perkembangan anak. Karena sebenarnya anak usia Sekolah Dasar berada pada masa pergantian gigi dimana gigi susu akan berganti ke gigi permanen. Sehingga
diperlukan perhatian lebih khusus untuk gigi anak yakni dengan pemeriksaan 6 bulan sekali.
Hal ini sejalan dengan pendapat Pratiwi 2007 yang dikutip oleh Dian 2011 menunjukkan bahwa rendahnya pengetahuan kesehatan gigi orang tua mengakibatkan
perilaku mencari pengobatan ke Puskesmas yang disebabkan karena persepsi orang tua bahwa sakit gigi pada anak tidak perlu segera diobati, sehingga orang tua pada
umumnya membawa anaknya untuk berobat setelah terjadi pembengkakan pada daerah gusi dan pipi anak
5.2.2. Sikap Ibu Siswai SDN 054936 Wonorejo Mengenai Pelayanan Kesehatan
Gigi dan Mulut
Pengertian sikap menurut Notoatmodjo 2003 merupakan kesiapan untuk bertindak. Sikap belum merupakan suatu tindakan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup. Berdasarkan tabel 4.8. diketahui bahwa sebagian besar tingkat sikap ibu
terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut ada pada kategori sedang. Berdasarkan tabel 4.7. diketahui bahwa sebagian besar ibu tidak setuju dengan anggapan bahwa
penyakit gigi dan mulut dapat diobati sendiri di rumah, tidak setuju terhadap lokasi Puskesmas dan menganggap lokasi Puskesmas tidak strategis.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengamatan peneliti, Puskesmas Desa Lama berada 14 km dari jalan utama. Dengan akses terbatas untuk menuju kesana yaitu dengan becak dan ojek
sepeda motor. Transportasi angkutan umum tidak melewati Puskesmas ini. Penulis berasumsi bahwa hal inilah yang menjadi pertimbangan Ibu untuk
membawa anak ke pelayanan kesehatan gigi Puskesmas. Yaitu karena keterbatasan akses menuju ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Sehingga walaupun mayoritas
rumah responden berjarak cukup dekat, namun transportasi menuju ke pelayanan juga menjadi pertimbangan untuk memanfaatkan pelayanan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Dian 2011 yang menunjukkan bahwa jarak rumah berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi dan mulut.
Diketahui sebagian besar ibu bersikap setuju terhadap petugas kesehatan yang terkesan baik dan setuju bahwa biaya berobat gigi di Puskesmas cukup terjangkau.
Berkaitan dengan hal ini, peneliti berasumsi bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan dari petugas yakni bagaimana petugas melakukan pendekatan terhadap
responden akan meninggalkan kesan dan pengalaman baik terhadap responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar 1999 menjelaskan suatu pelayanan
kesehatan harus memiliki berbagai persyaratan pokok antara lain salah satunya adalah pelayanan yang terjangkau affordable oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya
pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. .
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Kepercayaan Ibu Siswai SDN 054936 Wonorejo Mengenai Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut