data Instansi yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

9. Ibu Cici Andriana dan ibu Murnila, SE selaku mentor dan pembimbing selama Penulis melakukan magang di bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

10. Teristimewa untuk kedua orang tua Penulis yang teramat sangat Penulis sayangi dan banggakan yang merupakan motivasi terbesar Penulis, terimakasih Ayahanda Sakiman dan Ibunda Suyatmi dengan kasih sayangnya yang ikhlas telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan moril dan materi serta limpahan kasih sayang dan doa yang tiada henti serta pengorbanannya yang begitu besar dan tidak ternilai dari mulai Penulis belajar hingga dapat menyelesaikan pendidikan perkuliahan di Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semoga jerih payah Penulis ini dapat menjadi penyejuk kelelahan hati Ayahanda dan Ibunda selama ini.

11. Kepada abang Ilmi Ghozali, Amd dan kakak Siti Nurkhasana, SE terimakasih atas dukungan dan memberikan doa , motivasi, semangat, menghibur, perhatiannya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Kepada adik Penulis Winda Aulia dan Nurul Syah Dilla yang telah memberikan do’a, motivasi, semangat, menghibur, dan perhatiannya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Belajarlah yang rajin untuk mencapai cita-cita dan agar berguna bagi Nusa, Bangsa, Agama, dan Orang Tua.


(3)

13. Untuk sahabat-sahabat Penulis Isnaini Hidayah, Vini Khairanita, Widia Pangestika, Riza Devianti, Intan Machda Elena Idrus yang selalu menjadi rekan terbaik selama masa kuliah.

14. Untuk teman-teman Penulis di Program Studi Diploma III Kesekretariatan stambuk 2012 yang telah melengkapi keindahan masa kuliah Penulis. Senang bisa berkenalan dengan kalian.

15. Untuk teman kelompok magang Penulis yaitu Rizki Putri Ananda, Rohayati, Dora Octavia yang telah memberikan kerjasama dan kesetiakawanan yang baik selama 6 minggu menjalani proses magang.

16. Untuk Orang special Penulis M. Yasir Abdullah Daulay, S.Pd.I yang telah meberikan kebahagian, isnpirasi, dan motivasi.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan Tugas Akhir ini.

Segala budi baik berupa bantuan, semangat dan kebahagiaan yang telah diberikan selama penulisan Tugas Akhir ini, kiranya mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT. Semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat bagi semua pihak. Wassalam.

Medan, Juni 2015 Penulis

SUCI MARDHOTILLAH


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI ...

v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ...

ix

BAB I :

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ...

1

1.2

Perumusan Masalah ...

4

1.3

Tujuan Penelitian ...

4

1.4

Manfaat Penelitian ...

4

1.5

Sistematika Penulisan ...

5

1.6

Sistematika Pembahasan...

6

BAB II : PROFIL INSTANSI

2.1

Ruang Lingkup Perusahaan ...

8

2.1.1

Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Sumatera Utara ...

8

2.1.2

Visi, Misi, dan Makna Logo Perusahaan ...

11

2.2

Struktur Organisasi Perusahaan ... 14

2.3 Job Description ... 15

BAB III : PEMBAHASAN

3.1

Pengertian Sekretaris ...

19

3.2

Peranan dan Tugas Sekretaris ...

20

3.3

Pengertian Kecerdasan Emosional ...

23

3.4

Komponen Kecerdasan Emosional ...

25

3.5

Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja ...

32

3.6

Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)

Pada Sekretaris ...

34

3.7

Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja

Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Sumatera Utara ...

35

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 39

4.2 Saran ...

40


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

Halaman

Gambar 2.1 Logo Kantor Wilayah Kementerian Agama ... 12 Gambar 2.2

Struktur Kantor Wilayah Kementerian Agama


(6)

DAFTAR TABEL

No. Judul

Halaman