Faktor Manusia dan Budaya

5. Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut

Pemantauan terhadap efektivitas pengendalian wajib dilakukan secara berkesinambungan atau melalui evaluasi secara periodik. Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Departemen Kehutanan wajib menunjuk dan menugaskan pejabat yang kompeten sebagai pelaksana pengendalian manajemen internal WASKAT. Pejabat yang ditunjuk harus berasal dari satuan yang berfungsi sebagai unsur pembantu pimpinan kesekretariatan. Kompetensi yang wajib dimiliki oleh pejabat pelaksana WASKAT adalah telah mengikuti pelatihan analis jabatan atau paling sedikit telah mengikuti penataran WASKAT. Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut, selanjutnya dilaporkan secara berkala kepada pimpinan unit organisasinya, sehingga pimpinan satuan organisasi tersebut dapat memperoleh informasi tentang potret manajemen di lingkungan organisasinya. Apabila terdapat gejala atau adanya kemungkinan penyimpangan pada lingkungan organisasinya, maka pimpinan satuan unit organisasi wajib mengambil langkah- langkah yang kongkrit guna pencegahannya dan apabila diperlukan atasan langsung dari satuan organisasi yang bersangkutan juga diberi laporannya.

6. Faktor Manusia dan Budaya

Manusia dan budaya memegang peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan WASKAT. Komitmen pucuk pimpinan serta seluruh jenjang pimpinan lainnya terhadap WASKAT dan pembentukan lingkungan budaya yang kondusif merupakan prasyarat bagi terselenggaranya WASKAT secara konsisten. Guna mewujudkan keberhasilan WASKAT maka para pimpinan satuan organisasi di lingkungan Departemen Kehutanan wajib memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Kepemimpinan, keteladanan, disiplin, dedikasi pimpinan dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dan atau Peraturan Perundang-undangan lainnya yang relevan. b. Meningkatkan prestasi pegawai dengan mengadakan kegiatan pemberian bimbingan, penilaian kinerja pegawai, koreksi, pendelegasian wewenang, pemberian tanggung jawab dan melalui program pendidikan dan pelatihan. c. Meningkatkan partisipasi pegawai dengan memberikan kesempat- an di dalam proses-proses perumusan, pelaksanaan, evaluasi dan revisi kebijakan. d. Meningkatkan kejujuran dan keteladanan sehingga dapat bertindak tegas dan lugas serta tidak merusak terselenggaranya WASKAT. Pimpinan organisasi yang baik adalah sosok pimpinan yang mampu mengendalikan kegiatan organisasinya dan berperan aktif dalam mengelola situasi kerjanya. Kejujuran dan keteladanan pimpinan merupakan 2 dua unsur kemampuan yang dibutuhkan untuk mewujudkan penyelenggaraan WASKAT pada unit-unit organisasi di lingkungan Departemen Kehutanan. e. Menciptakan perilaku pribadi maupun perilaku organisasi yang memiliki kemampuan pengendalian diri self control melalui Program Budaya Kerja PBK dan pembentukan Kelompok- Kelompok Budaya Kerja KBK di setiap instansi satuan kerja. Efektivitas pengendalian manajemen internal ditentukan oleh pengakuan dan kepatuhan anggota organisasi terhadap norma- norma yang ada dalam organisasi tersebut. I nternalisasi norma- norma organisasi perlu dilakukan oleh pimpinan satuan organisasi di lingkungan Departemen Kehutanan, sehingga seluruh personil yang ada pada jajaran organisasi tersebut mengetahui, memahami dan merasa harus mematuhinya. PELAKSANAAN WASKAT A. Unsur WASKAT Untuk menciptakan pengendalian manajemen yang memadai, digunakan 8 delapan unsur WASKAT dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi instansi. Kedelapan unsur WASKAT tersebut adalah pengorganisasian, personil, kebijakan, perencanaan, prosedur, pencatatan, pelaporan, supervisi dan reviu internal. Pimpinan organisasi wajib melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap pelaksanaan unsur WASKAT dengan menggunakan metode lembar periksa checklist.

1. Pengorganisasian