2. Kegunaan praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memberikan
kontribusi ilmiah kepada Badan Permusyawaratan Kampung BPK untuk meningkatkan fungsi pengawasan terhadap pemerintahan kampung. Selain
itu diharapkan dapat berguna sebagai salah satu referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian dengan kajian mengenai fungsi
pengawasan Badan Permusyawaratan Kampung BPK terhadap Pemerintahan Kampung di masa-masa yang akan datang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Otonomi Daerah 1. Pengertian Otonomi Daerah
Menurut Pasal 1 Ayat 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan Menurut Pasal 1 huruf h Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, konsep otonomi daerah adalah demokratisasi, pemberdayaan, dan pelayanan masyarakat dan dalam rangka itu, kepada
daerah otonom diserahkan sejumlah kewenangan untuk mengatur daerahnya. Kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus dan mengurus
rumah tangganya sendiri, kepentingan masyarakat setempat menuntut prakarsa sendiri, kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku
Menurut Hoessein 2000: 16: Otonomi mengandung konsep kebebasan untuk berprakarsa dalam
mengambil keputusan atas dasar aspirasi masyarakat yang memiliki status demikian tanpa kontrol langsung oleh pemerintah pusat.
Pemerintahan daerah local government dan otonomi daerah local autonomy tidak dicerna sebagai daerah atau pemerintah daerah tetapi
merupakan masyarakat setempat. Urusan dan kepentingan yang menjadi perhatian keduanya bersifat lokalitas karena basis politiknya
adalah lokalitas tersebut bukan bangsa
Pemberlakuan otonomi daerah sebenarnya merupakan suatu pilihan politis
sebagai dampak penerapan bentuk negara kesatuan dengan ciri terpusatnya kekuasaan. Ketika kondisi telah matang, tercipta momentum yang
menggerakkan arus balik pusat ke daerah. Penerapan otonomi daerah juga dimaksud sebagai upaya mewujudkan terciptanya pusat-pusat kota baru yang
bersifat metropolitan, kosmopolitan, sebagai sentra-sentra perdagangan, bisnis dan industri. Inti pelaksanaan otonomi daerah adalah terdapatnya kekuasaan
pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pemerintah sendiri atas dasar prakarsa, kreatifitas, peran serta aktif masyarakat dalam rangka
mengembangkan dan memajukan daerahnya.
2. Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah
Menurut Ryaas Rasyid 1998: 46:
Pemberlakuan otonomi daerah bukan hanya bertujuan untuk pendewasaan politik rakyat melainkan juga sekaligus bermakna
mensejahterakan rakyat demi terwujudnya peran serta dalam pemberdayaan masyarakat yang menjadi harapan dari rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, pemberian otonomi kepada daerah yang seluas mungkin dan meletakkan fokus ekonomi daerah pada tingkat wilayah
yang paling dekat dengan rakyat merupakan hal yang sangat diperlukan