Epidemiologi Obesitas Etiologi Obesitas

2.2. Obesitas sebagai Faktor Risiko Sindroma Metabolik 2.2.1. Definisi Obesitas Obesitas merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain faktor makanan, faktor genetik, faktor hormonal atau metabolisme, faktor psikologis dan faktor aktivitas fisik. Dalam setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, penyekat panas dan fungsi lainnya. Rata- rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibanding pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30 pada wanita dan 18-23 pada pria Arisman, 2008. Pada dasarnya obesitas berbeda dengan kelebihan berat badan atau overweight. Kegemukan dapat juga diartikan penimbunan lemak tubuh yang berlebihan sehingga berat badan remaja jauh diatas normal mencapai 20 dari berat badan ideal, sedangkan kelebihan berat badan overweight adalah suatu keadaan terjadinya penimbunan lemak secara berlebih, hingga berat badannya mencapai 10-20 dari berat badan ideal. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh 25 pada pria dan 33 pada wanita Reilly J.J., 2006

2.2.2. Epidemiologi Obesitas

Obesitas adalah suatu masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius di seluruh dunia karena berperan dalam meningkatnya morbiditas dan mortalitas Flegal et al., 2001. Prevalensi obesitas meningkat di setiap negara. Sebagai contoh, di Amerika Serikat prevalensi meningkat dari 12 pada tahun 1991 menjadi 17,8 pada tahun 1998. Obesitas meningkat di setiap negara, pada setiap jenis kelamin, dan pada semua kelompok usia, ras, dan tingkat pendidikan Arisman, 2008

2.2.3. Etiologi Obesitas

Faktor-faktor penyebab obesitas masih terus diteliti. Baik faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas Mahan et al., 2000. Faktor lingkungan antara lain pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu, status sosial dan Universitas Sumatera Utara ekonomi juga dikaitkan dengan obesitas. Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami malnutrisi. Sebaliknya, individu dari keluarga dengan status sosial ekonomi lebih tinggi biasanya menderita obesitas. Kini diketahui bahwa sejak tiga dekade terakhir, hubungan antara status sosial ekonomi dengan obesitas melemah karena prevalensi obesitas meningkat secara drastis pada setiap kelompok status sosial ekonomi Zhang, 2004. Faktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui pengaruh hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh Mahan et al., 2000. Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas upper body obesity dan obesitas tubuh bagian bawah lower body obesity Vague J., 2006. Obesitas tubuh bagian atas merupakan penimbunan lemak tubuh di truncal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada truncal, yaitu truncal subcutaneus yang merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal abdominal, dan retroperitoneal Tchernof A., 2007. Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini lebih dikenal sebagai “android obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah Boivin et al., 2007. Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “gynoid obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita Bergman et al., 2001.

2.2.4. Pengukuran Antropometri sebagai Skrining Obesitas

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN TEKANAN DARAH PADA SUBJEK USIA DEWASA

5 21 62

HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA LAKI LAKI DEWASA

0 17 58

HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR GULA DARAH POSTPRANDIAL PADA ANGGOTA Hubungan Antara Ukuran Lingkar Pinggang Dengan Kadar Gula Darah Postprandial Pada Anggota Kepolisian Resor Karanganyar.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR GULA DARAH POSTPRANDIAL PADA ANGGOTA Hubungan Antara Ukuran Lingkar Pinggang Dengan Kadar Gula Darah Postprandial Pada Anggota Kepolisian Resor Karanganyar.

0 1 16

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG – PANGGUL DENGAN TEKANAN DARAH PADA GURU SMA N 1 WONOSARI KLATEN Hubungan Rasio Lingkar Pinggang – Panggul Dengan Tekanan Darah Pada Guru SMA N 1 Wonosari Klaten.

1 3 14

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 5 174

Hubungan antara Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran.

0 1 2

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah - USD Repository

0 0 83

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa - USD Repository

0 0 91

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap tekanan darah pada diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung - USD Repository

0 0 145