5. Pejabat pelaksana pengendalian manajemen internal WASKAT adalah
pejabat yang ditunjuk oleh pimpinan satuan kerja untuk mencatat, memantau dan melaporkan hasil pengendalian manajemen internal sesuai
dengan delapan unsur WASKAT kepada pimpinan satuan kerjanya. Pejabat pelaksana pengendalian manajemen internal WASKAT juga berfungsi
sebagai kontak person dari pengevaluasi kegiatan WASKAT.
6. Aparat Pengawasan I nternal Pemerintah API P adalah lembaga unit
pengawasan yang berada di lingkungan internal pemerintah yang bertugas untuk melakukan pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan
pemerintahan.
C. Maksud dan Tujuan
Pedoman Teknis Pelaksanaan WASKAT di Lingkungan Departemen Kehutanan ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap pimpinan satuan unit organisasi di
lingkungan Departemen Kehutanan di dalam melaksanakan kegiatan WASKAT. Setiap pimpinan unit organisasi di lingkungan Departemen
Kehutanan memiliki alat kendali yang dapat memberi peringatan dini dan segera mengambil tindakan yang nyata dan benar apabila di dalam unit
organisasinya terjadi praktek yang tidak sehat, kekeliruan, kelemahan sistem administrasi, dan kesalahan yang dapat membuka peluang terjadinya
penyimpangan, serta untuk mengevaluasi penerapan WASKAT.
Tujuan Pedoman Teknis Pelaksanaan WASKAT di Lingkungan Departemen Kehutanan ini adalah untuk kesamaan arah dan tindakan di dalam
pelaksanaan WASKAT, sehingga setiap pimpinan satuan unit organisasi di lingkungan Departemen Kehutanan dapat menciptakan kondisi yang
mendorong terwujudnya tujuan organisasi secara efektif, efisien, dan profesional.
D. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan WASKAT adalah sebagai berikut : 1.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian jo Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999.
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4. I nstruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan. 5.
I nstruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
6. I nstruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan Melekat.
7. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah diubah
beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005.
8. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 50 Tahun 2008.
9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP.
46 M.PAN 4 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan.
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 13 Menhut-I I 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor 64 Menhut-I I 2008.
11. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
SE 14 M.PAN 10 2006 tentang Peningkatan Pelaksanaan Pengawasan Melekat.
E. Arah Kebijakan WASKAT
WASKAT diarahkan untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat secara bersih, transparan, profesional, dan
memiliki budaya kerja yang baik.
Pemerintahan yang bersih diartikan sebagai pemerintahan yang bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Transparansi dalam pemerintahan merupakan wujud akuntabilitas publik yang diperlukan agar anggota masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam
mengawasi jalannya pemerintahan, menciptakan kelancaran informasi dan komunikasi yang diperlukan bagi efektivitas penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan kepada masyarakat.
Profesionalisme aparatur tercermin pada kinerja aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Kinerja
yang terpantau, terukur, dan selalu diperbaiki, merupakan pencerminan perilaku aparatur.
F. Syarat Keberhasilan WASKAT