B. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan parikan pada SMT sebagai sumber data penelitian, maka terdapat beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut ditemukan berdasar latar
belakang masalah
yang telah
dipaparkan sebelumnya,
sehingga dapat
diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Struktur parikan yang ada di situs microblogging twitter.
2. Makna yang terkandung di tiap parikan pada twitter. 3. Fungsi parikan di situs microblogging twitter.
4. Nilai-nilai moral yang terkadung dalam tiap parikan di situs microblogging twitter
5. Cerminan kondisi sosial masyarakat yang dapat diketahui dari parikan di situs microblogging twitter.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, permasalahan yang muncul terkait parikan sangat kompleks. Penelitian ini akan dibatasi pada
beberapa masalah agar pembahasannya tidak meluas, lebih terarah dan tepat sasaran. Terutama untuk memusatkan pola pikir pada pokok permasalahan, maka
pembahasan penelitian ini akan dibatasi pada pemahaman terhadap struktur jenis parikan berdasarkan jumlah baris dan suku kata, persajakan parikan dan makna
parikan, menjelaskan tentang fungsi dan cerminan kondisi sosial masyarakat yang terkandung dalam parikan di SMT.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini disusun untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah. Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka
disusun rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah struktur parikan jenis parikan berdasarkan jumlah baris dan
suku kata, persajakan parikan dalam situs microblogging twitter. 2. Bagaimanakah fungsi dan makna parikan di situs microblogging twitter.
3. Bagaimanakah cerminan kondisi sosial masyarakat yang dapat diketahui dari parikan di situs microblogging twitter.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Menemukan dan mendeskripsikan struktur parikan yang ada dalam situs microblogging twitter.
2. Mendeskripsikan fungsi dan makna parikan di situs microblogging twitter. 3. Menjelaskan cerminan kondisi sosial masyarakat yang dapat diketahui dari
parikan di situs microblogging twitter.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi positif bagi masyarakat Jawa khususnya, yaitu dilihat dari sisi sastra Jawa yaitu parikan. Dapat memaparkan
apa itu parikan, apa fungsi dan makna yang terkandung dalam parikan di twitter. Selain itu, semoga penelitian ini nantinya bisa menambah khasanah keilmuan
terutama tentang sastra Jawa, parikan. Sebagai penelitian dalam rangka tugas akhir, penelitian ini tidak hanya didedikasikan untuk memenuhi studi, tetapi lebih
pada mempelajari ulang budaya Jawa yang diekspresikan dalam bentuk tulisan melalui SMT yang telah mendunia.
Mengingat twitter sebagai salah satu sarana informasi dan komunikasi yang saat ini banyak digunakan oleh mayoritan pengguna internet, penelitian ini
penting dilakukan. Bentuk pesan yang terkandung pada parikan dalam internet seperti twitter diharapkan menjadi komponen penting dalam melakukan suatu
control maupun surveillance secara kritis dalam menyikapi setiap proses kondisi sosial masyarakat. Hasil dari penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk
menjelaskan cerminan kondisi sosial masyarakat serta mendeskripsikan bentuk parikan, fungsi dan makna dari masing-masing bentuk parikan.
Sebagai karya ilmiah penelitian ini secara tidak langsung akan menjadi sasaran pembelajaran, khususnya bagi peneliti pribadi melalui tahap-tahap
penelitian yang harus dilakuan. Selain itu, penelitian ini juga sebagai salah satu upaya pengembangan wawasan dalam khasanah sastra Jawa, khususnya
pengetahuan mengenai struktur, jenis, fungsi dan makna parikan. Dalam hal keilmuan secara umum, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wacana
mengenai parikan.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Hakikat Parikan 1. Pengertian Parikan
Parikan merupakan salah satu ragam puisi Jawa yang masih digemari ditengah masyarakat. Suatu komunikasi antar masyarakan akan nampak lebih
menarik ketika disampaikan dengan alat atau media yang penuh dengan nilai keindahan seperti parikan. Pengertian tentang parikan itu sendiri tidak hanya
terbatas pada salah satu bentuk puisi tradisional Jawa saja, berikut ini beberapa definisi parikan baik secara etimologis maupun deskripsi menurut para ahli.
Tentang arti kata parikan, Padmopuspito dalam Widayat, 2006: 52-53 menjelaskan bahwa terdapat dua pendapat yang berbeda, yakni sebagai berikut.
Pendapat pertama mengatakan bahwa kata parikan terbentuk dari kata dasar pari yang berarti ‘padi’ mendapat akhiran –an. Namun proses penambahan akhiran
–an tersebut dilalui dengan proses morfofonemis penambahan fonem glotal stop k , sehingga kata yang dihasilkan bukan parian melainkan parikan.
Dalam bahasa Jawa, kata pari termasuk ragam bahasa ngoko yang ragam kromo-nya menjadi pantun. Istilah pantun juga terdapat dalam khasanah sastra
Indonesia atau Melayu. Pantun dalam sastra Indonesia dalam beberapa hal mempunyai kemiripan dengan bentuk parikan dalam sastra Jawa, sehingga jenis
parikan Jawa sering kali dihubung-hubungkan dengan jenis pantun Indonesia atau Melayu. Pendapat kedua, menyatakan bahwa parikan berasal dari kata dasar parik
dan mendapat akhiran –an. Kata parik berdekatan arti dengan kata larik yang
8
berarti ‘baris’. Kata parik juga berdekatan arti dengan kata tharik-tharik yang berarti ‘berturut-turut’ atau ‘teratur rapi’.
Menurut Soebagyo 1992: viii, parikan adalah sejenis puisi lama yang sepadan dengan pantun Melayu. Meskipun demikian Saputro berpendapat bahwa
nilai dan ukuran keindahan puisi Jawa berbeda dengan nilai dan ukuran keindahan puisi Melayu, karena meskipun puisi memiliki unsur universal, namun antara
puisi Jawa dan puisi Melayu memiliki perbedaan unsur estetik, terutama dalam kaidah puitik Saputro, 2001: 1. Jadi, meskipun parikan sejenis dengan pantun
melayu, keduanya tetap mengandung nilai dan ukuran keindahan masing-masing, sehingga memiliki unsur estetik yang berbeda.
Saputro mendefinisikan parikan sebagai jenis puisi Jawa yang memiliki kaidah metrum berupa guru lagu ‘rima akhir’ guru wilangan ‘jumlah suku kata
tiap baris’. Parikan terdiri atas gatra purwaka ‘baris sampiran’ dan gatra tebusan ‘baris isi’. Tautan antara sampiran dan isi ditentukan oleh rima akhir 2005: 45.
Pengertian tersebut semakin menguatkan bahwa hakikat parikan setara dengan pantun. Jika dalam pantun terdiri atas sampiran dan isi, maka parikan juga
demikian. Sedangkan Endraswara 1994:183 berpendapat bahwa parikan tergolong dalam jenis puisi tradisional yang tidak terlalu ketat dalam penempatan
bait, baris gatra, jumlah suku kata, dan permainan bunyinya. Parikan merupakan salah satu hasil karya sastra Jawa yang isinya
mengandung nilai-nilai untuk dapat dijadikan sebagai kritikan sosial. Hal ini sejalan dengan pengertian karya sastra yang bukan hanya sebatas pada
pemahaman struktur karya satra itu sendiri, melainkan juga pada pemahaman