kebudayaan, mengingat acuan menginterpretasi teks suci adalah kebudayaan dari pemeluknya. Ketika agama dipraktikkan, coraknya berubah menjadi lokal, sesuai
dengan kebudayaan setempat. Terdapat variasi mengenai posisi agama yang dianut masyarakat dalam dan
sebagai kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Jika pemelukan agama hanya menekankan upacara yang diwajibkan, tidak menjadi pandangan hidup dan
etos yang dalam bahasa sehari-hari dinamakan nilai-nilai budaya, atau pedoman moral dan etika, agama tersebut belum betul-betul digunakan sebagai kebudayaan
dari masyarakat tersebut.
Unsur Kebudayaan
1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem sosial dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan 4. Bahasa
5. Kesenian 6. Sistem mata pencaharian
7. Sistem teknologi dan peralatan
B. Pewarisan Kebudayaan
Petunjuk Buddha mengenai kewajiban orang tua untuk memberikan warisan kepada anak-anaknya, dan kewajiban anak selain memelihara warisan yang diteri-
manya, juga harus menjaga kehormatan termasuk melanjutkan tradisi keluarga, dapat dihubungkan dengan praktik pewarisan kebudayaan D.III.189.
Namun dalam Dhammadayada-sutta, Buddha bersabda, ”Jadilah ahli warisKu dalam Dharma, bukan ahli waris benda-benda materiil” M.I.12. Kutipan di atas
menggambarkan Dharma sebagai budaya spiritual atau non-materiil yang dibeda- kan terhadap budaya materiil, budaya spiritual didasarkan atas sistem nilai agama
dan bersifat kontemplatif. Kebaikan tidak diukur dari nilai-nilai materiil, tetapi diukur dari nilai-nilai moral, misalnya keluhuran budi pekerti, kebijaksanaan, ke-
sederhanaan. Adapun budaya materiil menggambarkan keterikatan manusia den- gan benda, yang menempatkan benda materi bukan hanya digunakan melakukan
sesuatu, tetapi juga memberi makna dalam hubungan sosial. Jalan tengah pun selalu menjadi pedoman ketika menghadapi akulturasi budaya dan transformasi
budaya.
Agama bersifat universal, tepatnya pada tingkatan tekstual. Pada tingkatan operasional, ajaran-ajaran dari teks suci harus diinterpretasikan dan dipahami
oleh pemeluknya untuk dijadikan pedoman hidup di lingkungannya. Dengan kata lain dijadikan kebudayaan atau unsur yang tidak terpisahkan dari kebudayaan,
mengingat acuan menginterpretasi teks suci adalah kebudayaan dari pemeluknya. Ketika agama dipraktikkan, coraknya berubah menjadi lokal, sesuai dengan
kebudayaan setempat. Terdapat variasi mengenai posisi agama yang dianut dan sebagai kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Variasi terdapat pada
82 Kelas X SMASMK
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
tingkat individual. Ada yang menempatkan agama sebagai inti atau puncak kebudayaan, sehingga agama dijadikan pedoman hidup dan terserap di hampir
keseluruhan unsur-unsur kebudayaan. Ada yang hanya bersifat fungsional dalam sejumlah unsur kebudayaan, sehingga unsur-unsur lain dari kebudayaan milik
masyarakat tersebut bebas dari pengaruh agama yang dianut. Jika penganut agama hanya menekankan upacara yang diwajibkan, tidak menjadi pandangan hidup dan
etos yang dalam bahasa sehari-hari dinamakan nilai-nilai budaya, atau pedoman moral dan etika, agama belum betul-betul digunakan sebagai kebudayaan dari
masyarakat.
Sumber : https:www.facebook.comphoto.php?bid=397234633649678set=a.397232343649907.89640.169622973077513ty pe=3theater
Gambar 5.2 Buddha mengajar siswaNya
Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang mengekspresikan ide estetika, menciptakan karya yang bermutu, diciptakan dengan keahlian. Seni murni dalam
bahasa Prancis beaux-arts, merujuk kepada estetika atau keindahan semata-ma- ta. Seni budaya berkenaan dengan keahlian untuk menghasilkan sesuatu dalam
bentuk tulisan, percakapan, dan benda bermanfaat yang diperindah. Berbagai bentuk objek merupakan hasil kombinasi estetika dengan kegunaan yang berfae-
dah. Menurut klasiikasinya, terdapat seni sastra prosa-puisi, seni suara vokal, musik, seni gerak tari, teater, seni rupa lukisan, patung, grais, seni dekoratif,
seni kerajinan, arsitektur. Apresiasi atau penghargaan dan kesadaran terhadap nilai seni erat berkaitan dengan kehidupan dan perkembangan batin seseorang.
Seni memiliki hubungan dengan kegiatan dan aktiitas, mengajak untuk mema-
83 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
suki dunia dengan suatu sikap, melihat kenyataan yang menakjubkan. Karena itu kesenian bukan untuk segelintir orang saja dan bukan suatu bidang di samping
kehidupan kita sehari-hari. Bentuklah kelompok diskusi dua sampai empat orang
1. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil dis- kusi.
2. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, gunakanlah tabel yang tersedia dan kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan.
No Hasil Karya
Pendapatmu terhadap Seni tersebut
Semangat dan Komitmen Siswa
1 Seni Sastra
2 Seni Suara
3 Seni Gerak
4 Seni Rupa
5 Seni Dekoratif
6 Seni Kerajinan
C. Seni dan Apresiasi