Keadaan Hadits pada Abad II H Tahun 101 HTahun 200 M

pembukuan hadits pada masa ini ia si pengarang menghimpun semua hadits mengenai masalah yang sama dalam satu kitab karangan, contoh: hadits mengenai shalat saja.

D. Keadaan Hadits pada Abad II H Tahun 101 HTahun 200 M

Penulisan hadits yang dirintis oleh Ibnu Hazm dan Ibnu Syihab Az-Zuhri tahun 100 H, diteruskan oleh ulama hadits pada masa ini pertengahan abad II H, bersamana dengan penghimpunan ilmu-ilmu agama, antara lain ilmu fiqh, ilmu kalam. Masa ini disebut “asrul al tadwin” masa pembukuan. Ulama hadits yang menghimpun hadits pada masa ini adalah: 1. Ibnu Juraij wafat tahun 150 H di Makkah 2. Al-Auza’i di Syiria wafat tahun 156 H 3. Syufyan Ats Tsauri di Kufah wafat tahun 161 H 4. Imam Malik di Madinah wafat tahun 179 H. Menurut Dr. Ahmad Amin yang menjadi pelopor adalah Ibnu Juraij, karena ia lebih dhaulu wafatnya tahun 150 H dan tinggal di Makkah. Sistem pembukuan hadits pada masa ini ialah si pengarang menghimpun hadits-hadits mengenai masalah yang sama dalam satu bab, kemudian bab ini dikumpulkan dengan bab lain yang berisi masalah yang lain dalam satu karangan dan dalam kitab ini masalah bercampur antara hadits dengan fatwa sahabat dan tabi’in. Golongan pemalsu hadits pada masa ini, ada 3 yaitu: 1. Golongan politik permulaan abad II H Contoh: Gerakan bawah tanah dari golongan Abbasiyah dan Syiah dan lain- lain, yang bertujuan merebut kekuasaan dari tangan dinasti Umayyah. 2. Golongan tukang cerita Golongan ini besar pengaruhnya, mereka dihormati dan dipercaya. 28 Contoh: cerita Nabi Adam, karena tingginya, sampai kepalanya terbentur langit sehingga botak kepalanya, dan waktu diturunkan ke dunia menangisi surga sampai air matanya menjadi lautan dan dapat dilayari oleh perahu. 3. Golongan zindiq Menciptakan hadits untuk memfitnah dan kekacaquan di kalangan umat Islam dan kepercayaan akidah. Contoh: Katanya Nabi pernah bersabda yang artinya “Tuhan menciptakan malaikat dari rambut dan hastanya dan rambut dadanya”. Ulama hadits yang berhasil mengungkapkan hadits palsu yaitu: 1. Yahya bin Sa’id Al-Qaththan wafat 189 H 2. Abdurrahman bin Mahdi wafat tahun 198 H. Imam Syafi’i menolak hadits pendapat ketiga golongan tersebut dalam kitab Al-Umm karanganb Imam Syafi’i Juz VII hal 254 dan seterusnya.

E. Keadaan Hadits dalam Abad III H