Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Transportasi merupakan unsur yang sangat penting bagi manusia karena tanpa transportasi manusia akan mengalami kesulitan melakukan aktivitas untuk memenuhi kehidupan. Pentingnya transportasi pada saat ini tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang di dalam negeri, dari dan keluar negeri, serta berperan sebagai pendorong dan penggerak bagi pertumbuhan daerah dan pengembangan wilayah. 1 Pada era modern ini transportasi yang cepat dan efisien adalah satu keharusan jika tidak mau ketinggalan satu langkah dari yang lainnya. Pemerintah mengambil kebijakan untuk meningkatkan kinerja penerbangan nasional dan kebijakan ini berdampak positif bagi perusahaan penerbangan, pada tahun 2010 jumlah penumpang semakin meningkat sampai mendekati rata-rata dunia. Dengan adanya globalisasi ini kota harus mampu bekerja dengan cerdas sebab dengan transportasi itulah kita bisa berhubungan dengan masyarakat menengah dikarenakan beberapa maskapai penerbangan memang menyiapkan kelas ekonomi, bisnis dan eksekutif. 2 1 Abdul Kadir, Transportai: Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Yogyakarta: tp, ttp, h.122. 2 Chappy Hakim,dkk, Pelangi Dirgantara,Jakarta: Compas 2010 h.74. Munculnya banyak perusahaan penerbangan, masyarakat yang diuntungkan. Mendadak terjadi perubahan besar di bandara-bandara Indonesia setelah maraknya angkutan udara, seperti bandara Sumatera Utara yang disebut bandara Internasional Kuala Namu yang baru-baru ini dibangun dengan bangunan yang elit dan begitu modern dan luas. Disini menunjukkan bahwa angkutan pesawat udara berkembang sangat pesat. 3 Belakangan ini banyak maskapai penerbangan mencari strategi untuk menaikkan harga tiket khususnya di hari-hari besar, kesempatan ini dipergunakan oleh perusahaan penerbangan meningkatkan harga tiket yang melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan pemerintah. Posisi konsumen yang dibawah dijadikan perusahaan sebagai modal untuk meningkatkan harga tiket pesawat. 4 Harga pesawat yang begitu melesat tinggi dapat dilihat pada bulan Juli dan Agustus lalu yang bersamaan dengan liburan bulan Ramadhon dan syawal. Disini yang menjadi pertanyaan adalah apakah harga-harga batas maksimum tidak diatur oleh pemerintah? Faktanya batas maksimum harga tiket pesawat telah diatur oleh pemerintah. Belakangan, aturan ini digugat oleh pihak maskapai penebangan agar aturan ini dihapuskan. Seandainya batas maksimum dihapuskan kebijakan ini sangat merugikan pihak pemakai jasa penerbangan, terutama pada hari-hari besar. 3 http:id.wikipedia.orgwikiBandar_Udara_Internasioal_Kualanamu akses, 7 November 2014, Pukul 10.00 wib. 4 Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum Acara Serta Kendala Implementasi. Jakarta: Kencana 2011, h.2. Dalam Keputusan Kementrian Perhubungan Nomor. KM 362005 tentang Tarif Referensi Untuk Penumpang Angkutan Udara, diatur bahwa biaya operasi rata-rata angkutan udara per-penumpang per-KM Rp.376,00,- atau Rp. 338.386,00,- per-jam per-penumpang. Angka itu memang sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengetahui seberapa jauh maskapai penerbangan tersebut menetapkan tarif rendah akan tetapi tanpa mengurangi biaya keselamatan. 5 Keputusan yang telah ditetapkan bahwa dalam keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM : 2 tahun 2014 tentang berdasarkan biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam Negri menetapkan bahwa dalam beberapa pasal di bawah ini : 1 Biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal kelas ekonomi adalah biaya yang dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara di luar perhitungan penetapan tarif jarak dan dibebankan kepada penumpang. 2 Biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dibedakan berdasarkan atas biaya tambahan untuk angkutan udara yang menyangkut pesawat udara jenis jet dan propeller. 3 Besarnya biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan sama untuk semua kelompok pelayanan yang diberikan oleh badan usaha angkutan udara. 4 Pemberlakuan biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bersifat sementara. 6 Dalam penjelasan pasal di atas terlihat bahwa perhitungan penetapan tarif masih kurang maksimal, belum ada yang betul-betul menetapkan hanya berlakubersifat sementara, kurangnya pemerintah mensosialisasikan peratutan 5 Lihat putusan Mentri perhubungan No 36 tahun 2005 mengenai Tarif Referensi Untuk Penumpang Angkutan Udara. 6 Lihat putusan Mentri perhubungan No 2 tahun 2014 mengenai biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam Negri. di atas kepada masyarakat yang menggunakan maskapai pesawat udara di Indonesia. Selanjutnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Dijelaskan dalam pasal 1 ayat 6 : Tarif batas atas adalah harga jasa tertinggimaksimum yang diijinkan diberlakukan oleh badan usaha angkutan udara niaga ber-Jadwal, yang dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak pertambahan nilai, iuran wajib asuransi dan biaya tuslahtambahan surcharge. 7 Pasal 1 ayat 7 menerangkan bahwa Jarak adalah rata-rata jarak terbang pesawat udara, dalam kilometer pada suatu rute penerbangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada pasal 2 ayat 1 peraturan ini disebutkan “Tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga bejadwal dalam negeri dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan biaya tuslahtambahan surcharge, ya ng merupakan tarif batas atas”. Pada pasal 2 ayat 5 Biaya tuslahtambahan surcharge sebagairnana dimaksud pada ayat 1 rnerupakan biaya yang dikenakan karena terdapat biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara diluar perhitungan penetapan tarif jarak, yang penerapannya bersifat khusus yaitu karena kondisi dan waktu pemberlakuan tertentu, dan besarannya ditetapkan oleh Menteri dalam peraturan tersendiri. Kemudian pada pasal 9 ayat 1 dan 2 disebutkan “1 Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal wajib menetapkan besaran tarif normal. 2 Tarif normal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak boleh melebihi tarif batas atas yang ditetapkan oleh Menteri. Bila diamati peraturan ini bagus, hanya saja yang menjadi pertanyaan adakah pengawasan intensif yang 7 Lihat peraturan Mentri perhubungan Nomor 26 tahun 2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. dilakukan untuk mengontrol agar tarif masih dalam batas wajar di bawah batas atas. 8 Salah satu contoh kasus mengenai peraturan di atas yang mengatur batas maksimumatas “Berdasarkan KM 262010, tarif batas atas Jakarta- Medan hanya Rp 1.847.000 di luar surcharge, tax, maupun airport tax. Saat mengecek ke website Garuda Indonesia pada tanggal yang sama dengan tiket kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum Rp 2,3 juta dan tiket kelas eksekutif pada hari dan jam yang sama ditawarkan dengan harga Rp 4,6 juta ”. Dari harga yang tercantum sebagaimana dijelaskan di atas tarif batas atas jelas dilanggar oleh maskapai Garuda Indonesia yang menjadi pertanyaan apakah memang kesalahan maskapai, dan apakah kesalahan agen portal. Hal ini terjadi karena minimnya pengawasan terhadap pesawat udara. 9 Dari contoh kasus di atas yang dirugikan tentu para pemakai jasa pesawat udara, bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen? Yang bertujuan untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen dalam hal ini adalah penumpang pesawat udara. Upaya perlindungan konsumen itu tampak dalam UU perlindungan konsumen di mana penumpang pesawat udara memiliki hak untuk mendapatkan advokasiperlindungan di dalam hukum dan juga memiliki hak untuk 8 Sarti, Wawancara dengan Sarti duos trevel melalui telpon, pendapat tentang Peraturan Mentri Perhubungan no 26 tahun 2010. November , 2014 pukul 10.17 wib. . 9 http:sinarharapan.conewsread30279tiket-pesawat-dijual-terlalu-mahal- akses, 4 April 2015, Pukul 05.30 wib. mendapatkan kompensasiganti rugi bilamana penumpang telah melaksanakan kewajibannya. 10 Pada tahun 2007 Menteri Perhubungan Menhub Jusman Syafii Djamal mengingatkan maskapai penerbangan dilarang memberlakukan tarif kelas ekonomi, di atas batas atas yang telah ditetapkan pemerintah. Musim ramai pada angkutan Lebaran ini, maskapai kita diharapkan tidak jual tarif kelas ekonomi di atas tarif batas atas. 11 Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 112006 tentang Tarif Referensi untuk tarif kelas ekonomi, misalnya untuk rute Jakarta- Makassar Rp. 480.000, Jakarta-Medan Rp. 487.000, Jakarta-Semarang Rp. 225.000, Jakarta-Surabaya Rp. 363.000, dan Jakarta-Yogyakarta Rp. 223.000. Kemudian tarif batas atasnya untuk masing-masing rute tersebut adalah 45 persen lebih besar dari angka referensi yang telah ditetapkan pemerintah. Sekjen Asosiasi Perusahaan Penerbangan Sipil Indonesia Inaca T. Burhanuddin, menyatakan dalam era keterbukaan dan pemberdayaan konsumen, sudah selayaknya mereka dilibatkan. Artinya, melalui transparansi kepada penumpang soal tarif referensi dan tarif batas atas yang ditempelkan atau lewat brosur di setiap loket penjualan maskapai penerbangan, agar haknya sebagai konsumen terlindungi. 12 10 . Endang Sri Wahyuni, Aspek Hukum Sertifikasi Dan Keterkaitannyan dengan Perlindungan Konsumen, Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 2003, h.105. 11 Berita Koran di sumatera utara waspada Pelita.com, 4 Oktober 2007. Menurut E. Suherman, unsur perlindungan hukum bagi penumpang dalam penerbangan terdiri dari unsur keselamatan, keamanan, kenyamanan, pelayanan dan tarif serta perjanjian. Kemudian yang menjadi pokok dalam suatu perlindungan jasa angkutan udara adalah kepentingan konsumen, karena kepentingan konsumenlah yang menjadi alasan pokok seluruh kegiatan angkutan pesawat udara. Kalau tanpa konsumen maka tidak ada justifikasi bagi investasi untuk sarana dan prasarana angkutan udara yang begitu besar. Kalau pihak maskapai tidak ada konsumen maka penerbangan di Indonesia juga bakal perlahan-lahan tidak beroprasi lagi. 13 Mestinya pemerintah memerintahkan seluruh maskapai menempelkan tarif batas dan referensi sesuai ketentuan sehingga konsumen tak merasa ditipu atau ragu terhadap harga tiket yang dibelinya. Burhanuddin menyatakan bahwa selama ini tidak semua konsumen tahu bahwa dalam total harga setiap tiket yang dibayar, ada variabel biaya yang berubah-ubah yakni biaya tambahan bahan bakar pesawat fuel surcharge. 14 Jika ditambah beberapa variabel di atas, umumnya selama ini, tarif batas di musim ramai penumpang selalu dilanggar. Namun ini tak melanggar ketentuan karena yang diatur pemerintah adalah tarif biaya pokok saja, belum termasuk fuel surcharge. 15 12 . http:tabloidaviasi.comuncategorizedpajak-sewa-pesawat-naik-maskapai-resahakses kamis 6 november 2014 20.31 wib. 13 .E.Suherman, Aneka Masalah Kedirgantaraan, Himpunan Makalah 1996-1995, Bandung: Mandar Maju,200, h.112. 14 .E.Suherman, pernyataan burhanuddin dalam Aneka Masalah Kedirgantaraan, Himpunan Makalah, h.113. Di sinilah memang terlihat bahwa ketidak jelasan mengenai tarif batas atas untuk kelas ekonomi baik penerbangan lokal maupun Internasional, para konsumen merasa bahwa seperti ada keterpaksaan mereka untuk mendapatkan tiket apalagi di hari-hari besar, konsumen juga bingung untuk menyalahkan siapa, apakah pihak maskapai dan apakah kontrol pemerintah yang masih kurang. Untuk mengetahui lebih jelas tentang bagaimana mekanisme penjualan harga tiket pesawat di Indonesia, atas dasar latar belakang masalah tersebut pada penjualan tiket di maskapai penerbangan, penyusun tertarik untuk melakukan penelitian dengan ini penyusun mengangkat tema dengan judul: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENERAPAN HARGA TIKET PESAWAT UDARA PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA UNTUK PENERBANGAN DOMESTIK. Analisis Peraturan Mentri Perhubungan No. 26 Tahun 2010.

B. Identifikasi Masalah