Tidak mengonsumsi minuman keras
rasakan oleh setiap makhluk hidup ketika kehidupannya terancam bahaya. Tidak ada pelanggaran jika tidak ada maksud untuk membunuh. Memperhatikan tikus-
tikus, kecoa-kecoa, semut-semut, dan lain-lain di dalam rumah, kadang-kadang kita merasa sulit mempraktikkan sila ini. Bagaimanapun dalam hal ini kebijaksa-
naan harus dilatih untuk mancari solusi sebaik mungkin, misalnya mencegah ja- lan masuk menuju tempat penyimpanan makanan, memastikan bahwa serpihan
butiran-butiran makanan yang tercecer di lantai disapu bersih, dan sebagainya. 2. Tidak melakukan pencurian
Syarat perbuatan dikatakan mencuri adalah ada objekbarang milik orang lain, tahu tentang hal ini, ada kehendak untuk mengambilnya, dan berhasil mengambil-
nya. Tidak melakukan pencurian berarti menghindari terpenuhinya syarat-syarat tersebut. Seseorang bahkan tidak seharusnya memungut sesuatu yang terjatuh
tercecer atau ditinggal pemiliknya jika ada kemungkinan ia akan kembali untuk mencarinya atau mengambilnya, kecuali menyimpan dengan maksud mengem-
balikannya kepada pemilik yang sebenarnya. Sila untuk para bhikkhubhikkhuni vinaya bahkan melarang seorang bhikkhubhikkhuni mengambil apa saja yang
tidak diberikan kepadanya, 3. Tidak melakukan pelanggaran seksual
Walaupun melakukan perbuatan seksual di luar nikah kadang-kadang tidak merugikan orang lain, hal tersebut menciptakan perasaan bersalah yang kuat yang
akan mengakibatkan efek yang sangat berbahaya bagi pikiran seseorang. Sangat mungkin dengan alasan ini, penyakit-penyakit baru seperti AIDS muncul di an-
tara homoseksual, dan lain-lain. Biasanya, pelanggaran seksual mengakibatkan pertengkaran-pertengkaran di antara suami-istri yang mengarah pada perceraian
dan menimbulkan banyak penderitaan bagi anak-anak, orang tua, dan sebagainya. 4. Tidak melakukan kebohongan
Tidak melakukan kebohongan berarti menghindari dari ucapan yang tidak benar atau tidak sesuai dengan faktanya. Di samping tidak melakukan kebohongan,
seorang umat Buddha juga seyogianya menghindari untuk tidak mengucapkan kata-kata kasar, memitnah, dan omong kosong.