Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit Di Kebun BA Gerpang PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk

(1)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN BAGERPANG PT .PP.LONDON

SUMATRA INDONESIA Tbk. TUGAS AKHIR

M. ANSHARI ICHWAN 102407088

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN BAGERPANG PT .PP.LONDON


(2)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya

M. ANSHARI ICHWAN 102407088

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN

BAGERPANG PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk.

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : M. ANSHARI ICHWAN

NIM : 102407088

Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2013

Diketahui Oleh,

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Prof. Dr. Tulus, M.Si. Drs. Open Darnius, M.Sc.


(4)

PERNYATAAN

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN BAGERPANG PT.PP. LONDON

SUMATRA INDONESIA Tbk. TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2013

M. ANSHARI ICHWAN 102407088


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang,dengan limpah karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs.Open Darnius ,M.Sc. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas

akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Drs.faigiziduhu Bu’ulolo ,M.Si dan Bapak

Drs.Suwarno Ariswoyo ,M.Si.Phd dan Ibu Dra.Mardiningsih ,M.Si selaku ketua dan sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayahanda Nizaruddin S.Pd, Ibu Hayatati Lubis S.Pd, dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang di perlukan Semoga Tuhan Yang maha Esa akan membalasnya.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Lokasi Penelitian 3

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3

1.6 Metode Penelitian 3

1.7 Sistematika Penelitian 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Regresi Linier Sederhana 9

2.2 Regresi Linier Berganda 10

2.3 Kesalahan Standar Estimasi 14

2.4 Uji Regresi Linier Berganda 14

2.5 Koefisien Determinasi Berganda dan Koefisien Korelasi Berganda 15 2.5.1 Koefisien Determinasi 15 2.5.2 Koefisien Korelasi 16

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT.PP. LONDON SUMATRA

INDONESIA Tbk.

3.1 Gambaran Umum Perusahaan 19

3.2 Tujuan, Visi, dan Misi Perusahaan 23

3.2.1 Tujuan Perusahaan 23

3.2.2 Visi Perusahaan 23

3.2.3 Misi Perusahaan 23


(7)

3.5 Struktur Organisasi Perusahaan 31 3.5.1 Dewan Komisaris (Board of Comissioner) 32 3.5.2 Presiden Direktur (President Director) 33 3.5.3 Head of Goverment and Community Relations 33 3.5.4 Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs 34 3.5.5 Head of Coorporate Communications 34

3.5.6 Head of Investor Relations 35

3.5.7 Head of Internal Audit and Risk Management 35

3.5.8 Head of Human Resources 36

3.5.9 Head of General Services 36

3.5.10 Head of Security 37

3.5.11 Head of Treasury 37

3.5.12 Head of Accounting and Tax 38

3.5.13 Head of Procurement and Logistic 38 3.5.14 Co-Head of Procurement and Logistic 39 3.5.15 Head of Project Management Office 39 3.5.16 Head of Information System and Business Process 40

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Yang Diperoleh 41

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 45

4.3 Kesalahan Standar Estimasi 46

4.4 Uji Regresi Linier Berganda 46

4.5 Koefisien Determinasi 48

4.6 Koefisien Korelasi 49

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan 51

5.2 Saran 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi. 16

Tabel 4.1 Data Hasil Produksi Kelapa Sawit, Luas Lahan, Curah Hujan, 42 Tenaga Kerja, dan Dosis Pupuk.


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya dengan sumber daya alam dan dengan bermacam keunikan dan keindahan yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.

Negara Indonesia mempunyai stuktur tanah dan curah hujan yang cocok bagi tanaman kelapa sawit, sehingga dijadikan sebagai produsen kelapa sawit dunia. Kelapa sawit memberikan nilai tambah devisa disektor non migas.

Hasil produksi usaha perkebunan kelapa sawit, selain sebagai bahan baku industri minyak goreng, juga sebagai bahan baku industri oleochemical yang cukup kompetitif dan luas. Oleh sebab itu, arah pengembangan produksi perkebunan kelapa sawit selama ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor. Seiring pesatnya perkembangan industri berbahan baku hasil produksi kelapa sawit (CPO dan PKO), antara lain untuk biodiesel, maka arah pengembangan produksi adalah pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor, sedangkan untuk kebutuhan biodiesel perlu dipersiapkan pengembangan baru yang tidak mengganggu kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan peranan kelapa sawit, maka dilakukanlah usaha-usaha untuk peningkatan produktivitas kelapa sawit. Dalam hal ini penulis mencoba untuk menganalisa hasil produksi kelapa sawit dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi


(11)

hasil produksi kelapa sawit diantaranya adalah luas lahan, curah hujan, pemakain pupuk, dan tenaga kerja.

Dari faktor yang ada, akan dianalisa bagaimana pengaruh dan hubungan antara produksi dengan faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan metode Analisis Regresi Linier Berganda.

Dari uraian diatas, penulis memilih judul “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit di Kebun Bagerpang PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang timbul dari penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara beberapa faktor yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit di kebun bagerpang PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Adapun faktor yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit diantaranya adalah luas lahan, curah hujan, pemakaian pupuk, dan tenaga kerja.

1.3 Batasan Masalah

Penulis membuat batasan permasalahan dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi produksi akasia, yakni penulis hanya mengambil dua faktor yang dianggap paling mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit, yaitu pengaruh luas lahan dan curah hujan terhadap produksi kelapa sawit di PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Lalu akan analisa secara regresi linier berganda (multiple) dan akan dicari apakah faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi


(12)

kenaikan produksi kelapa sawit, sehingga nantinya akan diperoleh persamaan penduga yang layak digunakan.

1.4 Lokasi Penelitian

Pengambilan data melalui ijin PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Yang berada di jln. Jend. Ahmad Yani no.2 , Medan, dan data diambil dari data kebun bagerpang PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA yang terletak di Kec. Batu Lokong, Deli Serdang.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dalam pembahasan ini adalah untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang diperoleh secara sistematis dan efisien untuk memecahkan suatu masalah sehingga memperoleh suatu kesimpulan yang dapat dipakai untuk program kerja selanjutnya.

Dengan data yang ada, maka akan diketahui keadaan produksi kelapa sawit yang dapat memberikan gambaran dan masukan pada perusahaan khususnya di kebun bagerpang PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah : Dapat mengaplikasikan ilmu dengan membandingkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu penelitian, sehingga tujuan penelitian tersebut tercapai.


(13)

Pengumpulan data bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun

dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

Telah disebutkan bahwa ada dua hal yang berkaitan dengan penelitian yaitu membedakan dan menghubungkan, apabila yang ingin diketahui ada tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain peneliti akan mengujinya lewat eksperimen. Namun bila yang ingin diketahui adalah seberapa besar kekuatan hubungan yang terjadi antara dua variabel atau lebih, maka studinya akan menoreh pada hubungan. Menurut Tuckman (1976) studi hubungan yang melibatkan regresi bukan studi tentang kualitas, oleh karena itu bila masalah yang dirumuskan mengenai apakah terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, maka analisa yang didapatkan dalam pengujian hipotesi seperti ini adalah regresi.

Untuk analisa regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel tidak bebas. Variabel yang mudah didapat atau tersedia sering digolongkan dalam variable bebas, sedangkan variable yang terjadi karena variabel bebas itu merupakan variabel tidak bebas.

Teknik dan Analisa Data :

Metode yang digunakan adalah dengan metode hitung korelasi dan regresi. a. Regresi Ganda

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih


(14)

dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.

Untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan dengan

)

1

(

...

, 2 ,

1

x

x

k

x

k sedangkan variabel tidak bebas dinyatakan dengan Y

k k

o bx b x b x

b

Y 1 1 2 2 ....

Dengan :

Y

= variabel tidak bebas (dependent)

b

o

,...,

b

k koefisien regresi

k

x

x

1

,...,

variabel bebas (independent)

Koefisien-koefisien

b

o

,...,

b

kdapat dihitung dengan menggunakan

persamaan: ) ( ... ... ... ) ( ... ) ( ... 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 ki k ki i ki i ki o i ki ki i k i i i i o i i ki i k i i i i o i i ki k i i o X b X X b X X b X b Y X X X b X b X X b X b Y X X X b X X b X b X b Y X X b X b X b n b Y

b. Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan


(15)

estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya.

Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:

1 )

( 2

,..., 2 , 1 ,

k n

Y Y

Sy k i

Dengan: Yi adalah nilai data sebenarnya, Yi adalah nilai taksiran.

c. Koefisien Korelasi Linier Ganda

Menguji keberartian regresi linier ganda dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari. Hipotesa:

Ho : Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang dipengaruhi. H1 : Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua Variabel yang mempengaruhi terhadap variabe lyang dipengaruhi. d. Koefisien Korelasi

Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:


(16)

bebas tidak Variabel Y bebas Variabel X X dan Y antara korelasi Koefisien r dengan Y Y n X X n Y X Y X n r i ki yx i i ki ki i ki i ki yx : } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, lokasi penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai konsep dan definisi dari analisa regresi, sebagai landasan teori untuk diaplikasikan dalam pengolahan data yang tepat.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang sejarah singkat berdirinya perusahaan beserta struktur organisasi tempat riset dilakukan.


(17)

BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang penganalisaan dan pengolahan data angka yang telah diperoleh, hingga nantinya mendapatkan kesimpulan.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini dipaparkan mengenai langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan sistem komputerisasi.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari seluruh pembahasan yang didapat.


(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

Pada dasarnya analisa regresi diinterpretasikan sebagai suatu analisa yang berkaitan dengan studi ketergantungan (hubungan kausal) dari suatu variabel tak bebas (Dependent Variable) atau disebut juga variabel endogen dengan satu atau lebih variabel bebas (Independent Variable) tau disebut juga variabel eksogen µdengan maksud untuk menduga atau memperkirakan nilai-nilai dari variabel tak bebas. Penentuan variabel mana yang bebas dan mana yang tak bebas dalam beberapa hal tidak mudah dilakukan. Variabel yang mudah didapat Atau tersedia sering digolongkan kedalam variabel bebas sedangkan variabel yang terjadi setelah variabel bebas itu merupakan variabel tak bebas. Untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan dengan

x

1,

x

2,

...

x

k

(

k

1

)

sedangkan variabel tidak bebas dinyatakan dengan Y.

Regresi yang sederhana untuk populasi dengan sebuah variabel bebas yang dikenal dengan regresi linier sederhana dengan model :


(19)

akan ditaksir harga-harga dan oleh a dan b sehingga didapat persamaan regresi menggunakan data sampel :

Maka Koefisien untuk regresi linier sederhana dapat dihitung dengan rumus:

Jika terlebih dahulu dihitung koefisien , maka koefisien dapat pula ditentukan oleh rumus:

=

Dengan dan masing-masing rata-rata untuk variabel-variabel X dan Y.

2.2 Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis regresi sederhana. Analisis Regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai Y atas nilai X. Sering sekali dalam kehidupan sehari-hari terdapat suatu fenomena kehidupan masyarakat yang bersifat kompleks, sehingga tidak cukup untuk menjelaskan suatu kejadian hanya berdasarkan variabel penjelas tunggal atau hanya satu variabel saja. Sebagai contoh, rata-rata indeks prestasi mahasiswa (Y) bergantung pada banyaknya jam belajar ( ), jumlah SKS yang dibebankan ( , tingkat intelegensi mahasiswa ( ) dan faktor lainnya. Secara umum, hasil pengamatan Y bisa terjadi karena variabel- variabel bebas ..., .


(20)

Berdasarkan kenyataan ini, maka perlu dikembangkan model regresi sederhana yang hanya melibatkan satu variabel penjelas atau variabel bebas, menjadi model regresi berganda yang melibatkan lebih dari satu variabel penjelas atau variabel bebas. Bentuk persamaan regresi linier berganda yang melibatkan dua atau lebih variabel, yaitu :

Dengan :

= Pengamatan pada variabel tak bebas xin = Pengamatan pada variabel bebas

b0 = Parameter Intersep

b1, b2,...,bn = Parameter Koefisien regresi variabel bebas

i = Pengamatan variabel kesalahan

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linear berganda satu variable terikat (variable dependent) dan tiga variabel bebas (variable independent). Bentuk persamaan regresi linear berganda tersebut, yaitu:

= b0 b1 X 1i b2 X2i b3 X3i b4 X4i

Dengan:

= Hasil Produksi Kelapa Sawit X1i = Luas Lahan

X2i = Curah Hujan

X3i = Tenaga Kerja

X4i = Dosis Pupuk

= Variabel-variabel sisa yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan


(21)

metode kuadrat terkecil,untuk meminimumkan nilai digunakan rumus :

– =

Sedangkan model penduganya : - =

- ( )

)2 Fungsi tujuan meminimumkan error

= 2 ( - ( = 2 ( - ( = 2 ( - ( = 2 ( - ( = 2 ( - (

Untuk mendapatkan persamaan dari rumus-rumus diatas,perlu dicari turunannya yaitu :

(

… pers (1)

(


(22)

(

… pers (3)

(

…pers (4)

(

…pers (5)

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, diperoleh lima persamaan oleh empat variabel yang terbentuk:

+

Dengan b0, b1, b2, b3, b4 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan. Untuk menghitung nilai


(23)

2.3 Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya.

Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:

1 )

( 2

,..., 2 , 1 ,

k n

Y Y

Sy k i

Dengan: Yi adalah nilai data sebenarnya, Yi adalah nilai taksiran.

2.4 Uji Regresi Linier Berganda

Uji linier berganda ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas. Dalam hal ini persamaan regresi diuji secara statistik apakah dapat dijadikan sebagai model penjelas bagi fenomena yang terjadi dalam variabel tak bebas Y. Pengujian persamaan regresi dengan menggunakan statistik F pada umumnya dirumuskan sebagai berikut :

=

Dengan :


(24)

2

Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengujian hipotesa ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesa. 2. Taraf nyata yang digunakan.

3. Hitung Fhitung dengan menggunakan rumus diatas.

4. Untuk Ftabel, yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang V1 = k dan penyebut V2 = n – k – 1, dan α = 5% = 0,05 maka :

Ftabel F V V1; 2

Ftabel F k k n; 1

5. Kesimpulan : diterima jika : Fhitung Ftabel ditolak jika : Fhitung Ftabel

2.5 Koefisien Determinasi Berganda dan Koefisien Korelasi Berganda 2.5.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel, adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel penjelas X yang ada dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka ditentukan dengan rumus :

Dengan :


(25)

Untuk koefisien korelasi ganda digunakan rumus :

R=

2.5.2 Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien (r) digunakan untuk mengukur kuat tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Semakin besar nilai r maka makin kuat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Sebaliknya apabila semakin kecil nilai r, berarti hubungannya semakin lemah pula.

Harga r berada diantara -1 dan +1. Jika r = +1, berarti ada korelasi positif antara X dan Y, sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif antara X dan Y, sedangkan jika r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

R Interpretasi

0 Tidak ada korelasi

0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak Rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi

1 Sangat tinggi (korelasi sempurna) Sumber : Hartono, M.Pd Statistik untuk penelitian

Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus :


(26)

Dengan:

ryx = Koefisien korelasi antara Y dan X Xki = Variabel bebas

Yi = Variabel terikat

Untuk menghitung hubungan empat variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Koefisien Korelasi antara Y dan X1

b. Koefisien Korelasi antara Y dan X2


(27)

(28)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PT.PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk.

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

Sejalan dengan perkembangan sejarah perkembangan bangsa Indonesia, baik masa penjajahan Belanda, Jepang sampai pada masa kemerdekaan dan masa pembangunan saat ini. Perusahaan di Indonesia khususnya di kawasan Sumatera Utara yang dikenal dengan daerah perkebunan yang banyak mengalami perkembangan. Berbagai perusahaan perkebunan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan Sumber Daya Alam yang di daerah Sumatera Utara ini.

Kesempatan ini diambil oleh Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri pada tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan seperti, Perusahaan Rubber Company Ltd yang disahkan oleh Resident Sumatera bagian Timur. Dalam rangka Konfersi UU Pokok Agraria tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.

Pada tahun 1962, perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan cara mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang


(29)

memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini maka dibentuklah PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.

PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) didirikan dengan akte pendirian No.93 tanggal 18 Desenber 1962 dihadapan Notaris Raden Kardiman di Jakarta, dengan naskah No.20 tanggal 9 September 1963 yang dibuat dihadapan notaris yang sama. Kemudian timbul pergolakan akibat adanya perubahan situasi antara Pemerintahan Indonesia dengan Pemerintahan Inggris. Pemerintahan Indonesia berniat mengambil alih pengurusan perusahaan dan pengambilan alih ini dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964 yang pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan dari suatu badan pemerintah dengan nama BPPARI (Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia) dan perusahaan perkebunan ini namanya diganti menjadi PT PP Dwikora I dan II.

Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No.6 tahun 1967, diadakanlah suatu perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Horrison & Crossfield Ltd dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20 Maret 1968. Maksud dan tujuan dari persetujuan perjanjian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan hak milik penguasaan dari Pemerintah Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan yang pernah dikelolanya. b. Melakukan kerja sama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan

karet dan kelapa sawit serta proyek-proyek pangan yang dilaksanakan oleh perusahaan.


(30)

c. Instruksi Presiden No.28/U/1996 tanggal 12 Desember 1996 dan semua pengaturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaan-perusahaan asing di Indonesia.

d. UU No.1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.

Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan perusahaan tersebut oleh Pemerintah Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan penggantian nama kembali menjadi PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Dalam perjanjian itu disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai dan mensual hasil produksi serta hak untuk menanam semua jenis tananaman.

Pada tanggal 21 November 1991, PT.PP. London sumatra Indonesia Tbk melakukan merger dengan beberapa perusahaan, yaitu:

a. PT Nagodang Plantation Company b. PT Sei Bulan Plantation Company c. PT PP Bajue Kidoel

d. PT PP Sulawesi

Keempat perusahaan ini menggabungkan namanya menjadi PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum), status PT PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang berdasarkan surat Ketua Badan Penanaman Modal tanggal 12 November 1991 No.794/III/PMA/1991.


(31)

Pada tanggal 27 Juli 1994 kepemilikan saham PT.PP. London Sumatra Tbk sepenuhnya diambil oleh Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham sebesar 47,23% Commerzbank (SEA) Ltd. Singapura sebesar 5,83% dan sisanya 46,94% dimiliki oleh masyarakat.

Pada tahun 1996, PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd (anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk) menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT Salim Ivomas Pratama.

Perusahaan ini bergerak dibidang komoditas perdagangan dunia serta memiliki jaringan pemasaran yang cukup luas baik domestik maupun internacional yang meliputi Asia, Eropa, dan Amerika. Kegiatan usaha mencakup pembudidayaan, permanen dan pengolahan kelapa sawit, karet, coklat, kopi, teh, serta pengolahan bibit kelapa sawit yang bermutu tinggi. Kelapa sawit ini dapat diolah menghasilkan minyak goreng, sabun, kosmetik, minyak pelumas, hingga bahan bakar minyak melalui balai penelitian Bah Lias. Perusahaan terbaik dan menghasilkan keuntungan yang ditargetkan dengan tata kelola terbaik melalui pencapaian stándar tertinggi dari mutu, keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan serta berkesinambungan.


(32)

3.2.1 Tujuan Perusahaan

Perusahaan ini mempunyai tujuan yaitu menjadi perusahaan terbaik dan yang bisa menghasilkan keuntungan yang telah ditargetkan.

3.2.2 Visi Perusahaan

Perusahaan ini memiliki visi, yaitu menjadi perusahaan perkebunan yang paling efektif dengan memberikan strategi yang meliputi:

a. Peningkatan kapasitas produksi. b. Efisiensi operasi dan biaya.

c. Pengembangan secara terus-menerus dalam program penelitian, pengembangan serta produksi CPO (Crude Palm Oil), karet dan cokelat.

3.2.3 Misi Perusahaan

Perusahaan ini juga memiliki misi, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang luas dan menjadi salah satu penghasil pajak terbesar untuk negara Indonesia.

Tekad ini diwujudkan dengan memperhatikan beberapa nilai penting yaitu : a. Integritas

Bertindak dengan jujur, dapat dipercaya dan adil dalam hubungan yang berkelanjutan

b. Inovasi

Menciptakan dan mengadopsi ide – ide guna memperbaiki keadaan sekarang ini.


(33)

c. Motivasi

Memimpin dengan teladan dan komitmen sesuai dengan visi. d. Kontribusi

Tegas dan berinisiatif dengan keberanian dan tujuan yang jelas. e. Penghargaan

Menghargai kontribusi individu dan prestasi tim pada Lonsum. f. Rasa hormat

Menghargai mitra kerja, komunitas yang dibangun dan lingkungan wilayah kerja.

g. Pengayoman

3.3 Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan

PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk hádala perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan hasil produksi dari bahan mentah menjadi bahan baku. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, dan penjualan hasil produksi.

Perusahaan ini memiliki perkebunan yang tersebar di wilayah Republik Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Khusus wilayah Kabupaten Dati-II Deli Serdang terdapat 4 (empat) perkebunan yang terletak di Kecamatan Galang, Tanjung Morawa, Rampah, dan Tebing Tinggi dengan total area seluruhnya hádala 13.114,5 Ha.


(34)

Setiap Estate/Mill dipimpin oleh General Manager (GM). Adapun Estate/Mill PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk antara lain:

Nama Estate/Mill Nama Estate/Mill

GM-Serdang - Turangie - Turangie POM

GM-Serdang

- Pulau Rambong - Bungara

- Sei Merah - Begerpang - Begerpang POM - Rambong Sialang - Kertasarie

- QCTL

GM-Lima Puluh - Sibulan - Bah Bulian

GM-Lima Puluh

- Bah Lias - Dolok - Dolok POM - Gunung Melayu - Gunung Melayu POM

- Treblasala - Pungkol

GM-Rubber

- Sei Rumbiya - Balombessie - Palangisang - Kubu Pakaran - Tulung Gelam - Bebah Permata

GM-Kalimantan - Pahu Permai - Issue Makmur - Pahu Makmur - Jelau Makmur - Sari Jampang


(35)

- Tizona

GM-Bingin Teluk

- Ketapat Bening - Sei Kepayang - Bukit Hijau - Belani Elok - Belani Elok POM - Batu Cemerlang

GM-Muara Rupit - Sei Lakitan - Sei Lakitan POM - Riam Indah - Sei Gemang - Gunung Bais

GM-Lahat

- Arta Kencana - Kencana Sari

GM-Terawas

- Terawas Indah - Terawas Indah POM

- Eka Sari POM

GM-Muba

- Tirta Agung - Budi Tirta - Suka Damai

Research

- Bah Lias

Research Station (BLRS-NS)


(36)

Timar

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk juga mengelola lahan perkebunan milik masyararakat yang disebut dengan Plasma. Adapun daerah plasma tersebut antara lain :

NAMA PLASMA NAMA PLASMA

GM-Bingin Teluk

- Dewi Makmur Region - Air Bening Region

GM-Muara Rupit

Semangus

- Marga Sido Region

GM-Terawas

- Eka Sari Region

GM-Lahat

- Kencana Sari

PT PP London Sumatra Tbk menanam berbagai jenis tanaman meliputi kelapa sawit, karet, dan cokelat (cocoa) yang lokasi perkebunannya mayoritas berada di Sumatera Utara, sedangkan untuk tanaman karet dan kopi berada di daerah Jawa, yaitu di Jember dan Surabaya. Serta tanaman lainnya yaitu kacang dan teh terletak di Ujung Pandang, Palembang, Jakarta, Samarinda, Sampit, dan Kertasarie.


(37)

Selain perkebunan, perusahaan ini juga memiliki beberapa unit pabrik pengolahan yang berlokasi di dalam areal kebun untuk mengolah semua produk yang dihasilkan oleh kebun-kebun milik sendiri. Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan dan penghematan biaya khususnya biaya angkut. Lokasi unit pengolahan yang ada di Deli Serdang adalah sebagai berikut:

a. Begerpang POM untuk mengolah kelapa sawit.

b. Rambung Sialang Cocoa untuk mengolah bici kakao (cokelat). c. Sei Merah Crumb & Simulan Sheet untuk mengolah karet.

Dengan adanya pabrik pengolahan karet tersebut maka seluruh hasil perkebunan dapat diolah sendiri tanpa harus mengirimkannya ke tempat lain. Semua produk yang dihasilkan merupakan komoditi ekspor seperti CPO, Latek, dan biji cokelat kering. Oleh karena itu produk tersebut termasuk komoditi yang mutunya diawasi oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan. Hasil produksi yang akan diekspor ke negara pengimpor khususnya Singapura dan beberapa negara lainnya seperti Amerika, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan India. Hasil produksi tersebut dikirimkan dengan menggunakan jasa perkapalan melalui Pelabuhan Belawan. Barang-barang yang telah dipersiapkan langsung dimuat ke kapal yang akan membawanya ke negara importer.

Dari tahun ke tahun PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini telah memiliki metode pengolahan organisasi yang baik.


(38)

Dengan keberhasilan yang diperoleh PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk telah banyak memberikan manfaat kepada pemerintah antara lain:

a. Penghasil devisa negara.

b. Memberikan bantuan modal dalam pelaksanaan pembangunan.

c. Menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.

d. Memberikan sumbangan kepada negara dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Perseroan dan Pajak Ekspor.

Pendayagunaan tenaga kerja PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk sangat kreatif dalam memperkerjakan tenaga kerjanya. Pada tahun 2000 PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk sangat kreatif dalam memperkerjakan tenaga kerjanya. Pada tahun 2000 PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk telah memperkerjakan lebih dari 26.000 tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Untuk kebun di Sumatra Utara, Jawa, Sulawesi, Sumatra Selatan dan Kalimantan. Jumlah tersebut terdiri dari 513 orang staff, 12.867 orang tenaga kerja tidak tetap. Pengurangan tenaga kerja tidak tetap sejumlah 8000 orang pada tahun 1999 terjadi karena efisiensi yang dilakukan perusahaan akibat dampak krisis, namun pengurangan tersebut tidak berpengaruh besar terhadap produksi perusahaan.

Untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan para staff dan karyawan, PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk secara terus menerus melaksanakan program pelatihan dan mengikutsertakan staff dan karyawan pada kursus dan seminar yang dilaksanakan didalam maupun diluar perusahaan. Pelatihan yang dilaksanakan dari dalam perusahaan seperti kursus budi daya tanaman dan


(39)

manajemen pengolahan tanaman. Selain itu pelatihan yang diperoleh dari luar perusahaan seperti pelatihan administrasi akuntansi, perpajakan, komputer, pengendalian hama penyakit tanaman, pengolahan dan perencanaan pabrik.

Perusahaan juga berusaha untuk tetap memperhatikan kesejahteraan pekerjanya dengan memberikan sarana – sarana seperti perumahan, keagamaan, sosial, pelayanan keamanan, kesehatan, dan olahraga.

3.4 Gambar dan Makna Logo Perusahaan

Logo merupakan suatu ciri khas dan identitas yang dapat digunakan untuk membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lain. Adanya logo perusahaan memudahkan relasi dan masyarakat untuk mengenal perusahaan tersebut. Arti atau makna dari Logo PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah :

1. Warna Hijau

Mengandung pengertian bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang perkebunan dan bertujuan turut menghijaukan wilayah Indonesia.


(40)

Melambangkan daun sawit yang sedang berkembang dimana perusahaan ini sedang giat – giatnya untuk terus menggunakan pohon sawit sebagai komoditi utama perusahaan walaupun perusahaan juga menanam pohon lain seperti karet, kopi, coklat dan teh.

3.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan susunan atau perwujudan yang mencerminkan arus atau garis perintah, tugas, kewajiban dan tanggung jawab. Pada umumnya struktur organisasi digambarkan dalam bentuk bagan tertentu sehingga dengan adanya bagan tersebut akan dapat dilihat dengan jelas tentang tugas dan kedudukan masing – masing didalam organisasi tersebut. Dalam menjalankan fungsi dan tugas masing – masing serta memperlancar aktivitas arus kerja perusahaan, maka diperlukan struktur organisasi yang jelas dalam menggambarkan departemen – departemen yang dapat mengetahui posisi, tugas dan wewenang setiap departemen – departemen tersebut.

Bentuk struktur organisasi pada PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah struktur organisasi garis atau line organization yang menggambarkan pembagian tugas, fungsi, tanggung jawabb dan wewenang didalam perusahaan secara vertical serta mencerminkan hubungan antar departemen secara horizontal. Untuk lebih jelasnya pada laporan ini penulis melampirkan Struktur Organisasi dari perusahaan PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk.


(41)

Berikut ini akan dijelaskan mengenai tugas dan wewenang masin – masing bagian atau departemen yang terdapat dalam PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk berdasarkan struktur organisasi yang terlampir dalam laporan ini :

3.5.1 Dewan Komisaris (Board of Commissioner)

Dewan komisaris adalah posisi tertinggi dalam struktur organisasi di PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Posisi ini dikuasai oleh pemegang saham yang pengangkatannya ditunjuk dan disahkan langsung oleh para pemengang saham.

Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi pekerjaan direksi.

b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung dan kekayaan perusahaan. c. Meminta berbagai keterangan dari direksi yang berkenaan dengan

kepentingan perusahaan.

d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan pemeriksaan.

e. Mempertimbangan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja tahunan yang diajukan oleh Presiden Direktur.

f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan perusahaan yang akan digunakan untuk kepentingan perusahaan.


(42)

3.5.2 Presiden Direktur (President Director)

Presiden Direktur adalah pemimpin tertinggi yang berkuasa penuh atas perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan direktur utama. Pada bagian ini, direktur utama yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan perusahaan yang mana kegiatan tersebut dikerjakan oleh beberapa manager dan karyawannya. Presiden Direktur wajib bertanggung jawab atas segala hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada Dewan Komisaris. Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden Direktuu, yaitu :

a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan setiap pekerjaan.

b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan biaya perusahaan.

d. Seluruh strategi dan kebijaksanaan yang dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada Dewan Komisaris.

3.5.3 Head of Government and Community Relations

Wewenang dan tanggung jawab Head of Government and Community Relations, yaitu:


(43)

c. Membuat kebijakan perusahaan mengenai government dan community relations.

d. Membina hubungan antara perusahaan dengan masyarakat serta pemerintah dengan cara melaksanakan kegiatan – kegiatan yang memberi manfaat bagi masyarakat yang ada disekitar perusahaan.

e. Membawahi Community relations Manager dan Government Relations Manager.

3.5.4 Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs

Wewenang dan tanggung jawab Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur. b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.

c. Menangani masalah hukum yang ada diperusahaan.

d. Memimpin dan mengelola pelaksanaan dan administrasi perizinan serta dokumentasi.

e. Membawahi Legal Affair Manager.

3.5.5 Head of Coorporate Communications

Wewenang dan tanggung jawab Head of Coorporate Communications adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.


(44)

c. Membawahi internal Communication Manager dan External Communication Manager.

3.5.6 Head of Investor Relations

Wewenang dan tanggung jawab Head of Investor Relations adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan informasi untuk para investor/calon/calon investor.

b. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dengan memperluas jaringan komunikasi lewat berperan aktif di lembaga investasi, pasar bursa dan perusahaan sekuritas atau BAPEPAM.

c. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.

d. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat secara langsung, serta berkoordinasi dengan bagian – bagian terkait.

e. Mengidentifikasi isu – isu internal yang dapat mempengaruhi citra perusahaan di mata investor dan mencari penyelesaiannya dengan berkoordinasi dengan pihak tersebut.

3.5.7 Head of Internal Audit and Risk Management

Wewenang dan tanggung jawab Head of Internal Audit and Risk Management adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.


(45)

d. Membuat Audit dan menyiapkan laporan Audit.

e. Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua standar yang diperlukan.

f. Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.

3.5.8 Head of Human Resources

Wewenang dan tanggung jawab Head of Human Resources adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR (Human Resources) dan GS (General Services).

b. Memimpin dan mengelola aktifitas pengembangan dan pengelola SDM guna mendukung pencapaian bisnis.

c. Mengembangkan strategi dan sistem pengembangan SDM serta mengelola pelaksanaannya.

d. Membawahi HR Service Manager dan HR Planning dan Recruitment Manager.

3.5.9 Head of General Services

Wewenang dan tanggung jawab Head of General Services adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas yang berhubungan dengan layanan umum, kesehatan dan keamanan kerja.

c. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran operasi perusahaan.


(46)

d. Membawahi Support Facilities Manager, Head and Safety Manager dan GS Administration Staff.

3.5.10 Head of Security

Wewenang dan tanggung jawab dari Head of security adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab kepada Managing dan Director HR dan GS.

b. Memimpin dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan keamanan untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.

c. Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh wilayah. d. Berkoordinasi dengan pihak – pihak eksternal yang terkait mengenai

masalah keamanan (misalnya POLDA, dll) untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.

e. Membawahi semua regional Security Manager dan Security Coordinator.

3.5.11 Head of Treasury

Wewenang dan tanggung jawab Head of Treasury adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b. Memimpin dan mengelola dana (penerimaan, penempatan dan pengeluaran) perusahaan terselenggara dengan baik.

c. Membawahi financial Institution Relations Manager, Cash Management dan Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing serta Administrasi Manager


(47)

3.5.12 Head of Accounting and Tax

Wewenang dan tanggung jawab Head of Accounting and Tax adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi dan pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan. c. Melakukan semua koordinasi dengan semua regional Finance Manager

untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing-masing wilayah.

d. Membawahi Recording and Consolidation Manager, Tax Planning and Administration Manager, Statutory Reporting Manager and Fixed Asset Manager.

3.5.13 Head of Procurement and Logistic

Wewenang dan tanggung jawab Head of Procurement and Logistic adalah sebagai berikut

a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan, penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis perusahaan secara optimal.

c. Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate and Planting Procurement Manager, Direct Material dan General Supplies Procurement Manager, instrafratructure and Non Planting Pricyrenebt Manager, Logistic Center Manager.


(48)

3.5.14 Co-Head of Procurement and Logistic

Wewenang dan tanggung jawab Co-Head of Procurement and Logistic adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement and Logistic.

b. Membantu Head of Procurement and logistic untuk mengelola dan mengkoordinasi kegiatan pengadaan barang.

c. Melakukan semua koordinasi dengan regional manager untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi di masing – masing wilayah.

3.5.15 Head of Project Management Office

Wewenang dan tanggung jawab Head of Project Management Office adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi kegiatan monitoring perkembangan proyek – proyek yang sedang berjalan.

c. Melakukan semua koordinasi dengan regional manager untuk pelaksanaanpencatatan akuntansi di masing – masing wilayah.


(49)

Wewenang dan tanggung jawab Head of Information System and Bussines Process adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan perusahaan secara optimal.

c. Memahami Management Information System and Application Support Manager, IT Quality Manager, Infrastructure, Communication dan Data Center Operation Manager, Bussines Process dan System Prosedur Manager.


(50)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Yang Diperoleh

Pada dasarnya data yang merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan dikatakan baik jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu dari kegunaan data yaitu untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau permasalahan.

Untuk mengetahui gambaran keadaan atau permasalahan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit, penulis telah melakukan pengumpulan data, yaitu data yang diperoleh dari PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Yaitu di Bagerpang Estate dari tahun 2004 – 2011.


(51)

Tabel 4.1 Data hasil Produksi Kelapa Sawit, Luas Lahan, Curah Hujan, Tenaga Kerja, dan Dosis Pupuk di kebun Bagerpang PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Hasil Produksi (Y) (kg/pokok) Luas Lahan (X1) (ha) Curah Hujan ( X2)

(mm) Tenaga kerja (X3) Dosis pupuk (X4) (kg/pokok)

181,06 146 2.041 231 8,82

206,7 190 1.988 152 9,3

184,99 153 1.620 66 9,3

146,4 147 1.683 120 8,07

215,88 193 2.088 196 9,3

163,58 165 2.140 63 9,21

196,47 167 1.964 154 11,38

244,01 215 1.973 191 9,39

209,96 196 1.919 86 9,54

192,9 165 2.028 133 9,11

239,43 205 1.917 85 9,3

189,47 157 2.684 18 9,18

215,73 198 3.399 44 9,36

146,68 148 1.465 114 7,29

144,37 137 1.859 174 6,2

300,35 268 2.220 93 9,54


(52)

Sumber : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Untuk keperluan pengolahan data maka didefinisikan :

= Hasil Produksi Kelapa Sawit ( Kg/Pokok )

= Luas Lahan ( Ha )

= Curah Hujan ( mm )

= Tenaga Kerja ( Orang )

= Dosis Pupuk ( Kg/Pokok )

Dari tabel diatas maka diperoleh jumlah nilai-nilai koefisien : = 5323,72

= 4861

90,99 114 1.977 29 6,37

153,79 147 3.071 211 9,56

189,67 157 1.880 35 9,22

119,36 124 1.982 240 8,36

144,77 140 2.007 127 8,74

184,35 149 1.505 79 9,5

186,56 148 1.462 36 9,76

216,94 187 2.490 57 10,12

189,47 157 2.684 18 9,18

90,99 119 1.977 29 6,37

94,87 121 1.983 35 7,56

183,35 143 1.864 80 9,1

118,42 147 1.932 190 8,21


(53)

= 61,686 = 3241 = 265,87

2

= 28341994,64 = 300740348

= 15754501 = 1292394,07 2

= 3827649424 = 200514188 = 16448845,16 2

= 10504081 2

= 28341994,64 = 861684,67 2

= 70686,8569 = 25878602,92

= 329367909 = 17254176,52 = 1415417,436 = 30

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linear berganda satu variable terikat (variable dependent) dan tiga variabel bebas (variable independent). Bentuk persamaan regresi linear berganda tersebut, yaitu:


(54)

Penyelesaian empat persamaan variabel akan berbentuk :

+

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -92,952 24,219 -3,838 ,001

X1 1,117 ,105 ,777 10,674 ,000

X2 -,007 ,007 -,067 -1,074 ,293

X3 -,033 ,042 -,048 -,797 ,433

X4 12,202 2,998 ,295 4,070 ,000

a. Dependent Variable: Y

Sehingga diperoleh persamaan regresinya Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Ŷ = 92,952 + 1,117– 0,07 0,33 + 12,202

4.3 Kesalahan Standar Estimasi

Dengan didapat persamaan regresinya maka untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan hasil produksi kelapa sawit yang sebenarnya terhadap hasil produksi kelapa sawit yang diperkirakan.

Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :


(55)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,954a ,910 ,895 15,28317

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

Dari penyimpangan yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa rata-rata Hasil Produksi Kelapa Sawit yang sebenarnya akan berhubungan dan searah dari rata-rata Hasil Produksi Kelapa Sawit yang diperkirakan sebesar 15,283 Ton.

4.4 Uji Regresi Linier Berganda

2

3. Jadi dapat dicari dengan : =

4. Menentukan kriteria pengujian :

diterima bila

ditolak bila

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 58702,078 4 14675,520 62,830 ,000a

Residual 5839,381 25 233,575

Total 64541,459 29

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y


(56)

Untuk Ftabel, yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat

kebebasan pembilang V1 = k yaitu 4 dan penyebut V2 = n – k – 1 yaitu 25, dan α = 5% = 0,05 maka :

1;2 tabel V V

F F

; 1 tabel k k n

F F

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

Dari tabel distribusi Ftabel untuk v1= k dan v2= n-k-1, dimana v1= 4 dan v2 = 25, maka Ftabel ( 0,05) =2,76. Karena Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa ada hubungan antara luas lahan, curah hujan, tenaga kerja, dan dosis pupuk terhadap hasil produksi kelapa sawit.

4.5 Koefisien Determinasi

Untuk meganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang menpengaruhi hasil produksi kelapa sawit, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

3. Jadi dapat dicari dengan :


(57)

4. Untuk Koefisien korelasi ganda digunakan rumus :

R=

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,954a ,910 ,895 15,28317

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

Didapat nilai koefisien determinasi ( ) 0,910. Hal ini berarti bahwa sekitar 91,0% hasil produksi kelapa sawit dapat dipengaruhi oleh luas lahan, curah hujan, tenaga kerja, dan dosis pupuk melalui hubungan regresi berganda sedangakan sisanya 9,0 % dipengaruhi faktor lain.

Dari perhitungan korelasi ganda (R) sebesar 0,954 tersebut menyatakan bahwa hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent tinggi (berpengaruh).

4.6 Koefisien Korelasi

Untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel tak bebas terhadap variabel bebas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

e. Koefisien Korelasi antara Y dan X1


(58)

g. Koefisien Korelasi antara Y dan X3

h. Koefisien Korelasi antara Y dan X4

Pada tabel diatas diperoleh :

1. Korelasi antara Hasil Produksi Kelapa Sawit dengan Luas Lahan bernilai 0,921 (bertanda positif) pengaruhnya sangat kuat dan searah.


(59)

2. Korelasi antara Hasil Produksi Kelapa Sawit dengan Curah Hujan bernilai 0,187 (bertanda negatif) pengaruhnya sangat lemah.

3. Korelasi antara Hasil Produksi Kelapa Sawit dengan Tenaga Kerja bernilai 0,014 (bertanda negatif) pengaruhnya sangat lemah..

4. Korelasi antara Hasil Produksi Kelapa Sawit Dengan Dosis Pupuk bernilai 0,704 (bertanda positif) pengaruhnya kuat dan searah.


(60)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data yang telah dianalisa, maka diperoleh kesimpilan sebagai berikut:

1. Model persamaan regresi linier berganda untuk analisis faktor yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit di Kebun Bagerpang PT.PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Adalah :

Ŷ = 92,952 + 1,117– 0,07 0,33 + 12,202

2. Uji regresi linier berganda adalah :

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 62,830 > 2,76 maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa regresi linier berganda atas X1, X2, X3 dan X4

Bersifat nyata atau persamaan regresi yang diperoleh layak digunakan untuk memprediksi rata-rata jika X1, X2, X3 dan X4 diketahui.

3. Dari hasil perhitungan didapat korelasi ganda ( positif yaitu sebesar 0,954 yang menunjukkan bahwa antara variabel X dan berhubungan secara positif dengan tingkat hubungan yang tinggi dan kuat. Besar hubungannya ditentukan oleh nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,910 atau sebesar 91,0 %, ini berarti meningkat atau menurunnya produksi kelapa sawit dapat dijelaskan oleh faktor luas lahan, curah hujan,


(61)

tenaga kerja, dan dosis pupuk, sedangkan 9,0 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.

4. Dari hasil koefisien korelasi parsial antara X1 dengan , X2 dengan , X3

dengan dan X4 dengan , diperoleh bahwa :

Nilai koefisien korelasi antara X1 dengan adalah = 0,921 hal ini berarti

faktor luas lahan memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil produksi kelapa sawit.

Nilai koefisien korelasi antara X2 dengan adalah = 0,187 hal ini berarti

faktor curah hujan tidak memberikan pengaruh terhadap hasil produksi kelapa sawit.

Nilai koefisien korelasi antara X3 dengan adalah = 0,014 hal ini berarti

faktor tenaga kerja tidak memberikan pengaruh terhadap hasil produksi kelapa sawit.

Nilai koefisien korelasi antara X4 dengan adalah = 0,704 hal ini berarti

faktor dosis pupuk memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil produksi kelapa sawit.


(62)

5.2 Saran

1. Dalam meningkatkan hasil produksi kelapa sawit, faktor luas lahan, dan dosis pupuk memberikan pengaruh yang kuat sedangkan faktor curah hujan dan tenaga kerja tidak memberikan pengaruh. Untuk itu keempat hal ini perlu diperhatikan untuk memaksimalkan produksi kelapa sawit. Namun tidak hanya keempat faktor tersebut yang dapat mempengaruhi tingginya produksi sawit, bibit yang baik, perawatan yang intensif serta pembasmian hama yang dapat merusak tanaman tersebut.

2. Melihat hubungan yang kuat antara produksi kelapa sawit dengan luas lahan dan dosis pupuk maka disarankan agar pihak PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk. agar memperluas lahan penenanaman dan memberikan pupuk yang benar agar nilai produksi juga bertambah. Untuk selanjutnya metode analisa statistik dapat digunakan dengan perancangan pembangunan di sektor pertanian.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi keenam. Bandung : Tarsito. Supranto, Johannes. 2005. Ekonometri. Bogor : Ghalia Indonesia. Algivar. 2000. Analisa Regresi. Yogyakarta : BPFF.


(1)

g. Koefisien Korelasi antara Y dan X3

h. Koefisien Korelasi antara Y dan X4

Pada tabel diatas diperoleh :

1. Korelasi antara Hasil Produksi Kelapa Sawit dengan Luas Lahan bernilai 0,921 (bertanda positif) pengaruhnya sangat kuat dan searah.


(2)

2. Korelasi antara Hasil Produksi Kelapa Sawit dengan Curah Hujan bernilai 0,187 (bertanda negatif) pengaruhnya sangat lemah.

3. Korelasi antara Hasil Produksi Kelapa Sawit dengan Tenaga Kerja bernilai 0,014 (bertanda negatif) pengaruhnya sangat lemah..

4. Korelasi antara Hasil Produksi Kelapa Sawit Dengan Dosis Pupuk bernilai 0,704 (bertanda positif) pengaruhnya kuat dan searah.


(3)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data yang telah dianalisa, maka diperoleh kesimpilan sebagai berikut:

1. Model persamaan regresi linier berganda untuk analisis faktor yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit di Kebun Bagerpang PT.PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Adalah :

Ŷ = 92,952 + 1,117– 0,07 0,33 + 12,202

2. Uji regresi linier berganda adalah :

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 62,830 > 2,76 maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa regresi linier berganda atas X1, X2, X3 dan X4

Bersifat nyata atau persamaan regresi yang diperoleh layak digunakan untuk memprediksi rata-rata jika X1, X2, X3 dan X4 diketahui.

3. Dari hasil perhitungan didapat korelasi ganda ( positif yaitu sebesar 0,954 yang menunjukkan bahwa antara variabel X dan berhubungan secara positif dengan tingkat hubungan yang tinggi dan kuat. Besar hubungannya ditentukan oleh nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,910 atau sebesar 91,0 %, ini berarti meningkat atau menurunnya produksi kelapa sawit dapat dijelaskan oleh faktor luas lahan, curah hujan,


(4)

tenaga kerja, dan dosis pupuk, sedangkan 9,0 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.

4. Dari hasil koefisien korelasi parsial antara X1 dengan , X2 dengan , X3 dengan dan X4 dengan , diperoleh bahwa :

Nilai koefisien korelasi antara X1 dengan adalah = 0,921 hal ini berarti faktor luas lahan memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil produksi kelapa sawit.

Nilai koefisien korelasi antara X2 dengan adalah = 0,187 hal ini berarti faktor curah hujan tidak memberikan pengaruh terhadap hasil produksi kelapa sawit.

Nilai koefisien korelasi antara X3 dengan adalah = 0,014 hal ini berarti faktor tenaga kerja tidak memberikan pengaruh terhadap hasil produksi kelapa sawit.

Nilai koefisien korelasi antara X4 dengan adalah = 0,704 hal ini berarti faktor dosis pupuk memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil produksi kelapa sawit.


(5)

5.2 Saran

1. Dalam meningkatkan hasil produksi kelapa sawit, faktor luas lahan, dan dosis pupuk memberikan pengaruh yang kuat sedangkan faktor curah hujan dan tenaga kerja tidak memberikan pengaruh. Untuk itu keempat hal ini perlu diperhatikan untuk memaksimalkan produksi kelapa sawit. Namun tidak hanya keempat faktor tersebut yang dapat mempengaruhi tingginya produksi sawit, bibit yang baik, perawatan yang intensif serta pembasmian hama yang dapat merusak tanaman tersebut.

2. Melihat hubungan yang kuat antara produksi kelapa sawit dengan luas lahan dan dosis pupuk maka disarankan agar pihak PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk. agar memperluas lahan penenanaman dan memberikan pupuk yang benar agar nilai produksi juga bertambah. Untuk selanjutnya metode analisa statistik dapat digunakan dengan perancangan pembangunan di sektor pertanian.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi keenam. Bandung : Tarsito. Supranto, Johannes. 2005. Ekonometri. Bogor : Ghalia Indonesia. Algivar. 2000. Analisa Regresi. Yogyakarta : BPFF.