a. Tingkat suku bunga X
1
yaitu besarnya rata-rata bunga yang harus dibayar atas pengambilan kredit dari perbankan yang dinyatakan dalam
bentuk persen setiap tahun. b. Uang muka X
2
yaitu besarnya rata-rata rasio antara nilai agunan pada saat awal pemberian kredit terhadap nilai kredit yang diberikan oleh bank
umum yang diukur dalam satuan persen. c. Jumlah subsidi X
1
, yaitu jumlah subsidi uang yang diberikan pemerintah atas kepemilikan KPR kepada masyarakat diukur dalam rupiah.
2. Variabel terikat adalah kepemilikan rumah Y, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk membeli rumah tipe 36 yang
diukur dalam satuan rupiah.
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala rasio. Menurut Nazir 2006:132, skala rasiomemberikan keterangan tentang nilai absolut dari
objek yang diukur. Variabel fasilitas kredit perumahan rakyat KPR diukur dari tingkat suku bunga , uang muka ,jumlah subdisi dalam rupiah; sedangkan
kepemilikan rumah diukur dari jumlah nilai KPR yang diberikan oleh bank kepada masyarakat Kota Medan.
3.6. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono 2008:115, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat Kota Medan yang membeli rumah
39
diBank Tabungan Negara Persero, Tbk Cabang Medan tahun 1994-2013. Dalam penelitian ini, populasi penelitian sekaligus sebagai sampel penelitian. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh hasil analisis yang lebih akurat.
3.7. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono 2008:225, data sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya berupa dokumen.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang sudah diolah sebelumnya
dari objek penelitian berupatingkat suku bunga, uang muka, subsidi dan data pembiayaan KPR dari Bank Tabungan Negara Persero Cabang Medan.
3.9. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linear berganda yang berguna untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga X
1
, uang muka X
2
dan jumlah subsidi X
3
terhadap kepemilikan rumah YSugiyono, 2008:277, dengan rumus:
Y = a = b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ εi
Keterangan : X
1
= Tingkat suku bunga εi = Kesalahan estimasi
X
2
= Uang muka a = Nilai konstanta
X
3
= Jumlah subsidi Rp b = Koefisien regresi
Y = Kepemilikan rumah Rp
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan: 1. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan.
H : bi = 0, artinya tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah subsiditidak
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara
Persero Tbk Cabang Medan. H
a
: bi ≠ 0, artinya
tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah subsidiberpengaruh signifikan secara simultan terhadap
kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan.
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 , 2. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial.
H
0 :
bi = 0, artinya tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah subsiditidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepemilikan
rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan.
H
a
: b
1
0, artinya tingkat suku bungaberpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di
Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan. H
a
: b
2
0, artinya uang muka berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di Bank
Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan.
H
a
: b
3
0, artinya jumlah subsidiberpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepemilikan rumah oleh Masyarakat Kota Medan di
Bank Tabungan Negara Persero Tbk Cabang Medan. Kriteria pengambilan keputusan:
H diterima jika t
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika t
hitung
F
tabel
pada α = 5 , Asumsi yang mendasari model regresi adalah asumsi klasik, yaitu:
1. Normalitas Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas. Konsep dasar dari
uji normalitas ini adalah dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku
adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk z-score dan diasumsikan normal. Jadi, sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji
beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika signifikansi di bawah 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikan, dan jika
signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. 2. Uji multikolinieritas
Menurut Ghozali 2003:91, uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolinieritas diukur dari Variance Inflating Factor VIF, yaitu:
ij
r VIF
2
1 1
− =
Keterangan: R
ij
adalah koefisien korelasi antar dua variabel bebas. Jika VIF 10, maka terjadi multikolinieritas yang serius, sebaliknya jika VIF 10 maka
tidak terjadi multikolinieritas serius. 3. Uji autokorelasi
Menurut Ghozali 2003:95, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Untuk mendeteksi data ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan uji Durbin Watson atau DW-statistic, yaitu:
∑ ∑
∑
−
− =
2 2
1 t
t t
DW ε
ε ε
Dengan ketentuan sebagai berikut: a 0,005
≤ DW ≤ d
L
dengan kesimpulan terjadi autokorelasi positif b d
L
≤ DW ≤ d
u
dengan kesimpulan invonclusive c d
u
≤ DW ≤ 4,00 – d
u
dengan kesimpulan tidak terdapat autokorelasi d 4,00 - d
U
≤ DW ≤ d
L
, dengan kesimpulan terjadi autokorelasi negatif e 4,00 – d
u
≤ DW ≤ 4,00 dengan kesimpulan terjadi autokorelasi negatif. 4. Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependend yaitu Zpred dengan residualnya Sresid.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara Sresid dan Zpred dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar dan menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS Statistical Package for Social Sciences versi 18,0.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Singkat Berdirinya BTN
Pemerintah Hindia belanda melakukanKoninkljik Besluit No. 27 tanggal16 Oktober 1897 mendirikanPosts Paar Bank, dengan maksud untuk
mendidikmasyarakat agar gemar menabung. Posts Paar Bank kemudian terus hidup danberkembang hingga tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki empat
cabang yaituJakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggusebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang
mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat rush. Namun
kemudian keadaan keuangan Posts Paar Bank pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942, Hindia belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah
Jepang. Jepang membekukan kegiatan Posts Paar Bank dan mendirikan Tyokin Kyoku sebuah Bank yang bertujuan untuk menarik dana dari masyarakat
melaluitabungan. Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 memberikan inspirasikepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai
pengambilalihanTyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintahRI dan terjadilah penggantian namamenjadi Kantor Tabungan Pos. Tugaspertamanya
adalah melakukan penukaranmata uang Jepang dengan ORI, tetapi kegiatannya tidak berumur panjang karenaagresi belanda Desember 1946 mengakibatkan
duduknya semua kantor termasuk kantor cabang dari Kantor TabunganPos sampai tahun 1949. Kantor TabunganPos
dibuka kembali tahun 1949, dan nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadiBank Tabungan RI. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak 1950, tetapi yangterpenting
bagi sejarah Bank Tabungan Negara BTN adalah dikeluarkannya UU darurat No. 9 Tahun 1950 Tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama
“PostsPaar Bank Indonesia” berdasarkanStaasbaltNo. 295 Tahun 1941 menjadi BankTabungan Pos dan memidahkan induk kementrian keuangan dibawah
menteri urusan Bank Central. Tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal
BTN Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU darurat tersebut
dikukuhkandengan UU No. 36 Tahun 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada PerpuNo.4 Tahun 1964 tanggal 23 Juni 1963
yangkemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status BTN sebagai BankTabungan milik negara ditetapkandengan UU
No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnyasejak tahun 1964 BTN menjadi BNI unit V lima. Jika tugas utama saat pendirian Posts
Paar Bank 1897 sampai dengan BTN 1968 adalah bergerakdalam lingkup 46
perhimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertamakalinya
penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember yangdiperinganti sebagai hari KPR bagi BTN.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 4 tahun 1963, nama Bank Tabungan Pos diubah menjadi “Bank Tabungan Negara”. Pada
tanggal 29 April 1989, Bank mulai beroperasi sebagai bank umum milik negara. Berdasarkan PP. No. 24 Tahun 1992, status bank diubah menjadi perseroan
terbatas milik negara. Akta pendirian bank sebagai persero dibuat dihadapan Notaris Muhani Salim, S.H., No. 136 tanggal 31 Juli 1992 dan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman dengan SK. No. C2-6587.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 73 tanggal 11
September 1992 Tambahan No. 6A. Berdasarkan kajian konsultan independen, Price Water HouseCoopers,
pemerintah melalui menteri BUMN dengan No. 5-544MMBU2002 memutuskan Bank BTN Persero sebagai Bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan
perumahan tanpa subsidi. Organisasi adalah wadah kegiatan sejumlah manusia yang melakukan suatu kegiatan terencana dengan bekerjasama penuh kesadaran
dengan yang terkait dalam hubungan formal dan rangkaian tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Anggaran dasar bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan perubahan yang didokumentasikan dalam Akta yang dibuat oleh Notaris
Emi Susilowati, S.H., No. 45 tanggal 24 April 2008. Perubahan terakhir ini telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-35584.AH.01.02 tanggal 25 Juni 2008.
Berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 12 Oktober 2009 dari notaris Fathiah Helmi, S.H., mengenai pernyataan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa untuk menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Bank Tabungan Negara menjadi Perseroan Terbuka. Berdasarkan keputusan tersebut,
anggaran dasar bank telah diubah pada tanggal 13 Oktober 2009. Perubahan anggaran dasar tersebut mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-49309.AH 01.02. tahun 20 Bank berdomisili di Jakarta dan kantor pusat bank berlokasi di Jalan Gajah Mada
No. 1, Jakarta pusat. Pada tanggal 31 Desember 2011, bank memiliki 86 kantor cabang, 236 cabang pembantu termasuk 18 kantor cabang pembantu syariah,
316 kantor kas, dan 2.735 SOPP System on-line Payment Point. Visi Bank Tabungan Negara Tbk adalah “Menjadi bank yang terkemuka
dalam pembiayaan perumahan. Misi Bank Tabungan Negara Tbk adalah: a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industriterkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah. b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembanganproduk,
jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini. c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,
profesional dan memiliki integritas tinggi. d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian
dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder value.
e. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
4.2. Struktur Organisasi