13
c. Hiburan diri
Melalui kemampuan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang meskipun tanpa ditemani teman sebaya.
d. Sosialisasi
Perkembangan motorik turut menyumbang bagi penerimaan anak dan menyediakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. Anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia pra-sekolah atau usia kelas awal-awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis.
6. Bahaya Keterlambatan Perkembangan Motorik
Keterlambatan perkembangan motorik pada anak akan menimbulkan berbagai hambatan, mengakibatkan pada usia tertentu anak tidak dapat
menguasai kemampuan motorik sebagaimana yang diharapkan oleh kelompok sosialnya. Kebanyakan orang tua mengira bahwa keterlambatan kemampuan
motorik akan menyebabkan kekakuan pada aspek motorik anak, tetapi lebih dari itu ada bahaya yang di timbulkan, yakni keterlambatan perkembangan motorik
akan berdampak pada perkembangan konsep diri anak, sehingga akan menimbulkan masalah perilaku dan emosi. Kedua keterlambatan perkembangan
motorik tidak akan dapat menyediakan landasan bagi kemampuan motorik. Apabila pembelajaran kemampuan motorik tersebut terlambat karena
terlambatanya peletakan landasan bagi kemampuan tersebut, maka akan mengalami kerugian pada saat anak mulai belajar dengan teman sebayanya, hal
14
ini akan berdampak pada hubungan sosial anak tersebut Hurlock, 1995: 165 menjelaskan
Adanya keterlambatan tersebut bisa disebabkan oleh kerusakan otak pada waktu lahir atau kondisi pasca lahir yang tidak memungkinkan seorang
anak untuk mengembangkan kemampuan motoriknya, akan tetapi tidak dipungkiri seringnya terjadi keterlambatan tersebut disebabkan oleh tidak
adanya kesempatan belajar pada anak, perlindungan orang tua yang berlebihan atau kurangnya motivasi pada diri anak sendiri, untuk itu
pembelajaran diharapkan dapat mengembangkan keterampilan motorik yang dimilki oleh siswa.
B. Tinjauan tentang Mozaik sebagai Media
1. Definisi Media
Media adalah komponen sumber belajar yang dapat mendorong seseorang untuk belajar, sehingga dapat mendorong berimajinasi dan mengembangkan
potensi yang dimiliki melalui kegiatan bermain. Menurut Heinich, Molenda dan Russel, “media merupakan saluran
komunikasi”. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan
a source dengan penerima pesan a receiver dalam Badru Zaman, 2008: 4.4. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, pengantar. Menurut Gerlach dan Ely dalam Azhar, 2009: 3 media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan, atau sikap. Dijelaskan lebih lanjut oleh Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi 2008: 5.4
bahwa “media adalah bahan yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan seseorang seperti kertas, kanvas, kain, papan tripleks, haid barel, keramik, kaleng,
plastik, spon, daun, pita serta bahan lainnya”.