IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ............................................................................ 51 B. Penerapan Sanksi Pidana Bagi Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan Yang
Dilakukan oleh Anak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Studi Putusan Nomor:
43Pid.B.A2012PN.GS ........................................................................ 53
C. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan terhadap Perkara Anak yang Melakukan Tindak Pidana Penganiayaan Studi Putusan
Nomor: 43Pid.B.A2012PN.GS ............................................................ 69
V. PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 84 B. Saran ........................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
MOTTO
“Pelajar berharga adalah insan bangsa yang mau mengorbankan dan mempersembahkan masa depannya untuk totalitas
perjuangan yang dibutuhkan negeri bukan untuk membudayakan kekerasan”
“Hidup adalah belajar memberi meski tak seberapa, belajar mengasihi meski disakiti,
belajar tenang meski gelisah. Hidup adalah belajar memahami meski tak sehati, belajar sabar
meski terbebani, belajar setia meski tergoda.
Hidup adalah belajar bersyukur meski tak cukup, belajar ikhlas meski tak rela,
belajar taat meski berat” Penulis
“Anak cikal sebuah perubahan, melangkah dengan tunas harapan dan bertindak atas keilmuan, bukan sebuah tradisi kekerasan yang
harus dikembangkan, akan tetapi tumbuhkanlah kemampuan diri dengan ilmu”
Kak Seto-KPAI
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNYA, maka dengan ketulusan dan kerendahan hati
serta setiap perjuangan dan jerih payahku, aku persembahkan sebuah karya ini kepada:
Papi dan Mami tercinta yang telah mengorbankan tenaga, dan fikiran, serta hartanya untuk mengasuh, mendidik, memberi
dukungan, dan nasehat. Dan senantiasa berdoa untuk keberhasilanku
Untuk Kakakku Hadha Akbar, S.H.,M.H yang senantiasa menemaniku dengan keceriaan dan kasih sayang
Sahabat-sahabatku yang selalu hadir menemaniku dalam suka maupun duka
Almamaterku tercinta
RIWAYAT HIDUP
Herlia Anissa dilahirkan di Bandar Lampung, 2 Januari 1992, yang merupakan anak ke dua dari dua bersaudara pasangan
Bapak H. Herman Hazboellah, S.H.,M.M dan Ibu Hj.Dra.Ellya Saleh, M.M.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak Kartika II-26 Bandar Lampung pada tahun 1997, penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar
Kartika II-5 Bandar Lampung pada tahun 2003, penulis menyelesaikan studinya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2006 dan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2009. Dengan mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa akhirnya penulis diterima di Fakultas
Hukum Universitas Lampung Jalur PKAB Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat pada Tahun 2009.
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif mengikuti beberapa kegiatan. Selain
itu, pada Tahun 2012 penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata KKN tanggal 2 Juli sampai 10 Agustus 2012 yang dilaksanakan di Desa Mekar Jaya,
Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan.
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamien. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya penulis dapat menyelesaiakan
skripsi ini. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, namun berhasil menyelesaikannya dengan baik skripsi ini
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Lampung dengan judul : PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI
PELAKU TINDAK
PIDANA PENGANIAYAAN
YANG DILAKUKAN OLEH ANAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK STUDI PUTUSAN NOMOR: 43PID.B.A2012PN.GS
.
Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi, bimbingan
serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada: 1.
Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.
2. Ibu Diah Gustiniati Maulani, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung dan selaku Pembimbing
Pertama yang telah memberikan saran sehingga proses penyelesaian skripsi dapat berjalan dengan baik.
3. Bapak Tri Andrisman, S.H., M.H. selaku Pembimbing Kedua yang telah
banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Firganefi, S.H., M.H. sebagai Pembahas Pertama dan Ibu Dona Raisa,
S.H., M.H. sebagai Pembahas Kedua yang telah banyak memberikan kritikan, koreksi dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak A.Nurul Fasjri Oesman, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik
selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. 6.
Bapak Riswanto, S.H. dan Ibu Siti Munawaroh, S.H., M.H. selaku responden dari Kejaksaan Negeri Gunung Sugih, Bapak Zulkifli Anwar,
S.H., M.H. dan Bapak Badaruddin, S.H., M.H. selaku responden dari Pengadilan Negeri Gunung Sugih, Bapak Lukman, S.H. selaku responden
dari LSM LADA Bandar Lampung, serta Bapak Dr. Eddy Rifai, S.H., M.H. yang telah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara demi
penelitian skripsi ini. 7.
Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang tak bisa disebutkan satu persatu, atas bimbingan dan pengajarannya selama penulis menjadi
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. 8.
Seluruh staf dan karayawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam proses akademis dan kemahasiswaan atas
bantuannya selama penyusunan skripsi.
9. Papi H.Herman Hazboellah, S.H.,M.M. dan Mami Hj.Dra.Ellya Saleh,
M.M., mohon dengan sangat arahan, didikan, dukungannya terus dan iringi doa di setiap langkah Anis.
10. Ajo ku tersayang beserta istrinya Junjungan Lioni dan keponakanku Kila, doain Mommy cepet kerja terus sukses. Amin..
11. Seseorang yang aku sayangi yang selalu setia menemani dan memotivasi diriku serta mendukung diriku dalam segala hal. Sukses sama-sama yaa.
12. My bestfriend: Richard, Desva, Nco, Ivan, Moch, Niko, Ayu, Angga, Mono. Sukses utk kita semua
13. Sepupuku: Ade, Nca, Dian, Desta, Ses Lisa. Beserta seluruh keluarga besarku terimakasih atas dukungan dan do’a yang selam ini telah diberikan.
14. Hukum Menter Resty, Intan, Ana, Melisa, Fina, Ipeh. Keep menter Hahaha. 15. Temen-temen seperjuangan: Helda, Danar, Maria, Vika, Tri, Icha, Oca, dan
teman- teman angkatan 09’ lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. 16. Keluarga kecil semasa KKN: Mba Ida, Pak Ruyat, Dana, Tea. Beserta tim
yang bertugas Yessica, Diena, Mita, Pretty, Adit, Adi, Yuka, Purba, Dian, Wulan, Eni, Lisa, Rossy.
17. Untuk KD, Mba Eva, Mba Sri, Mba Yanti makasih atas bantuan, arahan dan sarannya. Maaf klo Anis repotin terus. Keep Contact yaa
18. Sahabat-sahabatku dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas kebersamaan, motivasi dan kekompakannya.
19. Almamaterku tercinta yang sudah memberi banyak wawasan dan pengalaman berharga.
Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa
dan negara, para mahasiswa, akademisi, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan terutama bagi penulis. Saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan kebaikan bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 16 Mei 2013 Penulis
Herlia Anissa
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindak pidana yang dilakukan oleh anak atau dikenal dengan juvenil delinguency
dewasa ini semakin meluas dan beragam, baik frekuensi maupun dalam keseriusan kualitas kejahatan. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus yang terjadi
antara lain perkelahian, pemerasanpenodongan, penganiayaan dan sebagainya. Komnas Perlindungan Anak Indonesia KPAI mencatat, ada 2.008 kasus
kriminalitas yang dilakukan anak usia sekolah sepanjang kuartal pertama tahun 2012. Jumlah itu meliputi berbagai jenis kejahatan seperti pencurian, tawuran,
penganiayaan dan pelecehan seksual yang dilakukan siswa SD hingga SMA. Angka itu meningkat setiap tahun. Jika 2010 terjadi 2.413 kasus kriminal anak
usia sekolah, 2011 yakni sebanyak 2.508 kasus
1
. Perilaku anak yang menyimpang sering disebut dengan kenakalan anak juvenel delinguency. Perilaku tersebut
tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat sehingga timbul pelanggaran-pelanggaran yang pada akhirnya cenderung ke arah tindak pidana.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak mempertegas tentang pengertian anak di dalam Pasal 1 angka 3 disebutkan
bahwa:
1
Komisi Perlindungan Anak Indonesia-home page. http:www.kpai.or.idberitakriminalitasanakartikel.php. diakses tanggal 19 Desember 2012 Pkl. 17.00 WIB
“Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 dua belas tahun, tetapi belum
berumur 18 delapan belas tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Undang-undang tentang Pengadilan Anak melihat sisi anak dari perbuatan
yang dilakukannya, apabila anak tersebut melakukan kejahatan sebelum anak tersebut umur 12 dua belas tahun tidak dikategorikan anak nakal
sehingga dari sisi hukum ia belum dapat dimintai pertanggungjawaban, sebalinya apabila sudah mencapai umur 12 dua belas tahun sampai 18
delapan belas tahun dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukannya, kemudian bila anak tersebut sebelum umur 18
delapan belas tahun sudah kawin maka bukan dikategorikan anak dan proses peradilan melalui peradilan umum bukan peradilan anak
2
”
Perilaku menyimpang yang cenderung mengarah pada tindak kriminal yang dilakukan oleh anak tersebut dalam bentuk tindak pidana digolongkan sebagai
kenakalan
3
. Kenakalan tersebut tampaknya telah mengganggu ketertiban, keamanan, kenyamanan masyarakat baik di kota-kota besar maupun kota-kota
kecil. Seperti yang dimukakan oleh Y. Bambang Mulyono, Problema kejahatan anak bukan suatu masalah yang timbul dalam lingkup kecil, tetapi hampir terjadi
baik di kota-kota besar maupun di kota-kota kecil. Sebenarnya hampir tiap negara di dunia ini mengalami atau menghadapi kejahatan yang dilakukan oleh anak
4
.
Masalah delinguency anak sejauh ini seperti tersebut di atas tidak hanya terjadi di negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga terjadi di negara-negara maju
seperti Amerika Serikat. Robert Mevercic Iver dalam bukunya “The Prevention
and Control Of Delinguency” menyatakan bahwa berdasarkan data statistik delikuensi anak meningkat setiap tahunnya juga dinyatakan bahwa kenaikan itu
2
Ketentuan Penjelasn Umum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
3
Singgih D. Gunarsa. Kenakalan remaja. Gultom. Jakarta. 1984. hlm. 27
4
Bambang Mulyono. Kenakalan remaja dalam persfektif pendekatan sosiologi psikologi dan penanggulangannya. Yogyakarta. 1986. hlm. 11
cukup mencemaskan dan jika delikuensi anak itu dibiarkan maka hal itu akan meningkat menjadi kejahatan anak atau Adult Criminality
5
.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 menjelaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan
6
. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menegaskan bahwa pertanggungjawaban
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan Negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi terlindunginya hak-hak
anak. Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.
Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, nasionalisme, berakhlak mulia,
serta berkemauan keras menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara.
Pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak memerlukan peran serta masyarakat, baik lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga
swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media massa atau lembaga pendidikan. Apabila anak melakukan kesalahan dan
tindak pidana, maka anak sudah sepatutnya mendapatkan perlindungan dan perlakuan khusus dalam hal proses peradilannya sebagaimana yang diatur oleh
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
7
.
5
Kartini Kartono. Patologi 2 kenakalan remaja. Rajawali Pers. Jakarta. 1992. hlm 16
6
Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
7
Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak