BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Hubungan antara hepatotoksisitas dan tuberkulosis paru ternyata sering di seluruh dunia dengan elevasi SGOTSGPT atau kedua-dunaya. Biasanya OAT yang menyebabkan
hepatotoksisitas adalah Isoniazid, Rifampisin dan Pirazinamid. Walaupun masih diperdebatkan apakah terjadi hepatotoksisitas akibat OAT, tetapi teori yang benar dan sifat patologis yang
biasanya berlaku pada pasien setelah mengkonsumsi OAT adalah elevasi SGOTSGPT. OAT merupakan suatu drug-induced hepatotoxicity di mana obat-obat ini bisa merusakan sel-sel
hepar. SGOT dan SGPT merupakan enzim yang dalam keadaan normal berada dalam sel-sel hepar, tapi ketika terjadinya luka dalam hati pada sel-sel hepar, maka enzim ini bocor ke dalam
aliran darah. OAT merupakan obat-obat yang bisa merusakkan sel-sel hepar dan sekaligus terjadi kebocoran enzim SGOTSGPT atau kedua-duanya ke dalam darah yang menyebakan
peningkatan enzim-enzim tersebut di dalam darah.
Gambar 3.1. Kerangka Konsep tentang tuberkulosis paru dan hepatotoksisitas
3.2 Definisi Operasional
a Tuberkulosis paru: Pasien datang ke poliklinik paru dan disahkan oleh dokter mengidap penyakit Tuberkulosis paru.
b Pengobatan TB paru lini pertama: Pengobatan lini pertama adalah pengobatan Pengobatan tuberkulosis
paru lini pertama
jkksjh Hepatotoksisitas
Universitas Sumatera Utara
pada kasus baru TB paru di mana OAT diberikan kepada pasien TB paru yang tidak pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan. Pengobatan ini tidak direkomendasi untuk penderita tuberkulosis yang relaps yang pernah mengkonsumsi OAT lebih dari 1 bulan
dan biasanya merupakan pengobatan Gold Standard apabila seseorang itu pertama kali didiagnosa dengan penyakit Tuberkulosis tanpa kasus relaps.
Pengobatan lini pertama antaranya ialah RifampisinR, IsoniazidINHH, PirazinamidZ, StreptomisinS, EtambutolE. Dosis OAT yang digunakan
adalah sama yaitu 450mg untuk rifampisin, 300mg untuk isoniazid, 1000mg untuk pirazinamid dan 1000mg untuk etambutol.
c Hepatotoksisitas: bila pemeriksaan darah menunjukkan elevasi kadar SGOTSGPT dan hepatotoksisitas diindikasi dengan hanya elevasi
SGOTSGPT yang sedikit dan mengikut kadar hepatotoksisitasnya yaitu ringan,sedang dan berat di mana untuk kadar SGOT yang berada dalam
lingkungan 36-50 IUL disebutkan sebagai hepatotoksisitas ringan,51-300 IUL disebutkan sebagai hepatotoksisitas sedang dan 300 IUL disebutkan
sebagai hepatotoksisitas berat manakala untuk kadar SGPT yang berada dalam lingkungan 41-50 IUL disebutkan sebagai hepatotoksisitas ringan, 51-215
IUL disebutkan hepatotoksisitas sedang dan 215 IUL disebutkan sebagai hepatotoksisitas berat. Tes darah harus diambil pada hari ke-10 untuk
semua sampel.
3.3 Cara ukur : rekam medis dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien