Latar Belakang Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH., MS., CN 4. Dr. T. Keizerina Devi A, SH., CN., M.Hum

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, rumah merupakan kebutuhan dasar manusia mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri dan produktif. 1 Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau didalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan diseluruh wilayah Indonesia. 2 Perwujudan kesejahteraan rakyat ditandai dengan meningkatnya kehidupan yang layak dan bermartabat serta cukupnya kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja. 3 Sandang, pangan dan papan sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Sandang dan pangan merupakan suatu kebutuhan yang selalu berulang dibutuhkan dalam jangka panjang, namun dapat diperoleh dalam 1 Konsiderans a Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman. 2 Konsiderans b Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman. 3 Alvi Syahrin, Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Berkelanjutan, Medan: Pustaka Bangsa Press, 2003, hal. 1. Universitas Sumatera Utara waktu yang relatif singkat serta mudah diperoleh setiap saat. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan akan papan masih dirasakan berat oleh sebagian besar masyarakat. Secara umum, ada 2 dua pola dalam upaya pemenuhan akan kebutuhan perumahan, yakni dalam bentuk kredit kepemilikan rumah atau melalui sewa. Pemerintah perlu lebih berperan dalam penyelenggaraan dalam menyediakan dan memberikan kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan permukiman yang berbasis kawasan serta keswadayaan masyarakat sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan semangat demokrasi, otonomi daerah,dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4 Maksud dan tujuan didirikannya Perum Perumnas adalah untuk menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa kegiatan-kegiatan produktif di bidang pelaksanaan pembangunan perumahan rakyat beserta sarana dan prasarananya serta melakukan pemupukan dana. Dengan tujuan melaksanakan kebijakan dan program pemerintah di bidang pembangunan perumahan rakyat beserta sarana dan prasarananya yang mampu mewujudkan lingkungan pemukiman sesuai dengan rencana pembangunan wilayah atau kota. 5 4 Konsiderans c Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman. 5 Andi Hamzah, I Wayan Suandra, B.A Manalu, Dasar-dasar Hukum Perumahan, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, hal. 73. Universitas Sumatera Utara Penyediaan dana untuk pembangunan perumahan dengan fasilitas kredit Pemilikan Kapling Siap Bangun dan Kredit Pemilikan Rumah diatur dalam keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 02Kpts1990 tentang Pengadaan Perumahan dan Pemukiman dengan Dukungan Fasilitas Kredit Pemilikan Kapling Siap Bangun KPKSB dan Kredit Pemilikan Rumah KPR Dalam Repelita V. 6 Menurut Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 02Kpts1990, Kredit Pemilikan Rumah adalah kredit yang diberikan oleh Bank-bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah yang berpendapatan tetap dan tidak tetap dengan pendapatan keluarga maksimum Rp. 900.000,- perbulan, untuk membiayai Pemilikan Kapling Siap Bangun 54 meter sampai dengan 72 meter persegi, rumah inti, rumah sederhana dan rumah susun tipe 12 sampai dengan tipe 70, yang sumber dananya diatur oleh Pemerintah dan Dana Bank-bank Pelaksana. 7 Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 1 ayat 11, pengertian kredit disebutkan sebagai berikut: 8 “ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak yang meminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga” 6 Ibid, hal. 6. 7 Ibid, hal. 7. 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Universitas Sumatera Utara Kredit yang diberikan oleh Bank didasarkan atas kepercayaan sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan kepada nasabah. 9 Dari macam-macam perjanjian yang ada di dalam KUHPerdata salah satunya adalah perjanjian pinjam pengganti. Perjanjian ini diatur dalam Bab ketiga belas Buku Ketiga KUHPerdata. Perjanjian Kredit tergolong perjanjian pinjam pengganti, meskipun demikian perjanjian kredit tergolong perjanjian khusus, karena didalamnya terdapat kekhususan dimana pihak kreditur selaku bank dan obyek perjanjian berupa uang. 10 Perjanjian kredit adalah perjanjian pokok prinsipil yang bersifat riil. Sebagai perjanjian prinsipiil, maka perjanjian jaminan adalah assessornya. Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan tergantung pada perjanjian pokok. Arti riil ialah bahwa terjanjinya perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank kepada nasabah debitur. 11 Agunan menurut Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Point 23 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, adalah Jaminan tambahan yang diserahkan nasabah Debitur kepada Bank dalam rangka pemberian fasilitas Kredit atau Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. 12 9 Ibid, hal. 180. 10 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Jakarta: PT. Djambatan, 1995, hal. 43. 11 Hermasyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005, hal.67. 12 Pasal 1 Point 23 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Universitas Sumatera Utara Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk masyarakat, dan demand untuk Kredit Pemilikan Rumah sendiri juga masih tinggi. Kredit Pemilikan Rumah adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah. Walaupun penggunaannya mirip, tetapi Kredit Pemilikan Rumah berbeda dengan kredit konstruksi dan renovasi. Agunan yang diperlukan untuk Kredit Pemilikan Rumah adalah rumah yang akan dibeli itu sendiri. Tetapi untuk hal Kredit Pemilikan Rumah sekalipun, pihak bank tentunya sesuai dengan praktek perbankan yang lazim, tetap akan mengadakan studi kelayakan terlebih dahulu sebelum mencairkan kredit dimaksud. Kredit Pemilikan Rumah adalah salah satu fasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah khususnya dalam jual beli rumah. Pelayanan kredit ini diberikan hampir semua bank yang mempunyai fasilitas Kredit Pemilikan Rumah baik bank-bank swasta ataupun bank Pemerintah. Perkataan kredit tidak ditemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tetapi diatur oleh undang-undang tersendiri yaitu Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 1 ayat 11 sebagamana telah disebutkan diatas. Dari pengertian Pasal 1 ayat 11 tersebut dapat diketahui bahwa kredit itu merupakan perjanjian meminjam uang antara bank sebagai lembaga keuangan dan bertidak sebagai kreditur dengan nasabah atau debitur. Dalam perjanjian ini bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya, bahwa dalam jangka waktu yang disepakatinya akan dikembalikan atau dibayar lunas. Universitas Sumatera Utara Kredit Pemilikan Rumah termasuk dalam lingkup perjanjian, Perjanjian adalah terjemahan dari kons overenkomst, Hukum Perjanjian, yang diartikan sebagai peristiwa hukum sebagaimana di kemukakan sebagai berikut: Supaya perjanjian atau persetujuan yang dibuat oleh para pihak yang membuatnya, menyangkut para pihak yang bersangkutan maka perjanjian itu harus dibuat secara sah. 13 Dari segi bahasa dapat pula diterjemahkan dengan persetujuan. Subekti mengartikannya sebagai perbuatan hukum, sebagaimana terlihat dari terjemahan yang dilakukannya terhadap isi Pasal 1313 KUHPerdata, yang bunyinya: “Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” 14 Perjanjian kredit merupakan ikatan atau bukti tertulis antara bank dengan debitur sehingga harus disusun dan dibuat sedemikian rupa, agar setiap orang mudah mengetahui bahwa perjanjian yang dibuat itu merupakan perjanjian kredit. Perjanjian kredit harus ditandatangani oleh kedua belah pihak bank dan debitur yang berwenang untuk melakukan perbuatan hukum. 15 Peralihan Kredit yaitu menggantikan pekerjaan orang lain atau mengambil alih tugas orang lain dalam hal ini membeli barang dimana barang tersebut dibeli dengan cara kredit, atau menggantikan orang untuk melanjutkan kredit Peralihan Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu pergantian atau pertukaran mengenai 13 Ibid, hal. 39. 14 Subekti, Hukum Perjanjian, hal. 37. 15 Ibid. hal. 179. Universitas Sumatera Utara suatu kepemilikan atau kepunyaan atas sesuatu benda dalam hal ini adalah rumah. Beberapa faktor sebagai contoh yang menyebabkan terjadinya pengalihan hak dalam Kredit Pemilikan Rumah, yaitu: 16 a. Pihak debitur lama Faktor-faktor yang terjadi dari pihak debitur lama adalah: 1 Kesulitan ekonomi, sehingga tidak dapat melanjutkan angsuran kredit, 2 Resiko disita oleh pihak bank dengan terjadinya kredit macet, sehingga akan mengalami kerugian yang besar, 3 Mencari keuntungan, 4 Memanfaatkan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah yang diberikan oleh kantor dimana debitur bekerja, Pada kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat terdapat pengalihan Kredit secara diam-diam, artinya nama debitur yang tertera pada bank tetap debitur yang lama sementara pembayaran angsuran kredit perumahan tersebut telah dilanjutkan secara diam-diam oleh pihak ketiga berdasarkan kesepakatannya dengan debitur tersebut. Secara sadar atau tidak sadar, tindakan ini adalah merupakan hal yang sangat rentan dapat merugikan dan tidak memberikan kepastian serta perlindungan hukum bagi konsumen dalam hal ini pihak penerima pengalihan kredit debitur baru. Hal 16 Dame Silitonga, Analisis Pengalihan Hak Dan Oper Kredit Pada Kredit Pemilikan Rumah Studi Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Tata Patumbak Di Medan, Tesis MKn FH-USU 2010 hal. 61. Universitas Sumatera Utara yang demikian terjadi di masyarakat karena kurangnya pengetahuan mengenai seluk beluk peralihan kredit.. Banyak yang menganggap bahwa dengan bukti lunas kwitansi antara pembeli dan penjual saja urusan jual beli sudah selesai. 17 Dari kaca mata hukum, hubungan antara nasabah dengan bank terdiri dari dua bentuk 1 Hubungan Kontraktual 2 Hubungan non kontraktual, hubungan kontraktual hubungan antara bank dengan debitur berdasarkan atas suatu kontrak yang dibuat antara bank sebagai kreditur pemberi dana dengan pihak debitur peminjam dana. 18 Hukum kontrak bersumber dari ketentuan KUHPerdata tentang kontrak buku ketiga. Menurut Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berkekuatan sama dengan undang-undang bagi kedua belah pihak. 19 Kontrak kredit pada bank diberlakukan kontrak standar kontrak baku dan hubungan antara kreditur dan debitur adalah hubungan kontrak. Walaupun pihak nasabah dapat kapan saja menutup dan mengakhiri hubungannya dengan bank bahkan tanpa pemberitahuan sama sekali contoh penarikan uang seluruhnya lewat mesin ATM tetapi pihak bank tidak dapat begitu saja memutuskan hubungan kontraknya dengan nasabah tanpa pemberitahuan notice kepada pihak nasabah dengan jangka waktu yang reasonable. 20 Dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah pada bank yang jelas alas hak atau jaminan masih berada dalam penguasaan bank, pengalihan hak dengan cara 17 H, Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 123. 18 Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern Berdasarkan Undang-undang Tahun 1998, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999 hal, 102. 19 Ibid, hal. 102. 20 Ibid, hal. 103. Universitas Sumatera Utara menjualmengalihkan diam-diam terhadap Kredit Pemilikan Rumah kepada Pihak ketiga tanpa sepengetahuan bank, tidak diperbolehkan, bank jelas tidak dapat memutus kontrakperjanjian Kredit Pemilikan Rumah antara Bank dengan Pihak Penjual Debitur, artinya bank hanya kenal secara administratif pada yang bersangkutan hanya nama Debitur lamaPertama, apabila Kredit Pemilikan Rumah lunas bank hanya mau menyerahkan sertifikat agunan kepada Debitur lama, apabila debitur lama telah pindah domisili atau telah meninggal dunia, sementara bank hanya mau menyerahkan agunan kepada debitur lama oleh karena itu dikhawatirkan perbuatan ini merugikan bagi Pihak ketiga sebagai pembeli. Akta otentik yang dibuat oleh Notaris sebagai alat bukti terkuat dan terpenuh mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat. Dalam berbagai hubungan bisnis, kegiatan di bidang perbankan, pertanahan, kegiatan sosial, dan lain-lain, kebutuhan akan pembuktian tertulis berupa akta otentik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya tuntutan akan kepastian hukum dalam berbagai hubungan ekonomi dan sosial, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global. Melalui akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban, menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan pula dapat dihindari terjadinya sengketa. Walaupun sengketa tersebut tidak dapat dihindari, dalam proses penyelesaian sengketa tersebut, akta otentik yang Universitas Sumatera Utara merupakan alat bukti tertulis terkuat dan terpenuh memberi sumbangan nyata bagi penyelesaian perkara secara murah dan cepat. 21 Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik sejauh pembuatan akta otentik tertentu tidak dikhususkan bagi pejabat umum lainnya. Pembuatan akta otentik ada yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dalam rangka menciptakan kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum. Selain akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris, bukan saja karena diharuskan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga karena dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan sekaligus, bagi masyarakat secara keseluruhan. Akta otentik pada hakikatnya memuat kebenaran formal sesuai dengan apa yang diberitahukan para pihak kepada Notaris. Namun, Notaris mempunyai kewajiban untuk memasukkan bahwa apa yang termuat dalam Akta Notaris sungguh-sungguh telah dimengerti dan sesuai dengan kehendak para pihak, yaitu dengan cara membacakannya sehingga menjadi jelas isi Akta Notaris, serta memberikan akses terhadap informasi, termasuk akses terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait bagi para pihak penanda tangan akta. Dengan demikian, para pihak dapat menentukan dengan bebas untuk menyetujui atau tidak menyetujui isi Akta Notaris yang akan ditandatanganinya. 22 21 Penjelasan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Bagian I Umum paragraph 3, Bandung: Fokus Media, 2004, hal. 46-47. 22 Ibid. Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan sehari-hari dikalangan masyarakat banyak terjadi transaksi hukum yang tidak melibatkan Notaris dan tidak sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, salah satunya adalah peralihan kredit rumah yang sedang diagunkankan pada bank kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan bank yang memberikan kucuran kredit. Sehubungan dengan itu, Pasal 1413 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ada 3 tiga macam jalan untuk melaksanakan pembaharuan hutang: 23 1. Apabila seorang yang berhutang membuat suatu perikatan hutang baru guna orang yang menghutangkan kepadanya, yang menggantikan hutang yang lama, yang dihapuskan karenanya. 2. Apabila seorang berhutang baru ditunjuk untuk menggantikan seorang yang berhutang lama, yang oleh si berpiutang dibebaskan dari perikatannya. 3. Apabila sebagai akibat suatu perjanjian baru, seorang berpiutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang yang berpiutang lama, terhadap siapa si berhutang dibebaskan dari perikatannya. Sementara dalam pengalihan hak Pemilikan Rumah tanpa sepengetahuan bank tidak jelas termasuk kedalam kategori yang mana. Berdasarkan kenyataan yang demikian, maka disusun penelitian dalam bentuk tesis dengan judul “Tinjauan Yuridis Peralihan Kredit Kepemilikan Rumah yang di agunkan Tanpa Persetujuan Bank “Studi Pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Pemuda Medan”. 23 Ibid. hal. 47. Universitas Sumatera Utara Adapun Kronologis Penulis memilih tempat penelitian pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan yang terletak di Jalan Pemuda adalah karena awalnya peneliti akan meneliti pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Pembantu Medan Baru setelah peneliti datangi untuk observasi, oleh Staf bagian kredit pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Pembantu Medan Baru disarankan untuk meneliti ke Bank Tabungan Negara Cabang Medan yang terletak di Jalan Pemuda alasannya karena di Bank Tabungan Negara Pemuda banyak terjadi transaksi Kredit dan banyak terjadi peralihan kredit Pemilikan Rumah yang tidak diketahui Bank Tabungan Negara.

B. Perumusan Masalah