Pewarisan Kebudayaan Kelas10_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_buku_siswa_1640

kebudayaan, mengingat acuan menginterpretasi teks suci adalah kebudayaan dari pemeluknya. Ketika agama dipraktikkan, coraknya berubah menjadi lokal, sesuai dengan kebudayaan setempat. Terdapat variasi mengenai posisi agama yang dianut masyarakat dalam dan sebagai kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Jika pemelukan agama hanya menekankan upacara yang diwajibkan, tidak menjadi pandangan hidup dan etos yang dalam bahasa sehari-hari dinamakan nilai-nilai budaya, atau pedoman moral dan etika, agama tersebut belum betul-betul digunakan sebagai kebudayaan dari masyarakat tersebut. Unsur Kebudayaan 1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem sosial dan organisasi kemasyarakatan 3. Sistem pengetahuan 4. Bahasa 5. Kesenian 6. Sistem mata pencaharian 7. Sistem teknologi dan peralatan

B. Pewarisan Kebudayaan

Petunjuk Buddha mengenai kewajiban orang tua untuk memberikan warisan kepada anak-anaknya, dan kewajiban anak selain memelihara warisan yang diteri- manya, juga harus menjaga kehormatan termasuk melanjutkan tradisi keluarga, dapat dihubungkan dengan praktik pewarisan kebudayaan D.III.189. Namun dalam Dhammadayada-sutta, Buddha bersabda, ”Jadilah ahli warisKu dalam Dharma, bukan ahli waris benda-benda materiil” M.I.12. Kutipan di atas menggambarkan Dharma sebagai budaya spiritual atau non-materiil yang dibeda- kan terhadap budaya materiil, budaya spiritual didasarkan atas sistem nilai agama dan bersifat kontemplatif. Kebaikan tidak diukur dari nilai-nilai materiil, tetapi diukur dari nilai-nilai moral, misalnya keluhuran budi pekerti, kebijaksanaan, ke- sederhanaan. Adapun budaya materiil menggambarkan keterikatan manusia den- gan benda, yang menempatkan benda materi bukan hanya digunakan melakukan sesuatu, tetapi juga memberi makna dalam hubungan sosial. Jalan tengah pun selalu menjadi pedoman ketika menghadapi akulturasi budaya dan transformasi budaya. Agama bersifat universal, tepatnya pada tingkatan tekstual. Pada tingkatan operasional, ajaran-ajaran dari teks suci harus diinterpretasikan dan dipahami oleh pemeluknya untuk dijadikan pedoman hidup di lingkungannya. Dengan kata lain dijadikan kebudayaan atau unsur yang tidak terpisahkan dari kebudayaan, mengingat acuan menginterpretasi teks suci adalah kebudayaan dari pemeluknya. Ketika agama dipraktikkan, coraknya berubah menjadi lokal, sesuai dengan kebudayaan setempat. Terdapat variasi mengenai posisi agama yang dianut dan sebagai kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Variasi terdapat pada 82 Kelas X SMASMK Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id tingkat individual. Ada yang menempatkan agama sebagai inti atau puncak kebudayaan, sehingga agama dijadikan pedoman hidup dan terserap di hampir keseluruhan unsur-unsur kebudayaan. Ada yang hanya bersifat fungsional dalam sejumlah unsur kebudayaan, sehingga unsur-unsur lain dari kebudayaan milik masyarakat tersebut bebas dari pengaruh agama yang dianut. Jika penganut agama hanya menekankan upacara yang diwajibkan, tidak menjadi pandangan hidup dan etos yang dalam bahasa sehari-hari dinamakan nilai-nilai budaya, atau pedoman moral dan etika, agama belum betul-betul digunakan sebagai kebudayaan dari masyarakat. Sumber : https:www.facebook.comphoto.php?bid=397234633649678set=a.397232343649907.89640.169622973077513ty pe=3theater Gambar 5.2 Buddha mengajar siswaNya Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang mengekspresikan ide estetika, menciptakan karya yang bermutu, diciptakan dengan keahlian. Seni murni dalam bahasa Prancis beaux-arts, merujuk kepada estetika atau keindahan semata-ma- ta. Seni budaya berkenaan dengan keahlian untuk menghasilkan sesuatu dalam bentuk tulisan, percakapan, dan benda bermanfaat yang diperindah. Berbagai bentuk objek merupakan hasil kombinasi estetika dengan kegunaan yang berfae- dah. Menurut klasiikasinya, terdapat seni sastra prosa-puisi, seni suara vokal, musik, seni gerak tari, teater, seni rupa lukisan, patung, grais, seni dekoratif, seni kerajinan, arsitektur. Apresiasi atau penghargaan dan kesadaran terhadap nilai seni erat berkaitan dengan kehidupan dan perkembangan batin seseorang. Seni memiliki hubungan dengan kegiatan dan aktiitas, mengajak untuk mema- 83 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id suki dunia dengan suatu sikap, melihat kenyataan yang menakjubkan. Karena itu kesenian bukan untuk segelintir orang saja dan bukan suatu bidang di samping kehidupan kita sehari-hari. Bentuklah kelompok diskusi dua sampai empat orang 1. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil dis- kusi. 2. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, gunakanlah tabel yang tersedia dan kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan. No Hasil Karya Pendapatmu terhadap Seni tersebut Semangat dan Komitmen Siswa

1 Seni Sastra

2 Seni Suara 3 Seni Gerak 4 Seni Rupa 5 Seni Dekoratif 6 Seni Kerajinan

C. Seni dan Apresiasi