Penguasaan Konsep PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N

Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hierarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah : 1 informasi non verbal, 2 informasi fakta dan pengetahuan verbal, 3 konsep dan prinsip, dan 4 pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas Slameto, 2001 : 131. Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk aspek kognitif menjadi enam, yaitu pengetahuan hafalan, pemahaman, atau komprehensi, penerapan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi Purwanto, 2008 : 43. Menurut Merrill dalam Salma dan Prawiradilaga, 2009: 95, ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : Tabel 1. Ranah kognitif Berpikir Uraian Rincian Mengingat Memunculkan pengetahuan dari jangka panjang Mengenali Mengingat Mengerti Membentuk arti dari pesan pembelajaran isi: lisan, tulisan, grafis atau gambar. memahami Membuat contoh Mengelompokakan Meringkas Meramalkan Membandingkan Menjelaskan Menerapkan Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu Melaksanakan Mengembangkan Menganalisis Menjabarkan komponen atau struktur dengan membedakan dari bentuk dan fungsi, tujuan, dan seterusnya Membedakan Menyusun kembali Menandai Menilai Menyusun pertimbangan berdasarkan kriteria dan persyaratan khusus Mengecek Mengkritik Berkreasi Menyusun sesuatu hal baru; memodifikasi suatu model lama, menjadi sesuatu yang berbeda dan seterusnya Menghasilkan Merencanakan Membentuk Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha 2001 : 1 bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Daryanto 1999 : 11 bahwa tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan isntruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Daryanto, 1999 : 35. Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran Daryanto, 1999 : 195-196. Melalui hasil tes tersebut maka dapat diketahui sejauh mana tingkat penguasaan konsep siswa. Taraf penguasaan konsep dapat diketahui kriterianya dengan kriteria penguasaan konsep dari Thoha 1994 : 89 sebagai berikut: Tabel 2. Kriteria Penguasaan Konsep Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai ≥ 6,6 Baik 5,5 – 6,5 Cukup ≤ 5,5 Kurang III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 di SMP N 4 Sekampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel seluruh siswa kelas VII SMP N 4 Sekampung Tahun Pelajaran 20122013. Dari seluruh populasi yang ada di ambil dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas VII A dan VII B dengan cara cluster random sampling. Cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelas-kelas individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster Margono, 2005:127. Kemudian dari dua kelas tersebut, diperoleh siswa kelas VII A jumlah siswa 31 sebagai kelas eksperimen yang akan diberi perlakuan menggunakan sumber belajar berupa lingkungan sekitar sekolah dengan model inkuiri terbimbing dan siswa kelas VII B jumlah 33 siswa sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes non ekuivalen. Kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan sumber belajar lingkungan sekitar sekolah dengan model pembelajaran inkuri terbimbing, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut: Kelas pretes perlakuan postes I O 1 X O 2 II O 1 C O 2 Keterangan : I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O 1 = Pretest; O 2 = Post test; X = Perlakuan menggunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. C = Perlakuan dengan diskusi dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43 Gambar 2. Desain pretes-postes non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut : a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan observasi ke sekolah yang akan dilakukan penelitian. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi yang menunjang penelitian yang akan dilakukan. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan cluster random sampling. d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar Kerja Siswa LKS. e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretespostes berupa soal- soal uraian. f. Membagi siswa dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa, kelompok bersifat heterogen.

2. Tahap Penelitian a

Kelas Eksperimen Pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dengan metode inkuiri terbimbing Pelaksanaan pada kelas eksperimen dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri yang tersusun dalam skenario pembelajaran sebagai berikut: Pendahuluan 1. Memberikan pretest berupa soal esai Pertemuan I. 2. Menyajikan tujuan pembelajaran. 3. Menyampaikan apersepsi kepada siswa. Pertemuan I: Pernahkah kalian ke kebun singkong yang ada disekitar sekolah?

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

0 16 61

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 4 Sekampung Kabupa

1 9 51

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Semester Genap Tahun Pel

1 16 51

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Talang Padang Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 59

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 68

PENGARUH PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 154

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 53

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Study Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/

2 4 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Nusantara

1 14 73