5.1.4. Penghasilan
Sebagian besar 78,0 penghasilan suami di bawah UMR Provinsi Sumatera Utara Rp 2.037.000,-per bulan. Hal ini dikarenakan bahwa pada
umumnya jenis pekerjaan suami adalah sebagai petani, berdagangwiraswasta dan buruh tani, dimana penghasilan yang mereka dapatkan rendah. namun ekonomi
dalam hal ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan. Penghasilan yang rendah akan menyebabkan kemiskinan yang sangat
membahayakan kesehatan manusia jasmani, rohani, ekonomi dan sosial karena miskin, orang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan makanan yang sehat, yang
akan melemahkan daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang sesuatu penyakit. Oleh karena itu perkembangan dalam bidang kesehatan harus pula sejalan dengan
perkembangan dalam bidang sosio-ekonomi. Usaha-usaha kesehatan harus diselenggarakan agar keadaan sosio-ekonomi mendapat kemajuan, sebaliknya
pula hanya dalam keadaan sosio-ekonomi yang baiklah usaha-usaha kesehatan dapat berkembang dengan sebaik-baiknya.
Hasil penelitian Ediyana 2000 menunjukkan bahwa penghasilan keluarga mempunyai hubungan yang kuat terhadap status imunisasi pada anak. Rahmadewi
1994, ada hubungan bermakna ekonomi dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak dan sesuai dengan teori Green 1980 dalam Notoatmodjo, 2010 yang
menyatakan bahwa ekonomi merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya perubahan perilaku kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5.1.5. Karakteristik Responden Tentang Dukungan instrumental suami Penyediaan Materi dan Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar sikap suami tentang penyediaan materi dan pelayanan tentang imunisasi pada bayi berada
dikategori kurang yaitu sebesar 52,0 dan kategori sedang sebesar 44,0 sementara kategori baik hanya sebesar 4,0. hal ini menunjukkan bahwa
pemberian biaya dan pelayanan terhadap kelengkapan imunisasi bayi masih kurang dikarenakan suami beranggapan bahwa setiap imunisasi biaya gratis dan
dalam hal pemberian pelayanan imunisasi adalah suatu pekerjaan seorang istri dan sudah menjadi kewajiban seorang istri untuk membawa bayi imunisasi dan tidak
seharusnya untuk selalu didampingi. Dalam permasalahan mengenai pemberian biaya transportasi dan
pembayaran imunisasi bayi suami tidak pernah memberikannya kepada istri dikarenakan suami setiap bulan memberi biaya kebutuhan keluarga, bisa dilihat
dari status pekerjaan suami kebanyakan berdagangwiraswasta dan berpenghasilan rendah. Dan jika dilihat dari pelayanan dalam hal membawa bayi saat imunisasi
dikatakan kurang disebabkan karena suami sibuk bekerja dan dapat dilihat dari status pekerjaan suami paling banyak berdagangwiraswasta dan rata-rata
berpenghasilan rendah, dimana kondisi dan jadwal imunisasi dilaksanakan pada pagi hari pukul 09:00 - 14:00 wib, sehingga suami tidak dapat membawa bayi
imunisasi. Hasil penelitian Maimunah 2013, Pengaruh dukungan instrumental terhadap
kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada analisis bivariat diperoleh hasil uji Chi Square yakni p value= 0,306. Nilai p value itu secara statistik menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar.
Hasil penelitian Nasution 2006, menunjukkan bahwa sebanyak 82 orang 83,7 mempunyai sikap yang baik terhadap imunisasi polio, 5 orang responden
5,1 memiliki sikap sedang terhadap imunisasi polio, dan responden memiliki
sikap yang kurang sebanyak 11 orang 11,2.
Masalah pengertian dan pemahaman orang tua terutama suami dalam program imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika
pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan. Dalam dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan
langsung seperti pemberian uang materi, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi kecemasan karena individu
dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan dalam mengatasi masalah yang
dianggap dapat dikontrol.
5.1.6. Karakteristik Responden Tentang Dukungan informasional suami Pemberian Informasi dan Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar dukungan informasional suami terhadap pemberian informasi dan pengetahuan tentang
imunisasi pada bayi pada kategori sedang yaitu sebesar 86.0, sementara kategori baik hanya sebesar 14.0. Hal ini dikarenakan adanya beberapa
kesalahpahaman suami tentang imunisasi, dimana masih banyak suami tidak setuju dengan pemberian vaksin imunisasi pada bayi mereka karena suami tidak
percaya dengan keamanan vaksin imunisasi tersebut yang didasari atas
Universitas Sumatera Utara
kekhawatiran akan efek samping obat vaksin. Peneliti beranggapan sebaiknya dilakukan pendekatan atau penyuluhan khususnya kepada suami pada waktu
adanya perwiritan atau partamiangan, dilakukan kegiatan ini berguna untuk bertambahnya wawasan atau pengalaman dan pengetahuan suami akan
kelengkapan imunisasi dasar bayi dan para suami tidak lagi berpikiran jelekburuk bahwa penyebab sibayi demam setelah selesai imunisasi diakibatkan karena obat
yang disuntikan, akan tetapi karena efek samping dari obat vaksin yang diberikan pada bayi.
Hasil penelitian Maimunah 2013, Pengaruh dukungan informasional terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada analisis bivariat diperoleh
hasil uji Chi Square yakni p value= 0,001. Nilai p value itu secara statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan
informasional terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar. Hasil penelitian Nasution 2006, diketahui responden yang mempunyai
pengetahuan bahwa penyakit polio sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian berjumlah 77 orang 78.6, dan yang tidak berjumlah 21 orang
21,4. Menjadi suatu kewajaran dalam hal cakupan imunisasi masih rendah di
daerah penelitian bahkan masih jauh di bawah angka cakupan imunisasi nasional, dikarenakan selama ini penyuluhan hanya diberikan pada ibu-ibu saja, sementara
penyuluhan tentang imunisasi kepada suami tidak pernah dilakukan, padahal suami sebagai tunggak dalam rumah tangga dan sebagai pemutus ataupun bisa
menjadi agen perubahan di dalam program imunisasi. Walaupun ibu-ibu
Universitas Sumatera Utara
mendukung program imunisasi, tetapi jika suami tidak mendukung maka program imunisasi bisa tidak terlaksana karena para ibu-ibu menjadi ketakutan pada suami.
Sebagai contoh anak sakit setelah diimunisasi maka suami akan marah karena pengetahuan suami tentang imunisasi sangat rendah dan mempunyai sikap kurang
mendukung, sehingga dalam tindakan suami sangat rendah. Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, pengetahuan, petunjuk, saran atau umpan balik
tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.
5.1.7 Karakteristik Responden Tentang Dukungan Emosional suami Rasa Empati dan diperhatikan