BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lima penyakit utama yang banyak menyebabkan kematian pada penduduk di Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi darah kardiovaskular dengan
persentase sebesar 50, penyakit infeksi dengan persentase sebesar 29,5, kondisi tertentu pada masa perinatal dengan persentase sebesar 12,2, penyakit
sistem pernapasan dengan persentase sebesar 12,2, dan penyakit sistem pencernaaan dengan persentase sebesar 11,5 Kemkes RI 2010: 51.
Pada tahun 1995, WHO World Health Organization menyatakan bahwa di dunia, penyakit kardiovaskular merupakan sebab kematian terbesar di negara
berkembang. Diperkirakan penyakit kardiovaskular merupakan 50 sebab kematian di negara industri maju dan ¼ kematian di negara berkembang Boedhi
Darmojo 2006:262. Menurut survei kesehatan rumah tangga, prevalensi penyakit
kardiovaskular menduduki urutan ke-10 pada tahun l980 dengan prevalensi sebesar 5,2 dan meningkat menjadi sebesar 6,3 diurutan ke-8 pada tahun 1986
peningkatan kurang lebih 21,2. Prevalensi sebagai penyebab kematian juga meningkat. Pada tahun 1980 penyakit kardiovaskular menempati peringkat ke-3
dengan persentase sebesar 9,9, peringkat ke-2 pada tahun 1986 dengan persentase sebesar 9,7 dan peringkat pertama pada tahun 1990 dengan
persentase sebesar 16,5 Sarwono Waspadji, dkk 2003:41. Salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular ialah hipertensi. Oleh
karena itu, untuk menurunkan angka morbiditas dan angka mortalitas karena penyakit kardiovaskular adalah dengan memperbaiki keadaan hipertensi M.N.
Bustan 1997:31. Sebuah studi epidemiologi membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri
khas pada populasi pasien yang hipertensi. Dibuktikan juga bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan timbulnya hipertensi dikemudian hari
Slamet Suyono, 2001:458.
Universitas Sumatera Utara
Dalam studi Farmingham 2007 disebutkan bahwa hipertensi terjadi 65 pada wanita dan 78 pada pria dan berhubungan langsung dengan peningkatan
berat badan dan obesitas. Jean Vague 2006 merupakan ilmuwan pertama yang mengemukakan adanya hubungan erat antara perbedaan morfologi tubuh atau tipe
distribusi lemak tubuh dengan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan faktor risiko obesitas.
Hal ini juga berkaitan dengan Sindrom Metabolik, di mana menurut WHO tahun 1999, Sindrom Metabolik merupakan kelainan metabolik yang meliputi
hipertensi, hiperlipidemia, obesitas umum dan sentral, dan mikroalbuminuria.
Dalam sebuah studi prospektif diungkapkan bahwa obesitas tubuh bagian atas obesitas abdominal berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa
diabetes melitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia, dan gout dibandingkan obesitas tubuh bagian bawah Boivin et al., 2007; Tchernof A.,
2007; Semiardji, 2004; Widjaya et al., 2004. Terdapat berbagai metode pengukuran antropometri tubuh yang dapat
digunakan sebagai skrining obesitas. Metode tersebut antara lain pengukuran indeks massa tubuh, lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar lengan, lingkar
leher, serta perbandingan lingkar pinggang dan lingkar panggul. Lingkar pinggang merupakan pengukur distribusi lemak abdominal yang mempunyai hubungan erat
dengan indeks massa tubuh Bell et al., 2001. Studi Farmingham 2007 memperlihatkan bahwa peningkatan lingkar
pinggang merupakan prediktor sindroma metabolik yang lebih baik dibandingkan indeks massa tubuh. Lingkar leher sebagai salah satu indeks distribusi lemak
subkutan pada tubuh bagian atas mempunyai hubungan erat dengan faktor risiko kardiovaskular Sjostrom et al., 2001. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
lingkar leher sebagai salah satu indeks distribusi lemak tubuh bagian atas mungkin dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu dengan kelebihan berat
badan atau obesitas. Menurut penelitian Yuyun Rindiastuti 2009, di antara lingkar leher dan
lingkar pinggang, ada hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi tekanan darah. Oleh karena latar belakang di atas, maka penulis terdorong untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan penelitian mengenai hubungan antara rasio lingkar leher-lingkar pinggang terhadap tekanan darah.
1.2. Rumusan Masalah