Dasar Hukum Pesawat Garuda Indonesia

armada. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia membuka kembali rute Eropa kedua mereka yaitu London dengan armada yang sempat digunakan untuk menerbangi rute nonstop menuju Belanda. 12 Begitulaah penjelasan secara singkat mengenai sejarah asal pesawat Garuda Indonesia yang banyak memiliki cerita karena memang di Indonesia pesawat Garuda Indonesia adalah awal transportasi baik bagi para pemerintah dan berkembang terus menerus sehingga Garuda Indonesia bisa dinikmati masyarakat Indonesia.

2. Dasar Hukum Pesawat Garuda Indonesia

Peraturan IATA Operational Safety Audit IOSA mengatur standar kelayakan keselamatan penerbangan internasional, pesawat Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional. Peraturan Ordonansi Pengangkutan Udara Stbl.1939 Nomor 100 peraturan ini diperuntukkan bagi angkutan Udara Domestik, dalam aturan ini nmenjelaskan bagaimana prasyarat yang harus dilakukan maskapai pesawat udara dalam mengangkut penumpang tujuan domestik. 13 Konvensi Chiciago 1944 pasal 17 dan 19 yang mengatur kewajiban perihal Pendaftaran dan Pemindahan dari Register publik dalam Pesawat udara . 14 12 . http:id.wikipedia.orgwikiGaruda_Indonesia akses, Selasa 13 januari 2015, pukul 12.20 wib. 13 Basoeki Moeljomihardjo, Hukum Udara Nasional Suatu pengantar,jakarta: LPMG-ATG Trisakti 2006, h.1. Undang-undang penerbangan 1958 nomor 83 undang-undang ini menjelaskan aturan konsep kepemilikan pesawat udara yang dipersyaratkan pada pesawat udara. 15 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Peraturan BUMN ini menjelaskan peraturan mengenai perseroan, karena garuda indonesia pada awalnya pemerintah turut serta dalam mengembangkannya. 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas . Aturan ini lebih memperjelas mengenai perusahaaan-perusahaan di Indonesia baik itu pendiriannya, pelaksanaannya dan kemajuaannya yang diatur oleh pemerintah. 17 Beberapa aturan di atas terlihat jelas bahwa hukum mengenai pesawat udara, syarat pendiriannya dan beberapa aturan dalam pendirian pesawat khususnya di Negara Indonesia, dan Pesawat Garuda Indonesia sebagian besar sudah memiliki persyaratan di atas, dikarenakan dia sudah lama beroperasi di Indonesia dan dijelaskan juga pada era-soekarno pesawat sudah layak pakai untuk mengangkut penumpang 14 Mieke Komar Kantaatnadja, Lembaga Jaminan Kebendaan Pesawat Udara Indonesia Ditinjau Dari Hukum Udara, Cet-1 Bandung: PT Alumni 1989, h.61. 15 Mieke Komar Kantaatnadja, Lembaga Jaminan Kebendaan Pesawat Udara Indonesia Ditinjau Dari Hukum Udara, h.83. 16 Lihat undang-undang No:19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 17 Lihat undang-undang No:40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. bertahan hingga sekarang ini. Dari berbagai pengalaman yang telah dilewati oleh PT. Garuda Indonesia, telah banyak melakukan perbaikan untuk mencapai steuktur organisasi yang efektif dan efisien demi kelancaran jalannya perusahaan. 19 PT. Garuda Indonesia menggunakan bentuk organisasi garis dan staff. Hal ini disebabkan Garuda Indonesia sebagai perusahaan angkutan udara sangatlah membutuhkan pemimpin dan karyawan yang terampil dan berdedikasi tinggi dalam tugas pada perusahaan tersebut, pimpinan memberikan perintah yang bersifat komando, dalam hal ini bawahan dapat mengerti dan melaksanakan perintah tersebut. 20 Setelah dicapai kemajuan-kemajuan dalam pembuatan pesawat udara, perkembangan pemanfaatannya menempati dua arah utama, pertama untuk tujuan militer dan kedua untuk tujuan komersial, dalam kegiatan penerbangan untuk tujuan komersial mulai dilaksanakan dan mulailah didirikan perusahaan-perusahaan penerbangan. 21 Perlu dikemukakan bahwa sejak lahir kegiatan penerbangan dan angkutan udara mempunya sifat internasional yang menonjol, baik dari aspek ekonomis-komersial maupun aspek pengaturannya. Republik Indonesia 19 https:www.google.comsearch?q=struktur+organisasi+garuda+indonesia+airlines+doc, tentang Sejarah Pesawat Garuda Indonesia akses, 22 januari 2015, pukul 08.00 wib. 20 https:www.google.comsearch?q=struktur+organisasi+garuda+indonesia+airlines+doc akses, 22 januari 2015, pukul 09.15.00 wib. 21 https:www.google.comsearch?q=struktur+organisasi+garuda+indonesia+airlines+doc akses, 22 januari 2015, pukul 09.59 wib. mendirikanm Garuda Indonesia Arways N.V. Dalam tahun 1950. dengan akta notaris Kadiman pada tanggal 30 Maret 1950 dengan modal campuran RI dan KLM. 22 Dalam tahun 1945 saham-saham KLM dalam Garuda Indonesia Airways diambil alih oleh RI, dan Garuda Indonesia Airways menjadi PT sampai tahun 1960 ketika berdasarkan PP No.2 tahun 1960, Garuda Indonesia Arways menjadi sebuah Perusahaan Negara PN. 23

B. Penerapan Harga Tiket Pesawat Udara di Indonesia.

1. Pengertian Harga Tiket Pesawat Udara

Dalam semua undang-undang pengangkutan dipakai istilah penumpang untuk pengangkutan orang tetapi rumusan mengenai penumpang secara umum tidak diatur. Dalam Undang-Undang Penerbangan juga tidak dijumpai rumusan pasal mengenai pengguna jasa. Dilihat dari pihak dalam perjanjian pengangkutan orang, penumpang adalah orang yang mengikatkan diri untuk membayar biaya angkutan atas dirinya yang diangkut. Dalam perjanjian pengangkutan, penumpang mempunyai dua status yaitu sebagai subyek karena dia adalah pihak dalam perjanjian, dan sebagai obyek karena dia adalah muatan yang diangkut. Sebagai pihak dalam perjanjian 22 Suwardi, Karya Ilmiah Tentang Penentuan Tanggung Jawab Pengangkut Yang Terikat Dalam Kerjasama Pengangkutan Udara Internasional, Jakarta : Atas Kerjasama Dengan Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman 1991, h.09. 23 Suwardi, Karya Ilmiah Tentang Penentuan Tanggung Jawab Pengangkut Yang Terikat Dalam Kerjasama Pengangkutan Udara Internasional, h.10. pengangkutan, penumpang harus mampu melakukan perbuatan hukum atau mampu membuat perjanjian. 24 Definisi penumpang adalah seorang yang diangkut dengan pesawat terbang berdasarkan suatu persetujuan pengangkutan udara. Dalam melaksanakan kegiatan pengangkutan penumpang, perusahaan penerbangan mengadakan perjanjian lebih dahulu kepada penumpang, yaitu dalam bentuk tiket. Penumpang yang akan menggunakan jasa angkutan udara wajib memiliki tiket. Apabila penumpang telah memiliki tiket untuk sebuah perjalanan, maka kedua pihak telah terikat pada ketentuan-ketentuan yang telah dibuat dan pelaksanaan penerbangan dapat dilakukan. 25 Ordonansi Pengangkutan Udara Pasal 5 ayat 1 menyebutkan bahwa pengangkut udara wajib memberikan kepada para penumpang karcis bepergian yang bertujuan untuk memastikan data penumpang dan bukti penumpang sebagaimana yang harus memuat : a. Tempat dan tanggal pemberian; b. Tempat-tempat bertolak dan yang dituju; 24 Muhammad Abdulkadir. Hukum Pengangkutan Niaga, Bandung: Citra Aditya Bakti 1998, h.51. 25 E , Suherman. Tanggung Djawab Pengangkut Dalam Hukum Udara Indonesia, Bandung: Eresco. 1962, h.311.