Skala Data dan Penentuan Skor Teknik Pengolahan Data

3. Tabulating, adalah merumuskan data dalam tabel setelah diklasifikasikan berdasarkan kategori yang sama, lalu disederhanakan dalam tabel tunggal. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah menyajikan data ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagaimana terdapat pada hasil penelitian dan pembahasan. I. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy            Keterangan: r xy = koefesien korelasi XY= hasil perkalian variabel X dengan variabel Y X = hasil skor variabel X Y = hasil skor variabel Y X 2 = hasil perkalian kuadrat skor variabel X Y 2 = hasil perkalian kuadrat skor variabel Y N = jumlah sampel penelitian Sumber: Singarimbun dan Sofian Effendy, 2001: 137. Setelah hasil perhitungan per item pertanyaan diperoleh maka harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Jika nilai hitung korelasi Product Moment lebih besar atau di atas angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan valid, sebaliknya jika nilai hitung korelasi Product Moment lebih kecil atau dibawah angka kritik tabel korelasi nilai r, pertanyaan tidak valid. Selanjutnya pengujian reabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan rumus Koefisien Alfa berikut:               2 2 1 1 1 t k k    Keterangan :   Nilai reabilitas k = jumlah item pertanyaan 2 i   = Nilai varians masing-masing item 2 t   = Varians total Sumber: Singarimbun dan Sofian Effendy, 2001: 139. Kegiatan yang penulis lakukan adalah melakukan perhitungan validitas dan reliabilitas kuesioner sesuai rumus di atas dengan menggunakan Program SPSS Statistic Program for Social Science atau Program Statistik untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan menyajikan hasilnya pada Lampiran 4. J. Teknik Analisa Data Untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan analisa statistik menggunakan Koefisien Determinasi dengan dasar rumus Korelasi Product Moment. Nilai korelasi yang didapat kemudian diinterpretasikan dalam kriteria koefesien korelasi yaitu: Nilai r Interpretasi nilai r 0,800 sampai dengan 1,000 Korelasi sangat kuat 0,600 sampai dengan 0,799 Korelasi kuat 0,400 sampai dengan 0,599 Korelasi cukup kuat 0,200 sampai dengan 0,399 Korelasi rendah 0,001 sampai dengan 0,199 Korelasi sangat rendah Sugiyono, 2004: 217 Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y, digunakan rumus Koefisien Determinasi sebagai berikut: KD = r 2 x 100 Keterangan: KP = Koefisien Determinasi r = Nilai Korelasi Sugiyono, 2004: 223 Selanjutnya untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dicari nilai t hitung Student Test, dengan rumus sebagai berikut: 2 1 2 r n r t    Keterangan: t = Nilai t hitung r = Nilai Korelasi n = Sampel 1, 2= Ketetapan Sugiyono, 2004: 225 Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dengan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada taraf signifikan 95. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan ini adalah: a. Jika t hitung t tabel pada taraf signifikan 95 maka Ho ditolak, Ha diterima. Berarti ada pengaruh pengawasan Badan Permusyawaratan Kampung BPK terhadap Kinerja Kepala Kampung Daya Sakti Kecamatan Tumijajar Tulang Bawang Barat. b. Jika t hitung t tabel pada taraf signifikan 95 maka Ho diterima, Ha ditolak. Berarti tidak ada pengaruh pengawasan Badan Permusyawaratan Kampung BPK terhadap Kinerja Kepala Kampung Daya Sakti Kecamatan Tumijajar Tulang Bawang Barat. Kegiatan yang penulis lakukan adalah melakukan perhitungan sesuai rumus di atas dengan menggunakan Program SPSS Statistic Program for Social Science atau Program Statistik untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan membahas hasil yang diperoleh pada Bab V dalam skripsi.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah Kepala Keluarga KK di Kampung Daya Sakti Kecamatan Tumijajar Tulang Bawang Barat yang berjumlah 69 KK. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai responden tersebut, berikut akan dideskripsikan identitas responden menurut kelompok umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan.

1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur

Untuk mengetahui identitas responden menurut kelompok umur, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur No Kelompok Umur Frekuensi Persentase 1 45 tahun atau lebih 14 20,29 2 35-44 tahun 33 47,83 3 25-34 tahun 22 31,88 Jumlah 69 100 Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2010 Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 69 responden: sebanyak 14 20,29 responden berusia 45 tahun atau lebih,sebanyak 33 47,83 responden berusia antara 35-44 tahun dan sebanyak 22 31,88 responden berusia antara 25-34 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 35-44 tahun atau masih dalam usia yang produktif untuk mengikuti berbagai pertemuan atau kegiatan yang diselenggarakan oleh BPK atau Aparat Pemerintahan Kampung.

2. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Untuk mengetahui identitas responden menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 Lulusan SDSederajat 18 26.08 2 Lulusan SMPSederajat 27 39.13 3 Lulusan SMASederajat 19 27.54 4 Lulusan Perguruan Tinggi 5 7.25 Jumlah 69 100 Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2010 Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 69 responden: sebanyak 18 26,08 responden adalah lulusan SDSederajat, sebanyak 27 39,13 responden adalah lulusan SMPSederajat, sebanyak 19 27,54 responden adalah lulusan SMASederajat dan sebanyak 5 7,25 responden adalah lulusan Perguruan Tinggi. Hal ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden penelitian telah menyelesaikan pendidikan sampai jenjang pendidikan menengah pertama.

3. Identitas Responden Menurut Pekerjaan

Untuk mengetahui identitas responden menurut pekerjaan, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Identitas Responden Menurut Pekerjaan No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 Petani 31 44,93 2 Buruh 9 13,04 3 Pedagang 12 17,39 4 Wiraswasta 13 18,84 5 PNS 4 5,80 Jumlah 69 100 Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2010 Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 69 responden: sebanyak 31 44,93 responden bekerja sebagai petani, sebanyak 9 13,04 responden bekerja sebagai buruh, sebanyak 12 17,39 responden bekerja sebagai pedagang, sebanyak 13 18,84 responden bekerja sebagai wiraswasta dan 4 5,80 responden bekerja sebagai PNS, artinya sebagian besar responden penelitian bekerja sebagai petani. Hal ini sesuai dengan karakteristik masyarakat kampung yang pada umumnya bekerja sebagai petani atau mengusahakan lahan pertanian.

B. Pengawasan Badan Permusyawaratan Kampung BPK

Pengawasan BPK adalah kegiatan yang dilakukan oleh BPK untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian dan penyelewengan yang tidak sesuai dengan tugas, wewenang yang telah ditentukan dan mencari kebenaran pekerjaan oleh Kepala Kampung. Pengawasan dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja, efisiensi sumber daya dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

1. Pengawasan BPK dalam Bentuk Pemantauan Terhadap Tugas dan Fungsi Kepala Kampung

Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai pengawasan BPK dalam bentuk pemantauan terhadap tugas dan fungsi kepala kampung, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Pengawasan BPK dalam Bentuk Pemantauan Terhadap Tugas dan Fungsi Kepala Kampung No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 Baik 48 69.57 2 Cukup Baik 21 30.43 3 Tidak Baik 0.00 Jumlah 69 100 Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2010 Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 69 responden: sebanyak 48 69,57 responden menyatakan bahwa pengawasan BPK dalam bentuk pemantauan terhadap tugas dan fungsi kepala kampung adalah baik,sebanyak 21 30,43 responden menyatakan bahwa pengawasan BPK dalam bentuk pemantauan terhadap tugas dan fungsi kepala kampung adalah cukup baik,dan tidak ada 0,00 responden yang menyatakan bahwa pengawasan BPK dalam bentuk pemantauan terhadap tugas dan fungsi kepala kampung adalah tidak baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan pengawasan BPK dalam bentuk pemantauan terhadap tugas dan fungsi kepala kampung adalah baik.

Dokumen yang terkait

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Peningkatan Status Tanah Bekas Kas Kampung Menjadi Tanah Hak Milik (Studi di Kampung Sidomulyo Kecamatan Penawar Tama Kabupaten Tulang Bawang)

0 4 54

PENGARUH PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG TERHADAP KINERJA KEPALA KAMPUNG (Studi pada Kampung Daya Sakti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat)

0 18 131

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPETENSI JURU TULIS KAMPUNG TERHADAP MOTIVASI KERJA (Studi pada Kampung-Kampung di Kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat dan Mesuji)

0 8 4

PERANAN FASILITATOR KECAMATAN DALAM PROGRAM GERAKAN SERENTAK MEMBANGUN KAMPUNG (GSMK) DI KABUPATEN TULANG BAWANG

0 4 124

Interaksi Aktor dalam Perumusan Kebijakan Pemekaran Kampung di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012-2013

1 27 138

ANALISIS PENGARUH INDIVIDUAL CHARACTERISTICS TERHADAP KINERJA KEPALA KAMPUNG (Studi di Kampung Negeri Besar, Kecamatan Negeri Besar, Kabupaten Way Kanan)

6 81 97

PENGELOLAAN DANA KAMPUNG DI KAMPUNG MENGGALA KECAMATAN MENGGALA TIMUR YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG Jurnal Penelitian

0 0 13

ANALISIS RENCANA STRATEGI PEMBANGUNAN KAMPUNG (RESPEK) TERHADAP KINERJA KAMPUNG (STUDI PADA KAMPUNG ASEY KECIL DISTRIK SENTANI TIMUR KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA)

0 0 17