DfN = Discounting Factor yang digunakan, yang menghasilkan present value negatif.
PVP = Present Value positif PVN = Present Value negative
2.5. Penelitian Sebelumnya
Santosa 2006 melakukan penelitian tentang Pola Pengelolaan Sumber Daya Air di Sistem Kedung Ombo: Tinjauan Terhadap Aspek Kelembagaan. Kendala
utama yang ditemukan dalam koordinasi antar lembaga dalam pengelolaan sumber daya air di sistem Waduk Kedung Ombo terutama terkait dengan aspek tindak lanjut
dan kepatuhan. Oleh karena itu perlu dibentuk suatu sistem dan mekanisme koordinasi antar lembaga yang lebih adaptif, didukung oleh semua pihak, dan
memiliki kekuatan dalam banyak aspek, mulai dari kekuatan hukum hingga kekuatan dalam pembiayaan kegiatan. Pola pengelolaan akan lebih tepat dikembangkan dalam
wujud suatu lembaga baru, merujuk pada Draft Revisi PP 252000 ada istilah “Komisi Air”, dan di dalam UU 72004 ditemukan istilah “Dewan Sumber Daya
Air”. Suroso, Nugroho, dan Pamuji 2007 melakukan penelitian dengan judul:
Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Banjaran Untuk Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Pengelolaan Air Irigasi di Daerah Irigasi Banjaran Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air di sungai Banjaran saat ini masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di DI Banjaran. Pemanfaatan
Jaringan irigasi untuk pelayanan air irigasi kurang maksimal. Efisiensi pemakaian air
Universitas Sumatera Utara
irigasi sangat rendah. Pemakaian air irigasi di daerah hulu cenderung berlebihan dan pemakaian air irigasi di tengah bahkan di hilir sangat kekurangan air.
Dewi dan Hendayana 2007 melakukan Kajian Efisiensi Dan Efektivitas Operasional Jaringan Irigasi Mendukung Produktivitas Usahatani Padi Sawah di
Daerah Irigasi Pengasih Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Hasil pengkajian menunjukkan: a Daerah irigasi Pengasih mempunyai luas jaringan sekitar 2120 ha,
meliputi 30 desa dalam lima kecamatan, yaitu Kecamatan Pengasih 86 ha, Wates 624 ha, Panjatan 223 ha, Kokap 34 ha dan Temon 1153 ha; b Jumlah
kelompok P3A terangkum ke dalam dua Gabungan P3A GP3A yakni GP3A Pengasih Timur dan GP3A Pengasih Barat dengan luas jaringan masing-masing 716
ha dan 1404 ha; c Dalam kurun waktu satu tahun 2002 – 2003 pengelolaan irigasi di wilayah tersebut menunjukkan adanya penurunan efisiensi teknis dengan indikator
kenaikan PIA, PIR dan PAR masing-masing mencapai 0,76 ltdtha 82,6; 1,11 ltdtha 83,4 dan 1,11 ltdtha 83,4, sementara itu dari segi efektivitasnya
meningkat dari 89 pada tahun 2002 menjadi 91 di tahun 2003; d Tingkat efisiensi dan efektivitas operasi jaringan irigasi di lokasi pengkajian masih
berpeluang untuk ditingkatkan kembali melalui upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani pengelola irigasi melalui pelatihan, utamanya menyangkut aspek
perencanaan, implementasi dan monitoring. Peran pemerintah daerah untuk mendorong instansi terkait berpartisipasi dalam mengelola irigasi, masih tetap
diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Berpikir