walaupun pemerintah telah menyediakan fasilitas KPR.
Dari uraian tersebut, penulis tertarik meneliti dengan judul: “Analisis fasilitas kredit perumahan rakyat
terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Fasilitas kredit perumahan apa saja yang disediakan oleh Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan?
2. Bagaimana pemberian fasilitas kredit perumahan rakyat pada Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan?
3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah subsidi terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan
Negara Persero Tbk Cabang Medan?.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui fasilitas kredit perumahan yang disediakan oleh Bank
Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan? 2. Untuk mengetahui fasilitas kredit perumahan rakyat pada Bank Tabungan
Negara Persero Tbk Cabang Medan? 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah
subsidi terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah: 1. Bagi Penulis, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh
fasilitas kredit perumahan rakyat terhadap kepemilikan rumah. 2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Fungsi Kredit
Kata kredit berasal dari kata credo artinya ”percaya”. Pemberian kredit kepada debitur didasarkan atas kepercayaan. Bank percaya bahwa kredit yang
telah diberikan kepada debitur akan dapat dikembalikan di kemudian hari pada saat jatuh tempo kredit, sesuai yang tertulis dalam perjanjian kredit pokok
pinjaman, bunga kredit, jangka waktu kredit, tanggal jatuh tempo, dan lain-lain. Indra dan Suharjono 2006:247, menyatakan bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamaan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Menurut UU Perbankan Nomor 10 tahun 1998 dalam Irham Fahmi 2008:4, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan pengertian tersebut, berarti kredit merupakan penyediaan
uang atau barang berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutang beserta
bunganya pada saat jatuh tempo pembayaran. Dalam pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan yaitu pihak pengusaha sebagai pemberi kredit dan
6
pihak nasabah sebagai peminjam. Sebelum kredit diberikan, harus ada kesepakatan antara pihak bank dengan calon nasabah, bahwa mereka sepakat
sesuai dengan perjanjian kredit. Dalam pemberian kredit mencakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang
ditetapkan bersama dan sanksi yang diberikan apabila debitur ingkar janji. Kredit sangat dibutuhkan masyarakat guna mendorong dan melancarkan
aktivitas perdagangan, baik dalam bidang memproduksi barang maupun jasa, dan juga untuk meningkatkan atau memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Karena faktor ini pulalah muncul berbagai macam jenis kredit yang ditawarkan kepada masyarakat dengan berbagai definisinya masing-masing.
Perbankan akan mengalami suatu kendala atau ketidakmampuan dalam menyediakan sejumlah besar dana yang diajukan oleh seorang nasabah, karena
kebetulan bank pada saat itu belum memiliki dana kas, dalam jumlah yang memungkinkan, tetapi bank merasa bahwa debitor yang bersangkutan mampu
atau layak untuk menerima kredit tersebut. Untuk menyelesaikan masalah ini, biasanya bank akan melakukan kebijakan kredit sindikasi atau kredit yang
pembiayaannya dilakukan bersama. Kebijakan sindikasi adalah suatu bentuk usaha bank untuk meminimalisir timbulnya risiko dikemudian hari.
Untung 2005:4, mengemukakan bahwa fungsi kredit adalah: 1. Meningkatkan daya guna uang.
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. 3. Meningkatkan daya guna.
4. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
5. Meningkatkan kegairahan berusaha. 6. Meningkatkan pemerataan pendapatan.
Bank sebagai lembaga keuangan menerima simpanan dan penyalurannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bank meningkatkan daya guna
uang yang selama ini tersimpan secara menganggur dengan menyalurkannya kepada mereka yang berhak dan mampu mengelolanya, yaitu mengelola uang
tersebut untuk membeli barang dan jasa, sehingga tabungan dan investasi memiliki keterkaitan kuat. Tingginya angka tabungan di suatu negara mendorong
tingginya angka pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Dunia usaha adalah pihak yang paling dominan dalam menghasilkan
barang dan jasa terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga dengan bantuan kredit yang diberikan bank diharapkan akan mengatasi kekurangan dana
yang selama ini tidak tercukupi. Penyaluran kredit kepada nasabah, dapat membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja, mendukung dunia
usaha khususnya yang terlibat dalam bidang ekspor dan impor, dan membantu untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
Para pebisnis yang berencana melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan kantor cabang dan kantor cabang pembantu diharapkan dengan dana
yang diperoleh tersebut kemudahan untuk membuka setiap kantor pada berbagai tempat dan daerah akan terwujud. Dengan ekspansi bisnis dikemudian hari akan
memberikan dampak pada diterimanya banyak karyawan baru untuk mengelola kantor cabang dan kantor cabang pembantu tersebut. Dengan tertampungnya
tenaga kerja baru diharapkan pemerataan pendapatan pun akan tercipta.
2.2. Jenis-jenis Kredit