+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
4 setelah dikeluarkan, salah satunya adalah dengan membangun sistem
informasi data dasar Koperasi dan UMKM yang berbasis teknologi informasi. Sistem informasi data dasar Koperasi dan UKM yang
terkomputerisasi dan terintegrasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam melakukan perhitungan, proyeksi, pemeriksaan, dan
peringatan mengenai kondisi terkini permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi dan UKM. Selain itu, sistem ini juga mampu menampilkan data
mengenai kemampuan produksi, kemampuan bertahan, kemampuan ekspansi, maupun dalam hal peranan dalam perekonomian, penyerapan
tenaga kerja, inflasi, distribusi, maupun fiscal. Sistem Informasi ini juga memberikan efektivitas, efesiensi dan ketelitian bagi pihak pemerintah
untuk melihat dampak beberapa kebijakan ekonomi terhadap koperasi dan UMKM serta untuk menyusun kebijakan yang strategis dan tepat
sasaran di masa mendatang.
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan Pokok dari kegiatan ini adalah menyusun instrumen data dasar Koperasi dan UKM terpilih yang dapat diolah untuk bahan analisis
Koperasi dan UKM. Selain itu tujuannya adalah untuk membangun sistem sistem informasi Koperasi dan UKM terpilih untuk melakukan
evaluasi dan perumusan kebijakan yang berbasis model analisis simultan dan analisis indikator. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan
ini adalah:
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
5 a. Adanya instrumen data dasar koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah; b. Menyediakan informasi bagi pengambil kebijakan.
1.3 RUANG LINGKUP A. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Berdasarkan latar belakang, tujuan dan manfaat di atas, lingkup kegiatan ini difokuskan pada penyusunan instrumen dan pembangunan
sistem informasi data dasar koperasi dan UKM terpilih dengan hasil akhir berupa aplikasi sistem informasi data dasar koperasi dan UKM.
Aplikasi ini kemudian diujicobakan pada koperasi-koperasi dan UKM terpilih. Yang dimaksud dengan koperasi dan UKM terpilih pada
kegiatan ini adalah koperasi-koperasi dan UKM sampel yang digunakan untuk uji coba aplikasi sistem informasi data dasar koperasi dan UKM
dengan karakteristik sebagai berikut, yaitu: koperasi dan UKM sampel cukup banyak bisa mewakili populasinya, koperasi dan UKM
mempunyai jejak rekam dianggap ”baik dan sehat” berdasarkan kriteria penilaian koperasi dan UKM yang telah ada, dan juga mudah dalam
pengambilan datanya di lapangan. Software aplikasi ini dibangun menggunakan software dan
database open source. Artinya aplikasi ini menggunakan perangkat lunak sumber terbuka. Aplikasi ini juga bersifat multiflatform, artinya
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
6 dapat dijalankan menggunakan sistem operasi Microsoft Windows atau
Linux Open Source. Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang telah
disebutkan di atas, maka lingkup kegiatan ini mencakup beberapa hal diantaranya:
A. 1. Mendesain Sistem
1 Menginventarisasi, identifikasi, klasifikasi, membahas dan mengolah variabel yang dijadikan kriteria untuk penyusunan
instrumen data dasar Koperasi dan UKM. 2 Mendisain variabel input dan output data dasar Koperasi dan
UKM berdasarkan kuesioner yang ada; 3 Mendesain input dan mendesain output program;
4 Membuat input dan output antarmuka sistem; 5 Mendesain model aplikasi;
6 Dalam mendesain
sistem dilakukan
diskusi dengan
userpengguna dan tenaga ahli dari BPS.
A. 2. Membangun Sistem
1 Desain tabel antarmuka sistem 2 Membangun Software Sistem Informasi Data Dasar Koperasi
a. Pengkodean program input dan output b. Pengkodean program database aplikasi
c. Pengkodean program sistem keamanan data 3 Pencetakan kuesioner
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
7 4 Melakukan input, edit pengolahan, dan analisis hasil kuesioner
5 Penyediaan paket database 6 Unit testing system integration testing
7 User acceptance test 8 Penyediaan infrastruktur dan komunikasi data untuk uji coba.
9 Sewa hosting ISPASP 10 Pelatihan terbatas penggunaan sistem
11 Pembuatan user manual 12 Uji coba software aplikasi ke empat daerah
B. RUANG LINGKUP WILAYAH
Kegiatan Penyusunan Instrumen dan Pembangunan Sistem
Informasi Data Dasar Koperasi dan UKM Terpilih ini dilaksanakan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah percontohan yang akan diujicobakan adalah di 4 empat provinsi, yaitu Provinsi Riau,
Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah.
1.4 OUTPUT
Sebagaimana tertulis dalam ruang lingkup pekerjaan yang disusun di atas, maka output yang akan diperoleh dalam kegitan ini
adalah: a. Sistem Informasi Data Dasar Koperasi dan UKM.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
8 b. Software Aplikasi Data Dasar Koperasi dan UKM sebanyak 50
Copy dalam bentuk CD. c. Buku Petunjuk Pengoperasional Software Aplikasi Data Dasar
Koperasi dan UKM sebanyak 100 buku dan dalam bentuk CD sebanyak 50 copy
d. Listing Program Aplikasi Data Dasar Koperasi dan UKM sebanyak 5 copy buku dan dalam bentuk CD.
e. Laporan sebanyak 8 copy buku dan dalam bentuk CD.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
2.1. KOPERASI DAN UMKM A. DEFINISI
1. Definisi Koperasi
Menurut pasal 1 Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi didefinisikan sebagai berikut.
Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dari definisi koperasi di atas, dapat dilihat bahwa koperasi merupakan suatu badan usaha otonom yang anggotanya terdiri dari kumpulan
orang atau badan hukum koperasi yang dalam menjalankan usahanya harus berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi.
2. Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Pengertian tentang usaha kecil dan menengah tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan. Berdasarkan pasal 1 Undang-
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
10 Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
UMKM, definisi dari Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah adalah sebagai berikut.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Jika dilihat dari besarnya kekayaan bersih dan omzetnya, maka kriteria Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah berdasarkan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah
No. Uraian
Kriteria Aset
Omzet
1. Usaha Mikro
Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2. Usaha Kecil
50 Juta - 500 Juta 300 Juta - 2,5 Miliar
3. Usaha Menengah
500 Juta - 10 Miliar 2,5 Miliar - 50 Miliar
sumber: www.depkop.go.id
Berdasarkan tabel 2.1, dapat dilihat bahwa suatu unit usaha dikatagorikan sebagai Usaha Mikro, jika unit usaha tersebut memiliki
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
11 aset maksimun sebanyak Rp 50 juta dan omzetnya maksimum
sebanyak Rp 300 juta, sedangkan unit usaha dikatagorikan sebagai usaha kecil apabila aset dan omzetnya masing-masing sebesar 50 Juta
- 500 Juta dan 300 Juta - 2,5 Miliar, sedangkan suatu unit usaha dikatagorikan sebagai usaha menengah jika memiliki aset sebesar Rp
500 Juta - 10 Miliar dan omzet sebesar Rp 2,5 Miliar - 50 Miliar.
B. KINERJA KOPERASI DAN UMKM 1. Kinerja Koperasi
Pembangunan Koperasi di Indonesia menunjukkan kemajuan yang pesat pada periode tahun 2004 - 2008, jika diukur dengan jumlah
koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usahanya. Berdasarkan data dari Kementerian Negara Koperasi dan UKM, selama periode
tersebut, pertumbuhan jumlah koperasi meningkat dari 130.730 unit pada tahun 2004 menjadi 154.964 unit pada tahun 2008 atau meningkat
24.234 unit atau 18.54 . Selama periode tersebut, jumlah koperasi yang telah melaksanakan rapat anggota tahunan RAT mengalami
peningkatan dari 46.310 unit pada tahun 2004 menjadi 47.150 unit pada tahun 2008, seiring dengan pertumbuhan jumlah koperasi.
Dilihat dari jumlah anggotanya, jumlah anggota koperasi aktif pada tahun 2004 adalah sebanyak 27,523 juta orang. Jumlah ini
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
12 mengalami penurunan menjadi 27,318 juta orang pada tahun 2008 atau
sekitar -0,74. Dari jumlah tersebut, Koperasi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 357.005 orang terdiri dari 30.562 manajer dan 326.443
karyawan pada tahun 2008. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2004 tabel 2.2. Jika dilihat dari
penyerapan tenaga kerja menurut kelompok usaha mikro, kecil, menengah dan besar, maka kontribusi penyerapan tenaga kerja
nasional masih tergolong kecil, yaitu 0,35 pada tahun 2004, 0,36 pada tahun 2005, 0,39 pada tahun 2006, 0,41 pada tahun 2007,
dan 0,38 pada tahun 2008.
Tabel 2.2 Perkembangan Data Koperasi Tahun 2004 dan 2008
Variabel Tahun 2004
Tahun 2008 Pertumbuhan
Jumlah Koperasi unit 130.730
154.964 + 18,54
Jumlah Koperasi Yang Telah RAT
46.310 47.150
1,81 Jumlah Anggota orang
27.523.053 27.318.619
-0,74 Jumlah Manajer orang
28.841 30.562
5,97 Jumlah Karyawan orang
259.748 326.443
25,68 Modal Sendiri Rp juta
11.989.451,5 22.560.380,03
+ 88,17 Modal Luar Rp juta
16.897.052,35 27.271.935,23
+ 61,4 Volume usaha Rp juta
37.649.091,04 68.446.249,39
+ 81,8 Sisa Hasil Usaha Rp juta
2.164.234,54 5.037.583,01
+ 132,77 Sumber: Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2009 diolah
Modal sendiri koperasi mengalami peningkatan cukup signifikan selama periode tahun 2004 - 2008. Pada tahun 2004 modal sendiri koperasi
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
13 adalah sebesar Rp 11,9 milyar. Jumlah ini meningkat pada tahun 2008
menjadi Rp 22,56 milyar atau 88,17. Modal luar juga mengalami peningkatan yang pesat dari Rp 16,89 milyar pada tahun 2004 menjadi
Rp 27,27 milyar pada tahun 2008 atau nail sebesar 5,72 . Volume
usaha koperasi pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 37,64 milyar. Jumlah ini meningkat menjadi Rp 68,44 milyar pada tahun 2008 atau
mengalami peningkatan sebesar 81,8 . Hasil usaha koperasi
mengalami kenaikan sebesar 132,77 selama periode 2004 – 2008. Dalam perkembangan usahanya, telah terjadi pergeseran
paradigma pemasaran dari koperasi produsen ke arah koperasi konsumen dan koperasi jasa terutama simpan-pinjam. Kondisi ini
didukung oleh kenyataan yang menunjukkan bahwa koperasi konsumen ternyata lebih efisien daripada koperasi produsen. Hal ini ditunjukkan
oleh kontribusi KUD yang semakin menurun, dan meningkatnya pangsa koperasi konsumen dan koperasi simpan-pinjam dari total volume usaha
koperasi.
2. Kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Peran usaha mikro, kecil dan menengah UMKM dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: 1 kedudukannya
sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, 2 penyedia lapangan kerja yang terbesar, 3 pemain penting dalam
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
14 pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat,
4 pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta 5 sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Posisi
penting ini sejak dilanda krisis belum semuanya berhasil dipertahankan sehingga pemulihan ekonomi belum optimal.
Perkembangan peran usaha mikro, kecil dan menengah yang besar ditunjukkan oleh sejumlah unit usaha dan pengusaha, serta
kontribusinya terhadap pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Dilihat dari unit usahanya, jumlah unit usaha UMKM dapat dilihat
pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Perbandingan Unit Usaha UMKM Pada Tahun 2007 dan 2008
Skala Usaha 2007
2008 Pertumbuhan
1 Usaha Mikro
49.828.586 50.597.659 2,86
2 Usaha Kecil
498.565 520.221
4,34 3
Usaha Menengah 38.282
39.657 3,59
4 Usaha Mikro, Kecil,
Menengah 49.824.123 51.257.537
2,88 5
Usaha Besar 4.463
4.372 2,04
Jumlah PDB
Sumber: BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM, 2009 diolah
Dilihat dari penyerapan tenaga kerja, jumlah pekerja yang terserap pada sektor UMKM pada tahun 2008 tercatat sebanyak 90.896.270
pekerja atau meningkat 2,15 juta pekerja dibandingkan dengan tahun 2007
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
15 yang berjumlah 88.739.744
pekerja, atau terjadi peningkatan sebesar
2,3.
Tabel 2.4. Perbandingan Jumlah Pekerja Pada Tahun 2007 dan 2008
Skala Usaha 2007
2008 Pertumbuhan
1 Usaha Mikro
81.732.430 83.647.711 2,34
2 Usaha Kecil
3.864.995 3.992.371
3,30 3
Usaha Menengah 3.142.319
3.256.188 3,62
4 Usaha Mikro, Kecil,
Menengah 88.739.744 90.896.270
2,43 5
Usaha Besar 2.788.518
2.776.214 0,44
Jumlah PDB
Sumber: BPS dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2009 diolah
Tabel 2.5. Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha Pada
Tahun 2007 dan 2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Milyar Rupiah
No Skala Usaha
2007 2008
Pertumbuhan
1 Usaha Mikro
620.251,1 654.762,7
5,56 2
Usaha Kecil 203.847,3
217.219,9 6,56
3 Usaha Menengah
275.202,7 293.274,9
6,57 4
Usaha Mikro, Kecil, Menengah
1.099.301,1 1.165.257,5
6,00 5
Usaha Besar 783.012,4
832.468,3 6,32
Jumlah PDB
Sumber: BPS dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2009 diolah
Ditinjau dari kontribusi UKM terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto PDB, tercatat pada tahun 2008 besaran PDB yang diciptakan UKM
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
16 mencapai nilai sebesar Rp.
1.165.257,5 milyar atau 58,3 dari total PDB
nasional, sedangkan pada tahun 2007 kontribusi UKM baru mencapai 58,4 dari total PDB nasional.
Gambar 2.1 Model Karakteristik Organisasi Bisnis UMKM
Bahan Baku
Peralatan
Produk Jadi Jasa
Transformasi Pemasaran
Suplier Peralatan Lingkungan
Teknologi Lingkungan Ekonomi
Teknologi Pasar: Saingan Konsumen Corak
Permintaan
Tenaga Kerja Energi
Dana Modal
Suplier Bahan Baku
Pemerintah
Lingkungan Keuangan
Pasar Tenaga Kerja
Suplier Energi
Kegiatan Dasar Perusahaan Organisasi Perusahaan
Masyarakat
Lingkungan
2.2. KONSEP ANALISIS KINERJA KOPERASI DAN UKM A. Data Dasar Koperasi dan UMKM
Data dasar Koperasi dan UMKM adalah data yang berkaitan dengan
faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampukembangan
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
17 koperasi dan UKM. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk
menggali data dasar Koperasi dan UKM dapat digunakan model karakteristik bisnis seperti gambar 2.1. Dari gambar 2.1 tersebut dapat
dijelaskan bahwa terdapat suatu proses dasar yang terjadi secara berulang-ulang pada suatu unit usaha atau koperasi, dimulai dari
masuknya bahan baku ke dalam unit usaha, transformasi bahan baku tersebut menjadi produk jadi, dan akhirnya pemasaran produk jadi
kepada konsumen. Bahan baku yang digunakan diperoleh dari pemasok bahan baku
yang merupakan salah satu elemen lingkungan. Proses transformasi memerlukan teknologi dan peralatan, energi, dan tenaga kerja.
Peralatan dan energi masing-masing diperoleh dari pemasoknya. Teknologi yang digunakan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan teknologi. Tenaga kerja didapat dari pasar tenaga kerja yang juga merupakan bagian dari masyarakat.
Transformasi yang dilakukan dan pemasaran produk jadi akan sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar dimana terdapat pesaing maupun
konsumen yang keseluruhannya menjadi lingkungan ekonomi. Keseluruhan proses ini memerlukan modal yang cara mendapatkannya
ter-gantung pada kondisi lingkungan keuangan. Selain itu, perusahaan juga beroperasi dalam kawasan suatu negara, sehingga pemerintah
juga merupakan salah satu dari elemen-elemen lingkungan.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
18 Berdasarkan gambar 2.1 paling tidak faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampukembangan Koperasi dan UKM dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Faktor Bahan Baku
Faktor bahan baku terdiri dari beberapa sub-faktor, yaitu : 1. Ketersediaan bahan baku, yaitu kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan bahan baku yang diperlukan sesuai dengan jumlah, harga, dan kualitas.
2. Biaya pengadaan bahan baku, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam aktivitas pengadaan bahan baku biaya
pemesanan, transportasi, penanganan, dan lain-lain. 3. Waktu pengadaan bahan baku, yaitu waktu yang dibutuhkan
perusahaan dalam aktivitas pengadaan bahan baku waktu pemesanan, waktu transportasi, dan lain-lain.
4. Jaringan pemasok, yaitu kemudahan untuk mengakses dan menggunakan jaringan pemasok bahan baku secara efisien.
5. Dukungan eksternal di bidang pengadaan bahan baku, yaitu dukungan pemerintah dan institusi lainnya di bidang pengadaan
bahan baku yang meliputi : kebijakan, informasi, dan infrastruktur yang diperlukan.
6. Manajemen pengadaan bahan baku,
yaitu kemampuan perusahaan dalam mengelola aktivitas pengadaan bahan baku.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
19
Faktor Proses Produksi
Faktor proses produksi terdiri dari beberapa sub-faktor, yaitu: 1. Fleksibilitas volume, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan
kapasitas dengan cepat seperti mempercepat atau mengurangi perubahan respon dari permintaan.
2. Fleksibilitas proses, yaitu kemampuan untuk memproduksi produk dengan biaya yang rendah, juga perubahan produk yang
bervariasi dapat dilakukan dengan mudah. 3. Tingkat teknologi, yaitu derajat kemajuan teknologi yang
digunakan dalam pembuatan produk. 4. Dukungan eksternal di bidang teknologi produksi, yaitu dukungan
dari pemerintah
dan institusi
lainnya sebagai
upaya meningkatkan kemampuan teknologi dan produksi industri,
meliputi kebijakan dan infrastruktur teknologi dan operasi. 5. Manajemen
teknologi dan
produksi, yaitu
kemampuan perusahaan dalam mengelola aktivitas teknologi dan produksi.
Faktor Produk
Faktor produk terdiri dari beberapa sub-faktor, yaitu : 1. Tingkat inovasi produk, yaitu intensitas pengembangan produk
yang dihasilkan perusahaan meliputi mutu, ciri, keragaman, kandungan bahan, kemudahan proses produksi, dan lain-lain..
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
20 2. Fleksibilitas produk, yaitu kemampuan untuk menangani
kesulitan, permintaan yang tidak standar dan memproduksi produk dengan beragam bentuk, pilihan, ukuranwarna.
3. Kualitas produk, yaitu kemampuan menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi permintaan.
4. Harga jual produk, yaitu kebijakan dalam penetapan harga jual produk serta cara pembayaran yang dilakukan konsumen kepada
pengrajin.
Faktor Pemasaran
Faktor pemasaran terdiri dari beberapa sub-faktor, yaitu : 1. Kondisi permintaan, yaitu besarnya volume penjualan, pola
permintaan, dan posisi tawar konsumen dengan pengrajin. 2. Jaringan informasi ke pasar, yaitu sumber informasi dan akses
yang memungkinkan untuk melihat dan meraih peluang pasar yang ada dan melakukan transaksi perdagangan.
3. Saluran distribusi,
yaitu kemampuan
mengakses dan
menggunakan saluran distribusi yang efisien prasarana yang diperlukan untuk mendukung proses transfer serta hubungan
kekuatan tawar dengan saluran distribusi yang ada. 4. Aktivitas promosi, meliputi usaha-usaha untuk mengenalkan dan
mempromosikan produk ke pasar.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
21 5. Dukungan eksternal di bidang pemasaran, yaitu dukungan
pemerintah dan institusi lainnya di bidang pemasaran yang meliputi : kebijakan, informasi, dan infrastruktur yang diperlukan.
6. Manajemen pemasaran, yaitu kemampuan perusahaan dalam mengelola aktivitas pemasaran.
Faktor Sumber Daya Manusia
Faktor sumber daya manusia terdiri dari beberapa sub-faktor, yaitu :
1. Ketersediaan tenaga kerja dengan jumlah dan kualifikasi tertentu pada waktu yang dibutuhkan.
2. Sumber tenaga kerja, yaitu lokasi tempat tenaga kerja berasal. 3. Kompetensi tenaga kerja, yaitu pendidikan, keahlian, pengalaman
dan sikap kerja dari tenaga kerja yang dimiliki. 4. Aktivitas pengembangan SDM, yaitu kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM yang dimilikinya melalui proses pembelajaran dan latihan di lingkungan
perusahaan. 5. Dukungan eksternal di bidang SDM, yaitu dukungan dari
pemerintah dan institusi lainnya di luar perusahaan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan SDM
yang dimiliki perusahaan berupa kebijakan dan infrastruktur fisik dan kelembagaan yang diperlukan.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
22 6. Manajemen SDM, yaitu kemampuan perusahaan dalam
mengelola sumber daya manusia yang dimiliki.
Faktor Finansial
Faktor finansial terdiri dari beberapa sub-faktor, yaitu : 1. Ketersediaan
modal untuk
menjalankan usaha
secara berkesinambungan.
2. Dukungan eksternal di bidang finansial, yaitu dukungan pemerintah dan institusi lainnya di bidang finansial seperti fasilitas
kredit, menghimpun dana bantuan, regulasi di bidang finansial. 3. Tingkat kemudahan dalam memperoleh modal, yaitu seberapa
besar usaha yang harus dikeluarkan pengrajin untuk memperoleh pinjaman modal dari pihak lain.
4. Manajemen finansial, yaitu kemampuan perusahaan dalam pengelolaan finansial.
Faktor Karakteristik Pengusaha
Faktor karakteristik pengusaha terdiri dari beberapa sub faktor, yaitu:
1. Background pengrajin,
yaitu pendidikan,
keahlian dan
pengalaman mendirikan usaha. 2. Pekerjaan lain yang dimiliki selain menjalankan usahanya.
3. Aktivitas peningkatan kemampuan, yaitu upaya yang dilakukan pengrajin untuk meningkatkan kemampuannya.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
23 4. Sikap dan perilaku kewiraswastaan pengrajin, meliputi : tanggung
jawab pribadi terhadap tujuan, pengambilan resiko yang moderat, kemampuan melihat kesempatan, sifat energik, persepsi tentang
kondisi lingkungan usaha, berorientasi ke masa depan, inovatifinisiatif, dan pengetahuan tentang keputusan.
Dari uraian faktor-faktor di atas, selanjutnya disusun data dasar Koperasi dan UKM yang berkaitan dengan:
1. Profil Pelaku Koperasi dan UKM. 2. Jumlah Unit dan Tenaga Kerja KUKM.
3. Produktivitas dan Nilai Tambah yang dihasilkan KUKM. 4. Kinerja Koperasi dan UKM.
5. Struktur Permodalan Koperasi dan UKM. 6. Struktur Penggunaan Energi.
7. Kesulitan dan Hambatan Usaha. 8. Pengaruh Perekonomian, Regulasi terhadap usahan KUKM.
Secara rinci data dasar tersebut kemudian diuraikan ke dalam variabel-variabel output yang terkait, diantaranya adalah:
1 Profil PengusahaKetua. a. Persentase pengusahaketua Koperasi dan UKM menurut jenis
kelamin.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
24 b. Persentase pengusahaketua Koperasi dan UKM menurut
pendidikan. c. Persentase pengusahaketua Koperasi dan UKM menurut
kelompok umur.
2
Kontribusi usaha dalam rumah tangga. a. Dependency ratio menurut jenis kelamin pengusaha.
b. Sumbangan profit usaha terhadap income rumahtangga menurut jenis kelamin pengusaha.
c. Profit usaha per ART per hari menurut jenis kelamin pengusaha.
3
Produktivitas usaha. a. Komposisi tenaga kerja menurut menurut jenis kelamin
b. Rata-rata balas jasa tenaga kerja. c. Komposisi tenaga kerja menurut jenis kelamin
d. Komposisi tenaga kerja menurut pendidikan. e. Rata-rata omset usaha per hari dan rata-rata persentase
keuntungan kotor per hari. f. Rata-rata omset per hari per tenaga kerja.
g. Alokasi pemanfaatan keuntungan kotor usaha per bulan menurut alokasi pemanfaatannya.
h. Distribusi pemasaran utama hasil produksi usaha menurut distribusi hasil produksi.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
25
4
Debt Capacity. a. Struktur permodalan.
b. Tingkat suku bunga pinjaman yang diberikan oleh Koperasi. c. Tingkat suku bunga pinjaman yang dibayarkan oleh UKM.
d. Persentase Koperasi dan UKM menurut akses perbankan. e. Persentase Koperasi dan UKM yang tidak meminjam modal dari
perbankan menurut alasannya tidak meminjam dari Bank.
5
PendapatanProduksi dan PengeluaranBiaya Produksi Usaha. a. Struktur pendapatanproduksi usaha.
b. Struktur pengeluaranbiaya usaha termasuk bahan baku. c. Struktur nilai tambah bruto NTB usaha.
6
Struktur Penggunaan Energi. a. Struktur pengeluaran usaha untuk energi minyak tanah,
premium, solar, LPG, gas kota, dan listrik. b. Persentase komponen energi minyak tanah, premium, solar,
LPG, gas kota, briket batubara dan listrik usaha terhadap total pengeluaran.
c. Rata-rata pengeluaran komponen energi minyak tanah, premium, solar, LPG, gas kota, briket batubara dan listrik usaha
per bulan nilai-rupiah.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
26 Rata-rata penggunaan komponen energi minyak tanah,
premium, solar, LPG, gas kota, briket batubara dan listrik usaha per bulan kuantum-liter,kg dan kwh.
7
Kesulitan dan Hambatan Usaha Yang Dihadapi. a. Persentase usaha yang mengalami kesulitan usaha menurut jenis
kesulitan usaha yang utama dihadapi. b. Persentase usaha yang mengalami kesulitan utama pemasaran
menurut alasan utamanya. c. Persentase usaha yang mengalami kesulitan utama bahan baku
menurut alasan utamanya. Persentase usaha yang mengalami kesulitan utama memperoleh
energi menurut alasan utamanya.
8
Pengaruh inflasinilai tukar terhadap biaya produksi usaha a. Pengaruh inflasi umum terhadap biaya bahan bakubiaya
produksi dan pendapatan usaha b. Pengaruh inflasi bahan bakar minyak terhadap biaya produksi
dan pendapatan usaha c. Pengaruh inflasi listrik terhadap biaya produksi usaha
d. Pengaruh perubahan nilai tukar terhadap biaya produksi dan pendapatan usaha
Pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap biaya produksi dan pendapatan usaha.
+
+,-,.01,23+,144+536+1 -7589+61:1;
27
9
Pengaruh kenaikan permintaan faktor musiman hari raya, tahun baru dan liburan sekolah terhadap produksipendapatan usaha.
10
Pengaruh kebijakan fiskal perubahan pajak eksporimpor dan pajak badan terhadap produksipendapatan usaha.
2.3. METODE STATISTIK UNTUK PENGOLAHAN DATA DASAR KOPERASI