Keadaan Hadits Mulai Permulaan Abad VI H Sampai Tahun 656 H

a. Musnad oleh Ahmad bin Hanbal 164-241 H b. Musnad oleh Ahmad bin Rawahaih 161-238 H. 3. Pengarang menghimpun hadits-hadits secara bab-bab seperti kitab fiqh dan tiap bab memuat hadits-hadits yang sama maudhu’nyamasalahnya. Misal: bab shalat, bab zakat, dan sebagainya. Sistem pembukuan hadits yang ketiga ini menurut nilainya dibagi 2 macam: a. Hanya menghimpun hadits yang shahih saja Contoh: Imam BukhariMuslim dalam kitab Shahihain b. Menghimpun hadits yang shahih dan tidak shahih hasan Contoh: Imam Nasa’i cs. dalam kitab-kitab sunan.

F. Keadaan Hadits Mulai Permulaan Abad VI H Sampai Tahun 656 H

Menurut Adz-Dzahabi, tahun 300 H dipandang sebagai tahun pemisah antara ulama Mutaqaddimin dan Mutaakhirin, sebab karya ilmiah mereka dalam lapangan hadits berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut: 1. Ulama Mutaqaddimin yang hidup sebelum 300 H, karya ilmiah mereka yang berupa kitab hadits itu sepenuhnya tas usaha menghimpun, penilaian sendiri atas kemampuan sendiri. 2. Ulama Mutaakhirin yang hidup sesudah 300 H, menghimpun hadits dengan berpegang pada kitab yang sudah ada, usaha mereka terbatas pada penyusunan hadits secara lebih sistematis. Masa VI ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Keadaan Hadits pada Abad IV H Hadits ini dihimpun atas usaha sendiri: a. Al-Hakim Menurut Adz-Dzahabi, ¾ hadits Al-Hakim benar-benar shahih dan ¼ dhaif. Beliau pernah menjadi hakim. 31 b. Ad-Daruquthni Karangannya: Al-Ilzaamaatu, dan sebagainya. c. Ibnu Hibban Karangannya: Al-Mustadushshahii’i, dan sebagainya. Kitab ini tidak disusun secara bab maupun secara musnad tetapi terdiri dari lima bagian: 1 Tentang perintah-perintah 2 Tentang larangan-larangan 3 Tentang berita-berita 4 Tentang hal-hal yang mubah. 5 Tentang perbuatan-perbuatan Nabi. d. Ath-Thabrani Karangannya: Al-Mu’jam ialah kitab hadits yang disusun menurut kitab nama sahabat Nabi atau nama guru di pengarang atau kota-kota di mana hadits itu didapat. 2. Keadaan hadits mulai bad V sampai dengan 656 H Hadits ini terbatas pada penghimpunan dan penyusunan hadits secara sistematisteratur. Karya ilmiah ulama hadits pada masa ini antara lain: a. Menghimpun hadits-hadits yang terdapat dalam kitab shahihain dalam satu kitab, disusun oleh Ibnu Furat dan Al-Baghowi b. Menghimpun hadits-hadits dari kitab sittah dalam satu kitab Disusun oleh Ibnu Atsir Al-Jazari dalam kitab: عمَاج لوصلا ثيدَاحل لوسرلا c. Menghimpun hadits-hadits menurut bidangnya. Hadits hukum oleh Ibnu Taimiyah diambil dari hukum dari kitab sittah dan kitab musnad Ahmad bin Hambal diberi syarah oleh Imam Syaukani. 32 d. Pengarang menyusun kitab “Al-Athraf” ialah suatu kitab hadits di mana pengarang menyebutkan sebagian permulaan dari tiap hadits itu dapat menunjukkan sisanyakelanjutannya, antara lain: 1 Athraf ash-Shahihain oleh Abu Na’in Ahmad bin Abdullah Al- Asfahany wafat tahun 430 H. 2 Athraf As-Sunan Al-Arba’ah oleh Ibnu Asakir wafat tahun 571 H dalam 3 jilid dan disusun secara alfabetis. 3 Athraf al-Kutub as-Sittah oleh Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi wafat tahun 508 H.

G. Keadaan Hadits Mulai Tahun 656 H Sampai Sekarang