24
kegagalan dalam metabolisme dan dalam pemenuhan kebutuhan gizi akan mengakibatkan gangguan fisik maupun mental individu.
c. Infeksi dan Keracunan
Salah satu penyebab terjadinya ketunagrahitaan adalah infeksi dan keracunan yaitu terjangkitnya penyakit selama janin berada di dalam kandungan.
Dan penyakit tersebut adalah Rubella. Apabila seorang wanita hamil terkena penyakit rubella, maka janin yang dikandungnya akan menderita tunagrahita atau
berbagai kecacatan lain. Yang paling berbahaya adalah apabila terjangkit rubella pada dua belas minggu pertama kehamilan. Ketidak-normalan yang disebabkan
penyakit rubella adalah tunagrahita, kelainan pendengaran, penyakit jantung bawaan, berat badan sangat rendah, dan lain-lain.
d. Masalah Pada Kelahiran.
Kelainan dapat juga disebabkan oleh masalah-masalah yang terjadi pada waktu kelahiran pranatal. Kerusakan otak pada pranatal dapat juga disebabkan
oleh trauma mekanis terutama pada kelahiran yang sulit. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengklasifikasian
anak tunagrahita dapat dari berbagai sudut pandang yaitu: 1
Tunagrahita ringan mampu didik IQ antara 50
– 70, mereka dapat dilatih dengan tugas-tugas dalam kehidupan sehari-hari.
2 Tunagrahita sedang mampu latih
IQ antara 30 – 50, keadaan anak ini lebih berat daripada anak mampu didik.
Anak ini sering disebut dengan istilah trainable children. Dapat diberi
25
pelajaran yang berhubungan dengan perwatan diri dan tingkah laku sosial yang sifatnya sederhana.
3 Tunagrahita berat mampu rawat
Memiliki IQ antara 20 – 30. Penderitanya tidak dapat dididik dan dilatih, ia
memerlukan perawatan khusus sepanjang hidupnya.
D. Tinjauan tentang Anak Tunagrahita Ringan
1. Definisi Anak Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita ringan merupakan kelompok anak tunagrahita yang paling ringan ketunagrahitaannya. Pada umumnya anak jenis ini masih dapat
bekerja di masyarakat bebas, keadaan fisiknya tidak terlalu berbeda dengan anak normal, dapat membina dirinya, dan dapat bergaul dengan baik. Bidang
pekerjaannya adalah hal-hal yang kurang membutuhkan pemikiran. Walaupun pertumbuhan otot dan persendian normal, akan tetapi terdapat
kelambanan kematangan motoriknya, postur kelihatan tidak tegap, sehingga sikapnya tidak dinamis. Mereka tidak dapat mengatur tenaganya sehingga
kelihatan cenderung bertindak tidak terarah. Hal ini disebabkan kurang matangnya berpikir. Selain itu anak tunagrahita ringan mengalami kekurangan dalam
koordinasi motorik halus, sedangkan motorik kasarnya dapat berkembang dengan
baik bila mendapatkan latihan yang baik berulang, dan terprogram. 2.
Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita ringan memiliki karakter yang berbeda-beda setiap individunya. Karakteristik anak tunagrahita ringan antara lain: sukar berpikir
abstrak dan sangat terikat dengan lingkungan, kurang dapat berpikir logis, kurang